Anda di halaman 1dari 39

Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Clinical Skills Practice (CSP)

BLOK KESEHATAN MATRA DAN


MANAJEMEN BENCANA

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 1


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Diterbitkan oleh:

Laboratorium CSP Medical Education Unit

Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Oktober 2020

Desain muka oleh :-

Edisi terbatas

Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian isi atau seluruh isi buku ini
dengan cara dan dalam bentuk apapun tanpa seijin penyusun

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 2


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

CLINICAL SKILLS PRACTICE (CSP)


BLOK KESEHATAN MATRA DAN
MANAJEMEN BENCANA
SEMESTER VII
TAHUN AJARAN 2020/2021

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 3


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

NAMA :
NRP :

Kontributor :
Penasehat : dr. Niniek Hardini, Sp.PA

Ketua MEU : dr. Riezky Valentina, Sp.S

Koordinator CSP : Dr. dr. Feda Anisah Makkiyah, Sp.BS, M.Kes

Tim CSP : dr. Erna Harfiani, M.Si

dr. Agneta Irma Rahayu, M.Pd.Ked

dr. Sekar Dorojati, Sp.B

dr. Erna Harfiani, M.Si

dr. Pritha Maya Savitri, SpKP

dr. Bintang Aryandi

dr. Ayodya Heristyorini, M.Sc, M.Sc

dr. Rahma Rufaida Susetyo

dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed

dr. Oktania Sandra, M.Biomed

dr. Hanna Widyatini, M.Pd.Ked

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 4


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah wabarakatuh,

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata ‘ala karena Clinical Skills
Practice (CSP) Blok Kesehatan Matra dan Manajemen Bencana pada Program Studi
Pendidikan Dokter Program Sarjana (PSPDPS) dapat kami selesaikan.

Buku Clinical Skills Practice (CSP) Blok Kesehatan Matra dan Manajemen Bencana ini
adalah bagian dari kurikulum Fakultas Kedokteran UPN ”Veteran” Jakarta dimana
mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan klinik sesuai dengan teori yang digunakan
saat ini bagi mahasiwa kedokteran. Keterampilan klinik ini termasuk keterampilan
berkomunikasi dalam menggali data yang dibutuhkan untuk menegakkan anamnesa seorang
penderita, Pemeriksaan klinis, dan keterampilan melakukan suatu tindakan medik, dimulai
dari Blok Fundamental Biomedical Science (FBS) sebagai dasar, dilanjutkan dengan lebih
mendalam pada masing-masing Blok selanjutnya, dan penerapan pada pasien (real patients)
pada tingkat Clerkship sebelum menjadi dokter seutuhnya. Pemahaman tentang prosedur
latihan dilakukan dengan melihat demonstrasi pada suatu kuliah perkenalan (introduction)
oleh pakar atau dengan alat bantu audio visual, didukung oleh latihan yang masing-masing
kelompok dipimpin oleh seorang instruktur sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam
check list.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan buku ini. Penyusun menyadari bahwa buku ini masih memiliki kekurangan, kami
juga mengharapkan masukan dari pihak terkait guna menyempurnakan buku ini di masa yang
akan datang.

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 5


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Depan 1
Kontributor 4
Kata Pengantar 5
Daftar Isi 6
Pendahuluan 7
Tujuan Pembelajaran 8
Karakteristik Mahasiswa 9
Capaian Pembelajaran 10
Tata Tertib CSP 12
Daftar Materi Skills
1. Pneumothorax 14
Patah Tulang Terbuka pada lengan atas 17
2. Luka Terbuka di Perut (usus terburai) 22
3 Multiple Trauma – Fraktur Tulang Leher – Fraktur tertutup di Paha 25
Luka Tembak Paha
4. POL 33

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 6


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat, serta meningkatnya
tuntutan masyarakat di bidang kesehatan saat ini, telah menyebabkan sistem pembelajaran
konvensional di fakultas kedokteran secara umum tidak dapat dipertahankan. Oleh karena itu
diperlukan berbagai inovasi guna memenuhi tuntutan tersebut. Dalam paradigma baru metode
pembelajaran mengutamakan metode diskusi sampai dengan saling mengajar, dengan metode
KBK dan PBL, pengetahuan yang paling mutakhir dapat diketahui dan dipahami mahasiswa
dengan sangat singkat melalui internet.

Clinical Skills Practice (CSP) adalah bagian dari kurikulum Fakultas Kedokteran UPN
”Veteran” Jakarta dimana mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan klinik sesuai
dengan teori yang digunakan saat ini bagi mahasiswa kedokteran. Keterampilan klinik ini
termasuk keterampilan berkomunikasi dalam menggali data yang dibutuhkan untuk
menegakkan anamnesa seorang penderita, pemeriksaan klinis, dan keterampilan melakukan
suatu tindakan medik. Pemahaman tentang prosedur latihan dilakukan dengan melihat
demonstrasi pada suatu kuliah perkenalan (introduction) oleh pakar atau dengan alat bantu
audiovisual, didukung oleh latihan yang masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang
instruktur sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam check list.

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 7


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan diadakannya program ini adalah : (1). Menyiapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran
UPN ‘Veteran’ Jakarta dalam praktek, baik di tingkat internship/ koas, residensi dan dalam
praktek sebagai seorang dokter yang seutuhnya. (2). Menyiapkan mahasiswa Fakultas
Kedokteran UPN ‘Veteran’ Jakarta dalam penerapan ilmu dasar dalam tingkat kesehatan
primer.

Setelah menyelesaikan kegiatan ini, diharapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN


‘Veteran’ Jakarta mampu memberikan pelayanan yang baik dalam suatu interaksi klinik
dalam mencari pemecahan suatu masalah penyakit atau kelainan dalam masyarakat dengan
mengaplikasikan ilmu dasar, mahir dalam keterampilan klinis

Program keterampilan klinik dilaksanakan sejalan dengan blok yang berjalan. Topik pada
program keterampilan klinik disesuaikan dengan sistem blok di BMP. Mahasiswa harus
membaca modul skills lab tiap topik sebelum menghadiri suatu pelatihan. Aktivitas
mahasiswa dalam program keterampilan klinik dilaksanakan pada ruang laboratorium Skills
Lab yang tersedia di kampus Universitas Pembangunan Nasional UPN ‘’Veteran ‘’, Jalan
Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan, ataupun pada Laboratorium Departemen terkait/
Laboratorium terintegrasi. Program dilaksanakan tiga kali dalam seminggu pada hari yang
ditentukan selama kurang lebih tiga jam/ sesi.

Seperti halnya perkembangan ilmu pengetahuan yang terus berkembang dan berubah setiap
saat, modul ini pun harus terus diperbaiki secara berkala berdasarkan hasil evaluasi
pelaksanaannya. Selain itu, berbagai fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar dan
sumber daya manusia perlu semakin ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya untuk
CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 8
Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

mendukung pelaksanaan perkembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang kedokteran,


khususnya dalam Clinical Skills Practice (CSP) Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah : (1).
Menyiapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN ‘Veteran’ Jakarta dalam praktek, baik di
tingkat internship/ koas, residensi dan dalam praktek sebagai seorang dokter yang seutuhnya.
(2). Menyiapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN ‘Veteran’ Jakarta dalam penerapan
ilmu dasar dalam tingkat kesehatan primer

Setelah menyelesaikan clinical skills practice, diharapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran


UPN ‘Veteran’ Jakarta mampu memberikan pelayanan yang baik dalam suatu interaksi klinik
dalam mencari pemecahan suatu masalah penyakit atau kelainan dalam masyarakat dengan
mengaplikasikan ilmu dasar dan klinis ini mahir dalam keterampilan klinis. Materi yang
diberikan disesuaikan dengan SKDI 2012, dengan pencapaian kompetensi 3 dan 4 dan ilmu
kesehatan matra sebagai muatan lokal (kekhususan) FK UPN Veteran Jakarta.

KARAKTERISTIK MAHASISWA

Karakteristik mahasiswa yang layak mengikuti modul pada blok Kesehatan Matra dan
Manajemen Bencana adalah :

1. Mahasiswa yang dapat mengikuti modul adalah yang terdaftar di semester 7 dan
sudah dinyatakan lulus di blok –blok sebelumnya.
2. Berkemauan keras menjalani proses pendidikan kedokteran dengan tekun dan
bersemangat dengan tetap menjaga nilai-nilai kepantasan yang berlaku di dunia
pendidikan pada umumnya dan di Fakultas Kedokteran UPN ”Veteran” Jakarta
khususnya
3. Mampu bekerja sendiri maupun dalam kelompok dengan tetap menerapkan prinsip-
prinsip komunikasi dan etika, baik dengan sesama mahasiswa, tutor, instruktur, pakar
dan seluruh karyawan civitas akademika di lingkungan FK UPN ”Veteran” Jakarta

Program keterampilan klinik dilaksanakan sejalan dengan Biomedical Programe (BMP)


setiap Blok. Topik pada program keterampilan klinik disesuaikan dengan sistem blok di

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 9


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

BMP. Mahasiswa harus membaca modul skills lab tiap topik sebelum menghadiri suatu
pelatihan. Aktivitas mahasiswa dalam program keterampilan klinik dilaksanakan pada ruang
laboratorium Skills Lab yang tersedia di kampus Universitas Pembangunan Nasional UPN
‘Veteran’, Jalan Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan, ataupun pada Laboratorium
Departemen terkait/ Laboratorium terintegrasi. Program dilaksanakan sekali dalam seminggu
pada hari yang ditentukan selama kurang lebih tiga jam/sesi.

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran modul Clinical Skills Practice pada setiap Blok, mahasiswa FK UPN
Veteran Jakarta mampu melakukan pemeriksaan dasar, baik dengan menggunakan teknik
wawancara/ anamnesa, pemeriksaan fisik umum, dan melakukan persiapan tindakan medik,
yang akan menjadi bagian dasar pembelajaran yang akan datang.

Keseluruhan pembelajaran dalam modul ini memiliki Level of expected ability/ Tingkat
kemampuan 4 (Piramid Miller) yang artinya: Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis
mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan,
komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah
didemonstrasikan keterampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di
bawah supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan
keterampilan ini dalam konteks praktik doktersecara mandiri

Setelah menyelesaikan modul pada setiap blok, mahasiswa memiliki pengetahuan dan
keterampilan :

1. Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dalam
pengelolaan pasien pada semua pasien segala usia, dan menciptakan hubungan baik
antara dokter dengan pasein secara khusus, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
tenaga profesi lain.
2. Melakukan prosedur klinis, menganalisis data dan mencatat informasi yang akurat,
melakukan prosedur laboratorium, dan mampu menatalaksana kedaruratan klinis pada
pasien dengan masalah dengan mengintegrasikan ilmu biomedik dan kinik sesuai dengan
kewenangannya
3. Menjelaskan dasar ilmiah menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar ilmu

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 10


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat, merangkum dari interpertasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai, dan
menentukan efektivitas suatu tindakan.
4. Mengetahui kemampuan dan keterbatasannya dalam mengatasi masalah emosional,
personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan
profesinya, dan bersedia belajar sepanjang hayat dalam merencanakan, menerapkan,
dan memantau perkembangan profesi secara berkesinambungan
5. Memiliki sikap profesional, berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta
mandukung kebijakan kesehatan, bermoral dan beretika, mamahami isu-isu etik maupun
aspek medikolegal dalam praktik kedokteran, dan menerapkan program keselamatan
pasien Fakultas Kedokteran UPN

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 11


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

TATA TERTIB CSP (OFF LINE)

1. Mahasiswa diwajibkan mengikuti semua kegiatan ketrampilan klinik. Jika


berhalangan dengan alasan yang dibenarkan (forced majeur), yang dibuktikan dengan
dokumen obyektif (surat keterangan sakit, surat ijin dari pimpinan)
2. Mahasiswa wajib memakai pakaian rapi sesuai aturan yang berlaku dan harus
menggunakan jas lab
3. Mahasiswa wajib hadir tepat waktu, baik saat introduction skills ataupun kegiatan
skills lab
4. Mahasiswa wajib membawa buku panduan dan logbook skills disetiap kegiatan
5. Untuk menilai pemahaman mahasiswa terhadap materi skills lab yang akan dipelajari,
sebelum atau sesudah pelaksanaan kegiatan skills lab akan dilakukan pretest dan
posttest.
6. Mahasiswa yang pernah tidak mengikuti kegiatan skills secara penuh,
dipertimbangkan tidak mengikuti ujian OSCE, dan dapat mengulang kegiatan skills
tahun depan

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 12


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

TATA TERTIB CSP ONLINE


1. Mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan ketrampilan klinik dengan lengkap
secara on line. Jika berhalangan harus dengan alasan yang dibenarkan (forced
majeur), yang dibuktikan dengan dokumen obyektif (surat keterangan sakit, surat ijin
dari pimpinan).
2. Mahasiswa wajib memakai pakaian rapi sesuai aturan yang berlaku.
3. Mahasiswa wajib hadir tepat waktu, baik saat introduction skills ataupun kegiatan
skills lab.
4. Mahasiswa wajib menulis semua kegiatan di logbook skills.
5. Untuk menilai pemahaman mahasiswa terhadap materi skills lab yang akan dipelajari,
sebelum atau sesudah pelaksanaan kegiatan skills lab akan dilakukan pretest dan
posttest.
6. Mahasiswa yang pernah tidak mengikuti kegiatan skills secara penuh,
dipertimbangkan tidak mengikuti ujian CSP, atau yang disebut Oral Structured
Comprehensive Examination (OSCE), dan dapat mengulang kegiatan skills tahun
depan.

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 13


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

KS
MINGGU PERTAMA :

1. PNEUMOTHORAKS

Pneumothoraks adalah :
Definisi: udara bebas didalam rongga pleura
Dalam keadaan normal dalam rongga pleura tidak terdapat udara

Pembagian Jenis Pneumotorak Menurut kejadian :


- Pneumotoraks spontan
- Primer (idiopatik)
- Sekunder (disertai penyakit dasar )
Pneumotorak yang terjadi akibat dari suatu penyakit paru (asma , ppok, tb paru, dll)
- Pneumothoraks traumatik
- Pneumothoraks iatrogenik (oleh karena efek samping tindakan)
- Pneumothoraks katamenial
Pneumotoraks yg terjadi pada wanita saat menstruasi oleh karena adanya jaringan
endometrium di pleura. Pneumotoraknya sering berulang sesuai dengan siklus menstruasi
sehingga di indikasikan untuk dilakukan pleurodesis

Jenis pneumotorak berdasarkan adanya fistel :


- Pneumotoraks tertutup
Setelah terjadi pneumotoraks vistel tertutup secara spontan
- Pneumotoraks terbuka
Ada hubungan antara pleura dengan brokus
Ada hubungan antara pleura dengan dinding dada
- Pneumotoraks ventil
Berbahaya oleh karena termasuk kegawatan paru
Sifat ventil dimana udara bisa masuk tapi tidak bisa keluar

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 14


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Gejala mendadak dan makin lama makin berat, segera pasang wsd/mini wsd (kontra ventil)
Diagnosis pneumotoraks
Anamnesis :
Gejala penyakit dasar
Sesak napas mendadak
Nyeri dada
Tanpa atau dengan penyakit paru sebelumnya
Pada Pneumotoraks Ventil :
- Sesak makin lama makin hebat
- Gelisah, keringat dingin, sianosis
- Syok akibat gangguan aliran darah atau karena terjadinya perdarahan intra pleura
- Pemeriksaan fisis anda pendorongan alat mediastinum  sisi yang sakit menonjol

Pemeriksaan Fisik :
PF : frekuensi nafas
PF Paru :
Inspeksi : Tertinggal pada pergerakan napas
Palpasi : Fremitus melemah
Perkusi : Hipersonor
Auskultasi : Suara napas melemah/ tidak terdengar

CHEKLIST PNEUMOTHORAKS
No Keterampilan 1 2 3 Keterangan
Penanganan Pasien Pre Hospital Nakes tanpa
peralatan lengkap di TKP

1 Melakukan tindakan keamanan dan minta


bantuan :
 Teriak minta bantuan
 Membawa korban ketempat yang aman
dengan cara yang aman.
 Melakukan pengamanan diri
(menggunakan hansdcoen)

Airway
2 Menilai jalan napas dengan cara : membuka
mulut, melihat dan mendengar

Breathing
3 Menilai pernapasan dengan 3 M (Look, feel dan
CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 15
Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Listen) dan membuka pakaian korban


- Apakah ada sesak napas
- Berapa frekuensi napas
- Bagaimana suara napasnya

Inspeksi : Ditemukan luka di dada dengan adanya


udara yang keluar masuk dengan mekanisme
ventil.

Membuat kontraventil dengan cara plester tiga


sisi, yaitu :
1. Persiapan alat ( kasa, dan plester)
2. Meletakkan kasa tipis diatas luka
3. Plester tiga sisi ( atas, samping ka/ki )
Bimbing korban tarik napas yang panjang,
mengeluarkan/bernapas, rekatkan plester pada
bagian bawah disisakan kurang lebih 2 cm.

Circulation
4 Menilai sirkulasi dan mencari adanya tanda-
tanda syok (tek darah, nadi dll)
 Melihat perubahan warna kulit (bibir dan
kuku)
 Meraba akral pada telapak tangan
 Meraba nadi pergelangan tangan
 Melihat luka dengan perdarahan aktif
5 Menghentikan pendarahan aktif yang terlihat
bila ada perdarahan
Dapat melakukan dengan cara :
Tutup luka dengan bebat tekan / bebat cepat
6 Menilai tingkat kesadaran dgn AVPU (Awake
Verbal Pain Unresponsive)

7 Re Evaluasi (A,B,C,D), Setelah stabil dilanjutkan


secondary survey dengan pemeriksaan mulai dari
ujung kepala sampai kaki
8 Mencatat tindakan yang diberikan, laporan dan
melakukan persiapan evakuasi
9 Dengan 3 orang penolong dilakukan evakuasi,
dengan 1 orang pemberi komando.

Korban segera dibawa ke tempat pelayanan


kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan
selanjutnya

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 16


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

SKILL PATAH TULANG TERBUKA

Tujuan Pembelajaran:
- Mendiagnosis patah tulang terbuka
- Menangani patah tulang terbuka dengan pembidaian

Skenario:
Seorang laki-laki, 25 tahun, ditemukan di pinggir jalan.

2. PATAH TULANG / FRAKTUR


Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang.
Etiologi
Tekanan berlebihan atau trauma langsung pada tulang menyebabkan suatu retakan sehingga
mengakibatkan kerusakan pada otot dan jaringan. Kerusakan otot dan jaringan akan
menyebabkan perdarahan, edema, dan hematoma.

Penyebab fraktur dapat dibedakan menjadi:


a. Cedera traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :
1) Cedera langsung adalah pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah
secara spontan
2) Cedera tidak langsung adalah pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan,
misalnya jatuh dengan tangan berjulur sehingga menyebabkan fraktur klavikula
3) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak
b.Fraktur patologik
Kerusakan tulang akibat proses penyakit dengan trauma minor mengakibatkan :
1) Tumor tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 17


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

2) Infeksi seperti ostemielitis dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat timbul
salah satu proses yang progresif
3) Rakhitis
4) Secara spontan disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus
Tanda dan gejala terjadinya fraktur antara lain:
a.Deformitas
Pembengkaan dari perdarahan lokal dapat menyebabkan deformitas pada lokasi fraktur.
Spasme otot dapat menyebabkan pemendekan tungkai, deformitas rotasional, atau angulasi.
Dibandingkan sisi yang sehat, lokasi fraktur dapat memiliki deformitas yang nyata.
b.Pembengkakan
Edema dapat muncul segera, sebagai akibat dari akumulasi cairan serosa pada lokasi fraktur
serta ekstravasasi darah ke jaringan sekitar
c.Memar
Memar terjadi karena perdarahan subkutan pada lokasi fraktur.
d.Spasme otot
Spasme otot involuntar berfungsi sebagai bidai alami untuk mengurangi gerakan lebih
lanjut dari fragmen fraktur.
e.Nyeri
Jika pasien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu mengiringi fraktur, intensitas
dan keparahan dari nyeri akan berbeda. Nyeri biasanya terus-menerus, meningkat jika
fraktur dimobilisasi. Hal ini terjadi karena spasme otot, fragmen fraktur yang bertindihan
atau cedera pada struktur sekitarnya.
f.Ketegangan
Ketegangan diatas lokasi fraktur disebabkan oleh cedera yang terjadi.
g.Kehilangan fungsi
Hilangnya fungsi terjadi karena nyeri yang disebabkan fraktur atau karena hilangnya fungsi
saraf.
h.Gerakan abnormal dan krepitasi
Manifestasi ini terjadi karena gerakan dari bagian tengah tulang atau gesekan antar fragmen
fraktur.
i.Perubahan neurovascular
Cedera neurovaskuler terjadi akibat kerusakan saraf perifer atau struktur vaskular yang
terkait. Pasien dapat mengeluhkan rasa kebas atau kesemutan atau tidak teraba nadi pada
daerah distal dari fraktur
j.Syok
Fragmen tulang dapat merobek pembuluh darah. Perdarahan besar atau tersembunyi dapat
menyebabkan syok.

Penatalaksaan fraktur

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 18


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Prinsip menangani fraktur adalah mengembalikan posisi patahan ke posisi semula dan
mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang.
Cara pertama penangan adalah proteksi saja tanpa reposisi atau imobilisasi, misalnya
menggunakan mitela. Biasanya dilakukan pada fraktur iga dan fraktur klavikula pada anak.
Cara kedua adalah imobilisasi luar tanpa reposisi, biasanya dilakukan pada patah tulang
tungkai bawah tanpa dislokasi.
Cara ketiga adalah reposisi dengan cara manipulasi yang diikuti dengan imobilisasi,
biasanya dilakukan pada patah tulang radius distal.
Cara keempat adalah reposisi dengan traksi secara terus-menerus selama masa tertentu. Hal
ini dilakukan pada patah tulang yang apabila direposisi akan terdislokasi di dalam gips.
Cara kelima berupa reposisi yang diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar.
Cara keenam berupa reposisi secara non-operatif diikuti dengan pemasangan fiksator tulang
secara operatif.
Cara ketujuh berupa reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi interna yang biasa
disebut dengan ORIF (Open Reduction Internal Fixation). Cara yang terakhir berupa eksisi
fragmen patahan tulang dengan prostesis (Sjamsuhidayat dkk, 2010).
Penanganan Primary survey dilakukan prinsip ABCDE (Airway, Breathing, Circulation,
Disability Limitation, Exposure. Dan setelah aman dan pasien telah sadar dan dapat
berbicara dapat dilakukan Sekundery survey yaitu riwayat AMPLE dari pasien, yaitu
Allergies, Medication, Past Medical History, Last Ate dan Event (kejadian atau mekanisme
kecelakaan).

PEMBIDAIAN
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat, atau bahan lain yang kuat tetapi
ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak
bergerak (immobilisasi) memberikan istirahat, dan mengurangi rasa sakit.
Prinsip pembidaian adalah :
1. Lakukan pembidaian di tempat dimana anggota badan mengalami cidera
2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan
dulu ada tidaknya patah tulang
3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan dari tempat fraktur

Syarat-syarat pembidaian
1. Siapkan alat-alat selengkapnya
2. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebih dulu
pada anggota badan korban yang tidak sakit
3. Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor
4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan
5. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah
6. Kalau memungkinkan, anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai
7. Sepatu, gelang, jam tangan, dan alat pengikat perlu dilepas

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 19


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

CHEKLIST PATAH TULANG TERBUKA PADA LENGAN ATAS


No Keterampilan 1 2 3 Keterangan
Penanganan Pasien Pre Hospital Nakes dengan
peralatan lengkap di TKP

1 Melakukan pengamanan diri dengan memakai hand


schoen
2 Minta bantuan
3 Membawa korban ketempat yang aman dengan cara yang
aman.
4 Menilai Airway dan Breathing baik
Jika pasien dapat berbicara dapat dipastikan Airway clear,
lanjut ke Breathing.
5 Breathing. Lakukan Inspeksi, Palpasi (tanya apa ada nyeri
jika ditekan), Perkusi dan Auskultasi.
6 Circulation
7 Menilai Sirkulasi dan menilai adanya tanda-tanda
syok
 Melihat apakah wajah pucat
 Meraba telapak tangan dan menilai akral
 Menilai CRT
 Meraba nadi
 Mengukur tekanan darah
Menilai perdarahan di tempat lain
8 Menghentikan perdarahan dengan pembalut cepat
dan tekan:
1. Membuka pembalut tekan/cepat yang masih steril
2. Meletakkan pembalut tekan/cepat diatas luka
3. Meminta bantuan untuk menekan sementara di
atas pembalut cepat
4. Melanjutkan pemasangan balut tekan/cepat
dengan mengikat tali yang pertama pada bagian
ujung-ujungnya
Bila masih pendarahan tambahkan pembalut tekan/cepat
dengan mengikat di atas luka
9 Memasang infus :
 Persiapan alat (infus set, cairan infus, jarum infus,
alkohol, povidon iodine, plester dan kassa).
 Gunakan handschoen
 Mengecek udara dalam selang infus

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 20


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

 Melakukan tindakan septik anti septik sebelum


melakukan penusukan jarum infus
 Setelah berhasil mandrin dilepas sambungkan
selang infus kedalamnya.
 Menutup dengan kassa diatas tusukkan kemudian
memfiksasi dengan plester
Mengatur dan mengontrol kecepatan aliran infus
10 Melakukan pembidaian dengan cara :
1. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan. Pada pasien
dengan patah tulang, siapkan 2-3 bidai dan mitela
secukupnya
2. Lepas sepatu, jam atau asesoris pasien sebelum
memasang bidai
3. Pembidaian melalui 2 sendi, sebelumnya ukur
panjang bidai pada sisi kontralateral pasien yang
tidak mengalami kelainan.
4. Pastikan bidai tidak terlalu ketat atau longgar.
5. Bungkus bidai dengan pembalut sebelum
digunakan
6. Lakukan traksi untuk melakukan alignment
sementara pada tulang yang patah
7. Ikat bidai pada pasien dengan mitela di sebelah
proksimal dan distal dari tulang yang patah. Ikatan
berada di sisi luar.
8. Setelah pembidaian, cek neurovascular kompleks
dengan meraba nadi dan menanyakan adanya
kesemutan atau tidak.
Melakukan penilaian disabilitas yaitu tingkat kesadaran
korban
Melakukan secondary suvey, penilaian kembali dari
kepala sampai kaki, memastikan bidai tetap di posisinya
Memberikan obat-obatan mengurangi rasa sakit dan anti
biotika.
Mencatat tindakan yang diberikan, laporan dan
melakukan persiapan evakuasi

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 21


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

MINGGU KEDUA :

1. TRAUMA ABDOMEN

Trauma adalah sebuah mekanisme yang disengaja ataupun tidak disengaja sehingga
menyebabkan luka atau cedera pada bagian tubuh.

Trauma yang cukup berat dapat mengakibatkan kerusakan anatomi maupun fisiologi organ
tubuh yang terkena. Trauma dapat menyebabkan gangguan fisiologi sehingga terjadi gangguan
metabolisme kelainan imunologi, dan gangguan faal berbagai organ.

Gambar Bidang bayang pembagian abdomen

Trauma abdomen dapat menyebabkan laserasi organ tubuh sehingga memerlukan tindakan
pertolongan dan perbaikan pada organ yang mengalami kerusakan.
Trauma abdomen pada garis besarnya dibagi menjadi trauma tumpul dan trauma tajam.
Keduanya mempunyai biomekanika, dan klinis yang berbeda sehingga algoritma
penanganannya berbeda.

Trauma pada abdomen dapat di bagi menjadi dua jenis:


a.Trauma penetrasi / trauma tajam : Trauma Tembak, Trauma Tusuk
b.Trauma non-penetrasi atau trauma tumpul
diklasifikasikan ke dalam 3 mekanisme utama, yaitu tenaga kompresi (hantaman), tenaga
deselerasi dan akselerasi.

Trauma tajam
Trauma tajam abdomen adalah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan
tubuh dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum yangdisebabkan oleh tusukan benda
tajam.
Trauma akibat benda tajam dikenal dalam tiga bentuk luka yaitu : luka iris atau luka sayat
(vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum) atau luka bacok (vulnus caesum).

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 22


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Luka tusuk maupun luka tembak akan mengakibatkan kerusakan jaringan karena laserasi
ataupun terpotong. Luka tembak dengan kecepatan tinggi akan menyebabkan transfer energi
kinetik yang lebih besar terhadap organ viscera, dengan adanya efek tambahan berupa
temporary cavitation, dan bisa pecah menjadi fragmen yang mengakibatkan kerusakan
lainnya.Kerusakan dapat berupa perdarahan bila mengenai pembuluh darah atau organ yang
padat. Bila mengenai organ yang berongga, isinya akan keluar ke dalam rongga perut dan
menimbulkan iritasi pada peritoneum.

Pada korban penusukan atau korban kecelakaan dan usus korban terburai, jangan
memasukkan usus terburai. Memasukkan kembali usus yang terburai sangat beresiko
menyebabkan infeksi. Biarkan usus diluar, dibasahi dengan cairan steril agar tidak
mengering, sambil membawa ke RS terlengkap terdekat. Bila usus mengering sel-selnya
dapat mati, dan membusuk. Keadaan akan dipersulit bila selain usus keluar juga perdarahan
hebat. Prinsip pertolongannya adalah menekan perdarahan dan membasahi usus itu agar tidak
kering menggunakan kain yang steril yang ada ditempat atau menggunakan pembalut cepat.

Gambar Pembalut cepat

CHEKLIST LUKA TERBUKA PERUT DENGAN USUS TERBURAI


No Keterampilan 1 2 3 Keterangan
Penanganan Pasien Pre Hospital Nakes dengan
peralatan lengkap di TKP / Ambulans

1 Melakukan tindakan keamanan + minta bantuan:


Memindahkan korban ketempat yang aman dgn cara
yang aman
Meminta bantuan
Melakukan pengamanan diri

Airway dan breathing


2 Memastikan tidak ada gangguan pada Airway

Menilai jalan napas dengan cara : membuka mulut,


melihat dan mendengar

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 23


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Menyiapkan tabung O2,


Menggunakan masker oksigen dengan 10 liter

Memastikan tidak ada gangguan pada Breathing


3 Menilai sirkulasi dengan cara :
Memeriksa apakah ada tanda-2 syok :
 Memeriksa tanda-2 perdarahan di rongga perut
 Meraba akral
 Meraba nadi
 Melakukan pengukuran tekanan darah

4 Menghentikan perdarahan yang terlihat dengan


cara :
- Bebat tekan langsung pada luka dengan
perdarahan aktif
- Memastikan tidak ada perdarahan di tempat lain

Bila usus terburai karena robeknya dinding


abdomen:
- Tutup usus yg terburai dengan kasa steril yang
basah dengan H2O/cairan infus.
- Jangan melakukan manipulasi pada usus yang
terburai

5 Pelaksanaan Memasang Infus 2 line :


 Persiapan alat (infus set, cairan infus, jarum infus,
alkohol, povidon iodine, plester dan kassa).
 Gunakan Hand Schoen
 Mengecek udara dalam selang infus
 Melakukan tindakan septik antiseptik sebelum
melakukan penusukan jarum infus
 Setelah berhasil mandrin dilepas sambungkan
selang infus kedalamnya.
 Menutup dengan kassa diatas tusukkan kemudian
memfiksasi dengan plester.
 Mengatur dan mengontrol kecepatan aliran infus

6 Menilai kesadaran dengan AVPU


7 Re evaluasi A,B,C,D
Setelah stabil ,dilakukan secondary survey dengan
pemeriksaan yang dilaksanakan :
- Dari ujung kepala sampai jari kaki
- Menanyakan ada tidaknya keluhan

8 Mencatat tindakan yang diberikan, laporan dan

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 24


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

melakukan persiapan evakuasi ke fasilitas pelayanan


kesehatan terdekat dengan ambulans
MINNGU KETIGA
MULTIPLE TRAUMA - FRAKTUR TULANG LEHER- FRAKTUR TERTUTUP DI
PAHA
Fraktur Tulang Leher
Anatomi tulang servikal terdiri dari 7 buah tulang, yaitu C1-C7, Tulang servikal pertama (C1)
disebut juga atlas, yang akan bersentuhan dengan tulang kondilus oksipital pada dasar dari
tulang tengkorak, pada level foramen magnum. Tulang atlas tidak memiliki korpus vertebra
dan tidak memiliki prosesus spinosus. Tulang servikal yang kedua yaitu aksis, memiliki
karakteristik prosesus yang yang menonjol ke atas menuju tulang C1. Kelima sisa tulang
servikal (C3–C7) memiliki bentuk yang mirip, dan secara bertahap akan memiliki ukuran
yang semakin besar. Sekitar 50% dari pergerakan fleksi dan ekstensi dari tulang servikal
terjadi melalui sendi atlanto-oksipital, demikian pula pergerakan rotasi 50% dilakukan oleh
sendi tersebut. Sisanya dilakukan oleh tulang C3 hingga C7.
Tulang servikal dalam keadaan normal, dipertahankan dalam posisi sedikit lordotik.
Kebanyakan cedera pada tulang servikal, akan menyebabkan posisi tulang servikal menjadi
kifosis, kondisi ini menyebabkan kondisi yang tidak stabil, dan juga akan mempengaruhi
tatalaksana jalan napas pasien. Meskipun kebanyakan pasien dapat di stabilkan dengan
menggunakan collar neck dalam rangka imobilisasi servikal. Cedera tulang servikal dapat
dibagi menjadi 2 yaitu cedera servikal atas (C1 dan C2) dan cedera servikal bawah/subaksial
(C3-C7).

Penilaian Cedera Tulang Servikal


Pemeriksaan awal pasien cedera tulang servikal terdiri dari survai primer dan sekunder.
Survai primer terdiri dari identifikasi faktor-faktor yang dapat mengancam nyawa, dan
melakukan stabilisasi kondisi tersebut termasuk di dalamnya yaitu stabilisasi tulang belakang.

Setelah survai primer selesai, lalu dilanjutkan dengan survai sekunder, yaitu penilaian
sistematis dari kepala hingga kaki, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Cedera medula spinalis (Spinal Cord Injury /SCI) terjadi pada 10% kasus dengan
cedera kepala, oleh karena itu kita harus memiliki kecurigaan pada setiap pasien dengan
kasus trauma, terutama melibatkan daerah kepala.

Trauma pada kepala


Kepala merupaka bagian yang sangat vital untuk dijaga keaamanannya.Trauma pada kepala
yang menyebabkan perdarahan baik didalam maupun diluar kepala. Trauma pada kulit kepala
yang menyebabkan perdarahan perlu dilakukan pembalutan.
Tujuan umum pembalutan adalah :
- Menahan bagian tubuh supaya tidak bergeser dari tempatnya
- Menahan pembengkakan yang dapat terjadi pada luka

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 25


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

- Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian itu tidak bergeser
- Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi
- Melindungi atau mempertahankan dressing lain pada tempatnya
Pembalutan dapat menggunakan beberapa alat, yaitu :
1. Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
2. Dasi adalah mitella yang berlipat-lipat sehingga berbentuk seperti dasi (lebamya antara 5-
10 cm)
3. Pita adalah pembalut gulung
4. Plester adalah pembalut berperekat
5. Pembalut yang spesifik
6. Kassa steril

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 26


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Beberapa contoh penggunaan mitela, dasi dan pita

CHEKLIST MULTIPLE TRAUMA FRAKTUR TULANG LEHER + FRAKTUR


TERTUTUP DI PAHA
No Keterampilan 1 2 3 Keterangan
Penanganan Pasien Pre Hospital Nakes dengan
peralatan lengkap di TKP / Ambulans

1 Melakukan tindakan keamanan + minta bantuan

‘2 Airway dan C-Spine Control

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 27


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Melakukan pemasangan Neck Collar dengan cara :


1. Mengukur setinggi dari bahu s/d mandibula
2. Memasukkan neck collar dari kanan bawah leher
3. Pasang perekatnya (velcro)
Memberikan ganjalan kiri / kanan kepala
Airway
3 Menilai jalan napas
1. Membuka
2. Melihat benda asing
3. Mendengarkan suara tambahan

Memasang O2 dengan :
 Menyiapkan tabung O2
 Menggunakan masker oksigen dengan 10 liter
4 Membebaskan jalan napas dengan cara :
1. Minta bantuan untuk memiringkan
2. Memiringkan korban tehnik log roll dengan 3
penolong

Membalikkan korban dengan tehnik Log Roll :


1. Meminta bantuan orang lain
2. Penolong utama memimpin pelaksanaannya
3. Melakukan fiksasi pada kepala dan leher
4. Memberikan aba-aba pada penolong lain dan
mengikuti gerakan
5. Tidak melepaskan fiksasi pada kepala dan
leher sebelum dipasang neck collar
6. Melakukan pemeriksaan di bagian belakang

3. Penolong berada diatas kepala memegang kepala


dan leher
Breathing
5 Menilai pernapasan :
- Suara napas vesikuler
- Frekuensi napas
- Sesak napas

Circulation
6 Menilai sirkulasi dengan cara : (apakah ada tanda2
syok)
 Melihat ada perdarahan tidak
 Melihat perubahan warna kulit
 Meraba akral telapak tangan
 Meraba nadi pergelangan tangan
 Mengukur tekanan darah
7 Menghentikan perdarahan di kepala dengan pembalut

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 28


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

cepat
 Tehnik membuka pembalut cepat

1. Membuka pembalut cepat yang masih steril


2. Meletakkan pembalut cepat diatas luka
3. Meminta bantuan untuk menekan sementara
diatas pembalut cepat
4. Melanjutkan pemasangan balut cepat dan
tekan dengan mengikat tali yang pertama pada
bagian ujung-ujungnya
5. Bila masih pendarahan tambahkan pembalut
tekan/cepat dengan mengikat diatas luka

 Tehnik membalut kepala


Dengan menggunakan kasa gulung atau cara post paket.

Tehnik membalut kepala cara post paket. :


1. Merawat luka
2. Membuat dasi panjang dari mitela
3. Meletakkan pertengahan dasi pada dagu
4. Tarik kedua ujung dasi ke atas melalui depan
telinga kanan dan kiri.
5. Temukan kedua ujung dari pelipis yang luka,
kemudian disilangkan di tempat luka.
6. Lingkarkan kedua ujung dasi melalui dahi dan
belakang kepala
7. Buat simpul pada pelipis yang sehat tempat
dibalutan pertama.

Mendapatkan perdarahan di bahu kanan dan merawat


luka dan perdarahan

Mendapatkan adanya deformitas (kaki terlihat lebih


pendek dari kontralateral, bengkak, berwarna kebiruan
dan nyeri tekan) di paha kanan

Melakukan pembidaian dengan cara :


1. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan. Pada pasien
dengan patah tulang, siapkan 2-3 bidai dan mitela
secukupnya
2. Lepas sepatu, jam atau asesoris pasien sebelum
memasang bidai
3. Pembidaian melalui 2 sendi, sebelumnya ukur
panjang bidai pada sisi kontralateral pasien yang
tidak mengalami kelainan.

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 29


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

4. Pastikan bidai tidak terlalu ketat atau longgar.


5. Bungkus bidai dengan pembalut sebelum digunakan
6. Lakukan traksi untuk melakukan alignment
sementara pada tulang yang patah
7. Ikat bidai pada pasien dengan mitela di sebelah
proksimal dan distal dari tulang yang patah. Ikatan
berada di sisi luar.
Setelah pembidaian, cek neurovascular kompleks dengan
meraba nadi dan menanyakan adanya kesemutan atau tidak.

8 Melakukan pemasangan infus


 Persiapan alat (infus set, infus, jarum infus, alkohol,
povidone iodine, plester dan kassa).
 Gunakan Hand Schoen
 Mengecek udara dalam selang infus
 Melakukan tindakan septik antiseptik sebelum
melakukan penusukan jarum infus
 Setelah berhasil mandrin dilepas sambungkan selang
infus kedalamnya.
 Menutup dengan kassa diatas tusukkan kemudian
menviksasi dengan plester.
 Mengatur dan mengontrol kecepatan aliran infus
9 Menilai tingkat kesadaran dengan menilai kesadaran korban
dengan AVPU

10 Re evaluasi tindakan yang diberikan

11 Mencatat tindakan yang diberikan, laporan dan melakukan


persiapan evakuasi

LUKA TEMBAK PAHA

Luka Tembak adalah :


Luka tembak adalah suatu cedera pada tubuh akibat efek penetrasi proyektil atau peluru dari
senjata api.

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 30


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Kerusakan jaringan tubuh akibat luka tembak bergantung pada energi kinetik yang dihasilkan
oleh peluru pada senjata api. Diagnosis dari luka tembak tetap perlu dilakukan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan yakni berupa pemeriksaan darah seperti darah
lengkap, golongan darah dan crossmatch untuk persiapan transfusi darah. Kemudian,
pemeriksaan penunjang lain seperti pencitraan juga umum dilakukan untuk evaluasi jaringan
tubuh mana saja yang sudah mengalami kerusakan dan untuk mengestimasi derajat keparahan
dari luka tembak.

Luka Tembak Masuk dan Keluar


Luka tembak bisa berupa luka tembak masuk dan luka tembak keluar. Apabila setelah
mengenai sasaran, anak peluru masih memiliki tenaga untuk meneruskan lintasannya, dan
menembus keluar tubuh, maka akan terjadi luka tembak keluar.
Luka tembak masuk biasanya berbentuk bulat dengan batas abrasi melingkar mengelilingi
luka yang disebabkan oleh peluru, tepi abrasi adalah goresan atau lecet pada kulit (kelim
lecet) yang disebabkan oleh gaya dorong dari peluru. Sedangkan luka tembak keluar bisa
memberikan tampakan klinis yang cukup beragam, yakni seperti berbentuk bulat, lonjong,
seperti celah, stellate, atau berbentuk bulan sabit. Yang membedakan antara luka tembak
masuk dan luka tembak keluar bukan hanya dari ukuran diameter luka, melainkan dari
kurangnya batas abrasi. Selain menentukan jarak tembak dan jenis senjata, manfaat dari
membedakan luka tembak masuk dan luka tembak keluar juga untuk kepentingan hokum.

Pendarahan Arteri Besar


Trauma tajam maupun tumpul yang merusak sendi atau tulang di dekat arteri mampu
menghasilkan trauma arteri. Cedera ini dapat menimbulkan pendarahan besar padal uka
terbuka atau pendarahan di dalam jaringan lunak. Ekstrimitas yang dingin, pucat, dan
menghilangnya pulsasi ekstremitas menunjukkan gangguan aliran darah arteri.

Jika dicurigai adanya trauma arteri besar maka harus dikonsultasikan segera ke dokter
spesialis bedah. Pengelolaan pendarahan arteri besar berupa tekanan langsung dan resusitasi
cairan yang agresif. Syok dapat terjadi akibat kurangnya volume darah akibat pendarahan
yang masif.

Beberapa hal yang dapat dilakukan saat ditemukannya tanda-tanda syok (nadi meningkat dan
melemah, tekanan darah menurun, akral dingin, penurunan kesadaran) adalah :
1.Amankan Airway dan Breathing dengan pemasangan alat bantu jalan nafas jika perlu dan
pemberian oksigen
2.Amankan Circulation dengan cara membebat lokasi pendarahan, pemasangan akses
vaskuler, dan terapi cairan awal. Untuk akses vaskuler, dipasang dua kateter IV ukuran
besar (minimum no 16). Tempat terbaik untuk memasang akses vena adalah divena
lengan bawah dan di kubiti, tetapi pemasangan kateter vena sentral juga diindikasikan
apabila terdapat fasilitas.Untuk terapi cairan awal, bolus cairan hangat diberikan
secepatnya. Dosis umumnya 1 hingga 2 liter untuk dewasa dan 20 ml/kg untuk anak
anak. Untuk pemilihan cairan awal digunakan cairan kristaloid seperti RL atau NS.
Respon pasien kemudian diobservasi selama pemberian cairan awal. Perhitungannya
adalah pemberian 3 L kristaloid untuk mengganti 1 L darah. Pemberian Koloid dapat
CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 31
Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

dipertimbangkan apabila dengan pemberian kristaloid masih belum cukup memperbaiki


perfusi ke jaringan

Penilaian respon pasien dapat dilakukan dengan memantau beberapa kondisi seperti :
1) tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, saturasi oksigen)
2) Produksi urin dipantau dengan memasang kateter urin. Target dari produksi urin adalah
130,5 ml/kg/jam untuk dewasa, 1 ml/kg/jam untuk anak-anak.
3) keseimbangan asam basa

CHEKLIST LUKA TEMBAK PAHA


No Keterampilan 1 2 3 Keterangan
1 Melakukan tindakan keamanan
 Membawa korban ke tempat yang aman dgn cara
yang aman
 Meminta bantuan
 Melakukan pengamanan diri
2 Meyakinkan tidak ada masalah dengan Airway dan
Breathing
Circulation
3 Menilai sirkulasi
 Melihat adanya tanda-tanda syok (tek darah,nadi
dll)
 Meraba telapak tangan
 Meraba nadi pada pergelangan tangan

4 Menghentikan perdarahan dengan pembalut cepat dan


tekan dengan cara :
 Membuka pembalut cepat yang steril
 Meletakkan pembalut cepat diatas luka
 Meminta bantuan untuk menekan sementara diatas
pembalut cepat
 Melanjutkan pemasangan balut cepat dan tekan
dengan mengikat tali yang pertama pada bagian
ujung-ujungnya
 Bila masih pendarahan tambahkan pembalut
tekan/cepat dengan mengikat diatas luka
 Memastikan tiak ada perdarahan di tempat lain

5 Memasang infus :
 Persiapan alat (infus set, cairan infus, jarum infus,
alkohol, povidon iodine, plester dan kassa).
 Gunakan handschoen
 Mengecek udara dalam selang infus
 Melakukan tindakan aseptic sebelum melakukan
penusukan jarum infus

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 32


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

 Setelah berhasil mandrin dilepas sambungkan


selang infus kedalamnya.
 Menutup dengan kassa diatas tusukkan kemudian
memfiksasi dengan plester.
 Mengatur dan mengontrol kecepatan aliran infus

6 Memberikan obat-obatan mengurangi rasa sakit dan anti


biotika.
7 Melakukan Re evaluasi tindakan yang diberikan
8 Mencatat tindakan yang diberikan, laporan dan melakukan
persiapan evakuasi.

MINGGU KE EMPAT :
EVAKUASI POL (PERTOLONGAN ORANG LUKA)

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 33


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

TEKNIK MEMINDAHKAN PASIEN


a. Definisi Teknik Memindahkan Pasien adalah Teknik yang dapat digunakan untuk memberi
perawatan pada pasien imobilisasi. Teknik ini membutuhkan mekanika tubuh yang sesuai
sehingga memungkinkan perawat untuk menggerakkan, mengangkat atau memindahkan
pasien dengan aman dan juga melindungi perawat dari cedera sistem musculoskeletal.

b. Jenis–Jenis Pemindahan Pasien Teknik pemindahan pada pasien termasuk dalam transport
pasien, seperti pemindahan pasien dari satu tempat ke tempat lain, baik menggunakan alat
transport seperti ambulance, dan branker yang berguna sebagai pengangkut pasien gawat
darurat.
1) Pemindahan pasien dari tempat tidur ke brankar
Pada pemindahan pasien ke brankar menggunakan penarik atau kain yang ditarik untuk
memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar. Brankar dan tempat tidur ditempatkan
berdampingan sehingga pasien dapat dipindahkan dengan cepat dan mudah dengan
menggunakan kain pengangkat. Pemindahan pada pasien membutuhkan tiga orang
penolong
2) Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kursi
Kursi ditempatkan dekat dengan tempat tidur dengan punggung kursi sejajar dengan bagian
kepala tempat tidur. Pemindahan yang aman adalah prioritas pertama, ketika memindahkan
pasien dari tempat tidur ke kursi roda, penolong harus menggunakan mekanika tubuh yang
tepat.

c. Jenis-Jenis dari Transportasi Pasien


Transportasi pasien pada umumnya terbagi atas dua, yaitu Transportasi gawat darurat dan
kritis.
Pada transportasi gawat darurat setelah penderita diletakan diatas tandu (atau Long Spine
Board bila diduga patah tulang belakang) penderita dapat diangkut ke rumah sakit. Sepanjang
perjalanan dilakukan Survey Primer, ditambah resusitasi jika perlu.Tulang yang paling kuat
ditubuh manusia adalah tulang panjang dan yang paling kuat diantaranya adalah tulang paha
(femur). Otot-otot yang beraksi pada tulang tersebut juga paling kuat. Dengan demikian maka
pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama pada paha dan bukan dengan
membungkuk angkatlah dengan paha, bukan dengan punggung.

Panduan dalam mengangkat penderita gawat darurat.


a.Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita.
b.Diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu jangan dipaksakan
c.Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit sebelahnya
d.Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat
e.Tangan yang memegang menghadap kedepan
f.Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa jarak maksimal tangan
dengan tubuh kita adalah 50 cm
g.Jangan memutar tubuh saat mengangkat
h.Panduan diatas berlaku juga saat menarik atau mendorong pasien

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 34


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

Contoh cara mengankat pasien dengan 3 penolong

Gambar Cara Menyeret Pasien Gambar Cara Menarik Pasien

Gambar Cara Mengendong Pasien Gambar Cara Mengendong Pasien (tanpa alat)

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 35


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

CHEKLIST EVAKUASI POL (PERTOLONGAN ORANG LUKA)

No Keterampilan 1 2 3 Keterangan
Sesudah korban mendapatkan pertolongan sesuai dengan luka
yang diderita, selanjutnya dilkukan evakuasi (POL)

Pelaksanaan POL Cara Membopong


1 - Berlutut arah kepala korban dengan salah satu lutut
menyentuh tanah.
2 - Dorong punggung korban sampai ½ duduk di tanah oleh
salah satu lutut pengangkut.
3 - Bergeser searah bahu korban dengan posisi berlutut
4 - Pindahkan, tekuk salah satu kaki korban
5 - Pindahkan korban dengan merangkul ke leher
6 - Dudukkan korban diatas paha dengan satu tangan
merangkul dari bawah paha korban dengan tangan yang lain
memegang pinggang korban lewat punggung korban
7 - Berdiri sambil dirapatkan ke pengangkut, agar korban lebih
ringan.
8 - Berjalan ke tempat yang ditentukan
9 - Menurunkan korban dengan cara berlawanan saat
mengangkat.
Pelaksanaan POL Cara Menjulang :
1 - Berlutut arah kepala korban dengan salah satu lutut
menyentuh tanah.
2 - Dorong punggung korban sampai ½ duduk di tanah oleh
salah satu lutut pengangkut.
3 - Anyam kedua tangan pengangkut di depan dada korban,
lalu dibawa berdiri.
4 - Pengangkut berhadapan dengan korban
5 - Pegang salah satu tangan korban dilanjutkan pengangkut
berlutut dengan salah satu lutut dan tangan berada diantara
kedua kaki korban.
6 - Atur posisi korban agar tidak tertekan kemaluan korban.
7 - Berdiri sambil membetulkan posisi korban
8 - Berjalan menuju ketempat yang ditentukan
9 - Cara menurunkan korban kebalikan cara mengangkat.

Pelaksanaan POL Cara Menggendong cara Ransel :

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 36


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

1 - Siapkan alat bantu berupa 2 buah kopel rim yang


dipanjangkan dan disambung.
2 - Tempatkan sambungan kopel rim pada bagian bawah paha
dan punggung korban
3 - Buka kedua tungkai korban secukupnya lalu penolong
terlentang di atas korban sambil memasukkan sosok kopel ke
kedua lengan seperti menggendong ransel
4 - Pegang ke dua tangan korban dilanjutkan berguling sikap
tiarap sehingga posisi korban di atas penolong.
5 - Penolong berusaha berdiri.
6 - Berjalan menuju tempat yang ditentukan
7 - Menurunkan korban dengan cara :
* merendahkan badan dengan berlutut
* tangan menumpu pada tanah dilanjutkan tiarap
* Selanjutnya penolong memegang tangan korban
dilanjutkan berguling.

* Penolong berdiri dilanjutkan melepas kopel yang


digunakan untuk menggendong korban
Pelaksanaan POL Cara Menyeret
1 - Ambil sikap tiarap searah korban
2 - Kendorkan kancing baju bagian atas
3 - Pegang baju dengan leher korban dengan posisi punggung
tangan ke tanah.
4 - Lindungi kepala korban dengan bantalan kedua tangan
pengangkut.
5 - Tarik (Saat menarik jangan tersendat-sendat).

Daftar Pustaka
1.Corso P, Finkelstein E, Miller T, Fiebelkorn I, Zaloshnja E. Incidence and lifetimecosts of
injuries in the United States.Inj Prev. Aug 2006;12(4):212-8.
2.Canale ST.Campbell's Operative Orthopaedics. 10thed. St Louis, Mo: Mosby-YearBook;
2003.
3.Court-Brown CM, Rimmer S, Prakash U, McQueen MM. The epidemiology of openlong
bone fractures.Injury. Sep 1998;29(7):529-34.
4.Norvell J G, Kulkarni R. Tibial and Fibular Fracture. Diakses
dihttp://emedicine.medscape.com/article/826304-overview. tanggal akses 11
Februari2012. Update Terakhir 16 Maret 2011

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 37


Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

5.Moran DS, Israeli E, Evans RK, Yanovich R, Constantini N, Shabshin N, et al.Prediction


model for stress fracture in young female recruits during basic training.Med Sci Sports
Exerc. Nov 2008;40(11 Suppl):S636-44.
6.Gustilo RB, Merkow RL, Templeman D. The management of open fractures.J BoneJoint
Surg Am. Feb 1990;72(2):299-304.
7.Buckley R dkk. General Principle of Fracture Workup. Diakses
dihttp://emedicine.medscape.com/article/1270717-workup. Diakses tanggal 11
Februari2012. Updateterakhir 15 anuari 2010.
8.Patel M dkk. Open Tibial Fracture. Diakses
dihttp://emedicine.medscape.com/article/1249761-overview. Tanggal akses 11
Februari2012. Update Terakhir 23 Mei 2011.
9.American College of Surgeons.Advanced Trauma Life Support for Doctors
(ATLS):Student Course Manual. 7thed. Chicago, Ill: American College of Surgeons;
2004.
10.Wang AM, Yin X, Sun HZ, DU QY, Wang ZM. Damage control orthopaedics in 53cases
of severe polytrauma who have mainly sustained orthopaedic trauma.Chin JTraumatol.
Oct 2008;11(5):283-7.
11.Lee C, Porter KM. Prehospital Management of Lower Limb Fracture. Emerg Med
J2005;22:660–663
12.American College of Surgeons Comittee on Trauma.Advanced Trauma Life Supportfor
Doctors (ATLS) Student Course Manual. 8th ed. Chicago, IL : American College of
Surgeons ; 2008
13.Mangku G, Senapathi T.G.A. eds Wiryana I.M.W, Sinardja K, Sujana I.B.G, BudiartaI.G.
Penatalaksanaan Nyeri.Dalam :Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. JakartaBarat :
Indeks. 2010
14.Khan F.Y.Rhabdomyolysis : A Review of the Literature.The Netherlands Journal of
Medicine.Oct 2009; 67(9); 272–283
15. Suarningsih KA, Pelaksanaan Teknik Memindahkan Pasien Trauma, Prodi Ilmu
Keperawatan FK Udayana, 2017
16. ACEM. 2014. Emergency Department Design Guidelines, G15. Third Section, Australian
College For Emergency Medicine.Berman, A. et al. 2009.
17. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Koizer & Erb, Edisi5. Jakarta: EGC
18. Kurniati A, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening (AIPHSS) Kegiatan Belajar III Pemindahan Evakuasi
Korban Bantuan Hidup Dasar (BHD), Penanganan Pendarahan & Pemindahan Korban
PPGD DAN TAGANA
19. Parahita, PS dan Kurniyanta, Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Pada Cidera Fraktur
Ekstremitas, Bagian SMF Anastesi dan Terapi Intensif FK Udayana/RS Sanglah
Denpasar
20. American College of Surgeons Comi on Trauma.Advanced Trauma Life Supportfor
Doctors (ATLS) Student Course Manual. 8th ed. Chicago, IL : Am College Of
Surgeons ; 2008
CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 38
Medical Education Unit (MEU) FKUPN “Veteran” Jakarta

21. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul Skil lab A-JILID I
22. Rahmatisa D, Sudadi & Suryono B, Tatalaksana Jalan Napas pada Pasien dengan Fraktur
Listesis Servikal Tidak Stabil. Jurnal Neuroanestesi Indonesia. NI 2019; 8 (1): 33‒43

CSP Blok MATRA 2020/2021 Page 39

Anda mungkin juga menyukai