Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan letak lintangnya, Parangtritis yang merupakan wilayah dari Indonesia

memiliki iklim tropis. Iklim tropis ini terletak pada lintang 23 1/2 0 LU 23 1/20 LS.
Pada iklim tropis ini, temperaturnya tinggi dan curah hujannya juga tinggi. Secara
klimatologi, Parangtritis memiliki iklim Am sesuai dengan pembagian iklim menurut
Kopppen. Pembagian iklim menurut Koppen ini mendasarkan pada curah hujan
tahunan dengan curah hujan bulan terkering. Iklim Am adalah iklim hutan hujan tropis
dengan musim kering yang pendek dalam siklus presipitasinya (Strahler, 1969 :224).
Sedangkan tipe curah hujannya adalah C (agak basah) sesuai dengan pembagian tipe
curah hujan menurut Schimdt dan Fergusson (1951 : 8). Pembagian menurut Schimdt
dan Fergusson ini mendasarkan pada presentase perbandingan rata-rata bulan kering
dan rata-rata bulan basah. Rerata curah hujan terkering, yaitu bulan Agustus dengan
curah hujan 32, 1 mm. Sedangkan bulan terbasah adalah bulan Januari, dengan curah
hujan344,0 mm. Hujan banyak jatuh pada bulan Oktober sampai Mei (Heru Pramono,
1987 : 37).
Iklim tropis ini memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
Kedua musim ini sangat dipengaruhi oleh adanya angin Musson yang selalu berganti
arah kira-kira setiap setengah tahun sekali. Angin Musson Tenggara yang bertiup pada
musim kemarau berasal dari arah kurang lebih N 140 E (Sutikno dkk., 1983 : 10).
Angin ini bertiup dari benua Australia menuju benua Asia. Di wilayah Indonesia angin
ini bertiup dari sebelah Tenggara di selatan Khatulistiwa, kemudian angin tersebut
berbelok ke kanan di sebelah utara Khatulistiwa, sehingga seolah-olah angin ini
bertiup dari arah Barat Daya di sebelah utara Khatulistiwa. Pada saat angin ini
berhembus, wilayah Indonesia terjadi musim kemarau. Hal itu karena angin ini tidak
membawa banyak uap air. Angin ini tidak melewati samudera luas, namun melewati
benua Australia yang merupakan daratan. Sedangkan angin Musson Timur Laut
berhembus dari arah Timur Laut. Angin ini berhembus dari lautan luas (Samudera
Pasifik). Di wilayah Indonesia, angin ini datang dari arah Timur Laut di sebelah utara
Khatulistiwa, namun setelah melewati Khatulistiwa, angin ini dibelokkan ke kiri pada
sebelah selatan Khatulistiwa, sehingga seolah-olah angin ini datang dari arah Barat
Laut di selatan Khatulistiwa. Angin ini membawa banyak uap air, karena angin ini
telah melewati lautan yang luas sebelum akhirnya tiba di Indonesia, yaitu Samudera
Pasifik, Selat Karimata. Sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya musim hujan di
Indonesia. Angin Musson ini lebih dahulu melewati Indonesia bagian barat daripada
Indonesia bagian timur. Sehingga curah hujan Indonesia bagian barat lebih tinggi

daripada Indonesia bagian timur, karena uap air yang dibawa angin ini lebih dahulu
jatuh sebagai hujan di Indonesia bagian barat dan di Indonesia bagian timur hanya
mendapat sedikit sisa dari uap air yang dibawa angin ini.

Anda mungkin juga menyukai