Anda di halaman 1dari 7

Nama : Reza Perdana Putra

NIM : 1702101010192
Kelas/Ruang : 3/3
Mata Kuliah : Ilmu Bedah Umum Veteriner
Dosen Pembimbing : Drh. Syafruddin, M.P.

Jenis Pola Jahitan Operasi


Jenis jahitan dalam pembedahan banyak sekali namun pada dasarnya ada dua
pola dasar jahitan yaitu jahitan yang putus-putus atau interrupted dan menerus atau
continous.

1. Interrupted Suture
a. Simple Inerrupted Suture
Saat luka dijahit dengan beberapa jahitan yang berdiri sendiri dengan
jumlah tertentu maka disebut pola terputus. Pola ini paling banyak digunakan
karena sederhana dan mudah, tiap jahitan disimpul sendiri sehingga jika salah
satu jahitan terputus atau terlepas maka jahitan lainnya tidak akan terpengaruh,
cocok untuk daerah yang banyak bergerak karena tiap jahitan saling menunjang
satu dengan lain. Cara jahitan terputus dibuat dengan jarak kira-kira 1 cm antar
jahitan. Keuntungan jahitan ini adalah bila benang putus, hanya satu tempat
yang terbuka, dan bila terjadi infeksi luka, cukup dibuka jahitan di tempat yang
terinfeksi. Akan tetapi, dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengerjakannya
dan banyaknya lipatan simpul yang tidak diperlukan merupakan beberapa
ketidakuntungan dari pola ini.
Gambar 2.1 Simple Interrupted suture.

b. Jahitan Matras
 Jahitan Matras Horizontal
Ada dua type yaitu inverting dan everting. Untuk yang inverting tidak
diadviskan untuk kulit karena akan memperlama kesembuhan karena tepi luka
tertekuk kedalam dan sukar saat mengambil benang jahit. Pola ini baik untuk
kulit, tetapi waktu menarik benangnya jangan terlalu keras sehingga tepi luka
tetap flat atau dater sehingga aposisi tepi luka tepat, kalau menariknya terlalu
keras maka tepi luka akan terangklat keatas dan akan memperlama
kesembuhan. Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum
disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan
pertama. Memberikan hasil jahitan yang kuat.
Gambar 2.2 Interrupted horizontal mattress suture.
 Jahitan Matras Vertikal
Pola ini seperti horizontal mattres, tetapi pada waktu jahitan
dilakukan jarum menembus tegak lurus/vertical dengan tepi luka, pola
ini waktu menarik benangnya juga tidak boleh terlaiu keras, usahakan
tarikan tetap bisa menjaga tepi luka tetap beraposisi /flat saja. Jahitan
dengan menjahit secara mendalam di bawah luka kemudian dilanjutkan
dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan
luka yang cepat karena didekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.

Gambar 2.3 Interrupted vertical mattress suture.

 Jahitan Matras Modifikasi


Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka
seberangnya pada daerah subkutannya.
Gambar 2.4 Interrupted semi-mattress suture.

c. Lambert Interrupted Suture


Pola ini merupakan pola dasar untuk semua jahitan
gastrointestinal. Keuntungan pola ini yaitu bisa mencegah kebocoran
dan merupakan inisiator kesembuhan karena adanya pembalikan
dari serosa.Tusukan jarum mencapai lapisan muskularis tetapi tidak
sampai menembus mukosa(lumen usus).Pola ini selain digunakan
pada organ gastrointestinal juga dipakai untuk organ berlumen

lainnya seperti uterus. Jahitan ini sebetulnya jahitan vertical mattres .


Dapat dilakukan secara tunggal ataupun secara menerus. (
Schwartz,1994)

d. Halsteed Suture
Pola ini sebenarnya interrupted inverting mattres.Disini jelas
adanya penekukan tepi luka kedalam dan terlihat ada 2 benang yang
paralel dengan tepi luka. ( Schwartz,1994)
2. Continuous Suture
a. Continuous Simple Suture
Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju.
Biasanya menghasilkan hasil kosmetik yang baik, tidak disarankan
penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar. Aplikasi dari pola ini luas,
bisa digunakan untuk kulit ataupun jaringan yang lebih dalam. Benang yang
kelihatan memanjang dapat diluar atau didalam. Kelemahan dari pola ini adalah
: tidak ada kemampuan untuk melebar yang disebabkan oleh kebengkakan
jaringan. Bila salah satu simpul lepas/putus maka keseluruhan jahitan akan
menjadi kendor/lepas semua.

Gambar 2.5 Continuous simple sutures.

b. Locking Stick Suture


Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya,
biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur
biasa. Pola ini mempunyai kelebihan dari yang satu karena bila salah satu
simpul lepas tidak segera Iainnya akan lepas/lebih tahan.

Gambar 2.6 Locking stick suture.


c. Jahitan Intradermal
Memberikan hasil kosmetik yang paling bagus (hanya berupa satu garis
saja). Dilakukan jahitan jelujur pada jaringan lemak tepat di bawah dermis.

Gambar 2.7 Continuous intracutaneous.

d. Continuous Lambert Suture


Pola Lambert menerus (Continous Lambert’s suture). Ini merupakan
pola jahitan inversi yang digunakan pada rongga visera seperti usus. Jahitan
dilakukan menembus serosa dan muskuler dan selaput submuksoa tetapi tidak
melalui membran mukosa .
Continous Lambert’s suture

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai