Anda di halaman 1dari 21

SOAL UKNI

KEPERAWATAN MATERNITAS
YUNI PUJI WIDIASTUTI, S. KEP., M. KEP., NS
PSIK STIKES KENDAL
19 Juli 2021
SOAL NO. 1

Seorang perempuan umur 25 tahun post partum hari pertama dengan operasi sesar dirawat
di bangsal nifas. Pasien mengeluh area jahitan terasa nyeri terutama saat bergerak. Pasien
bertanya tentang metode apa yang bisa digunakan untuk mengatasi nyeri tersebut.
Perawat memberikan penjelasan tentang berbagai metode atau tehnik manajemen nyeri.

Apa peran perawat maternitas dalam kasus diatas?


a. Educator
b. Motivator
c. Care Giver
d. Role Model
e. Change Agen
Pembahasan Soal No 1

Seorang perempuan umur 25 tahun post partum hari pertama


dengan operasi sesar dirawat di bangsal nifas. Pasien
mengeluh area jahitan terasa nyeri terutama saat bergerak.
Pasien bertanya tentang metode apa yang bisa digunakan
untuk mengatasi nyeri tersebut. Perawat memberikan
penjelasan tentang berbagai metode atau tehnik manajemen
nyeri.
Kata Kunci: Perawat memberikan penjelasan tentang berbagai
metode atau tehnik manajemen nyeri
Peran Perawat

• Pendidik  Perawat menjelaskan, mendemontrasikan dan menilai apakah pasien memahami apa
yang dijelaskan serta mengevalusi perkembanngan.
• Advocator  Perawat membantu pasien dalam menginterpretasikan informasi dan memberikan
informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan, mempertahankan dan melindungi hak
pasien.
• Koordinator  mengarahkan,merencanakan dan mengorganisasi Yan Kesh dari Tim Kesh  Yan
terarah dan sesuai kebutuhan Pasien.
• Pemberi pelayanan  memberikan ASKEP individu, kelp atau masya secara rasional berlandaskan
ilmu pengetahuan.
• Rehabilitator  Perawat membantu pasien beradaptasi dengan perubahan kondisi pasca sakit,
kecelakaan, atau kondisi yang mengakibatkan ketidakberdayaan.
• Peneliti  Melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas Yan Kep
• Kolaborator  Mengkolaborasikan Yan Kesh dengan TIM Kesh
• Perawat memberikan informasi kepada
pasien melalui kegiatan pendidikan
kesehatan, jadi disini perawat menjalankan
peran sebagai Pendidik.
• Jawaban poin A
SOAL NO. 2

Seorang Perempuan umur 25 tahun, hamil 25 minggu dating ke poliklinik KIA untuk
pemeriksaan kehamilan. Pasien mengatakan sudah melahirkan aterm dua kali yaitu
pada tahun 2014 dan 2016 dan melahirkan preterm pada usia kehamilan 32 minggu
pada tahun 2018 serta mengalami abortus pada tahun 2019, mengalami perdarahan
dan keluar seluruh bagian janin pada kehamilan trimester pertama di tahun 2020.
Bagaimana penulisan status obstetric pada kasus tersebut?
a. G5 P2 A2
b. G5 P2 A3
c. G5 P3 A2
d. G6 P2 A3
e. G6 P3 A2
Pembahasan Soal No 2

Seorang Perempuan umur 25 tahun, hamil 25 minggu dating ke


poliklinik KIA untuk pemeriksaan kehamilan. Pasien
mengatakan sudah melahirkan aterm dua kali yaitu pada
tahun 2014 dan 2016 dan melahirkan preterm pada usia
kehamilan 32 minggu pada tahun 2018 serta mengalami
abortus pada tahun 2019, mengalami perdarahan dan keluar
seluruh bagian janin pada kehamilan trimester pertama di
tahun 2020.
Kata Kunci: Hamil saat ini, Melahirkan aterm 2 kali, preterm 1
kali, Abortus 2 kali
Status Obstetrik meliputi

• Gravida (G) : jumlah kehamilan, tanpa melihat lamanya kehamilan termasuk kehamilan sekarang
• Para/Persalinan/Partus (P): jumlah kelahiran setelah gestasi 20 minggu tanpa melihat kondisi
bayi hidup atau mati
• Abortus (A): keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan
batasan gestasi kurang dari 20 minggu

Kasus tersebut mununjukkan status obstetric:


• Gravida 6 (G6) : Kehamilan saat ini, persalinan pada tahun 2014, 2016, 2018, abortus pada
tahun 2019 dan 2020)
• Partus 3 (P3) : Persalinan pada tahun 2014, 2016 dan 2018
• Abortus 2 (A2) : Abortus pada tahun 2019 dan 2020

Jadi status obstetric pada kasus tersebut adalah G6 P3 A2  Jawaban Poin E


SOAL NO. 3
Seorang perempuan umur 25 tahun P2A0 post partum spontan dengan episiotomi hari
ke 7 datang ke Poli KIA untuk pemeriksaan. Pasien mengeluh terasa nyeri di daerah
perimium dan keluar cairan kehijauan dari luka episiotomy. Hasil pengkajian didapat
data: TD 100/70 mmHg, nadi 98 x/menit, suhu 37,9 ºC.
Apa prioritas utama tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada kasus
tersebut?
a. Homan Sign
b. Observasi lokea
c. involusio uterus
d. Pemeriksaan REEDA
e. Diastasis rectus abdominalis
Pembahasan Soal No 3

• Seorang perempuan umur 25 tahun P2A0 post partum


spontan dengan episiotomi hari ke 7 datang ke Poli KIA
untuk pemeriksaan. Pasien mengeluh terasa nyeri di
daerah perimium dan keluar cairan kehijauan dari luka
episiotomy. Hasil pengkajian didapat data: TD 100/70
mmHg, nadi 98 x/menit, suhu 37,9 ºC.

• Kata Kunci: post partum spontan dengan episiotomi hari ke 7, nyeri di


daerah perimium dan keluar cairan kehijauan dari luka episiotomy.
Post Partum dengan episiotomi

• Periode post partum adalah jangka waktu enam minggu, yang dimulai setelah
kelahiran bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum
kehamilan. Setelah melahirkan ibu perlu dikaji dan diobservasi proses involusi
uterus dan kemungkinan adanya perdarahan atau infeksi post partum.
• Selama periode post partum dengan luka episiotomy sangat urgent untuk
dilakukan pemeriksaan REEDA untuk memastikan adanya tanda infeksi pada
pasien. Pada kasus ini Pasien mengeluh nyeri pada daerah perineum dan keluar
cairan warna kehijauan dari luka episiotomy yang merupakan tanda adanya
infeksi. Oleh karena itu tindakan perawatan selanjutnya yang harus dilakukan
adalah observasi luka episiotomy dengan menggunakan REEDA (redness, edema,
echimosis, discharge, approximate).
• Jawaban Poin D
SOAL NO. 4
Seorang perempuan umur 31 tahun P2A0 datang ke Poli KIA KB menanyakan
informasi tentang metode kontrasepsi. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
hipertensi, ada riwayat Pelvic Infection Diseases, tidak ada mioma atau tumor serta
masih menginginkan untuk mempunyai anak lagi. Hasil pemeriksaan tidak terdapat
varises, TD 120/80 mmHG, frekwensi Nadi 92 x/menit.
Apakah metode kontrasepsi yang cocok utk pasien ada kasus tersebut?
a. IUD
b. LAM
c. PIL kombina
d. Suntik
e. MOW
Pembahasan Soal No 4

Seorang perempuan umur 31 tahun P2A0 datang ke Poli KIA KB


menanyakan informasi tentang metode kontrasepsi. Pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi, ada riwayat Pelvic
Infection Diseases, tidak ada mioma atau tumor serta masih
menginginkan untuk mempunyai anak lagi. Hasil pemeriksaan tidak
terdapat varises, TD 120/80 mmHG, frekwensi Nadi 92 x/menit.

Kata Kunci: pasien 31 tahun P2A0, ada riwayat PID, tidak memiliki
riwayat hipertensi, tidak ada mioma atau tumor serta masih
menginginkan untuk mempunyai anak lagi.
KONTRASEPSI

Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi)
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.

Pemilihan metode kontrasepsi tergantung darikondisi pasien diantaranya adalah:


1. Tujuan penggunaan kontrasepsi (mengatur jarak kehamilan dan persalinan
atau sudah tidak mengiginkan anak).
2. Kondisi fisik Ibu antara lain: tanda vital, IMT, riwayat kesehatan dan penyakit
ibu (Hipertensi, DM, Obesitas).
3. Jumlah anak hidup dan usia anak hidup
Persyaratan untuk penggunaan dari masing-
masing kontrasepsi:
• Kontrasepsi Hormonal  tidak direkomendasikan pd ibu dg Hipertensi, obesitas,
varises dan DM.
• Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)  tidak direkomendasikan pd pasien dg PID.
• Kontrasepsi Mantap  direkomendasikan pd perempuan yang sdh cukup anak dan
tidak menginginkan mempunyai anak lagi, usia > 35 tahun, anak terkecil usia lebih
dari 2 tahun.

Kasus tersebut didapatkan data umur pasien 31 tahun P2A0, ada riwayat PID, tidak
memiliki riwayat hipertensi, tidak ada mioma atau tumor serta masih menginginkan
untuk mempunyai anak lagi. Oleh karena itu alat kontraspsi yang sesuai untuk
pasien tersebut adalah suntik.
Jawaban Poin D.
SOAL NO. 5

Seorang perempuan umur 27 tahun G2P1A0 dirawat di ruang persalinan


dalam proses persalinan kala III. Bayi tunggal lahir spontan, sudah
dilakukan pemotongan tali pusat, sedang dilakukan IMD dan sudah
diberikan suntikan oksitosin. Hasil pemeriksaan didapatkan kontraksi
uterus baik.
Apa tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memonitor perdarahan
b. Melakukan masase perut
c. Peregangan Tali Pusat Terkendali
d. Pemberian suntikan oksitosin kedua
e. Pemeriksaan untuk mengetahui adanya laserasi jalan lahir
Pembahasan Soal No 5

• Seorang perempuan umur 27 tahun G2P1A0 dirawat di ruang


persalinan dalam proses persalinan kala III. Bayi tunggal lahir
spontan, sudah dilakukan pemotongan tali pusat, sedang
dilakukan IMD dan sudah diberikan suntikan oksitosin. Hasil
pemeriksaan didapatkan kontraksi uterus baik.

• Kata Kunci: persalinan kala III, bayi tunggal, sudah dilakukan


pemotongan tali pusat dan diberikan suntikan oksitosin,
kontraksi uterus baik.
Persalinan Kala III

Hal yang harus dilakukan dalam manajemen aktif kala III adalah pemberian suntikan
oksitosin, peregangan tali pusat terkendali (PTT) dan masase uterus. Apabila pasien
sudah diberikan suntikan oksitosin dan belum ada tanda pelepasan tali pusat secara
spontan seperti semburan darah tiba-tiba, tali pusat semakin memanjang, maka
yang harus dilakukan oleh penolong persalinan adalah langkah kedua dari
manajemen aktif kala III yaitu Peregangan Tali Pusat terkendali. Langkah III adalah
masase uterus setelah dipastikan semua bagian plasenta lasir lengkap.

Pada kasus tersebut Pasien sudah diberikan suntikan oksitosin, kontraksi uterus
baik, sudah dilakukan pemotongan tali pusat, sedang dilakukan IMD. Oleh karena itu
langkah selanjutnya adalah peregangan tali pusat terkendali.
Jawaban Poin C.
TIPS

RAJIN DAN TEKUN


BELAJAR DAN BERLATIH
MENJAWAB SOAL UKNI
BISMILLAH

DIBERIKAN KEMUDAHAN DAN KELANCARAN DALAM BELAJAR DAN


MENGERJAKAN SOAL UKNI DENGAN BAIK DAN BENAR
LULUS UKNI 2021 DAN SUKSES UNTUK KITA
AAMIIN YA RABB
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai