Anda di halaman 1dari 53

Journal Reading

PH

Study of the Risk Factors for the


Development of Dental Caries & Creation
of a System for Assesment the Risk of
Caries in Children in Bulgaria
LATAR BELAKANG
• Karies Gigi  Kondisi infeksi multifaktor akibat
ketidak-seimbangan antara faktor agresif
(mikroorganisme) pada sistem pertahanan yang
mengelilingi enamel

• Penyebab Karies :
A. Etiologi utama  Mikroorganisme dan karbohidrat
B. Faktor tambahan  Waktu dan peran saliva
C. Faktor lain yang berhubungan  Kebiasaan,
tingkah laku, dan sedikitnya pengetahuan
• Dalam 15 tahun terakhir prediksi resiko karies merupakan
faktor utama dalam aspek pencegahan, kontrol, dan pengobatan
karies
• Pencegahan karies dalam era modern lebih menekankan pada :
1. Pentingnya menejemen karies
2. Perawatan nonagresif
3. Manipulasi lingkungan dalam rongga mulut
• Metode konvensional (bur dan tambal)  digantikan dengan
metode modern yaitu menejemen nonagresif karies gigi
• Metode modern  telah dibuktikan oleh beberapa studi bahwa
metode ini lebih efisien
• Perawatan non-agresif  Memperhatikan keseimbangan
siklus demineralisasi dan remineralisasi dari permukaan
enamel
• Ketidak-seimbangan kedua siklus  perubahan fenomena
gigi seperti  perubahan warna, kecerahan, dan tekstur
• Perawatan pencegahan non-agresif pada dasarnya merupakan
masalah memperbaiki kondisi biologis dan kimiawi pada gigi
dan juga rongga mulut dibantu dengan diagnosis yang
adekuat
TUJUAN STUDI

Studi ini bertujuan untuk menentukan faktor yang


paling penting pada kejadian karies gigi di kalangan
anak-anak di Bulgaria serta membuat indikator sistem
untuk prediksi resiko karies di Bulgaria
MATERIAL DAN METODE
• Sampel Studi : • Material :
57 anak-anak Formulir  Pengisian status gigi
(32 perempuan dan 25 laki-laki) dan pencatatan faktor resiko
Saliva  Kualitas saliva tiap anak
Faktor-faktor yang berkaitan dengan
karies yang diukur dan di catat :

1. Insidensi karies, penyakit umum, pola makan


2. Frekuensi makan
3. Insidensi karies pada orang tua anak
4. Status sosial
5. Kunjungan ke dokter gigi
6. Kemunculan karies dalam 1 tahun terakhir
7. Status kebersihan mulut
8. Kebiasaan membersihkan mulut
9. Propilaksi fluoride
10. Sekresi saliva (terstimulasi dan tidak terstimulasi)
11. Konsistensi saliva
12. pH Saliva dan kapasitas penyangga saliva
• Tiap faktor dievaluasi dengan 3 skala
dan saliva dinilai menggunakan metode :
Saliva cheek – GC (Tabel)
• Data yang diperoleh diproses dengan 
Analisis Variasional
• Hasil  Dikorelasikan dengan bantuan
dari Student’s T-criterion
ANALISIS DAN HASIL
1. Penilaian kondisi kesehatan umum :
Kondisi kesehatan umum pada anak-anak tercatat bahwa hanya 2 anak yang
mempunyai penyakit umum yang bukan merupakan faktor dari karies gigi. Kedua
anak ini memiliki intensitas karies yang berada dalam rata-rata pada kelompok studi

2. Penilaian pada asupan karbohidrat :


Sampel studi dibagi menjadi 2 kelompok  kelompok anak yang sesekali
mengonsumsi karbohidrat dan kelompok anak yang sering mengonsumsi sakarida
sederhana
Tidak terdapat perbedaan secara statistik antara kedua kelompok
Asupan karbohidrat diragukan mempengaruhi resiko terjadinya karies
TABEL EVALUASI SKALA FAKTOR RESIKO
TABEL PENTINGNYA ASUPAN KARBOHIDRAT TERHADAP
INSIDENSI KARIES PADA KELOMPOK STUDI
3. Penilaian pengaruh keturunan pada kejadian
karies
• Insiden karies pada orang tua dianggap sebagai faktor risiko
penting.
• Anak-anak dibagi menjadi dua kelompok.
• Kelompok pertama termasuk anak-anak yang orang tuanya memiliki
anak-anak dan anak-anak yang orang tuanya memiliki DMF 6 - 10.
• Kelompok kedua termasuk anak-anak yang orang tuanya memiliki
DMF sangat tinggi - lebih dari 20.
4. Penilaian pentingnya status sosial
untuk kejadian karies pada anak-anak
• Status sosial anak-anak yang diteliti adalah
faktor penting untuk terjadinya karies.
• Anak-anak dibagi menjadi dua kelompok.
• Kelompok pertama termasuk anak-anak
dengan status sosial menengah dan lebih tinggi
(berkenaan dengan kondisi di Bulgaria)
• Kelompok kedua termasuk anak-anak dengan
status sosial rendah (anak-anak dari orang tua
yang tidak bekerja atau cacat, anak-anak dari
etnis yang kurang dihargai) minoritas, anak
terlantar).
5. Penilaian pengaruh kunjungan ke
dokter gigi memiliki pada kejadian
karies dalam satu tahun terakhir
• Sejauh mengenai profilaksis itu menjadi hal
yang lebih di perhatikan, anak-anak dibagi
menjadi dua kelompok.
• Kelompok pertama termasuk anak-anak
yang secara teratur mengunjungi dokter
gigi
• Kelompok lain termasuk anak-anak yang
mengunjungi dokter gigi hanya jika
diperlukan.
6. Pentingnya kebersihan mulut
untuk kejadian karies pada anak-
anak yang diteliti

• Anak-anak dibagi menjadi dua


kelompok.
• Kelompok pertama termasuk anak-
anak dengan kebersihan mulut yang
baik
• Kelompok lain termasuk anak-anak
dengan kebersihan mulut yang buruk.
7. Penilaian pengaruh fluoride pada
kejadian karies pada anak-anak
• Anak-anak dibagi menjadi dua kelompok.
• Kelompok pertama termasuk anak-anak
yang telah menerima profilaksis fluoride
optimal atau tidak hanya menggunakan
pasta gigi fluoride tetapi juga menerima
prosedur profilaksis tambahan.
• Kelompok kedua termasuk anak-anak
yang hanya menggunakan pasta gigi
berfluoride atau sama sekali tidak
menggunakan pasta gigi fluoride.
8. Pentingnya saliva sehubungan
dengan kejadian karies pada anak-
anak
• Bagian pertama yang di teliti adalah Arus
Saliva
• Saliva yang di beri rangsangan
• Saliva yang tidak di beri rangsangan
Tabel 9. Pengaruh profilaksis
fluoride pada kejadian karies
pada anak-anak
Tabel 10. Pengaruh arus saliva
pada kejadian karies pada anak-
anak
8.2 VISKOSITAS SALIVA
▪ Faktor penting
▪ Anak-anak dibagi menjadi dua kelompok
◦Kelompok pertama : saliva cair
◦Kelompok kedua : saliva sedang (dengan gelembung) & kental

Anak dgn air liur sedang dan


kental memiliki DMF jauh
lebih tinggi
8.3. Kapasitas penyangga

○ Kelompok pertama : anak kapasitas buffer


lemah
○Kelompok kedua : anak kapasitas buffer
normal

Mayoritas anak-anak memiliki kapasitas


penyangga yang lemah

Anak dengan kapasitas buffer lemah


memiliki insiden karies yang jauh lebih besar
daripada anak-anak dengan kapasitas buffer
normal
8.4. pH air liur
▪Kelompok 1 : saliva netral (6,8 - 7,8)
▪Kelompok 2 : saliva asam ringan (6,0 - 6,6)
▪Kelompok 3 : saliva asam (5,0 - 5) , 8)

● Tidak ada perbedaan nyata yang ditemukan


antara kelompok air liur netral dan asam
ringan
● Kelompok 3 memiliki insiden karies yang
jauh lebih besar
KARIOGRAM
Gambaran grafis yang menggambarkan secara
interaktif antara berbagai faktor yang berperan
dalam proses terjadinya karies pada individu atau
pasien.
Definisi

• Untuk menentukan resiko karies secara


grafik yang digambarkan pada sektor
hijau
• Untuk menjelaskan seberapa
Tujuan berpengaruhnya faktor resiko terhadap
kemungkinan terjadinya karies
• Untuk meningkatkan tindakan
pencegahan sebelum terjadinya kavitas
5 sektor
5 Sektor :
• Hijau
• Biru Tua
• Merah
• Biru Muda
• kuning
Estimasi peluang
pencegahan
Keadaan berdasarkan Faktor
Faktor diet
diet
kavitas baru
kombinasi berdasarkan
berdasarkan pada
pada
pengalaman karies kombinasi
kombinasi isi
isi
masa lalu dan makanan
makanan dandan
penyakit terkait frekuensi
frekuensi makan
makan

KARIOGRAM

Kerentanan
berdasarkan kombinasi Faktor
Faktor bakteri
bakteri
pemberian fluoride, berdasarkan
berdasarkan
sekresi saliva, dan kombinasi
kombinasi jumlah
jumlah
kapasitas buffer saliva plak
plak dan
dan S.mutan
S.mutan
Caries Risk Evaluation
Using Cariogram in
Management Of Children
Rampant Caries
Kariogram sebelum perawatan
Dewi,N., et al. Caries Risk Evaluation Using Cariogram in Management Of Children Rampant Caries. Dentino
JurKedGi 2018 ;III;189-193
Caries risk assesment
3 bulan pasca 6 bulan pasca
Perawatan awal
perawatan perawatan

Faktor resiko
Kemungkinan masih tinggi
untuk dengan faktor
mencegah dominan yaitu
kavitas baru faktor
makanan dan
bakteri

Pemberian topikal fluor dan penumpatan bahan GIC yang


melepaskan fluor
Evaluasi kariogram setelah 3 bulan
Dewi,N., et al. Caries Risk Evaluation Using Cariogram in Management Of Children Rampant Caries. Dentino
JurKedGi 2018 ;III;189-193

“Semakin besarnya sektor yang berwarna hijau,


semakin baik pula kesehatan gigi pasien”
Evaluasi kariogram setelah 6 bulan
Dewi,N., et al. Caries Risk Evaluation Using Cariogram in Management
Of Children Rampant Caries. Dentino JurKedGi 2018 ;III;189-193
Fungsi Fluor
• Efek antimikroba
• Menghambat demineralisasi
• Mencegah perkembangan plak bakteri dengan menghambar
enzim enolase saat glikolisis
• Menghambat demineralisasi saat terlarut dalam saliva,
• Merangsang remineralisasi dengan membuat fluorapatit saat
terlarut dalam saliva
• Mempengaruhi bentuk gigi dengan membuat pit dan fissure
menjadi lebih rata sehingga tidak mudah terjadinya karies.
Conclusions
1. Kejadian karies sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko berikut:
- Kebersihan mulut;
- nutrisi karbohidrat;
- viskositas air liur;
- kapasitas buffer;
- pH saliva;
- Kejadian karies pada orang tua;
- status sosial

2. Profilaksis fluorida dan arus saliva memiliki efek sedang

3. Pada tahap ini kita tidak dapat mengukur efek dari:


- cara asupan karbohidrat
- frekuensi makan
• Terdapat 3 kategori faktor risiko kaires anak, yaitu rendah,
sedang, dan tinggi
• Jika terdapat lebih dari 1 kolom indikator yang terisi  kolom
indikator yang digunakan adalah kolom indikator dengan faktor
risiko tertinggi
• Data terdiri dari penilaian yang dicatat di tabel “Card for
registration of the assessmen of the risk for caries”
• Setiap kunjungan  penilaian risiko karies
setiap pasien diulang
• Jumlah total poin  indikatif dari kondisi
pasien
• Penilaian risiko karies berkaitan dengan
diagnosis klinis. Diagnosis adalah proses
penggambaran strategi dari perawatan gigi
• Strategi dapat berbentuk non-aggresive,
perawatan profilaksis dari karies gigi.
Perawatan yang dapat dilakukan secara
mandiri, atau dikombinasikan dengan
perawatan operatif atau mikro invasif
CARE PATHWAYS FOR CARIES
MANAGEMENT
• Alur perawatan  membantu klinisi
menentukan pilihan akhir
• Alur perawatan dibuat berdasarkan literature
review dan penilaian dari para ahli
• Alur perawatan sering diperbaharui 
teknologi baru dan perkembangan fakta-fakta
Now..
• Tindakan restorasi atau surgical untuk gigi
karies TIDAK menghentikan proses
penyakit karies
• Lesi karies tidak berlanjut  restorasi gigi
memiliki ambang batas usia
• Manajemen karies modern  harus lebih
konservatif dan termasuk deteksi dini lesi
non-kavitas, identifikasi risiko karies
secara individual, memahami proses
penyakit individu, dan aktif menjaga dan
memonitorisebagai pencegahan
• Alur perawatan anak-anak 
mempertajam keputusan mengenai
perawatan individual dan ambang
perawatan  tingkat risiko, usia, dan
kepatuhan pasien tertentu dengan strategi
pencegahan
• menghasilkan kemungkinan keberhasilan
meningkat, lebih sedikit komplikasi, dan
penggunaan sumber daya yang lebih
efisien daripada perawatan yang kurang
standar
• penggunaan pasta gigi berfluoridasi
• suplemen fluoride diet
• fluoride topikal yang digunakan di
rumah dan diresepkan secara
profesional dengan resep
• penggunaan perak diamine fluoride
untuk menangkap lesi karies
• rekomendasi diagnostik menggunakan
radiografi
• pit and fissure sealant  gigi sulung
• Intervensi diet  mengurangi
minuman manis
Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut di
Indonesia
• Indeks DMF-T Indonesia pada tahun 2013 : 4,6%  kerusakan
gigi penduduk Indonesia 460 gigi per 100 orang
• Mengingat masih tingginya
prevalensi masalah gigi dan
mulut di Indonesia maka
diperlukan suatu usaha agar
penempatan tenaga dokter gigi
tersebar merata di seluruh
wilayah di Indonesia sehingga
dapat melaksanakan upaya
kesehatan gigi secara optimal
Thank You

Anda mungkin juga menyukai