Anda di halaman 1dari 5

1.

Seorang perempuan berusia 50 tahun masuk di IGD dengan keluhan nyeri dada kiri
menjalar ke punggung dan tangan kiri, saat dilakukan pemeriksaan penunjang EKG
menunjukkan gambaran seperti :

Apakah interpretasi dari gambaran EKG pada pasien tersebut ?


a. Sinus Aritmia
b. Sinus Takikardi
c. Ventrikel Takikardi
d. Ventrikel Vibrilasi
e. Sinus Bradikardi

Jawaban : C

2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas . Hasil


pengkajian: membuka mata dengan rangsangan nyeri, gerakan fleksi abnormal
(dekortikasi) dan berbicara kacau/disorientasi. Berapaka nilai pemeriksaan GCS yang
tepat pada kasus tersebut?
a. E2M3V4
b. E2M3V3
c. E3M3V3
d. E2M5V4
e. E3M3V2

Jawaban : A

Penjelasan :

Eye Motorik Verbal

4.Spontan 6. Menurut perintah 5. Orientasi penuh


3.Membuka dengan 5. Melokalisir nyeri 4. Bicara kacau /
perintah 4. Reaksi menghindar disorientasi
2.Membuka dengan 3.Gerakan fleksi 3. Kata-kata tidak dapat
rangsang nyeri abnormal (dekortikasi) 2. Mengarang
1.Tidak ada respon 2. Gerakan ekstensi 1. Tak berespon
(deserebrasi)
1. Tidak ada gerakan
3. Seorang laki-laki usia 27 tahun diantar ke UGD dengan keluhan luka bakar sejak 1
jam yang lalu. Hasil pengkajian luka bakar pada seluruh kepala (wajah, dan leher),
dada, tangan kiri, paha kiri. BB 60 kg. Berapa luas luka bakar keseluruhan ?
a. 38%
b. 50%
c. 60%
d. 45%
e. 36%

Jawaban : D

Penjelasan :

4. Perempuan usia 22 tahun masuk ke IGD dengan kondisi penurunan kesadaran


akibat Kecelakaan lalu lintas 20 menit yang lalu. Nampak cedera pada kepala,
terdengar bunyi gurgling, perdarahan pada telapak tangan. TD 110/60 mmHg, nadi
100x/menit, nafas 14x/menit, suhu 36,4 0C. Apakah masalah keperawatan prioritas
pada kasus tersebut?
a. Hipotermia
b. Kerusakan integritas kulit
c. Bersihan jalan napas
d. Resiko kekurangan volume cairan
e. Pola nafas tidak efektif

Jawab : C
5. Seorang perempuang 25 tahun dibawa ke IGD pasca kecelakaan lalu lintas. Hasil
pengkajian nadi terada lemah, frekuensi nadi 120x/menit, Frekuensi napas
30x/menit, akral teraba dingin, TD 80/60 mmHg, suhu 36 0C, sianosis di ujung jari
dan bibir, CRT >3 detik, Klien mengalami kesadaran menurun dengan GCS 10 dan
tampaj faktur femur yang telah dibidai. Apakah tindakan yang tepat dilakukan
perawatn dalam kasus ini ?
a. Kontrol perdarahan dengan balut tekan
b. Berikan cairan kristaloid dengan suhu hangat, 2 jalur intravena, guyur
c. Ambil darah untuk pemeriksaan crossmatch
d. Selimuti pasien menggunakan selimut tebal
e. Berikan oksigen menggunakan sungkup 10L/menit

Jawab : B

Penjelasan :

Dari data di atas mengarah pada tanda-tanda syok hipovolemik di antaranya :

a. Nadi teraba lemah dan cepat


b. Akral dingin
c. Hipotermia
d. Hipotensi
e. Takipneu
f. Sianosis mulut dan ujung jari
g. CRT > 3 DETIK
h. Adanya fraktur femur . fraktur femur merupakan salah satu fraktur yang mesti
diwaspadai karena di femur terdapat vena femuralisyang cukup besar sehingga
jika terjadi fraktur pada daerah tersebut kemungkinan besar menyebabkan
perdarahn massif. Maka tindakan keperawatan yang tepat untuk menangani
kasus ini adalah resusitasi cairan dengan pemberian cairan klristaloid 2jalur
intravena (guyur). Karena dengan kristaloid diharapkan dapat mempernaiki
preload dan cardiac output pada pasien syok.
6. Dari kasus nomor 5 maka diagonsa keperawatan aktual yang tepat adalah :
a.  Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan / atau intraselular.
b. Gangguan jalan napas
c. Pola napas tidak efektif
d. Nyeri akut
e. Hipotermia
7. Seorang perempuang berusia 65 tahun datang ke IGD dengan acute kidney injury.
Hasil pengkajian : suara napas ronchi di kedua lapang paru bawah, edema
extremitas derajata 2, ascite (+), TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 98x/menit, dan
frekuensi napas 30x/menit. Hasil laboratorium fungsi ginjal : Ureum = 180, Kreatini
5.1. pasien mendapatkan therapy furosemide injeksi per 6 jam.
Apakah yang perlu di evaluasi dari tindakan kolaboratif tersebut ?
a. Tekanan darah
b. Frekuensi napas
c. Pemberian oksigen
d. ROM excersice
e. Urine output

Jawaban: E

Penjelasan :

AKI adalah penurunan cepat laju filtrasi glomerulus yang umumnya berlangsung
reversible diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresikan sisa metabolism nitrogen
dengan atau tanpa ganggua keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada kasus AKI di
mana terjadi kerusakan parenkim ginjal yang bersifat sementara dari fase yang
dialami, mulai dari acute phase dimana terjadi penurunan fungsi ginjal sehingga
produksi urin menurun (oliguria), dan disertai dengan peningkatan kalium di dalam
tubuh.

Pada kasis di atas dieuretik bekerja di tubulus ginjal dengan menghambat proses
absorbs sehingga di harapkan kelebihan elektrollit seperti kalium, natrium, dan
cairan yang dapat dikeluarkan yang dilihhat dari indikator meningkatnya urine
output. Urine output adalah indikator penting untuk monitor atau evaluasi fungsi
ginjal

8. Dignosa keperawatan yang dapat di angkat berdasarkan dampak dari tindakan


kolaboratif pada kasus no 7 (therapy furosemide injeksi per 6 jam) adalah :
a. Hipervolemi
b. Resiko Ketidakseimbangan elektrolit
c. Pola napas tidak efektif
d. Nyeri kronis
e. Gangguan pola tidur

Jawaban : B

9. Seorang pasien laki-laki 20 tahun di rawat diruang ICU dengan diagnosa gagal napas.
Kondisi klien dengan terventilator mode SIM-V saat dilakukan pengkajian fisik
didapatkan bunyi gurgling dan produksi secret purulent, frekuensi napas 26x/menit.
Perawat melalukan tindakan suctioning (penghisapan lendir).
Apakah tindakan pertama yang harus segera dilakukan pada kasus ini?
a. Tingkatkan fraksi O2 100%
b. Pasang chateter suction
c. Lakukan penghisapan lender dengan posisi kanul tertutup
d. Penghisapan lender dilakukan dengan cara berputar
e. Masukkan chateter suction dengan canula terbuka

Jawaban : A

Penjelasan :

Pemasangan ventilator mengakibatkan penurunan kemampuan silia dalam


mengeluarkan secret sehingga berpotensi akumulasi secret di jalan napas yang bisa
berdampak pada obstruksi jalan napas. Obstruksi jalan napas mengakibatkan
penurunan ventilasi dan akan bermuara pada penurunan oksigenasi jaringan(SaO 2)
jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian.

Pada tindakan suctioning, oksigen dari tubuh dapat ikut terhisap sehingga dapat
menyebabkan saturasi oksigen menurun. Oleh karena itu pada tahapan pertama
sebelum dilakukan tindakan suctioning sebagai antisipasi penurunan saturasi
oksigen adalah meningkatkakn fraksi oksigen.

10. Diagnosa keperawatan yang dapat di tegakkan pada kasus pasien di atas (nomor 9)
adalah
a. Gangguan Bersihan jalan napas
b. Pola napas tidak efektif
c. Resiko penurunan cardiac output
d. Resiko infeksi
e. Gangguan perfusi jaringan

Anda mungkin juga menyukai