Anda di halaman 1dari 18

Bimbingan Belajar Uji

Kompetensi
Ns. Savitri Gemini, M.Kep
Soal 1

Seorang perempuan umur 38 tahun dirawat


di unit luka bakar. Hasil pengkajian: luka
bakar derajat II dengan luas luka bakar 30
%, BB 55 kg, TB 165 cm, TD 110/60 mmHg,
frekuensi nadi 60 x/menit, dan frekuensi
napas 22 x/menit
Berapakah cairan yang harus diberikan 16
jam berikutnya menurut formula Baxter?
A. 6600 ml
B. 1650 ml
C. 3300 ml
D. 1600 ml
E. 1500 ml
Pembahasan
Rumus perhitungan kebutuhan cairan menurut rumus Baxter/Parkland
: 4 ml x luas luka bakar x berat badan.
Kebutuhan cairan:
= 4 ml x 30% x 55 Kg
= 6600 ml

Pemberian 8 jam pertama adalah 50% dari total kebutuhan cairan


sehingga pada 8 jam pertama akan memberikan sebanyak 50% x
6600 ml = 3300 ml dan biasanya diberikan di instalansi gawat
darurat.
Pemberian cairan 16 jam berikutnya biasanya sudah dipindahkan ke
unit luka bakar. Pemberian 16 jam berikutnya adalah 50% dari total
keseluruhan cairan sehingga dibagi dalam 25% pada 8 jam kedua
dan 25% pada 8 jam ketiga.
Soal 2
Seorang perempuan berusia 75 tahun dirawat
di ruang neurologi dengan diagnose medis
stroke haemoragie. Hasil pengkajian stupor
dengan GCS 8, kesan hemiparese dextra. TD
200/100 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit,
frekuensi 26 x/menit dan suhu 37oC, CT Scan
menunjukkan adanya gambaran hiperden
pada daerah frontotemporal kanan
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada
kasus tersebut?
A. Perfusi jaringan serebral tidak efektif
(Resiko perfusi serebral tidak efektif)
B. Hambatan mobilitas fisik
C. Pola napas tidak efektif
D. Resiko cedera
E. hipertermi
Pembahasan

• Data yang menonjol pada kasus baik minor


maupun mayor mencirikan adanya
perubahan pada jaringan otak.
• Perubahan neurologis mendadak seperti GCS,
hemiparese, tekanan darah dan didukung lagi
dengan CT-Scan menunjukkan adanya
tekanan yang meningkat pada otak sehingga
perfusi serebral mengalami penurunan.
Soal 3

Seorang laki-laki berusia 65 tahun dirawat di


ruang neurologi dengan keluhan penurunan
kesadaran. Hasil pengkajian saat diberi rangsang
nyeri tampak ekstensi abnormal, pasien
membuka mata berespon terhadap nyeri dan
suara menggumam, pupil anisokor kanan, reflex
cahaya lambat, TD 160/90 mmHg, frekuensi nadi
92x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu
36,6oC.
Berapakah nilai GCS pada kasus tersebut ?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
Pembahasan

Pemeriksaan GCS adalah jenis rangsang


yang diberikan serta respon yang
ditimbulkan dari rangsangan tersebut.
Kasus diatas menunjukkan saat diberikan
rangsangan nyeri ekstensi abnormal, pasien
membuka mata berespon terhadap nyeri
dan suara menggumam (2-2-2). Jadi nilai
GCS 6.
Untuk nilai GCS

Motorik(M)=
6: mematuhi perintah; 5: melokalisir nyeri (menjangkau lokasi dan menjauhkan
stimulus); 4: fleksi normal (menarik anggota tubuh dirangsang nyeri); 3: fleksi
abnormal. dekortikasi (tangan fleksi diatas dada dan kaki ekstensi saat dirangsang
nyeri); 2: ekstensi abnormal, deserebasi (tangan ekstensi dan mengepal disisi
tubuh, kaki ekstensi saat dirangsang nyeri); 1: tidak bergerak

Eye (E) =
4: membuka mata secara spontan; 3: membuka mata dengan rangsangan suara
(dipanggil); 2: membuka mata dengan rangsangan nyeri (dicubit,ditepuk), 1: tidak
membuka mata

Verbal (V) =
5: orientasi baik; 4: berbicara mengacau, binggung; 3: hanya berkata-kata saja
( aduh…ah..auwa); 2: suara tidak jelas (mengerang, menggumam), 1: tidak
bersuara
Soal 4

Seorang perempuan berusia 40 tahun dirawat di


ruang rawat inap dengan keluhan patah tulang tidak
sembuh-sembuh. Hasil pengkajian pasien
mengalami pada patah tulang tertutup pada daerah
lengan kiri sejak 4 bulan yang lalu dan berobat ke
dukun patah tetapi tidak kunjung sembuh dan lama
kelamaan ototnya mengalami pengecilan, saat dikaji
kekuatan otot pasien : pergerakan dapat menahan
tahanan tetapi kurang dari normal.
Berapakah nilai kekuatan otot pada kasus
tersebut ?
A. 15
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Skala kekuatan otot
0 : Tidak bergerak

1 : Tampak gerakan otot, tetapi tidak ada pergerakan sendi

2 : Terdapat pergerakan sendi tetapi tidak bisa melawan gravitasi

3 : Pergerakan dapat melawan tahanan tetapi tidak dapat melawan


tahanan

4 : Pergerakan dapat menahan tahanan tetapi kurang dari normal

5 : Pekuatan otot normal


Soal 5
Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar
keluarganya memeriksakan diri ke poliklinik
penyakit dalam. Hasil pengkajian GDS: 55
mg/dl, pasien lemas, tampak berkeringat
dingin, pucat, dan gelisah. Riwayat DM tipe 2
sejak 7 tahun dan keluarga mengatakan
pasien tidak mau makan
Apakah intervensi yang dapat dilakukan pada
kasus tersebut ?
A. Memberikan dextrose 40%
B. Memantau tanda hipoglikemi
C. Memberikan minuman manis
D. Menganjurkan segera makan nasi
E. Menganjurkan untuk menghentikan obat
gula
Pembahasa
n
Pada kasus tersebut pasien memiliki riwayat DM
tipe II dan menderita selama 7 tahun. Hasil
pengkajian ditemukan adanya penurunan GDS
55 mg/dl, lemas, berkeringat, pucat dan gelisah,
tanda tersebut merupakan tanda hipoglikemia
yang harus di intervensi.
Intervensi yang tepat untuk meminimalkan
hipoglikemia sebaiknya segera diberikan minum
manis ( teh manis, sirup, dll)

Anda mungkin juga menyukai