Kegiatan
Evaluasi
Potensi ABT
Basis
Cekungan ABT
Sistem Database
dan Informasi ABT
Nasional & Daerah
Ketersediaan
(Jumlah &Mutu ABT)
Optimalisasi
Pemanfaatan ABT
Perencanaan
Pendayagunaan ABT
Konservasi
Sumberdaya
ABT
Kelestarian
ABT
Pemanfaatan
Berkelanjutan
I. METODE
EVALUASI
Metode
Gabungan
Metode :
TAHAPAN
Deduktif,
Empirik,
Analitik,
Estimasi
Kuantitatif
EVALUASI
o Pengumpulan Data.
o Evaluasi Geometri dan Konfigurasi Sistem Akuifer.
o Evaluasi Parameter Akuifer dan Non-Akuifer.
o Penentuan Jumlah dan Mutu ABT.
o Penentuan Daerah Imbuh dan Daerah Lepasan.
o Penentuan Tingkat Potensi ABT.
o Pelaporan.
2. DATA SEKUNDER
Meliputi :
Peta topografi dan peta geologi skala > 1 :
100.000.
Data Hasil Kegiatan pengeboran.
Analisis Pengukuran Geofisika.
Analisis Fisik dan Kimia ABT.
Hidroklimatologi.
Hidrologi.
Jenis Tanah, Tanaman Penutup, & Tata Guna
Lahan.
Penggunaan ABT.
Material
Kerakal kasar
Kerakal
Kerikil
Pasir kasar
Pasir sedang
Pasir halus
Lanau
Lempung
Batupasir halus
Batupasir sedang kasar
Batugamping
Dolomit
Gosong pasir (dune sand)
Loess
Gambut
Sekis
Sabak
Tuf
Basalt
Gabro lapuk
Granit lapuk
k [m/hari]
Morris & Johnson
dalam Todd (1980)
Schoeller, 1962
dalam Kruseman & de Ridder (1983)
150
270
450
45
12
2.5
0,08
0,0002
0,2
3,1
0,94
0,001
20
0,008
5,7
0,2
0,00008
0,2
0,01
0,2
1,4
1,0 - 1000
1,0 - 200
0,1 - 10
0.1
0,00001 0,0000001
-
Imbuhan
[ % ]
Jawa
2206
30
Bakker, 1952
Jawa Barat
2500
50
Pulawski, 1976
Jawa Tengah
3500
50
Jawa Tengah
2500
36
Jawa Tengah
2400
11
Jawa Timur
1997
27
Jawa Tengah
3500
33
Volkanik Tua
Jawa
3100
14
Bakker, 1952
Jawa
3400
Bakker, 1952
Batupasir
Batugamping
Sabah
3098
15
20 - 30
Tipe
Akuifer
Volkanik Resen
Sedimen Volkanik
Campuran
Lokasi
Referensi
Sy [%]
Material
Sy [%]
Kerakal kasar
23
Batupasir halus
21
Kerakal
24
Batupasir sedang
27
Kerikil
25
Batugamping
14
Pasir kasar
27
38
Pasir sedang
28
Gambut
44
Pasir halus
23
Sekis
26
Lanau
Batulanau
12
Lempung
Tuf
21
Cekungan
ABT
Persamaan Darcy
Q = kD
hn - hn-1
L
h3
h2
garis aliran (flow line)
Q2
L2
Q1
L1
h1
PENGHITUNGAN
ALIRAN AIR TANAH
1
akuifer;
o penentuan koefisien kelulusan (k) setiap
sistem akuifer;
o penentuan koefisien keterusan (T = kxD)
setiap sistem akuifer;
o penentuan debit jenis (Qs = T/1.22) setiap
sistem akuifer.
o penentuan debit optimum (Qopt) setiap
3) Metode
Geometri
sumur
padaSichart.
setiap sistem akuifer dengan
menurunkan muka air bawah tanah sampai
Qopt
Q [liter/detik]
Q1
Q2
Qmaks
Q4
Q3
s1
s [m]
s2
Qmaks
re
b
k
S3
=
=
=
=
=
S4
k
Qmaks = 2.re.b.
15
2
2
Qopt = 1.366 k(H h )
log R/r
2.73 kb (H h)
log R/r
Ro
G01
G02
A1
P1
Sistem I
P2
Ri
Gi1
(kD)1
A2
Gi2
(kD)2
Sistem II
.Persamaan 1)
Persamaan 2)
- (Go1+Go2) = 0
.... Persamaan 3
EVALUASI HIDROKIMIA
Mendapatkan
informasi
tentang
genesa,
kecepatan dan arah pergerakan, imbuhan &
lepasan
EVALUASI ABT.
BAKTERIOLOGI
o Tujuannya
EVALUASI PERUNTUKAN
o Mengetahui kelayakan penggunaan ABT bagi berbagai
keperluan (air minum, rumah tangga, industri, & pertanian).
CARA
PENENTUA
N
KAKI GUNUNGAPI
PUNCAK
GUNUNGAPI
LERENG GUNUNGAPI
mata air
muka tanah
mata air
o baik
o sedang
o jelek
Satuan
Cl
NO3
SO4
pH
TDS
mg/Liter
mg/Liter
mg/Liter
mg/Liter
250
50
250
6,5-8,5
1000
Kualitas
Standar Kualitas Air Minum
(Permenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002)
Kuantitas
Baik
(Memenuhi Syarat)
Besar
(Q>10 liter/detik)
Tinggi
Sedang
(Q = 2-10 liter/detik)
Sedang
Kecil
(Q< 2 liter/detik)
Rendah
Jelek
(Tidak Memenuhi Syarat)
Nihil
XI. PELAPORAN
Hasil evaluasi disajikan dalam bentuk laporan tertulis, yg dilengkapi
1. Peta Potensi Cekungan ABT Skala > 1:100.000
Wilayah Potensi ABT.
Konfigurasi & Parameter Akuifer.
Parameter Sumur.
Daerah Imbuhan & Daerah Lepasan ABT.
2. Peta Peta-peta Tematik:
Peta Morfologi.
Peta Satuan Hidrogeologi.
Peta Kedalaman Bag. Atas & Bag. Bawah Akuifer.
Peta Ketebalan Akuifer.
Peta Muka ABT.
Peta Mutu ABT.
3. Gambar, sketsa, grafik, & tabel hasil analisis.
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metodologi
1.5 Peralatan
1.6 Penyelidikan Terdahulu
BAB II KEADAAN UMUM
2.1 Lokasi
2.2 Morfologi
2.3 Geologi
2.4 Hidrologi
2.4.1 Iklim
2.4.2 Suhu Udara
2.4.3 Curah Hujan
2.4.4 Evapotranspirasi
2.4.5 Limpasan Permukaan
2.4.6 Neraca Air
2.5 Tata Guna Lahan
2.6 Penduduk dan Penggunaan Air
BAB III HIDROGEOLOGI
3.1 Tinjauan Umum
3.2 Geometri Cekungan Air Tanah
3.3 Konfigurasi Sistem Akuifer
3.4 Parameter Akuifer
3.5 Kuantitas Air Tanah
3.6 Kualitas Air Tanah
3.7 Daerah Imbuhan Air Tanah dan Daerah Lepasan Air Tanah
BAB IV POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN AIR TANAH
4.1 Daerah/Wilayah Potensi Air Tanah
4.2 Pemanfaatan Air Tanah
4.3 Neraca Air Tanah
4.4 Prospek Pengembangan Air Tanah
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
: 0,85 - 45 mbmt
Muka airtanah
Keterusan (T)
: 36,4 - 68,7 m
Mutu airtanah
: Baik
Akuifer Dalam
Kedalaman akuifer
Muka airtanah
Keterusan (T)
: 95,8 - 180 m
Mutu airtanah
: Baik
Akuifer Dangkal
Kedalaman akuifer
Muka airtanah
Keterusan (T)
: 22,3 - 40,12 m
Mutu airtanah
: Baik
Akuifer Dalam
Kedalaman akuifer
Muka airtanah
Keterusan (T)
: 115,0 - 190,0 m
Mutu airtanah
: Baik
Akuifer Dangkal
Mutu airtanah jelek ( kandungan klorida
600mg/l ) terbentuk dalam lingkungan
pengendapan laut pada saat terjadi genang
laut (transgresi).
Akuifer Dalam
Kedalaman akuifer
Muka airtanah
Keterusan (T)
: 124,5 - 178,0 m
Mutu airtanah
: Umumnya baik
Muka airtanah
: 0,5 - 35 mbmt
Keterusan (T)
: 23,0 -40,0 m
Mutu airtanah
: Umumnya baik
Akuifer Dalam
Kedalaman akuifer
Muka airtanah
Keterusan (T)
: 124,5 - 178,0 m
Mutu airtanah
: Umumnya baik