Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

CEKUNGAN AIR TANAH

Landasan Hukum

Pasal 12 ayat (2) UU No7/2004 Pengelolaan air tanah didasarkan pada


cekungan air tanah

Pasal 13 ayat (1) UU No7/2004


Wilayah sungai dan cekungan air tanah ditetapkan dengan Keputusan
Presiden

PP 43 Tahun 2008 Pasal 9 dan 10


Rancangan penetapan cekungan air tanah disusun oleh Menteri, dapat
diusulkan Gubernur, Bupati, Walikota
PP 43 Tahun 2008 Pasal 11
Cekungan Air Tanah ditetapkan oleh Presiden setelah mendapat
pertimbangan Dewan Sumber Daya Air Nasional

KEPPRES NO. 26 TENTANG PENETAPAN CAT

Pengaturan dalam Perpres


Kriteria Cekungan Air Tanah
mempunyai batas hidrogeologis yang
dikontrol oleh kondisi geologis dan/atau
kondisi hidraulik air tanah;
mempunyai daerah imbuhan dan daerah
lepasan air tanah dalam satu sistem
pembentukan air tanah; dan
memiliki satu kesatuan sistem akuifer.

Cekungan Air Tanah meliputi:


Cekungan Air Tanah dalam satu
kabupaten/kota;
Cekungan Air Tanah lintas kabupaten/kota;
Cekungan Air Tanah lintas provinsi; dan
Cekungan Air Tanah lintas negara.
rincian cekungan air tanah dan peta cekungan air
tanah tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II .

Cekungan Air Tanah yang digunakan


sebagai dasar pengelolaan air tanah
oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan
kewenangan masing-masing.

Apabila ditemukan air tanah di wilayah


yang terletak di luar Cekungan Air Tanah
pengelolaannya diatur dengan peraturan
Menteri.

Cekungan air tanah yang telah ditetapkan


dapat ditinjau kembali apabila ada perubahan
fisik pada cekungan air tanah yang
bersangkutan dan/atau ditemukan data baru
sesuai kriteria.

Hasil peninjauan kembali cekungan air tanah


digunakan sebagai dasar untuk melakukan
perubahan cekungan air tanah.

Perubahan cekungan air tanah ditetapkan oleh


Menteri setelah memperhatikan pertimbangan
Dewan Sumber Daya Air Nasional.

TIPE BATAS
CEKUNGAN AIR TANAH

: sistem akuifer tidak tertekan

SEBARAN 421 CEKUNGAN AIR TANAH DI INDONESIA

CAT lintas negara

CAT lintas provinsi

35

CAT lintas kabupaten/kota

176

CAT dalam kabupaten/kota

206
Jumlah

421

CONTOH SEBARAN CEKUNGAN AIR TANAH DI PROV. JAWA BARAT DAN DKI

Contoh
CAT JAKARTA

KONDISI CAT JAKARTA


o Luas: 1.439 km2
o Meliputi:

Kota Tangerang, Kab. Tangerang, Jakpus, Jakbar,


Jaktim, Jaksel, Jakut,Kota Depok, Kab. Bogor, Kab. Bekasi
o Geologi CAT Jakarta:
- Endapan sungai, terdiri atas pasir, kerikil, kerakal,
dan bongkah.
- Endapan kipas gunung api, terdiri atas pasir, kerikil,
dan kerakal.
- Endapan pematang pantai, terdiri atas pasir haluskasar mengandung cangkang moluska.
-Tuf Banten, terdiri atas tuf, tuf batu apung, dan batu
pasir tufan.
o Tingkat penyelidikan: rinci
o Jumlah air tanah pada:
Akuifer bebas : 803 juta m3/ tahun
Akuifer tertekan: 40 juta m3/ tahun

Peta geologi wilayah darat DKI Jakarta dan sekitarnya


(Fachri dkk., 2002)

GEOMETRI CEKUNGAN AIR TANAH JAKARTA

KONDISI AKUIFER CAT JAKARTA


AKUIFER TIDAK TERTEKAN (<40 m)

Akuifer ini direkomendasikan untuk kebutuhan rumah tangga.

AKUIFER TERTEKAN ATAS/I (40 140 m)

Akuifer ini sudah tidak direkomendasikan untuk keperluan


industri

AKUIFER TERTEKAN TENGAH/II (140 250 m)

Akuifer ini pada wilayah utara pengambilan air tanah sudah


tidak direkomendasikan dan untuk wilayah Selatan
pengambilan direkomendasikan pada kedalaman 200 - 250m

AKUIFER TERTEKAN BAWAH/III (> 250 m)

Akuifer ini masih aman, untuk wilayah Jakarta bagian utara


pengambilan direkomendasikan pada kedalaman > 250m

SKETSA PENAMPANG CEKUNGAN AIR TANAH

Batas daerah imbuhan


dan lepasan air tanah
(arah panah menunjukkan
daerah lepasan air tanah)

Anda mungkin juga menyukai