PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi suatu masalah kesehatan yang serius dan perlu di waspadai. Penyakit
ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolik) pada
pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
darah yang dipompa oleh jantung. Tekanan darah umumnya diukur dengan
tekanan darah 140/90 atau di atasnya dianggap tinggi. Tekanan darah tinggi
darah tinggi ditandai dengan keadaan tekanan darah yang tinggi secara terus-
menerus, yaitu 140/90 mmHg atau lebih. Tekanan darah tinggi menyebabkan
jantung harus ekstra memompa darah ke arteri sehingga pada akhirnya jantung
akan rusak.
menyerang 22% penduduk dunia, dan mencapai 36% angka kejadian di Asia
dari total 1,7 juta kematian di indonesia tahun 2016 (Anitasari, 2019).
provinsi DKI Jakaerta sebesar 13,4%, Kalimantan selatan sebesar 13,3% dan
memiliki prevelensi tertinggi sebesar 44,13% di ikuti oleh Jawa Barat sebesar
hipertensi terendah sebesar 22,2% di ikuti oleh Maluku Utara sebesar 24,65%
merupakan penyakit tidak menular yang menjadi suatu masalah kesehatan yang
serius dan perlu di waspadai di mana Gejala-gejala yang sering timbul antara lain
pusing, sakit kepala, mimisan secara tiba-tiba, dan tengkuk terasa pegal. Hipertensi
tidak menunjukan gejala awal, satu-satunya jalan untuk mengetahuinya adalah dengan
hipertensi dapat di atasi dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Salah
keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana
cara melakukan nafas dalam selain dapat menurunkan intensitas nyeri, juga
dan komplikasi oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Hipertensi
dengan Hipertensi
1. Masyarakat
3. Penulis
khususnya studi kasus tentang teknik relaksasi dalam penanganan nyeri pada
pasien Hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang
menjadi masalah kesehatan yang sangat serius baik di dunia maupun di
Indonesia (Anggraini dalam Roshifani, 2017). Hipertensi ditandai dengan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari
90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih (Naziah dkk,
2018)).
Hipertensi adalah penigkatan tekanan darah di atas normal.Menurut
JNC (Joint National Commite). Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih
tinggi dari140/90mmHg.Sedangkan menurut WHO(1978) dalam (Febrianti,
2015).bahwa hipertensi adalah tekanan darah dengan sistolik > 160 mmHg
dan diastolic >95mmHg.Hipertensi merupakan golongan penyakit yang terjadi
akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan
tubuh.Apabila hipertensi tak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada
organlainyang berhubungan dengan system tersebut.Semakin tinggi tekanan
darah,lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit kardiovaskuler.Hipertensi
sering disebut sebagai “ silent killer” (pembunuh diam-diam)sebab seseorang
yang mengidap hipertensi sering tidak menyadari bahwa dirinya sedang
menderita sakit tersebut.Hal ini terjadi karena penyakit mematikan ini sering
sekali tidak menunjukkan gejala (Sumaryati, 2018).
Jadi hipertensi merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh
sebagai penyebab penyakit jantung (kardiovaskular).
2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan
diastolik yaitu (Khairunnisa, 2019):
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
4 Hipertensi
3. Etiologi Hipertensi
3) Kebiasaan hidup
Suatu kebiasaan dan gaya hidup yang serba instan sering
menyebabkan timbulnya hipertensi.Faktor-faktor tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a) Konsumsi garam yang tinggi
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena
menarik cairan diluar selagar tidak dikeluarkan,sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Tingginya konsumsi
garam mengakibatkan tekanan darah meningkat.Penelitian telah
membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam dapat
menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam (natrium) oleh
obat diuretic akan menurunkan tekanan darah.
b) Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak
yang dinyatakan dalam Indeks MassaTubuh(IMT) yaitu
perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat
dalam meter.Kaitan erat antara kelebihan berat badan dan kenaikan
tekanan darah telah dilaporkan oleh beberapa studi.Berat badan
dan IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama
tekanan darahsistolik.Sedangkan, pada penderita hipertensi
ditemukan sekitar 20-33% memiliki bera tbadan lebih (overweight).
Obesitas bukanlah penyebab hipertensi.Akan tetapi prevalensi
hipertensi pada obesitas jauh lebih besar.Risiko relatif untuk
menderita hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan seorang yang badannya normal. Pada
penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan
lebih (overweight).
4. Patofisiologi Hipertensi
4) Gelisah.
5) Mual,Muntah.
6) Epistaksis.
7) Kesadaranmenurun.
a) Deuretik
1. Defenisi Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan
yang bersifat sangat subyektif, karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang dalam hal sekala atau tingkatannya dan hanya orang tersebut yang
bisa menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami. Nyeri muncul
Reseptor
bebas yang memiliki sedikit mielin yang tersebar pada kulit dan mukosa,
khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kantong empedu
(Rochimah, 2011)
2. Jenis-jenis nyeri
Nyeri secara umum dibagi menjadi dua yaitu :
1) Nyeri akut
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
2) Nyeri kronis
termasuk dalam kategori nyeri akut adalah nyeri terminal, sindrom nyeri
Indonesia tanda dan gejala nyeri akut dibagi menjadi dua yaitu:
a) Subyektif
b) Objektif
Klien tampak meringis, klien bersikap protektif ( misalnya waspada ,
a) Subjektif :-
b) Objektif
nyeri:
klien pada hal- hal yang lain sehinggga klien akan lupa tehadap nyeri
Melakukan teknik relaksasi metode ini efektif untuk mengurangi rasa nyeri.
relaksasi otot.
6. Dampak nyeri
Dampak dari nyeri terhadap hal-hal yang lebih spesifik seperti pola tidur
7. Penilaian Nyeri
terapi nyeri yang efektif. Skala penilaian nyeri dan keteranagan pasien
digunakan untuk menilai derajat nyeri. Intensitas nyeri harus dinilai sedini
2015)
yang terdiri tiga sampai lima kata pendeskripsian yang tersusun dengan
jarak yang sama disepanjang garis. Pendeskripsian ini mulai dari “tidak
terasa nyeri” sampai “nyeri tak tertahankan”, dan pasien diminta untuk
menunjukkan keadaan yang sesuai dengan keadaan nyeri saat ini (W. I.
10.Titik 0 berarti tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat
perubahan pada skala nyeri, dan juga menilai respon turunnya nyeri
nyeri (anak tenang) kedua sedikit nyeri dan selanjutnya lebih nyeri dan
gambar paling akhir, adalah orang dengan ekpresi nyeri yang sangat
et al., 2015).
selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
lainnya, tidak membutuhkan waktu lama untuk terapi, dan dapat mengurangi
dampak buruk dari terapi farmakologis bagi penderita hipertensi (Masnina &
Setyawan, 2018).
a. Ketentraman hati
f. Meningkatkan keyakinan
satu menit menjadi 6-10 kali dalam satu menit. Relaksasi nafas dalam akan
pusat otak yang berfungsi membuat orang menjadi lebih tenang sehingga
tekanan darah yang dalam keadaan tinggi akan menurun (Wardani, 2015).
proses-proses dengan desain studi kasus yang dilakukan pada pasien hipertensi
Dengan kreteria:
1. Kriteria inklusi :
2. Kriteria eksklusi :
Fokus studi pada kasus ini berfokus pada pasien yang tidak kooperatif,
Peneliti studi kasus ini berfokus pada orang dewasa yang mengalami
D. Defenisi Operasional
kerusakan.
Meliputi
a. Pengkajian
b. Diagnose
c. Perencanaan
e. Evaluasi
Bhayangkara Makassar
Dalam penelitian ini analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis data reduction (reduksi data), data display (pengkajian
proses ini terjadi terus menerus selama pelaksanaan penelitian, baik pada
1. Reduksi data
tindakan.
3. Penarikan kesimpulan
bermakna. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik kualitatif, yaitu data
analisis sesuai dengan tujuan studi yang sudah ditentukan sesuai prosedur
1. Informend consent