Kelompok 1
Kelompok 1
Disusun oleh:
Pembimbing:
a. Deksametason
b. Gabapentin
c. Amitriptilin
d. Prednison
e. Ibuprofen
JAWABAN : C. AMITRIPTILIN
Definisi : sebagai nyeri neuropatik yang dirasakan satu bulan atau lebih pada
lokasi ruam akibat infeksi herpes zoster yang telah mengalami
penyembuhan, baik dengan atau tanpa interval bebas nyeri.
E. Spondilosis degenerasi vertebra. Gejala : nyeri dan kaku di sekitar punggung bawah
Kelompok 1
3. Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan baal pada kedua telapak tangan
dan kaki sejak 1 bulan yang lalu. Pasien didiagnosis dengan diabetes melitus sejak 2 tahun yang lalu,
namun tidak kontrol rutin. Pemeriksaan fisik: obesitas, terdapat stocks and gloves hipestesi.
Elektrodiagnostik: penurunan amplitudo.
Apakah tipe neuropati yang terjadi pada pasien di atas?
a. Aksonal
b. Motorik
c. Otonom
d. Demielinasi
e. Aksonal dan demielinasi
JAWABAN : A. AKSONAL
Karena elektrodiagnostik menunjukkan penurunan amplitude tipe aksonal.
PENJELASAN
B. Motorik kelemahan otot yang diinervasikan oleh saraf tersebut.
C. Otonom postural hipotensi, ekstremitas dingin, takikardi, hiper/anhidrosis, disfungsi vesika urinaria
E. Aksonal dan demielinasi penurunan kecepatan hantaran saraf dan penurunan amplitude.
4. Seorang laki-laki berusia 19 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS karena mengalami
kejang terus-menerus selama 30 menit. Kedua lengan dan tungkai kaku-kelojotan. Pasien
didiagnosis epilepsi sejak 3 bulan yang lalu, namun sudah 1 minggu ini tidak mau
minum obat. Tanda-tanda vital dan status generalis dalam batas normal. Status
neurologis: GCS E1M1V1, lainnya dalam batas normal. Dokter di UGD telah
memberikan diazepam IV sebanyak 3 kali, namun kejang tetap tidak berhenti.
Apakah terapi farmakologis lanjutan yang sebaiknya diberikan pada pasien?
a. Carbamazepin IV
b. Diazepam IV
c. Propofol IV
d. Fenitoin IV
e. Morfin IV
JAWABAN : D. Fenitoin IV
a. Carbamazepin IV -> Obat Anti epilepsy yang biasanya digunakan untuk pengobatan
bangkitan parsial pada dewasa
b. Diazepam IV -> sudah diberikan 3 kali dan tidak ada perbaikan
c. Propofol IV -> Obat Lini ke 3 pada tatalaksana di ICU (cth lain : Phenobarbital IV)
d.
e. Morfin IV -> Obat analgesik opioid dan ada Efek samping berbahaya dari morfin -> depresi
pernapasan
5. Seorang perempuan berusia 55 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS karena mengalami kejang berulang
sebanyak dua kali sejak setengah jam yang lalu. Kedua lengan dan tungkai kaku-kelojotan, berlangsung selama
5 menit, di antara kedua kejang pasien tidak sadar hingga sekarang. Pasien didiagnosis diabetes mellitus sejak 5
tahun yang lalu, namun tidak rutin minum obat, dan sudah mengalami gagal ginjal. Pasien diharuskan menjalani
cuci darah 1 minggu yang lalu, namun pasien menolak. Riwayat kejang sebelumnya disangkal. Tanda-tanda
vital dalam batas normal. Status generalis: tampak obesitas, asites, edema pretibial +/+. Status neurologis: GCS
E1M1V1, lainnya dalam batas normal. Apakah diagnosis yang paling tepat pada pasien?
a. Kejang tonik
b. Status epileptikus
c. Status konvulsivus
d. Kejang tonik-klonik
e. Epilepsi tonik-klonik
JAWABAN : C. STATUS KONVULSIVUS
Keluhan :
Kejang berulang dua kali sejak setengah jam yang lalu Konvulsif. Kalau epilepsy keluhan > 24
jam
Diantara kedua kejang pasien tidak sadar hingga sekarang STATUS.
Riwayat penyakit: Diabetes mellitus dan gagal ginjal ada penyebabnya, kalau epilepsy idiopatik
PENJELASAN
A. Kejang tonik: ditandai oleh kontraksi seluruh otot yang berlangsung terus menerus, berlangsung selama 2-10
detik namun dapat hingga beberapa menit, disertai hilangnya kesadaran
B. Status epilepticus : minimal 2 kejang > 24 jam, terus menerut 30 menit nonstop atau diantara 2 kejang belum
sadar, tidak ada penyebab
D. Kejang tonik-klonik ditandai oleh hilang kesadaran sejak awal bangkitan hingga akhir bangkitan, bangkitan
tonik-klonik umum terdapat gambaran iktial, setelah iktial tubuh pasien menjadi hipotonus, tertidur dan terasa
lemah
E. Epilepsi tonik-klonik
6. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan pusing
berputar terutama bila merubah posisi kepalanya secara tiba-tiba sejak 1 hari yang lalu. Keluhan
disertai muntah dan keringat dingin. Adanya tinitus dan perioral numbness disangkal. Tanda
vital: tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/m reguler, nafas 16 x/m, temperatur 370C. Status
neurologis: GCS 15, nistagmus dengan komponen cepat ke kiri, sedangkan lainnya dalam batas
normal.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
a. Vertigo vestibular perifer et kausa sindrom Meniere
b. Vertigo vestibular sentral et kausa stroke batang otak
c. Vertigo non vestibular et kausa gangguan proprioseptif
d. Vertigo vestibular sentral et kausa tumor sudut serebelopontin
e. Vertigo vestibular perifer et kausa benign paroxysmal positional vertigo
JAWABAN: E. VERTIGO VESTIBULAR PERIFER ET KAUSA
BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO
Keluhan:
Pusing berputar vertigo vestibular.
Terutama bila merubah posisi kepala perifer.
Keluhan disertai mual dan muntah vestibular.
Tidak ada tinnitus dan perioral numbness
Nystagmus horizontal (cepat ke kiri) perifer.
PENJELASAN
a. Vertigo vestibular perifer et kausa sindrom Meniere : Vertigo episodik, pendengaran menurun (+), tinitus
(+), rasa penuh dan tertekan pada telinga (+)
b. Vertigo vestibular sentral et kausa stroke batang otak : pusing berputar (+), bangkitan vertigo → lambat,
riwayat hipertensi, TD tinggi,
c. Vertigo non vestibular et kausa gangguan proprioseptif : pusing melayang, hilang keseimbangan,
lightheaded, mual muntah (-), gangguan pendengaran (-), pencetus gerakan obyek visual
d. Vertigo vestibular sentral et kausa tumor sudut serebelopontin : pusing berputar (+), menetap lama dan
konstan, kehilangan pendengaran asimetris/unilateral (+), inkoordinasi, ataksia, facial hypesthesia
Kelompok 2
3. Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan baal pada kedua
telapak tangan dan kaki sejak 1 bulan yang lalu. Pasien didiagnosis dengan diabetes melitus
sejak 2 tahun yang lalu, namun tidak kontrol rutin. Pemeriksaan fisik: obesitas, terdapat stocks
and gloves hipestesi. Elektrodiagnostik: penurunan amplitudo.
Apakah tipe neuropati yang terjadi pada pasien di atas?
a. Aksonal
b. Motorik
c. Otonom
d. Demielinasi
e. Aksonal dan demielinasi
Jawaban : A. Aksonal
a. Sinkop
b. Status epileptikus
c. Epilepsi umum atonik
d. Transient ischemic attack
e. Epilepsi parsial kompleks
c. Epilepsi umum atonik
Epilepsi umum atonik : Berupa kehilangan tonus secara tiba-tiba. Dapat terjadi secara
fragmentasi hanya kepala jatuh ke depan atau lengan jatuh tergantung atau menyeluruh sehingga
pasien terjatuh.
a. Sinkop : penurunan kesadaran yang disebabkan karena hipoperfusi serebral global sementara yang
ditandai dengan onset cepat, durasi pendek dan pemulihan lengkap spontan.
b. Status epileptikus : kejang terus menerus selama 30 menit atau lebih, diantara 2 atau lebih
bangkitan tidak terdapat pemulihan kesadaran.
d. Transient ischemic attack : hilangnya fungsi Sistem saraf pusat secara cepat yang berlangsung
<24 jam diakibatkan oleh mekanisme vaskular (iskemik atau hemoragik)
e. Epilepsi parsial kompleks : kejang fokal yang dimulai dari satu bagian otak dan berhubungan
dengan gangguan kesadaran
5. Seorang perempuan berusia 55 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS karena mengalami
kejang berulang sebanyak dua kali sejak setengah jam yang lalu. Kedua lengan dan tungkai
kaku-kelojotan, berlangsung selama 5 menit, di antara kedua kejang pasien tidak sadar hingga
sekarang. Pasien didiagnosis diabetes mellitus sejak 5 tahun yang lalu, namun tidak rutin minum
obat, dan sudah mengalami gagal ginjal. Pasien diharuskan menjalani cuci darah 1 minggu yang
lalu, namun pasien menolak. Riwayat kejang sebelumnya disangkal. Tanda-tanda vital dalam
batas normal. Status generalis: tampak obesitas, asites, edema pretibial +/+. Status neurologis:
GCS E1M1V1, lainnya dalam batas normal. Apakah diagnosis yang paling tepat pada pasien?
a. Kejang tonik
b. Status epileptikus
c. Status konvulsivus
d. Kejang tonik-klonik
e. Epilepsi tonik-klonik
JAWABAN C. STATUS KONVULSIVUS
Keluhan :
Kejang berulang dua kali sejak setengah jam yang lalu Konvulsif. Kalau epilepsy
keluhan > 24 jam
Riwayat penyakit: Diabetes mellitus dan gagal ginjal ada penyebabnya, kalau
epilepsy idiopatik
PENJELASAN
A. Kejang tonik: ditandai oleh kontraksi seluruh otot yang berlangsung terus menerus,
berlangsung selama 2-10 detik namun dapat hingga beberapa menit, disertai hilangnya kesadaran
B. Status epilepticus : minimal 2 kejang > 24 jam, terus menerut 30 menit nonstop atau diantara 2
kejang belum sadar, tidak ada penyebab
D. Kejang tonik-klonik ditandai oleh hilang kesadaran sejak awal bangkitan hingga akhir
bangkitan, bangkitan tonik-klonik umum, tertidur dan terasa lemah
E. Epilepsi tonik-klonik
6. Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan pusing berputar sejak 1 hari
yang lalu. Keluhan disertai dengan muntah dan keringat dingin. 1 minggu yang lalu pasien mengalami
penurunan pendengaran pada telinga kirinya. Pemeriksaan fisik: tuli campuran telinga kiri, nistagmus
dengan komponen cepat ke kiri, lainnya dalam batas normal.
Apakah terapi farmakologi simtomatik untuk mengurangi gejala vertigo pada pasien?
a. Amitriptilin
b. Metilkobalt
c. Pantoprazole
d. Domperidone
e. Betahistin maleat
JAWABAN E. Betahistin maleat
Betahistin merupakan obat analog histamin dengan fungsi sebagai agonis
reseptor histamin H1 dan antagonis reseptor H3, dengan efek tersebut
betahistin bekerja di sistem syaraf pusat dan secara khusus di sistem neuron
yang terlibat dalam pemulihan gangguan vestibular, dengan mengaktifkan
reseptor ini menyebabkan pembesaran pembuluh darah dan peningkatan
sirkulasi darah yang membantu menghilangkan tekanan di dalam telinga dan
frekuensi serangan penyebab vertigo
Penjelasan
a. Amitriptilin : antidepresan
b. Metilkobalt :salah satu bentuk vitamin B12
c. Pantoprazole :PPI
d. Domperidone :anti emetic
Kelompok 1
7. Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik
umum RS dengan keluhan wajah sisi kiri mencong sejak 1 hari
yang lalu. Keluhan disertai bicara pelo dan sulit menutup mata
kiri. Pemeriksaan fisik: parese N. VII sinistra perifer, lainnya
dalam batas normal. Apakah terapi etiologik yang tepat pada
pasien di atas?
a. Asiklovir
b. b. Prednison
c. c. Mecobalamin
d. d. Deksametason
e. e. Asam asetil salisilat
PENJELASAN
Keluhan bell’s palsy :
a. Bell’s palsy
b. Tumor pons
c. Stroke batang otak
d. Central pontine myelinosis
e. Tumor cerebello pontine angle
Pembahasan
Analisis Jawaban
Mata sisi kanan tidak bisa dipejamkan dan wajahnya tampak tidak simetris terutama bila sedang
tersenyum = paralisis 1 sisi wajah (ipsilateral).
PF = paresis N. VII dekstra perifer dan lainnya dalam batas normal = kerusakan saraf perifer.
Kelemahan otot wajah ipsilateral & kerusakan di saraf perifer (paresis N.VII) Bell’s Palsy
b. Tumor pons kerusakan pada N.V, VI, VII, VIII
c. Stroke batang otak kecacatan yang signifikan mengenai batang otak (quadriplegia atau
hemipalgia, atalsia, disfagia, dysarthria, kelainan tatapan, neuropati kranial)
d. Central pontine myelinosis Gejala : penurunan kesadaran, disartria, disfagia (2-3 hari)
akibat hyponatremia. Hiponatremia bagian dari penyebab penurunan kesadaran metabolic
(pompa Na-K) yang merusak selubung mielin.
e. Tumor cerebello pontine angle Tumor pada sudut serebelo pontin (cerebellum), gejala:
neurinoma akustik (penurunan pendengaran), jika meluas bisa merusak saraf kranial
V,VII,VIII
8. Seorang perempuan berusia 30 tahun dibawa suaminya ke UGD RS karena
mengalami kelemahan di kedua tungkai sejak 2 hari yang lalu. Kelemahan dimulai dari
ujung kedua kaki kemudian menjalar ke tungkai bawah dan tungkai atas. Riwayat
demam disertai nyeri tenggorokan 3 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik: motorik atas
5555/5555 bawah 3333/3333, refleks fisiologis biseps ++/++, triseps ++/++, patella
+/+, achilles +/+, refleks Babinsky -/-, lainnya dalam batas normal.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
a. Guillain Barre syndrome
b. Mielitis transversa
c. Sklerosis multiple
d. Neuropati perifer
e. Miastenia gravis
A. Guillain Barre syndrome
C. Sklerosis Multiple
Penyakit demielinisasi pada sistem saraf pusat yang diakibatkan oleh proses autoimun. Gejalanya yaitu, menurunnya
ketajaman penglihatan pada satu mata yang dapat disertai dengan nyeri pergerakan mata, pandangan ganda, gangguan
sensorik atau kelemahan, gangguan keseimbangan
D. Neuropati Perifer
Kerusakan pada saraf perifer. Gejala kelemahan, mati rasa hingga nyeri, biasa terjadi di tangan dan kaki.
E. Miastenia Gravis
Termasuk kelainan autoimun,Menyerang otot volunter, yaitu otot yang mengontrol mata dan pergerakannya, ekspresi
wajah, dan otot untuk menelan. Oleh karena itu dapat ditemui gejala, seperti kelemahan otot mata yang dapat
menyebabkan ptosis dan diplopia, kesulitan menelan, dan bicara pelo. Selain itu, dapat juga menyebabkan kelemahan
pada tangan, kaki, dan leher.
Kelompok 1
9. Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan kelopak mata
mudah terjatuh bila berbicara lama sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan membaik bila
beristirahat. Keluhan disertai dengan pandangan ganda yang juga hilang timbul bila
beristirahat. Riwayat penyakit sebelumnya disangkal. Pemeriksaan fisik: GCS 15,
pseudoptosis, tes Watenberg (+), lainnya dalam batas normal.
Apakah terapi farmakologi yang tepat pada pasien di atas?
a. Pyridostigmine bromide
b. Metilkobalamin
c. Donepezil HCl
d. Pramipexole
e. Citicoline
JAWABAN: A. Pyridostigmine bromide
penderita myasthenia gravis atau pasien yang mengonsumsi obat pelemah otot, terjadi penurunan
kadar neurotransmiter asetilkolin. Asetilkolin berperan dalam kontraksi dan gerakan otot.
Pyridostigmine bromide adalah obat yang tergolong sebagai antikolinesterase (anticholinesterase), atau
menghambat enzim kolinesterase. Enzim kolinesterase dapat menghancurkan neurotransmiter asetilkolin.
Alasan Tidak memilih jawaban lain
a. -
b. Metilkobalamin ->digunakan untuk mengatasi kekurangan vit B12. Kekurangan atau
defisiensi vitamin B12 bisa menyebabkan Neuropati Perifer, anemia megaloblastik
c. Donepezil HCl -> Donepezil juga merupakan obat penghambat enzim asetilkolinesterase
namun lebih ditujukan pada penderita demensia Alzheimer
d. Pramipexole -> obat yang digunakan untuk mengobati gejala penyakit Parkinson, seperti
kekakuan otot, gemetaran, keram otot, dan pengedalian otot yang buruk.
e. Citicoline-> obat yang bekerja dengan cara meningkatkan senyawa kimia di otak
bernama phospholipid phosphatidylcholine. Senyawa ini memiliki efek untuk melindungi
otak, mempertahankan fungsi otak secara normal, serta mengurangi jaringan otak yang
rusak akibat cedera.
10. Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik RS dengan
keluhan nyeri kepala berdenyut terutama sisi kanan yang hilang timbul
sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala bertambah bila mendengar suara yang
keras atau melihat cahaya silau. Keluhan disertai mual dan muntah.
Keluhan sudah terjadi berulang kali sejak 1 tahun yang lalu, namun tidak
bertambah sering dan berat. Biasanya keluhan muncul bila sedang
menstruasi. Pemeriksaan fisik: status generalis dan neurologis dalam batas
normal. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
a. Migren
b. Arteritis temporal
c. Cluster headache
d. Tension type headache
e. Epilepsi parsial sederhana
Jawaban A. Migren
a. Pregabalin : epilepsi
b. Flunarizine : terapi profilaksis epilepsi, vertigo
d. Eperisone HCl : Spinal Stenosis Lumbalis
e. Betahistine mesylate : vertigo
Kelompok 2
9. Seorang perempuan berusia 30 tahun dibawa suaminya ke UGD RS karena
mengalami kelemahan di kedua tungkai sejak 2 hari yang lalu. Kelemahan dimulai
dari ujung kedua kaki kemudian menjalar ke tungkai bawah dan tungkai atas. Riwayat
demam disertai nyeri tenggorokan 3 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik: motorik
atas 5555/5555 bawah 3333/3333, refleks fisiologis biseps ++/++, triseps ++/++,
patella +/+, achilles +/+, refleks Babinsky -/-, lainnya dalam batas normal. Apakah
pemeriksaan penunjang yang tepat pada pasien di atas?
a. ENMG
b. MRI lumbal
c. Tes Harvey Masland
d. Rontgen vertebra torakolumbal
e. Somatosensory evoked potential
a. ENMG
Keluhan diatas mengarah pada sefalgia primer tipe Tension Type Headhace
(TTH). Pada sefalgia primer nyeri kepalanya bukan diakibatkan oleh
adanya kelainan intrakranial, tidak terkait dengan kondisi patologi atau
penyebab lain yang mendasari.
b. Elektroensefalografi : untuk mendeteksi kecurigaan
penyakit gangguan struktural otak atau penyakit sistemik
yang mendasarinya
c. MRI kepala non kontras : untuk melihat adanya gangguan
vaskular (perdarahan)
d. Rontgen cervical AP/Lateral : untuk melihat struktur tulang
belakang
e. CT-scan kepala dengan kontras : untuk melihat adanya
infeksi, neoplasma
11. Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan
nyeri kepala belakang sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala terasa seperti tertarik dan
dirasakan terus menerus sepanjang hari. Tidak ada mual dan muntah. Pasien sudah
sering nyeri kepala serupa sejak 2 tahun terutama bila sedang bertengkar dengan
suaminya. Pemeriksaan fisik: status generalis dan neurologis dalam batas normal.
Apakah terapi farmakologik yang tepat pada pasien di atas?
a. Betahistine mesylate
b. Sumatriptan
c. Flunarizine
d. Ketoprofen
e. Ergotamin
a. Betahistine mesylate : farmakoterapi vertigo perifer
Keluhan:
Nyeri kepala berdenyut unilateral (berulang sejak 2 tahun lalu)
Keluhan dirasakan selama 5 menit dan hilang dengan sendirinya
Biasanya muncul saat akan menstruasi
PENJELASAN
Keluhan:
Nyeri kepala berdenyut unilateral (berulang sejak 2 tahun lalu)
Keluhan dirasakan selama 5 menit dan hilang dengan sendirinya
Biasanya muncul saat akan menstruasi
(Epilepsi Parsial Sederhana)
PENJELASAN
a. Tidak ada
b. Elektroensefalografi: tes untuk mengukur aktivitas listrik di otak fungsi utamanya adalah mendeteksi dan
menyelidiki epilepsi, dengan tes ini dokter dapat mengidentifikasi jenis dan pemicu terjadinya epilepsi
c. MRI kepala non kontras: untuk melihat jaringan otak, lesi yang letaknya di dalam, lesi demielinisasi, dan
perdarahan
d. Rontgen cervical AP/lateral: untuk melihat tulang atau neoplasma dengan infiltrasi ke tulang otak, drop
hand/wrist drop, trauma tanpa perdarahan.
e. CT scan kepala dengan kontras: untuk melihat infeksi (seperti edema/vasodilatasi) dan tumor
(neovaskularisasi).
Kelompok 2
12. Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri
kepala yang terasa berat di daerah dahi kanan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai
nyeri di belakang mata, mata terasa berair, dan hidung kanan tersumbat. Tidak ada
mual dan muntah. Keluhan serupa pernah dirasakan 1 tahun yang lalu selama 3 hari
dan setelahnya hilang dengan sendirinya. Pemeriksaan fisik: edema palpebra kanan,
injeksi konjungtiva kanan,
NRS 10, GCS 15, lainnya dalam batas normal.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien?
a. Migren
b. Arteritis temporal
c. Cluster headache
d. Tension type headache
e. Epilepsi parsial sederhana
C. Cluster headache
B. Arteritis Temporal
Diagnosis banding Cluster Headache. Nyeri kepala pada arteritis temporal umumnya terlokalisir pada
area temporal atau oksipital. Sifat nyeri bisa berdenyut dan kontinu. Nyeri akan dirasakan bertambah
sakit jika diraba. Keluhan yang muncul di awal biasanya penglihatan kabur atau gangguan refraksi yang
bersifat transien dan intermiten.