Anda di halaman 1dari 10

Makalah Jurnal

Ketoasidosis

Disusun oleh:

Nama : Antonia Elpupin


Nim : 01901003

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH
MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama – tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberkahi kami sehingga makalah jurnal ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah jurnal ini dan berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai data dan fakta pada
makalah ini.

Makalah jurnal ini memuat tentang “Ketoasedosis” untuk memenuhi tugas Mata kuliah
Keperawatan Kritis. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan makalah jurnal ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal
dapat kami analisa dengan sempurna dalam makalah jurnal ini. Kami melakukannya semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan
kemampuan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita
semua. Terimakasih.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.

Ketoasidosis diabetikum adalah salah satu komplikasi metabolik akut pada diabetesmellitus
dengan perjalanan klinis yang berat dalam angka kematian yang masih cukuptinggi. Ketoasidosis
diabetikum dapat ditemukan baik pada mereka dengan diabetes melitustipe 1 dan tipe 2. Tetapi
lebih sering pada diabetes melitus tipe 1.

Ketoasidosis diabetik disebabkan oleh penurunan kadar insulin efektif disirkulasi yangterkait
dengan peningkatan sejumlah hormon seperti glukagon, katekolamin, kortisol, dangrowth
hormone. Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan penyebab utama morbiditas danmortalitas
pada anak dengna diabetes melitus tipe 1 (IDDM). Mortalitas terutama berhubungan dengan
edema serebri yang terjadi sekitar 57%-87% ' %& dari seluruh kematianakibat KAD.

B. Tujuan.

Adapun tujuan khusus dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui pengertian dari Keto Asidosis


 Untuk mengetahui etiologi dari Keto Asidosis.
 Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Keto Asidosis.
 Untuk mengetahui penatalaksaan dari Ketoasidosis
 Untuk mengetahui review dari ketiga jurnal
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Defenisi.

Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan tingginya
kadar keton di dalam tubuh. Salah satu tanda khas dari kondisi ini adalah munculnya bau mulut
yang beraroma buah. Jika tidak segera ditangani, ketoasidosis diabetik dapat berakibat fatal.

Ketoasidosis diabetik lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1. Kondisi ini sering
kali terjadi secara mendadak (akut), bahkan hanya dalam waktu 24 jam.

etoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertaigangguan
metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut ”akselerasi puasa”
dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius padadiabetes ketergantungan insulin.

B. Tanda dan gejala

Gejala ketoasidosis diabetik bisa memburuk dalam waktu yang cepat. Saat penderita diabetes
mengalami asidosis akibat penumpukan keton, akan muncul sejumlah keluhan berikut:
 Frekuensi buang air kecil meningkat
 Rasa sangat haus yang tidak hilang walaupun sudah minum
 Napas berbau seperti buah-buahan atau pembersih kuteks (aseton)
 Tubuh terasa lemas dan lelah
 Otot terasa nyeri atau kaku
 Mual dan muntah
 Sakit kepala
 Sakit perut
 Sesak napas
 Dehidrasi
 Linglung
 Penurunan kesadaran hingga pingsan

C.Penyebab.

Gula atau glukosa merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Untuk masuk ke dalam sel-sel
tubuh dan diolah menjadi energi, glukosa memerlukan bantuan dari insulin. Namun, pada
penderita diabetes melitus, insulin di dalam tubuhnya mengalami gangguan sehingga tidak dapat
menjalankan fungsinya.
Penderita diabetes melitus akan mengalami kekurangan insulin, atau insulin yang diproduksi
tidak bekerja dengan normal (resistensi insulin). Hal ini menyebabkan glukosa di dalam darah
menumpuk dan tidak bisa digunakan dan diolah menjadi energi.
Untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan energi, sel-sel tubuh akhirnya mengolah lemak
menjadi energi. Salah satu zat sisa hasil pengolahan lemak adalah zat yang bersifat asam, yaitu
keton. Jika terus berlanjut, keton akan makin menumpuk di dalam tubuh. Akibatnya, kadar asam
dalam darah akan menjadi tinggi (asidosis).

D. Penatalaksanaan Medis.

Terapi ketoasidosis diabetik diarahkan pada perbaiki tiga permasalahan utama:


dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
1. Rehidrasi.
Rehidrasi merupakan tindakan yang penting untuk mempertahankan perfusi jaringan. di
samping itu, penggantian cairan akan menggalakkan ekskresi glukosayang berlebihan
melalui ginjal. pasien mungkin memerlukan 6 hingga 10 liter cairan infus yang
menggantikan kehilangan cairan yang disebabkan oleh poliuria,hiper:entilasi, diare, dan
muntah.
Pada mulanya, larutan saline 0,9% diberikan dengan kecepatan yang sangat tinggi
biasanya 0,5 hingga 1L/jam selama 2 hingga 3 jam. Larutan normal saline hipotonik
(4,5%) dapat digunakan pada pasien'pasien yang menderita hipertensiatau hipernatremia
atau yang beresiko mengalami gagal jantung kongestif. setelah beberapa jam pertama,
larutan normal saline 4,5% merupakan cairan infuse pilihanuntuk terapi rehidrasi selama
tekanan darah pasien tetap stabil dan kadar.

natriumnya tidak terlalu rendah. infuse dengan kecepatan sedang hingga tinggi (200 hingga
500 ml/jam) dapat dilanjutkan untuk beberapa jam berikutnya.
2. Kehilangan elektrolit.

Masalah elektrolit utama selama terapi diabetes ketoasidosis adalah kalium."eskipun


konsentrasi kalium plasma pada awalnya rendah, kadar kalium akanmenurun selama proses
penanganan diabetes ketoasidosis sehingga perlu dilakukan pemantauan kalium yang sering.

Beberapa faktor yang berhubungan dengan terapi diabetes ketoasidosis yangmenurunkan


konsentrasi kalium serum mencakup.
a. Rehidrasi yang menyebabkan peningkatan :volume plasma dan penurunankonsentrasi
kaliumserum.

b. Rehidrasi yang menyebabkan peningkatan ekskresi kalium kedalam urine.

c. Pemberian insulin yang menyebabkan peningkatan perpindahan kalium daricairan


ekstrasel ke dalam sel.
Untuk pemberian infus kalium yang aman, perawat harus memastikan bahwa
a. Tidak ada tanda'tanda hiperkalemia (berupa gelombang T yang tinggi,lancip atau bertakik
pada hasil pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)
b. Pemeriksaan laboratorium terhadap kalium memberikan hasil yang normalatau rendah.c.
asien dapat berkemih (dengan kata lain, tidak mengalami gangguan fungsiginjal.
BAB III
PEMBAHASAN

TUJUAN PENELITIAN :

Jurnal 1.
Untuk mengontrol cairan intravena berkontribusi pada cedera ini telah diperdebatkan selama
beberapa dekade.

Jurnal 2.

Untuk membandingkan keamanan/kemanjuran insulin kerja cepat subkutan intermiten


dengan standar protokol infus intravena dosis rendah insulin reguler untuk pengobatan
ketoasidosis diabetik pediatrik.

Jurnal 3.
Untu pemantauan dan pengontrolan insulin dan cairan yang di perlukan oleh tubuh pasien
agar tidak tidak kekurangan atau malah menjadi kelebihan.

METODE PENELITIAN:

Jurnal 1.

Kami melakukan 13-pusat, acak, percobaan terkontrol yang meneliti efek dari tingkat
administrasi dan kandungan natrium klorida dari cairan intravena pada hasil neurologis pada
anak-anak dengan ketoasidosis diabetikum. Anak-anak secara acak ditugaskan ke salah satu
dari empat kelompok perlakuan dalam desain faktorial 2-oleh-2 (kandungan natrium klorida
0,9% atau 0,45% dan kecepatan pemberian yang cepat atau lambat).

Jurnal 2.

Untuk uji klinis prospektif terkontrol acak pada 50 anak/remaja dengan ketoasidosis diabetik
ringan/sedang, kriteria diagnostik untuk ketoasidosis meliputi: kadar glukosa darah >250
mg/dl, ketonuria>++, pH vena <7,3 dan/ atau bikarbonat <15 mEq/l.

Jurnal 3.

Kami melakukan pencarian terstruktur menggunakan PubMed/MEDLINE untuk


mengumpulkan laporan kasus dan kasus seri kasus (yaitu termasuk setidaknya dua pasien) ke
CM pada pasien diabetes yang diterbitkan antara tahun 2000 dan Maret 2020.

HASIL PENELITIAN:

Jurnal 1.

Sebanyak 1389 episode ketoasidosis diabetikum dilaporkan pada 1.255 anak. Skor Skala
Koma Glasgow menurun menjadi kurang dari 14 dalam 48 episode (3,5%), dan cedera otak
yang tampak secara klinis terjadi pada 12 episode (0,9%).

Jurnal 2.

Dari 50 anak (usia 2-17 tahun), 56% (28) adalah perempuan, dan 48% (24) menderita
diabetes tipe I. Kelompok intervensi dan kontrol memiliki temuan klinis/laboratorium dasar
yang serupa. Usia rata-rata (tahun) adalah 8,6 ± 0,8 untuk intervensi dan 8,86 ± 0,7 untuk
kelompok kontrol (p = 0,4) dengan 64% mengalami ketoasidosis diabetik sedang.

Jurnal 3.

Empat puluh lima laporan kasus individu dan delapan belas artikel seri kasus dimasukkan.
India menyumbang bagian terbesar dari laporan dengan 37,7% dan 38,8% dari kasus individu
dan seri kasus, masing-masing. Mortalitas berkisar dari 0% sampai 100% dalam seri kasus.
Kematian keseluruhan dalam kasus individu adalah 46,3%, dan 64,2% kematian dilaporkan
pada pasien dengan diabetes ketoasidosis. Pembengkakan wajah (53,3%), sakit kepala
(44,4%), kehilangan penglihatan (35,5%) dan oftalmoplegia (35,5%) adalah gejala klinis
yang paling sering dilaporkan. Pada semua pasien kecuali 4 (91,1%), CM dirawat dengan
pembedahan; namun, dalam banyak kasus (42%), meskipun dilakukan pembedahan,
kematian tetap terjadi. Amfoterisin B deoksikolat (AMB) dan AMB berbasis lipid (LAMB)
digunakan sebagai pengobatan lini pertama untuk semua pasien; namun, posaconazole,
echinocandins, terapi oksigen hiperbarik (HBOT) dan deferasirox digunakan dalam
kombinasi untuk sejumlah pasien. Posaconazole telah terbukti memiliki efek terapeutik yang
positif; namun, posaconazole, LAMB dan HBOT tidak umum digunakan di negara-negara
berpenghasilan rendah dan memiliki masalah kesehatan.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan.

Ketoa Asidosis Diabetikum(KAD) merupakan salah satu komplikasi akut DM akibat


defisiensi hormone insulin yang tidak dikenal dan tidak mendapat pengobatan segera akan
menyebabkan kematian. Etiologi dari KAD adalah insulin tidak di berikan dengan dosis yang
kurang. Keadaan sakit atau infeksi pada DM , manifestasi pertama pada penyakit diabetes
yang tidak terdianosis dan tidak diobati.

Keadaan ketoasidosis merupakan kradaan yang memerlukan banyak pengontrolan dan


pemantauan insulin dan cairan elektrolit,karena bila kekurangan atau malaht terjadi kelebihan
akan mengakibatkan komplikasi yang sulit untuk ditanggulangi.
Menurut saya jurnal yang bisa di pakai di indonesia adalah jurnal ke 2 dengan judul “Jurnal Diabetic
Ketoasidosis Insulin” karena yang saya dapat ambil dari kesimpulannya yaitu pada jurnal ke 2 ini butuh
banyak pemantuan dan pengontolan dalam pengobatan agar insulin dan cairan yang di perlukan sesuai
dengan kebutuhan pasien yang memerlukan agar pengobatan yang di lakukan berjalan sesuai dengan yang
di harapkan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I - Bab Iii
    Bab I - Bab Iii
    Dokumen26 halaman
    Bab I - Bab Iii
    105351101918 Afifah Maghfirah Mustaqim
    Belum ada peringkat
  • End of Life
    End of Life
    Dokumen16 halaman
    End of Life
    105351101918 Afifah Maghfirah Mustaqim
    Belum ada peringkat
  • UKOM
    UKOM
    Dokumen5 halaman
    UKOM
    105351101918 Afifah Maghfirah Mustaqim
    Belum ada peringkat
  • Bimbingan Ukom Gadar
    Bimbingan Ukom Gadar
    Dokumen20 halaman
    Bimbingan Ukom Gadar
    105351101918 Afifah Maghfirah Mustaqim
    Belum ada peringkat