Anda di halaman 1dari 5

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya

perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi
ke bertekanan udara rendah. Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi
bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara
memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini
terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir
ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke
tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas
dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. 2.2 Proses Terjadinya Angin Angin
terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah
atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh
permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih
besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih
rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang
menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi
panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut. Angin memiliki hubungan
yang erat dengan sinar matahari karena daerahyang terkena banyak paparan sinar mentari
akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain
di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan
oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat
lain. Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang
sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan
menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain sebagainya dengan cara
dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik,
pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita bisa
menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk menciptakan angin. Udara
dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa bau atau aroma
mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak sedap di hidung kita. Bau masakan,
bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain
sebagainya adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa angin. 2.3 Faktor Terjadinya
Angin 2.3.1 Gradien barometris Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2
isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.
2.3.2 Letak tempat Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa. 2.3.3 Tinggi tempat Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang
bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya
gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil. 2.3.4
Waktu Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari. Salah satu faktor
penyebab timbulnya angin adalah adanya gradien tekanan yang timbul karena adanya
perbedaan suhu udara. Kuat atau lemahnya hembusan angin ditentukan oleh besarnya
kelandaian tekanan udara atau dengan kata lain kecepatan angin sebanding dengan
kelandaian tekanan udaranya. Disamping kelandaian tekanan, gerak angin ditentukan oleh
faktor-faktor lain seperti pengaruh rotasi bumi dan gaya gesek .Semakin besar perbedaan
tekanan udara maka semakin besar pula kecepatan angin berhembus. Angin secara umum
dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : Angin Geostropik Angin yang timbul setelah
gaya gradien tekanan dan gaya coriolis mengalami keseimbangan serta paralel terhadap
isobar. Angin Gradien Angin yang timbul akibat ada pengaruh gaya sentrifugal-sentripetal.
Dimana kenyataan di alam isobar tidak pernah lurus akan tetapi melengkung. Angin Vertikal
Angin vertikal timbul karena adanya pengaruh dari gaya gravitasi bumi dan juga gaya gerak

udara keatas yang diakibatkan adanya perbedaan tekanan. 2.4 Alat Pengukur Angin Alat alat
pengukur angin adalah : Anemometer, yaitu alat yang mengukur kecepatan angin. Wind
vane, yaitu alat untuk mengetahui arah angin. Windsock, yaitu alat untuk mengetahui arah
angin dan memperkirakan besar kecepatan angin. Biasanya ditemukan di bandara bandara.
2.5 Jenis-Jenis Angin 2.5.1 Jenis-Jenis Angin Lokal 2.5.1.1 angin laut Angin laut adalah
angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari
pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk
pulang dari menangkap ikan di laut. 2.5.1.2 Angin darat Angin darat adalah angin yang
bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam
20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk
berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana. 2.5.1.3 Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung yang biasa
terjadi pada siang hari. 2.5.1.4 Angin gunung Angin gunung adalah angin yang bertiup dari
puncak gunung ke lembah gunung yang terjadi pada malam hari. 2.5.1.5 Angin Ribut/Puyuh
Biasa juga dikenal dengan puting beliung, yaitu angin kencang yang datang secara tiba tiba,
mempunyai pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan
punah dalam waktu singkat (3 5 menit). Kecepatan angin rata ratanya berkisar antara 30
40 knots. Angin ini berasal dari awan Cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang bergumpal
berwarna abu abu gelap dan menjulang tinggi. Namun, tidak semua awan Cumulonimbus
menimbulkan puting beliung. Puting beliung dapat terjadi dimana saja, di darat maupun di
laut dan jika terjadi di laut durasinya lebih lama daripada di darat. Angin ini lebih sering
terjadi pada siang atau sore hari, terkadang pada malam hari dan lebih sering terjadi pada
peralihan musim (pancaroba). Luas daerah yang terkena dampaknya sekitar 5 10 km,
karena itu bersifat sangat lokal. 2.5.2 Jenis-Jenis Angin Musim 2.5.2.1 Angin Fohn Angin
Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. angin yang bertiup pada
suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin Fohn terjadi karena
ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu
sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan
kering, karena uap air sudah dibuang pada saat hujan Orografis. Biasanya angin ini bersifat
panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati
dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhada serangan
penyakit. 2.5.2.2 Angin Munsoon Angin Munsoon, Moonsun, muson adalah angin yang
berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain
polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun.
Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun
berikutnya bertiup angin laut yang basah. 2.5.2.3 Angin Musim Barat Angin Musim
Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke
Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia
bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan
samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan
Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan.
Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan maksimal pada bulan
Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s. 2.5.2.4 Angin Musim Timur Angin Musim
Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin)
ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur
karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan
Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan
Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli. 2.5.2.5 Angin Passat Angin passat
adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator
(khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin

Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan. Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat
ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut
dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut
dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur
yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya
angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang). 2.5.2.6
Angin Anti Passat Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di
daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut
Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat
Laut. Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o LU dan LS, angin anti passat kembali turun
secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan
permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi
Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia. Karena adanya Gradien Tekanan
maka angin akan selalu bertiup dari tempat yang memiliki tekanan udara tinggi ke tempat
dengan tekanan udara rendah. Sehingga menyebabkan angin bertiup dari Lintang sedang ke
daerah Ekuator. 2.6 Hubungang Angin Dan Tekanan Udara Kecepatan angin adalah
kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada ketinggian dua meter diatas tanah.
Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angin merupakan faktor yang menentukan
kecepatan angin. Kecepatan angin akan berbeda pada permukaan yang tertutup oleh vegetasi
dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu,
kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya. Kecepatan angin
dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer. Jenis anemometer yang
paling banyak digunakan adalah anemometer mangkok. Tidak bisa dipungkiri bahwa
kecepatan angin akan berpengaruh pada banyak hal. Berikut ini adalah beberapa hal yang
terjadi sebagai akibat pengaruh kecepatan angin : Bidang Perhubungan Kecepatan angin
sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain kecepatan angin, faktor cuaca
dan iklim juga berperan dalam bidang perhubungan terutama untuk transportasi. Selain
mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan, kecepatan angin juga sangta berpengaruh pada
transportasi laut. Bidang Telekomunikasi Selain faktor iklim dan cuaca, kecepatan angin
juga berpengaruh pada bidang telekomunikasi. Kecepatan angin yang merupakan akibat dari
proses-proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara bisa mempengaruhi lapisan ionosfer
yang mengandung partikel-partikel ionisasi dan bermuatan listrik dimana dengan adanya
lapisan ionosfer ini kita bisa mendengarkan siaran radio/menonton televisi. Bidang
Pariwisata Kecepatan angin, banyaknya cahaya matahari, cuaca cerah, serta udara yang
sejuk/panas/kering sangat mempengaruhi pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut.
Dengan cuaca dan iklim yang bersahabat serta kecepatan angin yang sedang maka
pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati Bidang Pertanian Kecepatan angin yang ideal
adalah 19-35 km/jam. Pada keadaan kecepatan angin yang tidak kencang, serangga
penyerbuk bisa lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga. Sedangkan pada keadaan
kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan
berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih. 2.7 Manfaat Angin Manfaat angin
adalah sebagai berikut : Angin untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara,
bahkan untuk menembus batas lintas negara, misalnya seperti Orang Buton. Angin sebagai
tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, di negara Australia angin
digunakan sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara. Angin sangat
untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi. Angin berfungsi sebagai instrument untuk
membantu take-off atau landing pesawat di landasan pacu bandara. Angin juga bermanfaat
untuk menghilangkan rasa panas dan gerah. seperti pada alat kipas angin.Dibidang olahraga,
ski air, paralayang , dan lain-lain. 2.8 pengaruh angin terhadap tanaman Secara luas angin
akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu yang optimum dimana tanaman tumbuh dan

berproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban udara yang berpengaruh terhadap


penguapan permukaan tanah dan penguapan permukaan daun, maupun pergerakan awan,
Membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga Membawa gas-gas yang
sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ditinjau dari segi
keuntungannya angin sangat membantu dalam penyerbukan tanaman. angin akan membawa
serangga penyerbuk lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan
alamiah. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk
menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih dan
akan menimbulkan penyerbukan silang. Dari segi kerugiannya, angin yang kencang dapat
menimbulkan bahaya dalam Penyerbukan, karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni
sehingga tanaman perlu diisolasi. Dan juga dapat menyebarkan hama penyakit seperti
perkembangan jamur. Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca. Keadaan cuaca
yang sangat lembab sangat menguntungkan bagi perkembangan jamur. Serangan patogen
cenderung akan meluas bila kelembaban tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
patogen dipencarkan oleh angin. Dari hasil penelitian Tantawi (2007) diketahui bahwa
pemencaran konidium pada satu musim tanam tembakau di Jember didukung oleh
peningkatan kecepatan angin dan penurunan kelembaban udara. Pada bulan kering maupun
bulan lembab peningkatan kecepatan angin yang diikuti dengan menurunnya kelembaban
udara akan mendukung pemencaran konidium. Berdasarkan data aktual untuk memencarkan
konidium hanya memerlukan kecepatan angin 0,28 m/det pada suhu 25C. Selain sebagai
penyebar patogen, angin juga mempengaruhi peningkatan jumlah luka pada tanaman inang
dan dapat pula mempercepat pengeringan permukaan tanaman yang basah. Penyebaran
penyakit yang sangat cepat dimungkinkan karena adanya angin baik secara langsung atau
tidak langsung melalui vektor yang dapat terbawa angin dalam jarak jauh. Selain itu karena
hembusan keras angin atau karena saling bersinggungan antar tanaman atau melalui pasir
yang diterbangkan juga dapat menyebabkan permukaan tanaman terluka dan hal ini
memungkinkan terjadinya infeksi. Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama
dilakukan oleh angin karena jamur membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam
jumlah yang tidak terhitung, mempunyai ukuran yang kecil dan ringan sekali sehingga mudah
diangkut oleh angin dalam jarak jauh. Meskipun spora-spora jamur pada umumnya terdapat
dalam lapisan udara di dekat tanah, di lapisan udara yang paling tingginya ribuan meter pun
masih terdapat spora. Pada kenyataannya penyakit tertentu hanya dapat disebarkan oleh angin
pada jarak pendek, bahkan sering sangat pendek. Pada umumnya spora akan mati karena
kekeringan dan sinar matahari pada waktu disebarkan jarak jauh itu, sedangkan pada waktu
mengendap tidak tepat jatuh pada tumbuhan atau bagian yang rentan. Semakin cepat
anginnya maka spora yang akan tersebar pun akan semakin jauh keberadaannya. Angin
hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu pengelolaan lingkungan karena adanya
pengaruh angin yang sangat komplek ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu
menghindari adanya pengaruh yang tidak dikehendaki misalnya penanaman tanaman sejenis
agar tidak terjadi penyerbukan silang. Namun jika permasalahan penyebaran patogen maka
usaha yang dapat dilakukan yaitu pengendalian sedini mungkin agar mengurangi jumlah
patogen yang dapat disebarkan oleh angin. Selain itu dapat pula menggunakan tanaman
pematah angin agar laju dan arah angin dapat sedikit dikendalikan seperti menanam pohon
penahan angin yang dapat menjamin perlindungan sejauh 15 20 kali tinggi pohon
pelindung. Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150 200 meter dapat dilindungi
sehingga memperlambat kecepatan angin. Dengan adanya pematah angin maka laju dan arah
angin menuju pertanaman dapat sedikit ditekan sehingga penyebaran patogen akan lebih
kecil.
Sumber: http://forester-untad.blogspot.co.id/2013/06/manfaat-angin-dan-pengaruhnya-

terhadap.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog

Anda mungkin juga menyukai