Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

(Ruang Lingkup Dasar Kesehatan Masyarakat Di Indonesia)

Dosen Pengempuh :
Riswandi, A.m.d, Ak

DISUSUN OLEH:
Nama : Tasya Jianita Asnun
Nim : E.19.04.067
Kelas : Analis B tingkat 3

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan HidayahNya
makalah ini dapat saya selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
            Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Ruang Lingkup
Dasar Kesehatan Masyarakat Di Indonesia”, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang saya alami dalam proses
pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikannya dengan baik.
            Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

                                                                                   Bulukumba, 13 Januari 2022

Penulis                                          
                                                     

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... II
DAFTAR ISI ......................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 2
C. TUJUAN ................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4


A. PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT............................................... 4
B. SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT DI DUNIA DAN
DI INDONESIA..................................................................................................... 6
C. RUANG LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT ..................................... 9
D. PROFIL TOKOH KESEHATAN MASYARAKAT ......................................... 12
E. PEERBEDAAN PREVENTIF, KURATIF, PROMOTIF DAN
REHABILITATIF................................................................................................. 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 17


A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 17
B. SARAN .................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 18

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara.
Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut memiliki masyarakat
yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh banyak faktor. Salah satunya
adalah kesehatan lingkungan masyarakat di suatu negara tersebut.
Kesehatan masarakat adalah ilmu yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha
pengorganisasian masarakat. Salah satunya pengorganisasian pelayanan-pelayanan
medis dan perawatan untuk diagnosa dini dan pengobatan.
Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka sudah
seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang
disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling mereka seperti
benda mati, mahkluk hidup, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain. Namun oleh karena
keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada saat itu, maka setiap kejadian yang luar
biasa dalam kehidupan mereka selalu diasosiasikan dengan hal-hal yang bersifat
mistik, seperti wabah penyakit sampar yang berjangkit di suatu tempat dianggap
sebagai kutukan dan kemarahan dewata.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi
oleh masyarakat kita saat ini . Semakin maju teknologi di bidang kedokteran ,semakin
banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu sajadi
pengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri. Tapi apakah benar hanya
faktor tingkah laku saja yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat? Sebelum
membahas tentang masalah kesehatan masyarakat tentunya lebih baik jika kita
memahami konsep dari kesehatan masyarakat itu terlebih dahulu.
Penyakit tidak menular sering disebut sebagai penyakit kronis.Penyakit tidak
menular memberikan kontribusi bagi 60 persen kematian secara global.Di berbagai
negara yang termasuk negara berkembang, peningkatan penyakit ini terjadi secara
cepat dan memberikan dampak yang sangat signifikan pada sisi sosial, ekonomi dan
kesehatan. WHO sendiri memperkirakan bahwa pada tahun 2020, penyakit tidak
menular akan menyebabkan 73 persen kematian secara global dan memberikan
kontribusi bagi penyebab kematian secara global atau global burden of disease
sebesar 60 persen. Permasalahannya adalah sekitar 80 persen dari penyakit tidak
menular ini justru terjadi pada negara-negara dengan pendapatan rendah atau yang
sering disebut sebagai low and middle income countries (Mirza, 2008).
Perubahan pola hidup manusia seperti gaya hidup, sosial ekonomi, urbanisasi
dan industrialisasi pada akhirnya akan meningkatkan prevalensi penyakit
tidakmenular, khususnya penyakit degeneratif. Kecenderungan untuk beralih dari
makanan tradisional menjadi makanan cepat saji dan berlemak, terutama di daerah
urban mengakibatkan perubahan penyakit yaitu menurunnya penyakit infeksi dan
meningkatnya penyakit non infeksi (degeneratif).Hal ini menunjukkan telah terjadi
transisi epidemiologi. Tentu saja penyakit ini akan menimbulkan suatu beban bagi
pelayanan kesehatan dan perekonomian suatu negara karena memerlukan biaya yang
besar untuk perawatannya (Bustan, 1997).
Kesehatan manusia bergerak maju atau mundur dalam kontunitas tertentu,
dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat atau sakit. Kesehatan
tidak pernah constant. Parson (1972) mengatakan sehat adalah kemampuan
melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif, sedangan Dubois (1978) mengatakan
bahwa kesehatan adalah proses yang kreatif, dimana individu secara aktif dan terus
menerus mengadaptasi lingkungan. Dan menurut beberapa ahli keperawatan
diantaranya Paplau H  mengatakan bahwa, Kesehatan adalah proses yang berlangsung
mengarah kepada kreatifitas, konstruktif, dan produktif, Oream E.D mengatakan
bahwa kesehatan keadaan integritas individu. Pemeliharaan diri sendiri secara secara
umum adalah dasar untuk berfungsi secara optimal.Sedangkan King. M.E mengatakan
kesehatan adalah keadaan yang dinamis dalam siklus hidup dan memperoleh adaptasi
terus menerus terhadap stress (Christina Ibrahim,1986).
Hendric L.Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 (empat) faktor utama yang
memengaruhi kesehatan masyarakat, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
dan keturunan.
Kesehatan Masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi sebagai dasar keahliannya
dalam membantu masyarakat dalm mengatssi berbagai masalah kesehatan masyarakat
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pelayanan kesehatan merupan pendeketan praktis untuk melaksanakan
pengasuhan kesehatan masyarakat di masyarakat dan operasinya di Indonesia dalam
bentuk pembangunan kesehatan masyarakat desa, melalui posyandu.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, saling
berinteraksi (Koentjaningrat, 1990).Masyarakat merupakan kesatuan-kesatuan hidup
manusia, yang bahasa Inggrisnya dipakai adalah Society, yang berarti kawan, Istilah
masyarakat berasal dari bahasa Arab yang berarti ikut serta, berpartisipasi.
Dalam memberikan perawatan kesehatan masyarakat, Perawat melihat
masyarakat sebagai kumpulan individu dalam suatu hubungan yang saling
ketergantungan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya secara terorganisir.
Masyarakat merupakan suatu bentuk sistem social, dalam hubungan dengan
lingkungannya, akan berusaha mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan seperti yang
dikemukakan ole Maslow maupun A. Khalish, termasuk didalamnya untuk memenuhi
kebutuhan akan asuhan Keperawatan dan pelayanan kesehatan.
Dalam perawatan kesehatan masyarakat keluarga sebagai unit utama yang
menjadi sasaran pelayanan karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan di bahas mengenai konsep dari kesehatan
masyarakat,yaitu antara lain:
1. Apa defenisi Ilmu kesehatan masyarakat?
2. Bagaimana sejarah perkembangan kesehatan masyarakat didunia dan Indonesia ?
3. Bagaimana ruang lingkup dalam kesehatan masyarakat ?
4. Apa perbedaan antara preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif ?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan definisi kesehatan masyarakat
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan kesehatan masyarakat
didunia dan Indonesia
3. Untuk menjelaskan ruang lingkup kesehatan masyarakt itu sendiri
4. Untuk menjalarkan perbedaan antara preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kesehatan Masyarakat


Sudah banyak para ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masyarakat
ini.Secara kronologis batasan-batasan kesehatan masyarakat mulai dengan batasan
yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat
diringkas sebagai berikut.Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan
masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang
mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan
sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah
merupakan kegiatan kesehatan masyarakat.
1. Pengertian Kesmas dalam “Batasan Tertua” adalah upaya-upaya untuk mengatasi
masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan.
2. Penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat
adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan
sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
3. Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang dengan baik,
kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi dengan
ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran itu sendiri merupakan integrasi
antara ilmu biologi dan ilmu sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, kesehatan
masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan
pengobatan (kedokteran) dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau
masyarakat.
Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang ilmu kesehatan yang mempelajari
tentang cara bagaimana memberdayakan masyarakat agar mereka mampu memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan tempat tinggal mereka.(ABC
Medika, 2013).
1) Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period).
Sejarah kebudayaan peradaban masyarakat kuno yang berpusat di
Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma (The Pre-Cristion Period). Pada saat itu
pemerintah kota telah melakukan upaya-upaya pemberantasan penyakit. Sebagai
bukti ditemukan dokumen-dokumen tentang peraturan-peraturan tertulis yang
mengatur tentang pembuangan air limbah (drainase), pengaturan air minum,
pembuangan sampah, dsb.(Hanlon, 1964). Dari hasil penemuan arkeologi pada
saat itu telah dibangun WC Umum (Public Latrine) dan sumber air minum sendiri
namun untuk alasan ’estetika’, bukan untuk alasan kesehatan. Pada kerajaan
Romawi Kuno, peraturan-peraturan yang dibuat bedasarakan alas ankesehatan.
Dalam hal itu pegawai-pegawai kerajaan ditugaskan untuk melakukan supervisi
kelapangan ke tempat-tempat air minum (Public Bar), warung makan, tempat-
tempat prostitusi, dsb.
a) Abad Pertama sampai Abad Ketujuh.
Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk.Di berbagai
tempat terjadi endemic atau wabah penyakit.Bahkan begitu banyaknya
penyakit menular dan, oleh karena itu kesehatan masyarakat makin dirasakan
pentingnya (Halon, 1964).Penyakit kolera menjalar dari Inggris ke Afrika,
kemudian ke Asia (khususnya Asia Barat dan Asia Timur) dan akhirnya
sampai ke Asia Selatan.Pada Abad ke 7 India menjadi pusat endemik
kolera.Selain kolera penyakit lepra menyebar dari Mesir ke Asia Kecil dan
Eropa melalui emigran. Upaya-upaya yang dilakukan adalah perbaikan
lingkungan yaitu higiene dan sanitasi, pengusahaan air minum yang bersih,
pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi bagian kehidupan
masyarakat waktu itu (Notoadmodjo, 2005).
b) Abad ke-13 sampai abad ke-17  
Pada masa ini kejadian endemik Pes yang paling dasyat terjadi di
China dan India,diperkirkan 13 juta orang meninggal. Catatan lain di India,
Mesir dan Gaza 13.000 orang meninggal setiap harinya, atau selamah wabah
tersebut jumlah kematian mencapai 60 juta orang. Pertistiwa tersebut dikenal
dengan ’The Black Death’.Pada abad tersebut Kolera juga menjadi masalah di
beberapa tempat.Tahun 1603 terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena
penyakit menular.Tahun1965 meningkat menjadi 1 diantara 5 orang.Tahun
1759 tercatat penyakit-penyakit lain yang mewabah diantaranya Dipteri, Tifus,
dan Disentri.

2)  Periode Ilmu Pengetahuan (Scientific Period).


Abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19 (kebangkitan Ilmu
Pengetahuan. Penyakit-penyakit yang muncul bukan saja dilihat sebagai
fenomena biologis yang sempit,tetapi merupakan suatu masalah yang komplek.
Pada masa ini juga ditemukan berbagaimacam vaksin dan bahan
disinvektans.Vaksin Cacar oleh Luis Pasteur, Asam Carbolic untuksterilisasai
ruangan operasi ditemukan oleh Joseph Lister, Ether untuk Anestesi oleh
WilliemMarton, dsb.
Tahun 1832 di Inggris terjadi epidemic Kolera. Parlemen Inggris
menugaskan Edmin Chadwich, seorang pakar sosial untuk memimpin
penyelidikan penyakit tersebut. Atas laporanya tersebut Parlemen Inggris
mengeluarkan UU tentang upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk,
termasuk sanitasi lingkungan dan tempat kerja, pabrik, dsb. John Simon diangkat
oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah kesehatan.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan
pendidikan tenaga kesehatan. Tahun 1883 Sekolah Tinggi Kedokeran didirikan
oleh John Hopkins di Baltimore AS, dengan salah satu departemennya adalah
Departemen Kesehatan Masyarat. Tahun 1908 sekolah kedokteran mulai
menyebar di Eropa, Kanada, dsb. Dari segi pelayanan masyarakat, pada tahun
1855 untuk pertama kalinya pemerintah AS membentuk Departemen Kesehatan
yang merupakan pengingkatan dari Departemen Kesehatan Kota yang sudah
terbentuk sebelumnya. Tahun 1972 dibentuk Asosiasi Kesehatan Masyarakat
Amerika (American Public Health Association) (Notoamodjo, 2005).
Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat seperti tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan
sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan
sampai dengan ilmu sosial dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
Definisi kesehatan masyarakat itu sendiri diatur dalam beberapa UU diantaranya :
                        I.     Menurut UU No.9 Pasal 2 Tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan

Kesehatan adalah kesehatan badan ( somatik ), bukan hanya keadaan yangbebas


dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
                     II.     Menurut UU RI Nomor 23 Tahun 1992 Pasal 1 butir 1. Kesehatan adalah keadaan

yang sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.
Jadi, Kesmas adalah “Kombinasi antara teori (ilmu) dan praktik (seni) yang
bertujuan untuk mencegah penyakit dan memperpanjang usia hidup dan
meningkatkan kesehatan masyarakat dan pengorganisasian masyarakat
(menghimpun dan mengembangkan masyarakat dalam usaha :preventif, kuratif,
promotif, dan rehabilitatif)”

B. Sejarah Kesehatan Masyarakat


a) Sejarah Kesehatan Masyarakat di dunia
Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh
metologi Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos
Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang
tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa
yang telah ditempuhnya tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati
penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu
(surgical procedure) dengan baik.
Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai
isterinya juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan.Beda antara Asclepius
dengan Higeia dalam pendekatan / penanganan masalah kesehatan adalah,
Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit
tersebut terjadi pada seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan kepada
pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”,
menghindari makanan / minuman beracun, makan makanan yang bergizi
(baik), cukup istirahat dan melakukan olahraga.
Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan
melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya
tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan
yang baik daripada dengan pengobatan / pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya
muncul 2 aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah
kesehatan.Kelompok atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya
penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif
(pengobatan).Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi,
psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit baik
fisik, psikis, mental maupun sosial.
Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia,
cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan
kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit.Kedalam kelompok ini
termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau
institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang.Dalam perkembangan
selanjutnya maka seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok
profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan
pencegahan atau preventif (preventive health care).

1) Sejarah kesehatan masyarakat diindonesia


Dengan melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Tahun 1807
– Pemerintahan Jendral Daendels, melakukan pelatihan dukun bayi dalam
praktek persalinan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi,
tetapi tidak berlangsung lama karena langkanya tenaga pelatih. Tahun 1888 –
Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, kemudian berkembang
pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan
Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti
malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 – Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah
Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan
propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas,
karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
Tahun 1927 – STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi)
berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun
1947 berubah menjadi FKUI.Sekolah dokter tersebut punya andil besar
dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan
kesehatan masyarakat Indonesia.
1.  Masa Pra Kemerdekaan.
Pada tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels melakukan pelatihan
praktik persalinan padapara dukun bayi.Pada tahun 1851 didirikan sekolah
dokter Jawa di Batavia yaitu STOVIA.Tahun 1888 di Bandung didirikan Pusat
Laboratorium Kedokteran yang selanjutnya menjadi Lembaga Eykman
sekarang.Pada Tahun 1913 didirikan Sekolah Dokter Belanda yaitu NIAS di
Surabaya.Tahun 1922 terjadi wabah Pes, sehingga tahun 1933-1935 diadakan
pemberantasan Pes dengan DDT dan vaksinasi massal. Hasil penyelidikan
Hydric, petugas kesehatan pemerintah waktu itu, penyebab kesakitan dan
kematian yang terjadi di Banyumas adalah kondisi sanitasi, lingkungan dan
perilaku penduduk yang sangat buruk. Hydric kemudian mengembangankan
percontohan dan propaganda kesehatan.
2. Masa Era Kemerdekaan
a. Pra Reformasi.
I. Masa Orde Lama.
Pada tahun 1951 konsep bandung Plan diperkenalkan oleh dr. Y.
Leimena dan dr. Patah, yaitu konsep pelayanan yang menggabungkan
antara pelayanan kuratif dan preventif.
Tahun 1956 didirikanlah proyek Bekasi oleh dr. Y. Sulianti di
Lemah Abang, yaitu model pelayanan kesehatan pedesaan dan pusat
pelatihan tenaga. Kemudian didirikan Health Centre (HC) di 8 lokasi,
yaitu di Indrapura (Sumut), Bojong Loa (Jabar), Salaman (Jateng),
Mojosari (Jatim), Kesiman (Bali), Metro (Lampung), DIY dan Kalimatan
Selatan. Pada tanggal 12 November 1962 Presiden Soekarno
mencanangkan program pemberantasan malaria dan pada tanggal tersebut
menjadi Hari Kesehatan Nasional (HKN).
II. Masa Orde Baru.
Konsep Bandung Plan terus dikembangkan, tahun 1967 diadakan
seminar konsep
Puskesmas. Pada tahun 1968 konsep Puskesmas ditetapkan dalam
Rapat Kerja Kesehatan Nasional dengan disepakatinya bentuk
Puskesmas yaitu Tipe A, B & C. Kegiatan Puskesmas saat itu dikenal
dengan istilah ’Basic’. Ada Basic 7, Basic 13 Health Service yaitu : KIA,
KB, Gizi Mas., Kesling, P3M, PKM, BP, PHN, UKS, UHG, UKJ, Lab,
Pencatatan dan Pelaporan. Pada tahun 1969, Tipe Puskesmas menjadi A
& B. Pada tahun 1977 Indonesia ikut menandatangi kesepakatan Visi :
”Health For All By The Year 2000”, di Alma Ata, negara bekas Federasi
Uni Soviet, pengembangan dari konsep ” Primary Health Care”. Tahun
1979 Puskesmas tidak ada pen’Tipe’an, dan dikembangkan piranti
manajerial Perencanaan dan penilaian Puskesmas yaitu ’ Micro
Planning’ dan Stratifikasi Puskesmas.
b. Reformasi.
Waktu terus bergulir, tahun 1997 Indonesia mengalami krisis
ekonomi. Kemiskinan meningkat, kemampuan daya beli masyarakat
rendah, menyebabkan akses ke pelayanan kesehatan renda, kemudian
dikembangkan program kesehatan untuk masyarakat miskin yaitu, JPS-
BK. Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi berbagai bidang
termasuk pemerintahandan menjadi negara dermokrasi. Tahun 2001
otonomi daerah mulai dilaksanakan, sehingga dilapangan program-
prorgam kesehatan bernunasa desentralisasi dan sebagai konsekuensi
negara demokrasi, program-program kesehatan juga banyak yang
bernuasa ’politis’. Tahun 2003 JPS-BK kemudian penjadi PKPS-BBM
Bidang Kesehatan, tahun 2005 berubah lagi menjadi Askeskin. Pada saat
itu juga dikembangkan Visi Indonesia Sehat Tahun 2010 dengan
Paradigma Sehat.Puskesmas dan Posyandu masih tetap eksis, bahkan
Posyandu menjadi andalan ujung tombak ’mobilisasai sosial’ bidang
kesehatan.Dalam era otonomi dan demokrasi menuntut akutanbilitas dan
kemitraan, sehingga berkembang LSM-LSM baik bidang kesehatan,
maupun bukan untuk menuntut akutanbilitas tersebut dalam berbagai
bentuk partisipasi. Sebagai ’partnersship’ LSM-LSM tersebut program
kesehatan yang bertanggung jawab adalah Promosi Kesehatan. Promosi
Kesehatan harus menjadi ujung tombak mewakili program kesehatan
secara keseluruhan, baik sebagai pemasaran-sosial Visi Indonesia Sehat
2010 untuk merubah paradigma (Paradigma Sehat)petugas kesehatan
dan masyarakat. Tugas lainpromosi kesehatan melakukan advokasi,
komunikasi kesehatan dan mobilisasi sosial, baik kepada pihak legislatif,
eksekutif maupun masyarakat itu sendiri. Terutama melalui kemitraan
dengan LSM-LSM tersebut.

Kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan


Belanda pada abad ke-16.Telah dimulai dengan adanya upaya pemberantasan
cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Memasuki
zaman kemerdekaan, salah satu tonggak penting perkembangan kesehatan
masyarakat di Indonesia yaitu diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung
Plan) tahun 1951 oleh Dr. Y. Leimena & Dr. Patah selanjutnya dikenal dengan
istilah Patah – Leimena. Isinya bahwa pelayanan kesehatan masyarakat , aspek
kuratif dan aspek preventif tidak boleh dipisahkan baik di Rumah Sakit
maupun di Puskesmas. Tahun 1956 oleh Dr. Y. Sulianti didirikan proyek
Bekasi (tepatnya lemah abang) sebagai proyek percontohan atau model
pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia
dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. Konsep ini merupakan model
atau konsep keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan
medis, juga menekankan pada pendekatan tim dalam pengelolaan program.
Pada tahun 1967, diadakan seminar yang merumuskan program
kesehatan masyarakat terpadu. Dibuat konsep Puskesmas oleh Dr Ahmad
Dipodilogo yang mengacu pada konsep Bandung dan Bekasi.
Pada tahun 1968, dilaksanakan Rakernas yang menetapkan Puskesmas
merupakan sistem pelayanan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh
pemerintah menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Tahun 1984, tanggung jawab puskesmas ditingkatkan dengan
berkembangnya program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana
(Posyandu).

C. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat


Sesuai dengan perkembangan ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasari ilmu
kesehatan masyarakat pun berkembang. Sehingga sampai pada saat ini disiplin ilmu
yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain,mencakup ilmu biologi, ilmu
kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika,ilmu lingkungan,sosiologi, antropologi,
psikologi,ilmu pendidikan dan sebagainya. Oleh sebab itu, ilmu kesehatan masyarakat
adalah merupakan ilmu yang multidisiplin.
Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat
atau sering disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan masyarkat antara lain :
1. Epidemiologi
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi = pada, Demos =
penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.
Banyak definisi tentang Epidemiologi yang diungkapkan para ahli, beberapa
diantaranya yaitu :
a. W.H. Welch
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan,
dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam
perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit
menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif,
kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan
epidemiologi menjadi lebih berkembang.
b. Mausner dan Kramer
Epidemiologi merupakan studi tentang distribusi dan determinan dari
penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.
c. Last
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan tentang
keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan
aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.
d. Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran
penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
e. Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan
kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya
dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
f. W.H. Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi,
dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.
g. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan.

Dengan demikian dapat ditari kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang aada
dalam eppidemiologi, sebagai berikut :
1) Frekuensi masalah kesehatan
2) Penyebaran masalah kesehatan
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor
penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan, maka
epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat
berupa :
a.    Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan dalam masyarakat.
b.    Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil
keputusan.
c.    Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah
dilakukan.
d.   Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam
upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
e.    Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu
dipecahkan.
Hal yang perlu kita perhatikan sebagai tenaga kesehatan khususnya yang memiliki
basic di bidang epidemiologi yang mengetahui apa saja ruang lingkup atau jangkauan
epidemiologi karena ruang lingkup epidemiologi semakin berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Perkembangan tersebut secara kasat
mata dapa kita lihat dalam lingkup kesehatan sekarang ini.
Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu jangkauan
epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang lingkup
epidemiologi antara lain:
1. Epidemiologi Penyakit Menular
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
3. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
4. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
5. Epidemiologi Kesehatan Kerja
6. Epidemiologi Kesehatan Darurat
7. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
8. Epidemiologi Perencanaan
9. Epidemiologi Prilaku
10. Epidemiologi Genetik
11. Epidemiologi Gizi
12. Epidemiologi Remaja
13. Epidemiologi Demografi
14. Epidemiologi Klinik
15. Epidemiologi Kausalitas
16. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan

2. Biostatistik /Statistik Kesehatan


Statistik dipakai dalam masalah-masalah kesehatan, baik dalam rencana,
aplikasi, evaluasi, maupun monitoring. Statistik menjadi penting karena setiap
pencatatan permasalahan kesehatan diperlukan untuk melakukan perbaikan.
Ruang Lingkup statistika kesehatan :
a) Statistika perikehidupan, berupa kelahiran, kematian, dan perkawinan
b) Mortalitas
c) Fertilitas
d) Morbiditas
e) Pelayanan Kesehatan
f) Demografi
g) Lingkungan
h) Gizi
Guna statistik kesehatan, antara lain :
1.      Mengukur derajat kesehatan masyarakat
2.      Memonitor kemajuan status kesehatan di suatu daerah
3.      Mengevaluasi program kesehatan
4.     Membandingkan status kesehatan di berbagai daerah
5.      Memotivasi tenaga kesehatan dan policy maker (pembuat kebijakan)
untuk  menyelesaikan masalah kesehatan
6.      Menentukan prioritas masalah kesehatan
3. Kesehatan Lingkungan
Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk
menciptakan lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu :
a) Penggunaan Air Bersih
b) Rumah Sehat
c) Keluarga denga kepemilikan sarana sanitasi dasar
d) Tempat Umum dan Pengolahan Makanan
e) Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku
f) Administrasi Kesehatan Masyarakat
Administrasi kesehatan masyarakat yaitu kegiatan yang dilakukan secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya
sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Secara
umum, fungsi adaministrasi dibedakan atas 4 macam yakni :
1.      Perencanaan, termasuk perencanaan pembiayan
2.      Pengorganisasian, yang didalamnya termasuk penyusunan staff.
3.      Pelaksanaan, yang didalamnya termasuk pengerahan, pengkoordinasian
4.      Penilaian, yakni dalam rangka melihat apakah rencana yang telah disusun
dapat dicapai atau tidak.
Dalam pencapaian tujuan administrasi kesehatan ini melibatkan banyak
pihak, diantaranya pemerintah, rumah sakit, asuransi dan apotik. Namun dalam
administrasi kesehatan ini tidak hanya pelayanan pengobatan tetapi juga
bersifat preventif (pencegahan).
4. Gizi Masyarakat
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji makanan yang
dikaitkan dengan kesehatan. Adapun ilmu gizi yakni mencakup mulai dari
pengadaan,pemilihan, pengolahan dan penyajian. Gizi masyarakat berurusan
dengan gangguan gizi pada masyrakat dimana masyarkay mempunyai aspekyang
luas,sehingga harus ditangani secara multisektoral.
5. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan kerja dalam lingkup kesehatan masyarkat sering dikaitkan
dengan keselamatan kerja.Untuk itu, dikenal dengan K3 ( Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ). K3 merupakan adalah suatu kondisi yang terjadipada seseorang
dalam hubungannya dengan dunia atau tempat dimana ia kerja.Misalnya, terjadi
gangguan kerja akibat suana tempat kerja yang bising, cedera otot tulang,bahaya
kebakaran,dsb.

D. Profil Tokoh Kesehatan Masyarakat


1. Charles-Edward Amory Winslow
Charles-Edward Amory Winslow (1877-1957) adalah seorang tokoh kesehatan
masyarakat selain H.L Blum, tidak hanya di negerinya sendiri, Amerika Serikat, tapi
di dunia Barat yang lebih luas. Visinya dan kepemimpinan intelektual memungkinkan
dia, lebih dari orang lain, untuk mempengaruhi pengembangan pelayanan kesehatan
masyarakat di Amerika Serikat maupun di negara-negara Eropa. kepemimpinan
diilhami-Nya berbuat banyak untuk memastikan bahwa industri berkembang pesat
kota dan daerah pedesaan di Amerika Serikat cukup diberikan dengan pelayanan
kesehatan esensial publik sanitasi, regulasi makanan dan bahaya melalui air untuk
kesehatan, pengembangan program kesehatan pendidikan, dan pendidikan spesialis
kesehatan masyarakat. Dalam periode yang didominasi oleh penemuan-penemuan
dalam bakteriologi, ia mengakui pentingnya perspektif yang lebih luas tentang sebab-
akibat dari yang dianut oleh teori kuman penyakit.
Selama empat puluh tahun, 1915-1945, Winslow adalah seorang profesor
kesehatan masyarakat di Universitas Yale. pengajaran-Nya di Yale menekankan
perspektif holistik, dan dia pasti banyak dipengaruhi anak didiknya dan siswa, seperti
Yusuf Goldberger, yang bekerja pada defisiensi diet yang menyebabkan pellagra
mungkin telah diturunkan pada bagian dari ajaran Winslow.

2. Prof Dr dr Azrul Azwar, MPH 


Prof Dr dr Azrul Azwar, MPH adalah seorang dokter dan ahli kesehatan
masyarakat asal Indonesia. Terakhir ia menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka Indonesia dan Ketua Stikes Binawan Jakarta. Dilingkungan
pemerintahan, Azrul pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, sedangkan di almamaternya, Universitas
Indonesia, Azrul adalah Guru Besar Ilmu Kedokteran Komunitas dan pernah menjabat
sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Ia juga pernah
menjabat sebagai Komisaris PT Kimia Farma, Tbk, serta Komisaris Utama PT Indo
Farma, Tbk.
Azrul Azwar lahir di Kutacane, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 6
Juni 1945 dari pasangan perantau Minangkabau. Ia menyelesaikan pendidikan
sarjananya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1972). Kemudian ia
memperdalam ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kedokteran pencegahan di
universitas yang sama. Lima tahun kemudian, Azrul memperoleh gelar MPH dari
School of Public Health University of Hawaii. Pada tahun 1991-1996, ia menimba
ilmu kembali dan memperoleh gelar doktor dalam ilmu kedokteran dengan hasil
yudisium cumlaude
Azrul juga merupakan salah satu dokter asal Indonesia yang banyak terlibat
dalam berbagai organisasi kesehatan dunia, antara lain menjadi konsultan World
Health Organization (WHO), konsultan International Organization of Migration
(IOM), Wakil Presiden Medical Association of ASEAN, Presiden World Medical
Association (WMA), Presiden Confederation of Medical Association in Asia &
Oceania (CMAAO), Ketua Umum Asean Scout Association for Regional Cooperation
(ASARc) serta Ketua Umum Asean Regional Primary Health Care Cooperation
(ARPAc).
Pada tahun 1973 Azrul menikah dengan Dr Rihna Azrul Azwar, teman
sealmamaternya, dan dikaruniai 3 orang putra, Aidil Nusantara, Ilham Samudera dan
Imam Dirgantara, serta 3 orang cucu, semuanya puteri. Prof Dr dr Azrul Azwar,
MPH, meninggal Selasa sore tanggal 1 April 2014 di RS Cipto Mangunkusumo
Jakarta.
3. Mayjen Tni (pum) Dr.T.B Silalahi (Tiopan Bernhard Silalahi)
Beliau adalah tokoh tangguh dari Tapanuli Utara yang lahir di
Pematangsiantar pada 17 April 1938. [1] T.B Silalahi dikenal sebagai pemimpin dari
latar belakang militer namun beliau memperjuangkan masyarakat bukan dengan
senapan atau mesiu melainkan dengan basis pada peningkatan pengembangan
pengetahuan dan keilmuan pada masyarakat. “Beliau adalah tokoh yang sangat cinta
pendidikan dan membaca. TB menyenangi tugas mengajar. Itu sempat membuat
komandannya kaget ketika dalam mengisi formulir penempatan, TB memilih
mengajar. Lulusan terbaik setiap jenjang pendidikan selalu mendapat prioritas untuk
memilih ditempatkan di mana. TB memilih mengajar! Yang umumnya dijauhi perwira
lain. Padahal, dia perwira kavaleri yang tangguh.” [2]. TB Simatupang beroleh
gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gregorio Araneta, 8 agustus 1996
di Manila, Filipina.
Beliau merupakan tokoh yang peduli dengan Keselamatan Kerja di Indonesia.
Pada tahun 1988 TB Silalahi menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen
Pertambangan dan Energi. Pada periode masa baktinya tersebut, beliau
meresmikan Sarana Diklat Fire & Safety PPT Migas di Cepu pada 5 September 1989.
Menurut mantan Menpan TB Silalahi yang pernah menyoroti masalah SDM
aparatur merupakan salah satu masalah yang krusial yang harus diselesaikan,
rendahnya kualitas SDM aparatur tersebut melibatkan banyak faktor yang disebabkan
oleh kemampuan professional dan etos kerja aparatur di daerah, sehingga kreativitas
untuk mengembangkan daerah sulit dilaksanakan dan jika hal itu berkelanjutan maka
sumber daya manusia yang seyogyanya menjadi asset utama untuk mengupayakan
pertumbuhan daerah akan cenderung menjadi beban pemerintah.
Pada tahun 1995 Kemen PAN & RB membentuk program Citra Pelayanan
Publik. “Ada program yang menarik, kami kembangkan sekarang, ada Program Citra
Pelayanan Publik yang dikembangkan tahun 1995 oleh Pak TB Silalahi,” ujar Petrus.
Program ini merupakan pencarian sumber daya-sumber daya manusia yang dinilai
memiliki itikad baik untuk memperbaiki pelayanan.

E. Perbedaan Prenventif, Kuratif, Promotif dan Rehabilitatif


1. Promotif ( peningkatan kesehatan )
Merupakan usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang
meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan
perseorangan,pemeliharaan kesehatan lingkungan,olahraga secara teratur,istirahat
yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan
yang opptimal. Atau Usaha Promotif
Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga,
kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib
sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek
pemeliharaan kesehatannya.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada
umumnya. Beberapa usaha diantaranya :
a) Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.
b) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah
tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah
dan sebagainya.
c) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat sesuai kebutuhannya.
d) Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.
2. Preventif ( pencegahan penyakit )
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui
usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan
kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini atau Upaya
preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari
bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau
mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat.

Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :


a) Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui
posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah.
b)      Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun
dirumah.
c)      Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
d)     Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).
e)      Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.

3. Kuratif ( pengobatan )
Adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat
diobati secara tepat dan adekuat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulihkan
kesehatannya
Upaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga,
kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan.
Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :
a) Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita
TB
b) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit
c) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas
d) Perawatan payudara
e) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
f) Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.

4. Rehabilitatif (Pemulihan Kesehatan)

Meupakan usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari
penyakit yang dideritanya. Usaha pemulihan ini ditujukan untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan fisik,mentaldan social pasien sebagai akibat dari penyakit
yang dideritanya melalui latihan-latihan yang telah terprogram dan dapat
puladilakukan melalui latihan fisioterapi. Merupakan upaya pemulihan kesehatan
bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
Usaha yang dilakukan, yaitu:
a) Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang,
kelainan bawaan.
b) Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan
nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan
pembedahan dengan cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan
pada pengikutnya melalui pendekatan Hidup seimbang, menghindari
makanan/minuman beracun, makan makan yang bergizi, cukup istirahat dan olah
raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua pendekatan dalam penangan
kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan (kuratif), aliran kedua
lebih menekankan pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi) kesehatan.
2. Periode ilmu kesehatan masyarakat terbagi atas 2 yatu sebelum ilmu pengetahuan
dan sesudahnya.
3. Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk :
a) Mencegah timbulnya penyakit ,
b) Memperpanjang umur
c) Meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui usaha usaha kesehatan
masyarakat yang terorganisasi.
4. Secara garis besar, pilar utama ilmu kesehatan masyarakat sebagai
berikut:Epidemiologi ,Biostatistik / Statistik kesehataN ,Kesehatan
lingkungan,Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku,Administrasi kesehatan
masyarakat,Gizi masyarakat,Kesehatan kerja,
5. Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, yaitu: factor perilaku, lingkungan, keturunan dan
pelayanan kesehatan.
6. Sasaran Kesehatan masyarakat yaitu:individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat.

B. Saran
Hendaknya para mahasiswa giat belajar agar bisa menenggulangi permasalahan
kesehatan masyarakat yang sangat banyak saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, Yud. 2011. Ilmu kesehatan masyarakat. Malang : Penerbit UMM Press


McKenzie, James. 2007. Kesehatan Masyrakat suatu pengantar edisi 4. Jakarta : EGC
Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Syafruddin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta Timur : Trans Info Media
Mubarak, Wahit Iqbal. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit Salemba
http://hanibalhamidi.files.wordpress.com/2013/05/sejarah-singkat-kesehatan-
masyarakat-di-indonesia.pdf
http://eprints.uny.ac.id/8796/2/BAB%201%20-%2007413244039.pdf
http://fkm.uad.ac.id/unduhan/Pengantar%20IKM%201-14.pdf
http://www.jurnalkesmas.org/files/KESMAS_VOL_4_NO_1.pdf
http://hanibalhamidi.files.wordpress.com/2013/05/sejarah-singkat-kesehatan-
masyarakat-di-indonesia.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30719/5/Chapter%20I.pdf
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=16&ved=0CD4QFjAFOAo&url=http%3A
%2F%2Fwww.jurnalkesmas.org%2Ffiles
%2FKESMAS_VOL_4_NO_1.pdf&ei=fNYSVPWBIIOjugTph4AY&usg=AFQjCN
H8-yqHSEAkFpEz0Y5iHwDvraUt_A&bvm=bv.75097201,d.c2E
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=18&ved=0CEsQFjAHOAo&url=http%3A
%2F%2Ffk.uns.ac.id%2Fstatic%2Fmateri%2FSurveilans_-
_Prof_Bhisma_Murti.pdf&ei=fNYSVPWBIIOjugTph4AY&usg=AFQjCNHpswV2IT
2qcsbjdoOteS191zhw2g&bvm=bv.75097201,d.c2E
http://www.apha.org/NR/rdonlyres/F29C1973-E8A3-4152-BFA2-8E4152FF203E/
0/AJPH2014revd2.pdf

Anda mungkin juga menyukai