Anda di halaman 1dari 8

UTS Take Home

KEPERAWATAN BENCANA

Dosen Pengampu : Sukarno, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

Idia Indar Anggraeni

010115A056

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2017
Dampak Gempa Bumi, Puluhan
Bangunan di Tasikmalaya Hancur
Lavinda , CNN Indonesia | Sabtu, 16/12/2017 07:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan bangunan di 20 kecamatan/kelurahan di


Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami kerusakan sebagai dampak terjadinya
gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter pada Jumat (15/12) malam.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana


(Pusdalops PB) Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD), pukul 23.47 WIB
tadi malam terjadi guncangan dengan pusat gempa di 43 kilometer (km) Barat
Daya Kabupaten Tasikmalaya.

Laporan sementara sampai pukul 03.45 WIB, terdapat bangunan sekolah, rumah
sakit, dan masjid yang mengalami kerusakan. Tak hanya itu, puluhan rumah
hancur, dan beberapa orang mengalami luka akibat tertimpa bangunan.

Rincian laporan sementara bangunan yang terkena dampak gempa di


wilayah Tasikmalaya :
1. SMKN 3 Tasikmalaya, Beberapa ruang kelas retak.
2. Kel. Mulyasari Kec. Tamansari 03/02, 2 Rumah roboh.
3. Kp. Sukaasih Kel. Sumelap Kec. Tamansari 01/04, 1 Rumah roboh, 1
orang luka atas nama Mila (8).
4. RSUD Dr. Soekardjo, Bangunan rusak.
5. Kel.Ciakar Kec. Cibeureum 01/06, 3 Rumah roboh.
6. Kp. Jolang Kel. Gunung Tandala Kec. Kawalu 02/15, 4 Rumah roboh.
7. Kel. Gunung Tandala 03/13, 1 rumah roboh.
8. Kel. Mulyasari Kec. Tamansari 03/01, 2 Rumah roboh.
9. Kel. Ciherang Kec. Cibeureum 03/15, 1 Rumah roboh.
10. Kp. Peundeuy Kel. Urug Kec. Kawalu 01/06, 1 Rumah roboh.
11. Kp. Picung Remuk Kel. Gunung Gede Kec. Kawalu, 2 Rumah roboh.
12. Kp. Ciburuyan Kel. Sambongjaya Kec. Mangkubumi 13/01, 1 Rumah
roboh.
13. Kp. Sumur Gede Kel. Gunung Gede Kec. Kawalu 01/11, 1 Rumah roboh.
14. Kp. Sambongjaya Kel. Sambongjaya Kec. Mangkubumi 01/13, 1 Rumah
roboh.
15. Perum Tamansari Permai Blok A/02 Kel. Sukahurip Kec. Tamansari
01/09, 1 Rumah roboh.
16. Mesjid Jami Assyuhada Kubangsari Tamanjaya, Kec. Tamansari 01/06, 1
Bangunan Mesjid Ambruk.
17. Pesantren Hidayah Ulum 2 Rancabogo Gunung Gede Kec. Kawalu,
Bangunan retak.
18. Kp. Pasir Angin Kel. Sukajaya Kec. Purbaratu, 1 Atap Rumah roboh.
19. Kp. Cijerah Kel. Karanganyar Kec. Kawalu 03/02, Atap rumah rusak.
20. MA Al Hikmah Jatiwangi Kel. Sumelap Kec. Tamansari 02/01, Atap
bangunan roboh.

Gempa Bumi Tasikmalaya Disusul 19


Gempa, Warga Diminta Tak Panik
Reporter : M Yusuf Manurung
Editor : Kodrat Setiawan

Minggu, 17 Desember 2017 14:01 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)


mencatat 19 gempa susulan (aftershock) pasca gempa bumi Tasikmalaya pada
Jumat malam, 15 Desember 2017 lalu dengan kekuatan gempa susulan terbesar
mencapai 5,7 skala Richter. Badan Nasional Penanggulangan Bencana
mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik.

"Bagi masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tetap melakukan aktivitas
sebagaimana biasanya," kata kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Ahad, 17 Desember 2017.

Sutopo juga mengimbau masyarakat tidak terpancing isu mengenai gempa bumi
dan tsunami. Sutopo mengatakan saat ini BPBD kabupaten dan kota akan
melakukan kaji cepat/assessment dampak gempa bumi.
Empat kabupaten dan kota yang terkena dampak gempa telah menetapkan status
tanggap darurat. Keempat daerah itu adalah Kabupaten Ciamis, Kabupaten
Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Pangandaran.

Gempa bumi Tasikmalaya terjadi pada Jumat malam, 15 Desember 2017. Gempa
diawali dengan kekuatan sebesar 7,3 SR, yang kemudian menurun menjadi 6,9
SR. BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami pada pukul 23.47 WIB
untuk wilayah Tasikmalaya dan Ciamis. Namun, peringatan tersebut dicabut pada
pukul 02.30 WIB Sabtu dini hari setelah petugas tidak menemukan tanda-tanda
tsunami.

Sebanyak 1.239 rumah rusak akibat gempa yang melanda Kabupaten


Tasikmalaya. Kerusakan rumah tersebut tersebar di delapan kabupaten dan kota
yang terkena dampak. "Rusak ringan 565, rusak sedang 447, rusak berat 227,"
kata Sutopo.

Selain merusak rumah, gempa merusak 54 sarana dan prasarana umum seperti
sekolah, mesjid, kantor, aula dan rumah sakit. BNPB mencatat 2 orang meninggal
dan 6 lain mengalami luka - luka. "Serta 200 orang masih mengungsi di posko,"
kata Sutopo.

Delapan kabupaten dan kota yang terkena dampak gempa bumi Tasikmalaya
adalah Kabupaten Pangandaran, 91 rumah dan 1 sarana dan prasarana rusak;
Kabupaten Ciamis, 759 rumah dan 18 sarana dan prasarana rusak; Kabupaten
Tasikmalaya, 109 rumah dan 13 sarana dan prasarana rusak; Kabupaten Garut, 28
rumah dan 13 sarana dan prasarana rusak; Kota Tasikmalaya, 240 rumah dan 6
sarana dan prasarana rusak; Kabupaten Bandung, 2 rumah rusak; Kabupaten
Sukabumi, 2 rumah dan 3 sarana dan prasarana rusak; dan Kota Banjar 7 rumah
dan 1 sarana dan prasarana rusak.
ANALISA BENCANA

Permasalahan yang muncul setelah terjadinya bencana gempa bumi


di Tasikmalaya yaitu :

Berdasarkan pengamatan secara umum rentang daerah yang terkena


dampak gempa cukup luas. Kerusakan bangunan banyak terjadi karena struktur
bangunannya yang tidak kuat. Banyak rumah-rumah warga yang mengalami
kerusakan. Selain itu bangunan sekolah, kantor, rumah sakit dan masjid juga
mengalami kerusakan.

Secara umum jalan-jalan di Kabupaten Tasikmalaya tidak mengalami


kerusakan akibat adanya gempa bumi. Beberapa bagian jalan yang mengalami
kerusakan akibat gempa umumnya terjadi berupa rekahan/retakan bahu jalan pada
lereng yang relaitif terjal akibat lateral spreading, settlement. Untuk jembatan,
secara umum tidak terjadi kerusakan pada jembatan akibat goncangan tanah.

Secara umum dampak kerusakan pada fasilitas penunjang seperti saluran


air bersih, jaringan listrik, jaringan komunikasi, dan fasilitas penunjang lainnya
akibat gempa Tasikmalaya relatif bersifat lokal dan minor, namun demikian untuk
beberapa lokasi saluran listrik dan komunikasi sempat terganggu.

Penanganan dampak pasca bencana yang dapat dilakukan yaitu :

Mitigasi :

Untuk rehabilitasi dan rekonstruksi daerah-daerah Jawa Barat yang mengalami


kerusakan, maka diperlukan suatu strategi yang tepat untuk meminimalkan resiko
bencana gempa. Peta bahaya gempa merupakan informasi yang sangat penting
dalam penataan kembali daerah/kota di Jawa Barat. Suatu konsep dalam upaya
untuk mengurangi resiko bencana gempabumi perlu dimengerti dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai komponen dalam suatu upaya-
upaya baik yang sifatnya fisik maupun non-fisik. Aspek-aspek serta informasi
yang diperlukan dalam upaya mitigasi ini dan penataan ruang ulang diantaranya
adalah inventarisasi serta kondisi existing dan tingkat kerentanan infrastruktur
pasca gempa di daerah bencana.

Dengan memperhatikan cukup banyaknya kerusakan akibat gempa pada


bangunan dan masalah-masalah geoteknik dan kegempaan lainnya, maka di
perlukan langkah-langkah terhadap beberapa hal berikut ini:

 Menyiapkan dan menyusun masukan teknis kepada Pemerintah Jawa Barat


untuk memperkuat peraturan bangunan dan pedoman-pedoman praktis
desain dan konstruksi bangunan tahan gempa.
 Memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada tim teknis Dinas Bangunan,
Konsultan dan Kontraktor mengenai peraturan, disain, dan konstruksi
bangunan tahan gempa
 Tinjauan ulang terhadap proses pemberian ijin bangunan di Jawa Barat,
kaitannya dengan ketahanan bangunan terhadap gempa bumi.

Setelah memperhatikan seluruh persoalan yang diamati terhadap berbagai


jenis kerusakan bangunan maupun masalah geologi, geoteknik, dan kegempaan
yang ada, maka berikut disampaikan beberapa usulan yang menyangkut
penanganan persoalan yang dijumpai saat ini dan keperluan rekonstruksi
bangunan dan infrastruktur ke depan, yaitu :

 Perlu dilakukannya survey rapid damage assessment lebih lanjut untuk


menilai banyak bangunan bangunan yang mengalami kerusakan untuk
membangun pemerintah daearah dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
 Untuk bangunan-bangunan tertentu yang dipertimbangkan memerlukan
evaluasi kerusakan, maka perlu investigasi secara menyeluruh
dapat/tidaknya bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan struktural
untuk difungsikan kembali.

Perlunya sosialisasi kepada warga tentang pembangunan rumah/gedung


tahan gempa, selain penanganan rumah/bangunan miliknya pasca bencana agar
tidak salah di dalam mengambil keputusan terhadap persoalan teknis yang ada.
Apakah rumah/bangunan tersebut masih aman tetapi memerlukan
perbaikan/rehabilitasi, atau sudah tidak aman lagi dan harus diruntuhkan.

Penataan ruang memerlukan peta-peta yang lebih rinci seperti Peta


Microzonasi Gempa, Peta Jalur Patahan dan potensinya, Peta MMI, Peta Hazard
Gempa dan Hazard lainnya yang sangat site-specific sehingga dapat dihasilkan
suatu dasta yang lengkap yang terdiri dari:

 Struktur ruang
 Pola ruang
 Zonasi
 Action plan
 Arahan untuk Zoning Regulation
 Arahan untuk Building Codes

Selain dari rekomendasi untuk melakukan suatu kajian bahaya gempa


yang lebih detail untuk mengembangkan peta-peta bahaya serta melakukan kajian
resiko bencana gempa dalam upaya menyusun atau menyempurnakan Rencana
Induk Pengurangan Risiko Bencana Gempa Jawa Barat, maka sebagai tindak
lanjut dari survey awal dan kajian awal ini, perlu dilakukan suatu program jangka
pendek, menengah dan panjang antara lain:

Program Jangka Pendek:

1. Survey/pengecekan lebih lanjut beberapa bangunan dan infrastruktur,


2. Surveyu lanjutan rapid damage assessment terhadap tempat ibadah, rumah
sakit/puskesmas, rumah tinggal, bangunan sekolah, dan bangunan serta
infrastruktur lainnya.
3. Rekomendasi Teknis untuk Rekonstruksi Rumah Tinggal dan
infrastruktur:
 Peta preliminary microzonation seismic map (Dari segi geologi,
geoteknik, seismik)
 Sosialisasi Pedoman Pembangunan Rumah Tinggal Tahan Gempa
 Penyusunan Kriteria (Kegempaan)

Program Jangka Menengah dan Panjang

1. Kaji ulang seismotektonik Jawa Barat dan seismic hazard mapping, serta
pengembangan atau penyempurnaan peta zonasi dan mikrozonasi gempa.
2. Training bangunan tahan gempa dan peraturan bangunan kepada pihak-
pihak terkait: Dinas Bangunan, Penyedia jasa konstruksi (konsultan,
kontraktor, dan tukang-tukang local)
3. Kegiatan-kegiatan community based earthquake risk reduction
4. Investigasi detail kerusakan bangunan dan rekomendasi retrofitting
bangunan-bangunan yang rusak.
5. Rekomendasi Rencana Umum Tata Ruang
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171216070848-20-262794/dampak-
gempa-bumi-puluhan-bangunan-di-tasikmalaya-hancur

https://nasional.tempo.co/read/1042986/gempa-bumi-tasikmalaya-disusul-19-
gempa-warga-diminta-tak-panik

Indonesia”, Proceeding of National Conference on Earthquake Engineering,


Bandung.

Sengara, IW., Munaf, Y., Aswandi, and Susila, IG.M., (2000), “Seismic Hazard
and Site Response Analysis for City of Bandung-Indonesia”, Proceeding of
Geotechnical Earthquake Engineering Conference, San Diego, March, 2001.

USGS, earthquake information.

SNI 03-1726-2002, (2002), “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk


BanguNan Gedung”, Badan Standarisasi Nasional–Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai