Anda di halaman 1dari 5

2.2.1.

Desain jaringan Point to Point Radio Wireless dengan Radwin Planner dan Analisis
Link Budget untuk mendapatkan throughput 27Mbps

Start
Menentukan Lokasi, BWA
dan Teknik Pengiriman
Analisis
Desain
Data
kebutuhan antena
Membuat desain jaringan
pada R-Planner untuk
mendapatkan throughput
Menanalisis
27 Mbpshasil
Throughput pada RMembuat
Analisis link
Planner
budget secara teori dan
membandingkan dengan
hasilFinish
simulasi

Pada blok diagram diatas menunjukan cara mendesain jaringan pada R-Planner untuk
mendapatkan nilai throughput minimal 27 Mbps, berikut penjelasannya masing-masing :
1. Sebelum membuat rancangan, maka terlebih dahulu menentukan penggunaan broadband
wireless access pada 5,8 Ghz dan menentukan teknik peniriman data yaitu akses point to
point.
2. Mendesain parameter jari-jari Fresnel Zone untuk mengetahui ketinggian minimum antenna.
3. Memanfaatkan link budget configuration milik R-planner untuk mendesain link budget agar
mendapatkan throughput sesuai standar Centralink sentosa sebesar 27 Mbps.
4. Menganalisis hasil throughput yang didapat dari hasil desain dengan link configuration.
5. Membuat analisislink budgetsecara teoritis untuk membandingkan dengan hasil simulasi
sebagai bagian dari proses kalibrasi.
6. Penelitian selesai.

2.2.2. Desain jaringan point to point dan menganalisis hasil desain dengan merubah
parameter pada link budget configuration di R-Planner untuk mendapatkan
throughput 27Mbps

Start
Menentukan Lokasi, BWA
dan Teknik Pengiriman
AnalisisData
Link Budget
Calculate Radwin Planner
Mengubah parameter
pada Link Budget
Configuration pada RMenganalisis
Planner hasil
throughput yang didapat
dari perubahan nilai
parameter
untuk
Masukan
hasil
dalam
mendapatkan
throughput
table daftar hasil
27 Mbps
throughput
dengan
Membuat Analisis Link
parameter berbeda
Budget secara teori dan
membandingkan
dengan
Pada blok diagram diatas
menunjukan
Finish cara mendesain jaringan point to point pada R-Planner
hasil simulasi

dengan melakukan perubahan parameter untuk mendapatkan nilai throughput yang berbeda,
berikut penjelasannya masing-masing :
1. Sebelum membuat rancangan, maka terlebih dahulu menentukan penggunaan broadband
wireless access pada 5,8 Ghz dan menentukan teknik peniriman data yaitu akses point to
point.
2. Mendesain parameter pada link budget configurationuntuk mendapatkan throughput.
3. Mengubah parameter pada link budget configuration R-Planner untuk mendapatkan hasil
Througput yang berbeda-beda.
4. Menganalisis QoS dari hasil perancangan perubahan pada parameter di link budget
configuration R-Planner.

5. Setelah mendapatkan sampel nilai-nilai Througput, maka dibuat table hasil throughput dari
perubahan parameter termasuk didalamnya perubahan-perubahan seperti RSSI dan EIRP.
6. Membuat analisis Link Budget secara teoritis untuk membandingkan dengan hasil simulasi
sebagai bagian dari proses kalibrasi.
7. Penelitian selesai.
1.1.3.7.

Routing

Menurut Kurose & Ross(2003, p. 301)Routing adalah suatu proses pada lapisan
network untuk dapat mengirimkan paket-paket data host sumber kepada host tujuan dimana
lapisan network harus menentukan jalan atau rute yang akan dilalui paket data tersebut. Ada
2 jenis routing yang kita kenal yaitu static routing dan dynamic routing:
1.1.3.7.1. Static Routing
Static Routing sebenarnya bukan sebuah routing protocol. Routing static
hanyalah proses dari manual memasukan route ke dalam table perangkat routing
melalui file konfigurasi yang di load saat perangkat dijalankan, sebagai alternatif rute
ini dapat dimasukan secara manual oleh networkadministrator. Konfigurasi ini tidak
akan berubah jika tidak dirubah secara manual, oleh karena itu cara seperti ini
dinamakan routing statis. Routing statis adalah bentuk routing yang paling sederhana,
tetapi merupakan proses manual. Biasanya cara seperti ini digunakan jika perangkat
yang akan dikonfigurasi sangat sedikit dan ketika tahu bahwa rute tidak akan
berubah. Routing statis juga tidak menangani kegagalan dalam jaringan eksternal
dengan baik karena setiap rute yang dikonfigurasi secara manual harus diperbaharui
atau ulang secara manual untuk memperbaiki atau memperbaiki segala konektivitas
yang hilang.

Keuntungan StaticRouting :

CPU / memoryoverhead kecil


Tidak ada bandwidthoverhead
Adanya granular control pada waktu traffic diroute
Kerugian StaticRouting :

Perubahan infrastruktur harus dilakukan secara manual


Jika ada link yang down harus secara manual dikonfigurasi ulang
Tidak praktis untuk penggunaan pada jaringan besar

1.1.3.7.2. Dynamic Routing


Dinamic routing ini merupakan protokol yang didukung oleh algoritma yang
dapat menentukan jalur untuk sebuah paket dari router sumber ke router tujuan.
Fungsi dari algoritma routing ini adalah memberikan jalan terbaik pada beberapa
kumpulan router dari router sumber ke router tujuan (Kurose & Ross, 2003, p. 301).
Router yang menggunakan routing dynamic akan mempelajari semua jaringan yang
terhubung langsung ke perangkat. Berikutnya router akan mempelajari rute dari
router lain yang menjalankan routing protocol yang sama (RIP, RIPv2, OSPF, EIGRP,
BGP, dll). Setiap router kemudian akan memilah-milah jalur tersebut dan akan
memilih 1 jalur yang terbaik untuk setiap tujuan. Routing dinamis ini kemudian akan
mendistribusikan informasi rute terbaik untuk mencapai setiap tujuan ke router
tetangganya.
Keuntungan Dinamic Routing :

Mudah dikonfigurasi di jaringan besar


Secara otomatis memilih rute lain apabila ada link yang mati
Bisa melakukan loadbalance antara beberapa link
Kerugian Dinamic Routing :

Update berlangsung antara router, tentunya memakan bandwidth lebih

besar
Routing protokol memberikan beban tambahan pada router/CPU/RAM
Pemilihan rute terbaik terjadi secara otomatis bukan dinetwork
administrator.

Anda mungkin juga menyukai