Anda di halaman 1dari 23

ETIOLOGI

DIAGNOSA
MACAM PERAWATAN
RENCANA PERAWATAN

DEPARTEMEN ORTODONTI
Instruktur : Erina Fatmawati Yuli Andari, drg
Kelompok :
Meita Syahrina (40620037)
Setianing Budi Fadila (40619118)
Melianda Aniska Yadila Siregar (40620038)
Riris Puji Fitriani (40619119)
Luqman Halim Prayoga (40619122)
FAKTOR KETURUNAN

Faktor keturunan yang dapat menjadi kemungkinan etiologi misalnya ukuran gigi, panjang
dan lebar lengkung rahang, gigi berdesakan dan diastema, overjet. Pengaruh herediter dapat
terjadi pada disporporsi ukuran gigi dan lengkung rahang menyebabkan maloklusi berupa
gigi berdesakan atau diastema multiple dan disporporsi ukuran, posisi, bentuk rahang
menyebabkan relasi rahang tidak harmonis.
.
DDM (Disharmoni dentomaksiler)
Keadaan disporposi antara besar gigi dan rahang dalam hal ini lengkung gigi.

Tanda klinis DDM di regio anterior:


1. Tidak ada diastema psikologis pada fase geligi sulung
2. Saat I1 permanen akan erupsi, gigi meresorpsi I1 sulung dan I2 sulung sehingga I2
tanggal prematur
3. I1 permanen tumbuh dalam posisi normal
4. Pada saat I2 permanen akan erupsi meresorpsi C sulung sehingg C sulung tanggal
prematur dan I2 tumbuh dalam letak normal namun C permanen ektostem. Atau
I2 tidak meresorpsi C sulung tetapi tumbuh di palatal sedangkan C permanen
tumbuh normal.
KEBIASAAN JELEK

Menghisap ibu jari, mendorong lidah, menghisap bibir, bernapas melalui mulut, dll.
Tulang merupakan jaringan yang responsive terhadap tekanan. Gangguan
keseimbangan tekanan IO dan EO akan menyebabkan maloklusi.
KEHILANGAN PREMATUR GIGI SULUNG

Kehilangan prematur. Fungsi gigi sulung (desidui) adalah untuk


pengunyahan, bicara, estetis. Juga yang terutama adalah menyediakan
ruang untuk gigi tetap, membantu mempertahankan tinggi oklusal gigi-
gigi lawan (antagonis), membimbing erupsi gigi tetap dengan proses
resopsi. Akibat premature los fungsi tersebut akan terganggu atau hilang
sehingga dapat mengkibatkan terjadinya malposisi atau maloklusi.
KELAINAN OTOT MULUT

Kelainan otot mulut yang dapat menjadi kemungkinan etiologi karena tulang merupakan
jaringan yang responsive terhadap tekanan. Peranan otot sangat menentukan. Bila terjadi
malrelasi RA dan RB fungsi normal otot terganggu. Gangguan keseimbangan tekanan IO
dan EO akan menyebabkan maloklusi.
KELAINAN JUMLAH GIGI

Kelainan jumlah gigi yang dapat menjadi kemungkinan etiologi misalnya kelebihan
jumlah gigi pada lengkung rahang biasanya dapat menyebabkan berdesakan dan
kekurangan jumlah gigi dengan tidak tumbuhnya satu atau lebih elemen gigi secara
normal (agenisi). Kelainan jumlah gigi dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lebih
sering terjadi di RA dibanding RB.
Kelainan Letak Gigi yang salah

Ekstostem : gigi yang tumbuh diluar lengkung rahang

Rotasi : Gigi berputar melalui sumbunya


1. Eksentris : Gigi berputar di luar sumbu di samping
2. Sentris : Gigi berputar melalui sumbu di tengah
Defek kongenital
● Celah paltum : terpisah atap rongga mulut contoh nya dapat
menyebab kan gangguan fungsi bicara, keadaan malposisi
gigi geligi, fungsi pernafasan

● Celah bibir : celah pada bibir atas yang disertai celah pada
atap atau langit-langit mulut sehingga menimbulkan adanya
hubungan langsung antara hidung dengan mulut.
menyebabkan bibir sumbing
Kelainan patologi

● KISTA : dapat menyebabkan gigi


menjadi migrasi

● FRENULUM TINGGI : dapat


menyebabkan diastema pada gigi
Lain-lain
Kecelakaan sepedah : dapat menyebabkan fraktur rahang pengaruh
terhadap perawatan adalah terjadi simetris wajah.
Klasifikasi maloklusi menurut Angle
Macam – macam Perawatan

1. Ekstraksi seri
2. Non ekstraksi
3. Ekstraksi
Macam – macam Perawatan

4. Ortodonsi bedah
perawatan ini merupakan gabungan perawatan ortodonti dan
pembedahan untuk menempatkan gigi dan rahang dalam posisi yang
normal sehingga menghasilkan estetik yang baik.
tindakan pembedahan dilakukan sesudah pasien tidak mengalami
pertumbuhan lagi.
Indikasi dan kontraindikasi ortodonsi bedah
Indikasi :
 pasien yang mempunyai problema skeletal yang parah atau kelainan
dentoalveolar yang parah yang tidak dapat dirawat dengan perawatan
ortodonti saja.
 Asimetris skeletal
 Deep bite (tidak dalam masa pertumbuhan)

Kontraindikasi :
 Pasien dalam masa pertumbuhan
Klasifikasi ortodonsi bedah
Bedah minor

1. Frenektomi maksila
2. Frenektomi lingual mandibula Bedah mayor
3. Odontektomi
Osteotomi : suatu teknik
pembedahan memisahkan bagian
rahang kemudian segmen yang
diinginkan digerakkan ke letak baru
dengan tetap mempertahankan
pasokan darah pada bagian tersebut.
5. Perawatan pasif

Retensi merupakan suatu fase dalam perawatan ortodonti untuk mempertahankan


letak gigi yang telah dikoreksi secara ortodonti sambil menunggu ligamen
periodontal dan tulang alveolar menyesuaikan dengan letak gigi yang baru.

Retensi diperlukan :

1. Jaringan gingival dan periodontal berubah akibat pergerakan gigi secara


ortodontik dan memerlukan waktu untuk reorganisasi

2. Perubahan pertumbuhan dapat mempengaruhi hasil perawatan ortodonsi

3. Posisi gigi yang tidak stabil setelah perawatan sehingga jaringan lunak dapat
menyebabkan relaps.
Relaps adalah kembali kebentuk awal maloklusi setelah dikoreksi. Relaps merupakan
suatu istilah yang digunakan pada suatu keadaan hilangnya koreksi yang telah dicapai dalam
perawatan ortodonti.

Faktor Penyebab relaps :

a. Ligament periodontal

b. Tekanan dari oklusi

c. Jaringan lunak

d. Pengaruh pertumbuhan
Klasifikasi peranti retensi

1. Hawley retainer
2. wraparound retainer
3. Vacum-formed retainer
Fixed bonded
retainers
Rencana perawatan
1. Kesehatan mulut
1. Gigi gigi karies perlu dirawat demikian juga dengan kalkulus dan penyakit periodontal
harus dirawat.
2. Kontrol penyakit sistemik, misal : diabetes melitus kadar gula darah harus terkontrol.

2. Penyediaan ruangan (a. Enamel stripping b. Distalisasi molar c.proklinasi insisiv d.


Ekspansi e. Ekstraksi gigi sulung

3. Perawatan pada rahang bawah


4. Perawatan pada rahang atas
5. Evaluasi
6. Retensi
Thank You

Anda mungkin juga menyukai