Anda di halaman 1dari 20

BIMBINGAN

UKOM
MATERI GADAR
1. Seorang perempuan berusia 50 tahun masuk di IGD dengan keluhan
nyeri dada kiri menjalar ke punggung dan tangan kiri, saat dilakukan
pemeriksaan penunjang EKG menunjukkan gambaran seperti :

Apakah interpretasi dari gambaran EKG pada pasien tersebut ?


a. Sinus Aritmia
b. Sinus Takikardi
c. Ventrikel Takikardi
d. Ventrikel Vibrilasi
e. Sinus Bradikardi
• Sinus  lengkap gelombang PQRS
• Aritmia  irama yang tidak teratur
• Klo gelombang P yang bermasalah  Atrium
• Klo gelombang QRS yang bermasalah  Ventrikel
a. Sinus aritmia  gelombang PQRS ada hanya irama tidak teratur , bisa di ukur dgn liat jarak
R ke R
b. Sinus takikardi  Gelombang PQRS jls terlihat namun frekuensi nya lbh dari 100x/mnt
c. Ventrikel takikardi  Gelombang QRS nya ≥ 0,12 detik
d. Ventrikel fibrilasi  Gelombang P, QRS, dan T tidak terlihat tidak bisa d bedakan (sperti
gergaji tampakannay)
e. Sinus bradikardi  Gelombang PQRS jls terlihat namun frekuensi nya < 60x/mnt (liar R ke
R)

JAWABAN NYA : C
• Bedanya VF dan VT? Gelombang VT adalah teratur alias seragam,
sementara gelombang VF tidak beraturan.
• Pada VF, jantung tidak berdenyut. Sehingga wajib dilakukan terapi
kejut listrik defibrilasi, dilanjutkan dengan kompresi dada.
• Ada 2 kondisi pada VT, masih ada nadi atau tidak ada nadi. Bila tidak
ada nadi, maka terapinya sama seperti VF. Bila masih ada nadi,
tatalaksananya lebih rumit. Bila kondisi pasien stabil, maka diberikan
obat2an untuk menormalkan irama jantungnya. Bila kondisi pasien
tidak stabil, misal tekanan darah drop, ada nyeri dada, atau tidak
sadar, maka diberikan terapi kejut listrik kardioversi (berbeda dengan
terapi kejut listrik defibrilasi).
2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas .
Hasil pengkajian: membuka mata dengan rangsangan nyeri, gerakan
fleksi abnormal (dekortikasi) dan berbicara kacau/disorientasi.
Berapaka nilai pemeriksaan GCS yang tepat pada kasus tersebut?
a. E2M3V4
b. E2M3V3
c. E3M3V3
d. E2M5V4
e. E3M3V2
Kata Kunci :
E = Membuka mata dengan rangsangan nyeri,
M = Gerakan fleksi abnormal (dekortikasi) dan
V = Berbicara kacau/disorientasi.

Eye (E) Motorik (M) Verbal (V)


     
4.Spontan 6. Menurut perintah 5. Orientasi penuh
3.Membuka dengan 5. Melokalisir nyeri 4. Bicara kacau /
perintah disorientasi
4. Reaksi menghindar
2.Membuka dengan 3. Kata-kata tidak dapat
3.Gerakan fleksi abnormal
rangsang nyeri
(dekortikasi) 2. Mengarang
1.Tidak ada respon
2. Gerakan
(deserebrasi)
ekstensi 1. Tak berespon
A
1. Tidak ada gerakan
 
E2M3V4
3. Seorang laki-laki usia 27 tahun diantar ke UGD dengan keluhan luka bakar sejak 1
jam yang lalu. Hasil pengkajian luka bakar pada seluruh kepala (wajah, dan
leher), dada, tangan kiri, kaki kiri. BB 60 kg. Berapa luas luka bakar keseluruhan ?
a. 38%
b. 50%
c. 60%
d. 45%

e. 36%
Luka bakar pada
• seluruh kepala (wajah, dan
leher), 9%
• dada, 9%
• tangan kiri, 9%
• kaki kiri. 18%

45%
4. Perempuan usia 22 tahun masuk ke IGD dengan kondisi penurunan
kesadaran akibat Kecelakaan lalu lintas 20 menit yang lalu. Nampak
cedera pada kepala, terdengar bunyi gurgling, perdarahan pada telapak
tangan. TD 110/60 mmHg, nadi 100x/menit, nafas 24x/menit, suhu
36,40C. Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Hipotermia
b. Nyeri
c. Gangguan bersihan jalan napas
d. Resiko kekurangan volume cairan
e. Pola nafas tidak efektif
Masalah pada pasien
• Cedera pada kepala,
• Terdengar bunyi gurgling,
• Perdarahan pada telapak tangan.
• TD 110/60 mmHg,
• Nafas 24x/menit,

masalah keperawatan prioritas  Mengancam nyawa

C. GANGGUAN BERSIHAN JALAN NAPAS


5. Seorang perempuan 25 tahun dibawa ke IGD pasca kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian
nadi terada lemah, frekuensi nadi 120x/menit, Frekuensi napas 30x/menit, akral teraba
dingin, TD 80/60 mmHg, suhu 360C, sianosis di ujung jari dan bibir, CRT >3 detik, Klien
mengalami kesadaran menurun dengan GCS 10 dan tampaj faktur femur yang telah dibidai
maka diagonsa keperawatan aktual yang tepat adalah :

a. Hipovolemi
b. Gangguan jalan napas
c. Pola napas tidak efektif
d. Nyeri akut
e. Hipotermia
Dari data di atas mengarah pada tanda-tanda syok hipovolemik di antaranya :
a. Nadi teraba lemah dan cepat
b. Akral dingin
c. Hipotermia
d. Hipotensi
e. Takipneu
f. Sianosis mulut dan ujung jari
g. CRT > 3 DETIK
h. Adanya fraktur femur .
Fraktur femur merupakan salah satu fraktur yang mesti diwaspadai karena di
femur terdapat vena femuralisyang cukup besar sehingga jika terjadi fraktur
pada daerah tersebut kemungkinan besar menyebabkan perdarahn massif.
6. Dari Kasus no 5
Seorang perempuan 25 tahun dibawa ke IGD pasca kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian
nadi terada lemah, frekuensi nadi 120x/menit, Frekuensi napas 30x/menit, akral teraba
dingin, TD 80/60 mmHg, suhu 360C, sianosis di ujung jari dan bibir, CRT >3 detik, Klien
mengalami kesadaran menurun dengan GCS 10 dan tampaj faktur femur yang telah
dibidai. Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawatn dalam kasus ini ?

a. Kontrol perdarahan dengan balut tekan


b. Berikan cairan kristaloid, 2 jalur intravena, guyur
c. Ambil darah untuk pemeriksaan crossmatch
d. Selimuti pasien menggunakan selimut tebal
e. Berikan oksigen menggunakan sungkup 10L/menit
Dari data di atas mengarah pada tanda-tanda syok hipovolemik di antaranya :
a. Nadi teraba lemah dan cepat
b. Akral dingin
c. Hipotermia
d. Hipotensi
e. Takipneu
f. Sianosis mulut dan ujung jari
g. CRT > 3 DETIK
h. Adanya fraktur femur .
Fraktur femur merupakan salah satu fraktur yang mesti diwaspadai karena di femur terdapat
vena femuralisyang cukup besar sehingga jika terjadi fraktur pada daerah tersebut kemungkinan
besar menyebabkan perdarahn massif.

Maka tindakan keperawatan yang tepat untuk menangani kasus ini adalah resusitasi cairan dengan
pemberian cairan klristaloid 2jalur intravena (guyur). Karena dengan kristaloid diharapkan dapat
memperbaiki preload dan cardiac output pada pasien syok.
7. Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke IGD dengan acute kidney injury.
Hasil pengkajian : suara napas ronchi di kedua lapang paru bawah, edema
extremitas derajata 2, ascite (+), TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 98x/menit,
dan frekuensi napas 30x/menit. Hasil laboratorium fungsi ginjal : Ureum = 180,
Kreatini 5.1. pasien mendapatkan therapy furosemide injeksi per 6 jam. Apakah
yang perlu di evaluasi dari tindakan kolaboratif tersebut ?
a. Tekanan darah
b. Frekuensi napas
c. Pemberian oksigen
d. ROM excersice

e. Urine output E
• AKI adalah penurunan cepat laju filtrasi glomerulus yang umumnya berlangsung reversible diikuti
kegagalan ginjal untuk mengekskresikan sisa metabolism nitrogen dengan atau tanpa gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.

• Pada kasus AKI di mana terjadi kerusakan parenkim ginjal yang bersifat sementara dari fase yang dialami,
mulai dari acute phase dimana terjadi penurunan fungsi ginjal sehingga produksi urin menurun (oliguria),
dan disertai dengan peningkatan kalium di dalam tubuh.

• Pada kasus di atas pemberian dieuretik (furosemide) bekerja di tubulus ginjal dengan menghambat proses
absorbsi sehingga di harapkan cairan intraselular dan ektraselular yang dapat dikeluarkan yang dilihat dari
Urine output adalah indikator penting untuk
indikator meningkatnya urine output.
monitor atau evaluasi fungsi ginjal
8. Dignosa keperawatan yang dapat di angkat berdasarkan dampak dari
tindakan kolaboratif pada kasus no 7 (therapy furosemide injeksi per
6 jam) adalah :
a. Hipervolemi
b. Resiko Ketidakseimbangan elektrolit
c. Pola napas tidak efektif
d. Nyeri kronis
e. Gangguan pola tidur
B
• Pada kasus di atas pemberian dieuretik (furosemide) bekerja di
tubulus ginjal dengan menghambat proses absorbs sehingga dapat
mengeluarkan elektrolit2 di dalam tubuh dan di didukung lagi kondisi
pasien AKI ada PEMBATASAN INTAKE CAIRAN
9. Seorang pasien laki-laki 20 tahun di rawat diruang ICU dengan diagnosa gagal napas. Kondisi klien dengan
terventilator mode SIM-V saat dilakukan pengkajian fisik didapatkan bunyi gurgling dan produksi secret
purulent, frekuensi napas 26x/menit. Perawat melalukan tindakan suctioning (penghisapan lendir). Apakah
tindakan pertama yang harus segera dilakukan pada kasus ini?
a. Tingkatkan fraksi O2 100%

b. Pasang chateter suction


c. Lakukan penghisapan lender dengan posisi kanul tertutup
d. Penghisapan lender dilakukan dengan cara berputar
e. Masukkan chateter suction dengan canula terbuka
• Pemasangan ventilator mengakibatkan penurunan kemampuan silia dalam
mengeluarkan secret sehingga berpotensi akumulasi secret di jalan napas yang
bisa berdampak pada obstruksi jalan napas. Obstruksi jalan napas
mengakibatkan penurunan ventilasi dan akan bermuara pada penurunan
oksigenasi jaringan(SaO2) jika tidak segera ditangani akan menyebabkan
kematian.
• Pada tindakan suctioning, oksigen dari tubuh dapat ikut terhisap sehingga dapat
menyebabkan saturasi oksigen menurun. Oleh karena itu pada tahapan
pertama sebelum dilakukan tindakan suctioning sebagai antisipasi penurunan
saturasi oksigen adalah meningkatkakn fraksi oksigen.

Anda mungkin juga menyukai