Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PJ TERAPAN

PEMANFAATAN PJ UNTUK INSTANSI BPN, BIG DAN


KEMENTERIAN PU

Disusun Oleh:

Fajar Andi Sugiyanto (14/364043/TK/41860) Afridoni Pradipta(14/367082/TK/42331)


Siti Nur Saidah (14/364013/TK/41839) Zafira Nur Pratiwi(14/363772/TK/4178)
Ardiansyah Reza P (14/363851/TK/4182 Faqih Rohmatulah(14/363724/TK/4176)
Nevy Ardianto (14/363605/TK/4169) Citra Amalia Putri(14/364075/TK/4187)
M. Junus Ramadhani (14/367108/TK/4235)

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
PENGGUNAAN PENGINDERAAN JAUH
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

Kegiatan atau Program:


1. Pembuatan Peta Skala 1:5000 untuk berbagai keperluan
Kebutuhan peta skala 1:5000 meningkat tajam seiring banyaknya kabupaten/kota yang menerapkan tata kelola wilayah.
Untuk mempercepat penyediaan peta skala besar tersebut, Badan Informasi Geospasial (BIG) memanfaatkan citra satelit resolusi
tinggi dengan melibatkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Peta skala besar dibutuhkan untuk rencana
detil tata ruang, pemetaan desa dan reforma agraria. Permintaan peta skala 1:5000 sangat cepat, hampir semua daerah kini
membutuhkan. Tetapi baru 1 persen daerah yang memilikinya. Untuk memenuhi permintaan skala 1:5000 tersebut, BIG tidak bisa
melakukan sendiri, mengingat biayanya memang cukup mahal. Karena itu disarankan selain dari APBN, penyusunan peta skala
1:5000 perlu melibatkan swasta dan pemerintah daerah serta pihak ketiga. Alinea terebut dikutip dari berita BIG pada pekan lalu.
Badan Informasi Geospasial (BIG) merupakan salah satu badan yang mengurusi akan kebutuhan pengadaan data spasial
di Indonesia. BIG dalam hal ini bekerja sama dengan LAPAN melakukan pengadaan Citra Tegak Resolusi Tinggi sebagai data
dasar dalam penyusunan RDTR (Rencana Detil Tata Ruang) pada setiap wilayah 3T (tertinggal, terluar, dan terpencil), wilayah
perbatasan, dan pembangunan infrastrutur tol laut. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mendukung program Presiden Joko Widodo
dalam hal ini adalah Nawacita.
Program Nawacita dari Presiden Joko Widodo dituangkan dalam visinya yakni Presiden Joko Widodo bertekad untuk
mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. Guna
mewujudkan program dan misi tersebut, diperlukan data yang mampu memantau seluruh wilayah Indoensia secara efisien, efektif
serta akurat. Data tersebut adalah citra satelit penginderaan jauh yang dapat digunakan untuk berbagai bidang seperti pemantauan
ruang wilayah, pertanian, kehutanan, maritim, pemetaan dan mitigasi bencana.

Penyusunan peta RDTR diserahkan kepada masing-masing pemerintah setempat dengan koordinasi pada tiap instansi
terkait. Penggunaan citra tegak resolusi tinggi terebut digunakan sebagai data dasar yang diolah dengan pengolahan citra secara
digital dan dilakukan analisis citra dan analsisi kewilayahan (keruangan) lainnya.
Gambar diatas merupakan salah satu contoh penggunaan citra pada penginderaan jauh sebagai data pembuatan peta RDTR
(Rencana Detil Tata Ruang) Kota Balikpapan dimana citra yang dipakai adalah citra Quickbird dari BIG.
Satelit optis Quickbird diluncurkan pada 18 Oktober 2001 di pangkalan udara Vandenberg, California, USA. Satelit
Quickbird merupakan satelit yang baik untuk data lingkungan seperti analisis perubahan iklim, penggunaan lahan, pertanian, dan
kehutanan. Syarat pembuatan RDTR yang utama yaitu menggunakan citra yang memiliki resolusi spasial yang sesuai dengan
ketelitian geometrisnya yaitu kurang dari sama dengan 1 meter. Syarat ini sesuai dengan karakteristik citra Quickbird yang memiliki
spesifikasi sebagai berikut :
Tahapan pembuatan RDTR sebagai berikut:
Sumber: Modul ASPEK PERPETAAN UNTUK PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) oleh BIG

Selain tahapan, ada beberapa hal yang diperhatikan dalam penyusunan RDTR sebagai berikut:
Sumber: Modul ASPEK PERPETAAN UNTUK PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) oleh BIG
Kementerian PU

Prosedur Pengolahan Citra Satelit


BAGAN NARATIF PROSEDUR:

Tahap 1 : Melakukan identifikasi kelengkapan data


(metadata) yang tersedia dan yang akan dilakukan
koreksi geometrik
Tahap 2 :
Menentukan Metode Koreksi Geometrik berdasarkan
jenis ketersediaan data
Tahap 3 : Melakukan input data citra yang akan dilakukan proses
koreksi geometrik

Tahap 4 : Melakukan input GCP yang telah tersedia sesuai


dengan hasil survei yaitu Titik Koordinat X, Y
(Metode 2D); Titik Koordinat X,Y,Z (Metode 3D)

Tahap 5 : Melakukan input DEM

Tahap 6 : Melakukan proses image adjustment


Tahap 7 : Melakukan uji akurasi pada hasil data terkoreksi
tentatif

Tahap 8 : Melakukan update data yang sudah terkoreksi

Ketelitian Sumber Data


Syarat Sumber Data:
Memiliki ketelitian geometris yang sesuai dengan skala peta yang akan dibuat
Memiliki resolusi spasial yang sesuai dengan ketelitian geometrisnya
Citra satelit optis resolusi tinggi 1 meter (Quickbird, Geoeye/Worldview,
Pleiades,
Ikonos, dll)
Untuk menghasilkan data ketinggian (DEM atau kontur), perlu sumber data
ketinggian:
Foto udara stereo
DSM dari IFSAR, TerraSAR, dll.
DSM dari LIDAR
TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMETAAN

Persiapan dan Desain Survey

Pengukuran GCP

Koreksi Geometris dan


Orthorektifikasi

Proses Pemetaan Planimetris


Rupabumi (Digitasi)

Survei Kelengkapan Lapangan

Proses Layout untuk Album Peta


QUICKBIRD

WORLDVIEW 2
GEOEYE
CONTOH PROJEK KEMENTRIAN PU
BIG ( BADAN INFORMASI GEOSPASIAL)

Gambar 1. Alur Penyelenggaraan Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi

BIG dan LAPAN diwajibkan berkontribusi secara aktif dalam penyelenggaraan data
CSRT untuk memenuhi kebutuhan Kementrian/Lembaga atau Pemerintah Daerah. Data citra
satelit penginderaan jauh resolusi tinggi yang diakuisisi dan/atau disediakan oleh LAPAN,
kemudian di koreksi orthorektifikasi oleh BIG, kemudian data citra satelit tegak resolusi tinggi
tersebut disebarluaskan kepada Kementrian/Lembaga atau Pemerintah Daerah yang
membutuhkan yang sebelumnya telah menyampaikan kebutuhannya di Rakor CSRT.

Penyelenggaraan data geospasial citra tegak resolusi tinggi yang dilakukan BIG, pada
dasarnya adalah melakukan koreksi orthorektifikasi terhadap citra satelit resolusi tinggi yang
diperoleh dari LAPAN. Untuk menghindari ketidakseragaman data IGD antar wilayah
administrasi dan menjamin One Map maka dilakukan koreksi geometri secara menyeluruh
sehingga memenuhi akurasi absolut dan relatif sesuai spesifikasi.
Gambar 2. Proses Orthorektifikasi

Gambar 2 menunjukkan ilustrasi proses orthorektifikasi citra satelit yang membutuhkan


data DEM, tie points serta control points dalam proses Bundle Adjustment untuk menjadikan
sebagai data citra tegak. Koreksi orthorektifikasi diperlukan untuk meminimalisir kesalahan
geometrik akibat sudut pengambilan obyek oleh sensor serta akibat perbedaan permukaan bumi
(relief diplacement) . Dalam proses orthorektifikasi, diperlukam data DEM (Digital Elevation
Model) teliti dan GCP (Ground Control Point), sehingga menghasilkan citra (ground-)ortho.
Citra satelit tegak resolusi tinggi yang dihasilkan dari proses orthorektifikasi harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

Ketelitian dengan CE90 : 2,503875 m


RMSE : < 1,65 m
Nilai RMSE (Root Mean Square Error) tersebut dibuktikan dengan uji citra terorthorektifikasi
terhadap titik uji/ICP (Independent Control Point).

Sumber: Juniati, Eli & Widyaningrum, Elyta & Komara, Ade. (2014). Mekanisme
Penyelenggaraan Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi Sesuai Inpres Nomor 6 Tahun 2012.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/big-lapan-manfaatkan-data-satelit-penginderaan-
jauh-resolusi-tinggi-untuk-bangun-kawasan-pinggiran-dukung-program-nawacita, diakses 14 September
2017

Modul ASPEK PERPETAAN UNTUK PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) oleh BIG

http://www.beritasatu.com/nasional/451519-big-manfaatkan-citra-satelit-percepat-pemetaan-skala-
besar.html, diakses 14 September 2017

http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politik&i=83410-Bikin-Peta-Skala-1:5000,-BIG-
Manfaatkan-Citra-Satelit, diakses 14 September 2017

PETUNJUK TEKNIS PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH SISTEMATIK


LENGKAP Nomor 01/JUKNIS-300/2016
http://quickbird-indonesia.blogspot.co.id/2006/04/mengapa-memilih-quickbird.html

Anda mungkin juga menyukai