Case Report Semnas
Case Report Semnas
ABSTRAK
Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui spesies Staphylococcus pada swab nasal dan
swab luka pada kulit anjing lokal dengan diagnostik laboratorik. Sampel diperiksa di
Laboratorium Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, jumlah
sampel yang diperiksa adalah 2 sampel dengan ditumbuhkan pada media MSA. Hasil identifikasi
bakteri menunjukkan bahwa bakteri yang terdapat pada sampel adalah Staphylococcus aureus
setelah melewati tahapan-tahapan pengujian dari pengujian gram, uji KOH3%, uji Biokimia (uji
katalase, uji hemolisis, uji koagulase, uji MR-VP, Sulfide Indole Motility (Uji Motil dan Uji
Indol). Sampel dari swab nasal menunjukkan tingginya pertumbuhan bakteri setelah diinkubasi
dibandingkan swab luka dari kulit anjing.
ABSTRACT
This case study aims to find out Staphylococcus species in nasal swabs and wound swabs
on local dog skin with laboratory diagnostics. Samples were examined at the Bacteriology
Laboratory of the Faculty of Veterinary Medicine, Nusa Cendana University, the number of
samples examined was 2 samples grown on MSA media. The results of bacterial identification
showed that the bacteria found in the sample were Staphylococcus aureus after passing the
testing stages of gram testing, KOH3% test, Biochemical test (catalase test, hemolysis test,
coagulase test, MR-VP test, Sulfide Indole Motility (Motil Test and Indol Test) Samples from
nasal swabs showed high growth of bacteria after incubation compared to wound swabs from
dog skin.
Uji MR-VP
Media MR-VP dituangkan pada 2 tabung
reaksi (untuk pengujian MR), sampel bakteri Gambar 1.Koloni bakteri yang tumbuh pada
diambil dengan menggunakan ose dan media MSA dari sampel 1 dan 2
dihomogenkan, diinkubasi ± 24 jam
kemudian diteteskan methyl red untuk uji Zona kuning pada media pertumbuhan
MR, diinkubasi selama ± 15 menit dan sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa
diamati perubahan yang terjadi Staphyllococcus aureus positif tumbuh pada
media MSA, media dan koloni berwarna
Sulfide Indole Motility (Uji Motil dan Uji kuning karena terjadi fermentasi manitol
Indol) menjadi asam. MSA mengandung manitol
Media SIM ditimbang 1,5 gram dan dan indikator PH phenol red.Hal ini
dimasukan ke dalam tabung durham, menyebabkan media MSA menjadi media
ditambahkan aquades 50 ml dan diferensial.Produk yang dihasilkan bakteri
dihomogenkan, dimasak menggunakan ini adalah asam organik yang mengubah
kompor, disterilisasi di autoclave selama ± indikator pH di MSA, merubah warna merah
60 menit. media MSA menjadi kuning cerah
(Tambayong, 2009).
Prosedur penanaman bakteri pada media Media MSA mengandung konsentrasi
SIM: garam NaCl yang tinggi (7,5%-10%)
Media SIM dikeluarkan dari autoclave dan sehingga membuat MSA menjadi media
didinginkan, media SIM dituangkan pada selektif untuk Micrococcaceae dan
tabung reaksi dan didiamkan hingga padat, Staphylococcus, karena tingkat NaCl yang
sampel bakteri dari NA diambil tinggi menghambat bakteri yang lain
menggunakan ose lurus dan dimasukkan tumbuh (Boerlin et al., 2003).
tegak lurus sampai setengah agar, diinkubasi Staphylococus aureus termasuk jenis bakteri
yang tidak mudah untuk diisolasi karena dan Sadava (2003), perbedaan warna
umumnya bercampur dengan flora normal tersebut dikarenakan perbedaan ketebalan
coagulase negative Staphylococcus(CoNS) dinding peptidoglikan bakteri, bakteri Gram
yaitu S. epidermidis dan S. haemoliticus Negatif memiliki peptidoglikan lebih tipis
(Herlina dkk., 2015). dibandingkan dengan bakteri Gram
Berdasarkan pernyataan Herlina dkk Positif.Perbedaan ketebalan dinding ini
(2015), maka dilanjutkan dengan melakukan mengakibatkan perbedaan kemampuan
metode streak T untuk mendapatkan koloni afinitas dengan pewarna Gram.
terpisah (Gambar 2).