Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan serta penerapan didunia kerja
sangatlah perlu diberikan kepada mahasiswa, oleh karena itu jurusan DIII
Teknologi Laboratorium Medik STIKES Panrita Husada Bulukumba
menyelenggarakan Praktek Klinik II (PKK II) bagi mahasiswa semester empat
sesuai dengan kurikulum DIII Teknologi Laboratorium Medik STIKES Panrita
Husada Bulukumba.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk secara nyata menerapkan pengetahuan
serta keterampilan yang telah diperoleh selama pendidikan sekaligus untuk
mendapatkan pelatihan dalam pengembangan dan kerja sama dengan tenaga
kesehatan lainnya. Disamping itu mahasiswa juga diharapkan mampu
memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan profesi teknologi
laboratorium medik.
Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium kesehatan yang merupakan tugas
dari Analis atau Teknologi Laboratorium Medik adalah salah satunya
merupakan suatu proses penegakan diagnosa suatu penyakit, oleh karena itu
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan pada umumnya dan laboratorium
pada khususnya maka perlu dilakukan suatu teknik pemeriksaan yang
seoptimal mungkin untuk memberikan hasil yang berkualitas, cepat, dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Sesuai dengan fungsi tersebut diatas maka praktek klinik laboratorium ini
diwajibkan kepada seluruh mahasiswa Jurusan Teknologi Laboratorium Medik
dalam jangka waktu yang telah ditentukan yaitu 17 (tujuh belas) hari dan
merupakan bagian internal dari program pendidikan calon DIII Teknologi
Laboratorium Medik.
Pelaksanaan praktek klinik tidak terbatas pada praktek kerja laboratorium
saja tetapi disamping itu adalah praktek pengenalan lingkungan kerja yang
sesungguhnya termasuk dalam mengaplikasikan disiplin kerja serta membagun
kerja sama antar tenaga kesehatan. Selain itu juga mahasiswa mampu

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 1
menambah keterampilan, wawasan dibawah bimbingan yang terarah dan
terpadu.
B. Nama Kegiatan
Praktek Kerja Klinik II
C. Lokasi dan Waktu
Lokasi: Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
D. Tujuan praktek
1. Mengetahui Alat-alat Pemeriksaan Hematologi
2. Melakukan Pemeriksaan Hematologi
3. MengetahuiAlat-alat Pemeriksaan Urinalisis (pemeriksaan urin)
4. Melakukan Pemeriksaan Urinalisis (pemeriksaan urin)
5. Dapat melakukan Sampling/persiapan spesimen
6. Mengetahui Alat-alat pemeriksaan Parasitologi
7. Melakukan pemeriksaan parasitologi
8. MengetahuiAlat-alat pemeriksaan Bakteriologi
9. Melakukan Pemeriksaan Bakteriologi
10. Mengetahui Alat-alat pemeriksaan Imunologi
11. Melakukan pemeriksaan Imunologi
12. Dapat mengoperasikan Alat-alat Semi automatic maupun Full automatic
13. Mengetahui Prinsip pemeriksaan dengan menggunakan Alat Semi
automatic maupun full automatic

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 2
BAB II
KEADAAN UMUM

A. Gambaran Umum Lokasi Praktek


1. Sejarah Rs Bhayangkara Makassar
Rumah sakit Bhayangkara Makassar merupakan unsur pelaksana dibawah
bidang kedokteran dan kesehatan Polda Makassar yang bertugas dan
bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat umum.
Rumah sakit Bhayangkara berdiri pada tahun 1965 yang terletak diwilayah
Makassar. RS Bhayangkara berdiri dibawah naungan polisi republik
Indonesia. Rumah Sakit Bhayangkara Makassar terdapat layanan poliklinik
Saraf, Paru, Kandungan dan Kebidanan, Kulit dan kelamin, kejiwaan,
jantung dan pembuluh darah, Anastesi, THT,umum, Bedah penyakit dalam
dan Anak
B. Visi dan misi Rs Bhayangkara Makassar
Visi
Dalam melakukan tugas pokoknya,rumah sakit bhayangkara Makassar
mempunyai visi sebagai berikut : ‘menjadi rumah sakit bhayangkara terbaik’

MISI
Untuk mewujudkan visi diatas,rumah sakit bhayangkara telah menyusun
langkah-langkah yang tercakup dalam misi sebagai berikut ;
1. Menyelenggarakan pelayanan kedokteran kepolisian secara
professional dan paripurna dalam rangka mendukung tugas operasional
polri
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepolisian secara
prosedural,professional dan paripurna dalam rangka meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien kepada masyarakat polri dan masyarakat
umum

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 3
C. Sarana dan Fasilitas
Sarana dan prasarana umum
a. Sarana
Dalam upaya menunjang operasional pelayanan maka dilengkapi oleh
 Ambulance / mobil jenazah
b. Prasarana
1) Pelayanan klinik rawat jalan
 Klinik Umum
 Klinik Gigi
 Klinik Spesialis Gigi Bedah Umum
 Klinik spesialis Penyakit dalam
 Klinik spesialis jantung
 Klinik spesialis kandungan
 Klinik spesialis syaraf
 Klinik spesialis orthopedi
 Klinik spesialis paru
 Klinik spesialis psikiatri
 Klinik spesialis THT
 Klinik spesialis urologi
 Klinik spesialis mata
 Klinik spesialis beda plastic
 Layanan haemodialisis

2.) Pelayanan penunjang

 Instalasi narkoba
 Instalasi laboratorium & Bank Darah
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Radiologi
 Instalasi kedokteran kepolisian (DOKPOL)
 Instalasi laundry
 Instalasi Gizi

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 4
 IPPRS
 IPAL
 Instalasi CSSD (central supply Steril Departement)
3.) pelayanan Unggulan
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Bedah Sentral
3. Layanan Haemodialisis
4. Layanan Forensik
5. CT Scan

4.) waktu pelayanan RS Bhayangkara Makassar


Senin- Minggu: 24 jam
5.) sarana dan prasarana Laboratorium RS Bhayangkara Kota Makassar.
RS Bhayangkara Kota Makassar hanya terdiri beberapa laboratorium.
Laboratorium RS Bhayangkara Kota Makassar terdiri dari 17 orang tenaga
laboratorium yang bekerja 24 jam, serta 2 orang dokter. Alat laboratorium
terdiri dari :
1) Mikroskop listrik
2) Alat Pemusing
3) Lemari Es/kulkas
4) Alat pemeriksaan elektrolit RAPIDCHEM 744
5) Alat pemeriksaan Kimia Darah BIOSYSTEM BA 400
6) Alat peeriksaan Darah Lengkap MINDRAY
7) Alat pemeriksaan TCM GeneXpert
8) Alat pemeriksaan Urin Rutin Ultra Insight U 120
9) Alat pemeriksaan Imunologi MAGLUMI 1000
10) Alat analisa gas darah EDANi15
11) Alat elektrolit Rapidchem 744
12) Alat-alat gelas lainnya.

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 5
BAB III
PROSEDUR PEMERIKSAAN
A. Sampling
Dalam menentukan penyakit atau diagnosis, membantu diagnosis,
menendalikan penyakit dan monitor pengobatan atau memantau jalannya
penyakit, dokter melakukan pemeriksaan laboratorium atau tes leboratorium
yaitu pemeriksaan spesimen atau sampel yang diambil dari pasien.
Prosedur tetap penggunaan spesimen adalah prosedur baku yang dibuatoleh
petugas atau pemimpin laboratorium yang membuat aspek tata cara melakukan
penerimaan, pemberian identitas, penyimpanan specimen rujukan yang telah
dibakukan dengan pemeriksaan sampel yang dilaksanakan dilaboratorium RS
Bayangkara Makassar.
1. Pemberian Identitas Spesimen
a. Pemberian identitas spesimen dilaksanakan oleh petugas laboratorium.
b. Identitas yang lengkap ditulis pada buku registrasi sesuai dengan
formulir permintaan.
c. Pemberian identitas sediaan pada wadah sampel (tabung reaksi, botol,
slide) berupa nama, nomor rekam medik, tanggal lahir dan jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan pada wadah specimen.
2. Pengambilan Spesimen
Pada pasien rawat jalan :
a. Dilaksanakan pada petugas laboratorium.
3. Cara Pengambilan Spesimen Darah Vena :
a. Alat :
1) Spoit disposible
2) Tourniquet
3) Tabung reaksi / botol / wadah sampel darah
4) Vacutiner
5) Holder
b. Bahan :
1) Kapas alkohol 70%

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 6
2) Antikoagulan EDTA 10%, Natrium Sitrat 3,8%
c. Cara kerja metode spoit
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dilakukan pendekatan pada pasien.
3) Diidentifikasi data dan diverifikasi keadaan pasien.
4) Diikat lengan atas pasien dengan tourniquet.
5) Dicari vena cubiti, kemudian didesinfeksi dengan kapas alkohol
70% dan biarkan kering.
6) Setelah kering, ditusuk kulit dengan menggunakan spoit dengan
lubang jarum menghadap ke atas.
7) Diambil darah sesuai dengan kebutuhan.setelah cukup, ikatan
tourniquet dilepaskan dan bekas tusukan ditutup dengan kapas.
8) Dilepaskan jarum spoit dan alirkan darah ke dalam tabung vakum
yang telah disediakan.
d. Cara kerja metode Vacutiner
1.) Disiapkan alat dan bahan
2.) Dipasang jarum vacum pada holder
3.) Diidentifikasi data dan diverifikasi pasien.
4.) Dipasang tourniquet tiga jari diatas lipatan siku
5.) Diraaba daerah yang akan ditusuk lalu di desinfeksi dengan kapas
alkohol 70%
6.) Setelah kering, ditusuk kulit dengan menggunakan spoit dengan
lubang jarum menghadap ke atas.
7.) Jika darah telah muncul pada ujung jarum diambil dan dimasukkan
tabung vacuum dan diisi sesuai dengan volume yang diinginkan
8.) Dilepas tourniquet dan tabung vacuum dilepas
9.) Dilepaskan jarum dan diberi plester
4. Cara pengambilan spesimen darah kapiler :
a. Alat :
1) Pen lancet
2) Lancet steril

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 7
b. Bahan :
1) Kapas alcohol 70%
2) Kapas kering
c. Cara kerja :
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Diisi pen lancet dengan lancet.
3) Didesinfeksi tempat pengambilan darah dengan kapas alkohol 70%
dan biarkan kering.
4) Dipijat jari yang akan ditusuk, agar darah berkumpul pada tempat
tersebut, kemudian tusuk dengan pen lancet.
5) Dibuang tetes darah pertama dengan menggunakan kapas kering.
Tetes darah selanjutnya diambil sesuai dengan kebutuhan
pemeriksaan.
6) Dibersihkan tempat tusukan dengan kapas steril.
5. Cara pengambilan spesimen urin :
Petugas memberikan penjelasan tentang cara mengumpulkan urin
dalam botol yang disediakan sesuai dengan jenis permintaan tes.
Misalnya, urin sewaktu, yaitu urin yang dikeluarkan pada suatu waktu
yang tidak ditentukan secara khusus dengan cara pasien disuruh
berkemih, urin pertama kali keluar saat berkemih dibuang, yang diambil
bagian tengahnya yang ditampung dalam botol atau wadah urin.
6. Cara pengambilan spesimen feses
Petugas memberikan penjelasan tentang cara mengumpulkan feses
dalam wadah yang disediakan sesuai dengan jenis pemeriksaan.
B. Pemeriksaan Hematologi
1. Pemeriksaan darah lengkap ( menggunakan alat MINDRAY BC-5150 )
a. Persiapan sebelum menyalakan alat
 Periksa volume reagent
 Periksa cairan reagent(keruh atau kotor)
 Periksa seluruh selang (bila terdapat tekukan)
 Periksa botol pembuangan, jika penuh kosongkan kembali

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 8
b. Menyalakan Alat
 Ditekan tombol power pada bagian belakang, posisi ON ( I ). Tunggu
proses inisialisasi 7-10 menit, hingga pada layar tampil menu
LOGON
 Dimasukkan password :

User name : lab

Password : lab

 Apabila ada ‘erros message’ (tulisan merah pada bawah kanan),


maka ditekan tulisan merah tersebut, kemudian tekan “clear error”
maka alat akan memperbaiki sendiri.
c. Whole blood count.
 Ditekan tombol [ analysis ] pastikan pada mode whole blood
( tulisan berada di posisi tengah bawah) dengan warna bagian
bawah biru
 Ditekan tombol [ next sample ] utuk mengisi/ menuliskan data
pasien
 Dikocok sample dengan anticoagulant seperti gambar dibawah
ini hingga merata, dengan perbandingan dosis K3EDTA (1.5-
2.2 mg/mL darah).
 Dimasukan sampel pada probe hingga menyentuh kedasar
tabung.
 Lalu ditekan tombol probe, sampel akan diproses dan hasil
akan tampil pada layar
d. Capilarry blood count
 Ditekan tombol (analysis), lalu tekan (mode) pada layar,
kemudian muncul pemeriksaan dengan bagian bawah
berwarna orange
 Disiapkan sampel cup yang bersih pada ujung sampel probe ,
lalu tekan tombol (diluent), alat akan mengeluarkan diluent

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 9
pada jarum. Lalu tekan tombol probe (tombol menyedot
sampel) maka cairan diluent akan keluar sebanyak 0,480 ul
(0,48 ml). jika selesai tekan cancel untuk kembali ke menu
pembacaan
 Ditambahkan segera 20ul darah kailer dengan menggunakan
pipet pada sampel cup yang telah terisi diluent. Pastikan darah
kapiler pada pipet telah tercampur keseluruhan dengan diluent
(ulangi beberapa kali aspirating dan dispensing pada pipet)
 Lalu dikocok hingga rata, simpan sampel cup yang sudah
tercampur selama 5 menit pada posisi diam, lalu dikocok
kembali dan letakkan sample cup yang sudah tercampur pada
sampl probe hingga menyentuh dasar probe.
 Ditekan tombol probe untuk proses penghitungan. Dan hasil
akan tampil pada layar.
e. Mematikan alat
Ditekan tombol (▼), (Shutdown) proses mematikan alat akan
bekerja lalu muncul perintah pada layar untuk menghisapkan
‘’Probe Cleanser’’ pada probe dengan menekan Tombol probe
D. Pemeriksaan Urinalisa
1) Pemeriksaan urine lengkap
a. Pemeriksaan urine lengkap dengan menggunakan alat simens
Pemeriksaan urin melalui metode ini relative lebih cepat dan mudah.
Urin yang akan diperiksa diteteskan pada kertas urinalisis (strip) sampai
seluruh strip tersebut basah, yang ditandai oleh adanya perubahan warna
pada tiap kertas indikator. Kemudian strip tersebut dimasukkan kedalam
alat simens yang bekerja secara otomatis engan waktu yang singkat.
Hasil yang diperoleh berupa kertas print out yang didalamnya sudah
terterah hasil pemerikssa yang telah dilakukan yang terdiri dari glukosa,
bilirubin, keton, berat jenis, pH urine, protein, orobilinogen, nitrit,
lekosit, dan warna urine.
b. Pengertian

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 10
Pemeriksaan kimia urin adalah tata cara pemeriksaan urin untuk
mengetahui unsur-unsur kimia yang terkandung dalam urin (dalam hal ini
albumin dan reduksi).
c. Metode
Menggunakan alat otomatis
d. Tujuan
Untuk mnegetahui unsur-unsur kimia dalam urin (glukosa, bilirubin,
keton, berat jenis, pH urine, protein, orobilinogen, nitrit, lekosit, dan
warna urine ), untuk membantuk dokter mendignosa penyakit pasien.
e. Prinsip dasar
Strip dimasukkan kedalm alat dan alat akan menbaca dengan otomatis,
akan keluar kertas hasil
f. Prosedur
1) Pra analitik
a) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus.
b) Persiapan sampel
1. Sampel urin sewaktu.
2. Urin diperiksa dalam waktu <1 jam setelah dikemihkan.
c) Alat :
a. Wadah urin.
b. Strip urine lengkap
c. Alat otomatis ( simens )
d) Bahan :
a. Sampel urin sewaktu
2) Analitik :
a) Cara kerja
Pemeriksaan urine lengkap dengan menggunakan alat simens
urin :
1.) Dihubungkan Kabel Power pada adaptor dan hubungkan pada
jala-jala PLN

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 11
2. Diletakkan Thermal paper pada printer, jika tidak pada saat
alat nyala buzzer akan berbunyi.
3. Ditekan tombol ON/OFF pada alat
4. Ditunggu beberapa menit hingga alat selesai melakukan Selft
Test hingga muncul tampilan start up wizard. Pengaturan
Starp up wizard :
a. Languange : bahasa yang digunakan
b. Date / Time : pengaturan waktu update
c. Test Number : Nomor Test Strips
d. Type ofstrip : pilih type pemakaian strip (11A/ 10U/3P)
e. Test Format : Format pemakaian strip Quick / Full Test
f. Kemudian ditekan Ok akan muncul tampilan strip lockout
masukkan angka yang tertera pada code barcode di tube
strip pada kolom kemudian tekan start ENTER akan
muncul tampilan menu
5. Tahap pembacaan strips, ditiriskan strips pada Tissue dan
letakkan pada holder strips.
6. Untuk melakukan analisa pengukuran dtekan specimen test
kemudian muncul tampilan testing, tunggu hingga proses
selesai akan tampil
7. Apabila terdapat pembacaan strip pasien lagi, dilakukan
prosedur mulai poit 5 dengan tekan CONTINOUE akan
muncul tampilan menu awal
8. Jika selesai pemakaian alat ditekan tombol ON/OFF kurang
lebih 6 detik
3) Pasca analitik
a) Dicatat dibuku arsip.
b) Dicatat hasil formulir hasil kemudian ditandatangani oleh
penanggung jawab laboratorium.

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 12
E. Pemeriksaan Imunoserologi
1) Pemeriksaan kehamilan / Planotest
a. Pengertian
Pemeriksaan planotest adalah pemerikssan menggunkan bahan yang
mengandung anti HCG (Human Choriorinin Gunadotrpic) untuk
mendeteksi adanya HCG dalam urin.
b. Metode
Imunokromatografi
c. Tujuan
Untuk mengetahui adanya HCG dalam urin.
d. Prinsip
Berdasarkan reaksi kromatografi yang menimbulkan garis pada zona
kontrol dan jika tes terdapat HCG dalam sampel urin.
e. Prosedur
1) Pra analitik
a) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus.
b) Persiapan sampel
Urin sewaktu.
c) Alat :
a. Wadah urin
b. Reagen merk one test
d) Bahan :
Urin sewaktu.
2) Analitik
a) Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Disiapkan urin pasien dalam wadah/botol.
3. Dicelupkan strip reagen one med test hingga batas garis yang
ditentukan selama 30 detik.

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 13
4. Stik diangkat dan didiamkan selama 5 menit dan dibaca reaksi
yang ada.
b) Interpretasi hasil :
Positif : Apabila terbentuk dua garis berwarna, yaitu
garis pada zona garis tes (T) dan satu gari pada
zona gais control (C).
Negative : Apabila terbentuk satu garis pada zona control
(C).
Invalid/tes gagal : Apabila tidak terbentuk garis warna pada zona
control (T), maka tes dinyatakan gagal dan ulangi
tes dengan alat baru.
3) Pasca analitik
a) Dicatat hasil dibuku arsip.
b) Dicatat hasil diformulir, hasil kemudian ditandatangani
penanggung jawab laboratorium.
2) Tes widal
a. Pengertian
Tes widal adalah salah satu pemeriksaan serologi yang bertujuan
untuk menegakkan diagnose demam tipoid.
b. Metode
Slide/Aglutinasi
c. Tujuan
Untuk Membantu mendiagnosa Demam tipoid
d. Prinsip
Adanya anti bodi salmonela pada sampel penderita akan bereaksi
dengan antigen yang terdapat pada reagent widal sehingga
menyebabkan reagent aglutinasi.
e. Prosedur
1) Pra Analitik
a) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 14
b) Persiapan sampel
Darah vena tanpa koagulan
c) Alat dan Bahan
a. Alat pemusing
b. Spoit
c. Kapas alcohol
d. Plat widal
e. Antigen O,AO,BO,CO,dan atigen H,AH,BH,CH
2) Analitik
a) Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengambil darah vena sebanyak 3 cc
3. Darah yang telah diambil dimasukan dalam tabung reaksi
4. kemudian disentrifuge hingga plasma terpisah dengan serum.
5. Diteteskan satu tetes antigen salmonela O dan H masing
masing dua tetes pada plat.
6. Ditambahakan 20μlserum
7. Dicampurkan masing masing serum dengan antigennya
dengan ujung pengaduk lalu goyang goyangkan.
8. Jika terdapat aglutinasi maka dinyatakan 1/80
9. Kemudian Diulangi lagi prosedur dengan meneteskan 1 tetes
antigen pada plat dan tambahkan serum sebanyak 10 μl
10. Apabila terdapat aglutinasi maka dinyatakan 1/160 dan di
ulangi lagi prosedur dengan memperkecil volume serum
menjadi 5μl
11. Jika tidak terjadi aglutinasi maka prosedur tidak diulangi
b) Interprestasi hasil
1 tetes serum + 20μl=¿ aglutinasi 1/80
1 tetes serum + 10μl= Aglutinasi 1/160
1 tetes serum + 5μl= Aglutinasi 1/320

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 15
Pasca analitik

a) Dicatat hasil dibuku arsip


b) Dicatat hasil diformulir, hasil kemudian ditandatangani
penanggung jawab laboratorium.

3) Pemeriksaan HIV
a. Pengertian
Pemeriksaan HIV dengan rapid test merupakan pemeriksaan
penyaring untuk mendeteksi adanya antibody terhadap HIV tipe1/2
2.3 dan HIV tipe 1/2 didalam serum, plasma dan darah pasien.
b. Metode
Imunokromatografi
c. Tujuan
Untuk mendeteksi antibody HIV-1 dan HIV-2 dalam Serum,
plasma dan darah.
d. Prinsip dasar
Imunokromatografi dimana membrane dilapisi oleh antigen HIV
rekombinan pada garis tes. Pada saat serum diteteskan pada salah satu
ruang membrane, sampel akan bereaksi dengan partikel yang telah
dilapisi dengan protein A yang terdapat pada bantalan specimen.
Selanjutnya campuran ini akan bergerak secara kromatografi ke ujung
lain membrane dan bereaksi dengan antigen HIV rekombinan yan
terdapat pada garis tes. Jika serum/plasma mengandung antibody
HIV-1/HIV-2 maka akan timbul garis warna pada garis tes.
e. Prosedur
1) Pra analitik
a) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus.
b) Persiapan sampel
Serum, plasma dan darah.
c) Alat :

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 16
a. Pen lancet
b. Lancet steril
c. Kapas alcohol 70%
d) Bahan :
a. Serum, plasma dan darah segar.
b. Oncoprobe HIV-1/2 one step Rapid Test
c. Standar Diagnostic HIV-1/2 BIO UNE.
2) Analitik
a) Cara kerja :
Untuk specimen serum / plasma :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet serum / plasma sebanyak 25µl.
3. Diteteskan kedalam lubang sampel.
4. Diamkan selama selama beberapa menit dan perhatikan
reaksi yang terbentuk.
Untuk specimen dari darah segar / kapiler :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diteteskan 3 tetes darah kedalam lubang sampel.
3. Kemudian diteteskan dua tetes dilution buffer.
4. Didiamkan selama 10 menit dan perhatikan raksi yang
terbentuk.
b) Interpretasi hasil
Positif :Apabila terbentuk 2 atau 3 garis berwarna,
yaitu : satu garis pada zona garis tes 1 (T 1)
atau tes 2 (T2) dan satu garis control (C).
garis warna pada zona 1 menandakan inveksi
HIV-1 dan gari warna pada zona 2
menandakan infeksi HIV-2.
Negatif :Apabila terbentuk satu garis berwarna pada
zona garis control (C) saja.

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 17
Invalid / tes gagal :Apabila tidak terbentuk garis berwarna pada
zona control (C) maka tes dinyatakan gagal
dan ulangi tes dengan alat yang baru.
3) Pasca analitik
a) Dicatat hasil dibuku arsip.
b) Dicatat hasil dibuku formulir hasil kemudian ditandatangani
oleh penanggung jawab laboratorium.
4) Pemeriksaan HbsAg
a. Pengertian
HbsAg merupakan petanda serologik infeksi virus hepatitis B pertama
yang muncul didalam serum dan mulai terdeteksi antara 1 sampai 12
minggu pasca infeksi, mendahului munculnya gejala klinik serta
meningkatnya SGPT.
b. Metode
Strip
c. Tujuan
Untuk mendiagnosa infeksi virus Hepatitis B.
d. Prinsip Dasar
Imunokromatografi denganprinsip serum yang diteteskan pada
bantalan sampel bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan anti
HBs ( anti bodi ). Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang
strip membran untuk berikatan dengan antibody spesifik. Pada daerah
test sehingga akan menghasilkan garis warna.
e. Prosedur
1) Pra Analitik
a.) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
b.) Persiapan sampel
Serum atau plasma.
c.) Alat
1. Spoid

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 18
2. Tourniquet
3. Sentrifuge
4. Tabung EDTA
5. Pipet tetes
6. Strip HBsAg
d.) Bahan
1. Kapas alkohol
2) Analitik
a.) Cara kerja
1. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diambil darah vena pasien menggunakan spoit.
3. Dimasukkan darah vena kedalam tabung EDTA.
4. Tabung EDTA dimasukkan kedalam sentrifuge.
5. Disentrifuge sampai 10 menit.
6. Dicelupkan strip kedalam plasma/serum, biarkan selam a15
menit
7. Diamati reaksi yang terjadi.
b.) Interpretasi hasil :
Positif : apabila terjadi 2 garis
Negatif : apabila terjadi 1 garis.
Invalid : apabila terdapat garis di T dan tidak ada garis di C
3) Pasca Analitik
a. Dicatat hasil dibuku arsip.
b. Dicatat hasil diformulir hasil, kemudian ditandatangani oleh
penanggung jawab laboratorium.
5) Test Narkoba

a) Pengertian
Narkoba adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius
pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.
Atau dengan kata lain merupakan zat kimia yang dapat mengubah

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 19
keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku
jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum,
dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
b) Metode
Imunokromatografi Rapid Test
c) Tujuan
Untuk mendeteksi ada tidaknya kandungan narkoba (obat) dalam
urine pasien.
d) Prinsip dasar
Berdasarkan imunokromatografi dimana urine yang mengandung obat
(narkoba) berikatan dengan obat konjugat untuk mengikat antibodi
didalam strip. Urin yang mengadung obat ( narkoba) akan memberikan
garis berwarna satu garis pada strip. Sedangkan urin yang tidak
mengandung obat akan memberi tanda dua garis pada strip.
e) Prosedur
1) Pra analitik
a) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
b) Persiapan sampel
Urine
c) Alat
Rapid test narkoba
d) Bahan
Urine
2) Analitik
a) Prosedur
1. Biarkan strip pada suhu kamar
2. Masukkan strip kedalam urin sampai tanda max selama 30 detik
3. Perhatikan tanda berwarna pada strip
4. Baca hasil setelah 10 menit
b) Interpretasi hasil

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 20
 Positif : terbentuk garis berwarna merah pada garis kontrol
 Negatif : terbentuk garis berwarna merah pada garis control
(C) dan garis test (T)
 Invalid : terbentuk garis berwarna merah pada garis test (T)
F. Bakteriologi
1. Pewarnaan BTA
a) Pengertian
Pewarnaan BTA adalah pengecatan dengan Ziehl-Nielseen yang
tetap mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam alcohol dan
alcohol, sehingga tidak mampu mengikat zat warna kedua.
b) Metode
Ziehl-Nielseen
c) Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya mycobacterium tuberculosis.
d) Prinsip dasar
Basil tahan asam akan berwarna merah dan yang tidak tahan asam
berwarna biru.
e) Prosedur
1) Pra analitik
a) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus.
b) Alat :
a. Rak pewarnaan
b. Pinset
c. Stopwatch
d. Preparat
e. Lampu spirtus
f. Pipet tetes
g. Mikroskop
c) Bahan :
a. Karbol fuchsin

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 21
b. HCl alcohol
c. Methilen blue
d. Aquadest

2) Analitik
a) Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Preparat digenangi dengan karbol fuchsin sampai seluruhnya
tertutup dengan larutan.
3. Dipanaskan dengan nyala api dan dibiarkan selama 5 menit.
Jangan sampai mendidih, cukup menguap saja.
4. Dibilas dengan aquadest.
5. Dilunturkan dengan HCl alkohol sampai zat warna hilang.
6. Preparat digenangi dengan methilen blue selama 10 detik,
lalu dibilas dengan aquadest dan biarkan kering diudara.
7. Diamati dibawah mikroskop.
b) Interpretasi hasil
 (-) : Tidak ditemukan atau hanya 1 – 3 BTAdalam 100
lapangan pandang.
 (+) : Ditemukan antara 1 – 99 BTA dalam 100
lapangan pandang
 ( ++ ) : Ditemukan 1 – 9 BTA dalam tiap lapangan
pandang.
 ( +++ ) : Ditemukan 10 atau lebih BTA tiap lapangan
pandang
c) Pasca analitik
1. Dicatat dibuku arsip.
2. Dicatat hasil formulir hasil kemudian ditandatangani oleh
penanggung jawab laboratorium.

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 22
2. Pewarnaan gram
a) Pengertian
Pewarnaan gram merupakan salah-satu cara pewarnaan yang
paling sering dilakukan dalam pekerjaan mikrobiologi.
Pewarnaan ini merupakan pewarnaan diferensial, dimana
dengan cara ini bakteri dapat dibedakan menjadi dua
grup,yaitu bakteri gram positif dan gram negatif.
b) Tujuan
Untuk mengidentifikasi apakah bakteri dalam sampel termasuk
gram positif atau gram negatif.
c) Alat dan Bahan
- Objek glass
- Tusuk gigi
- Pipet tetes
- Mikroskop
- Gentian violet
- Lugol
- Alkohol
- Carbol fuchsin
- air
d) Prosedur
1) Dibuat preparat dengan cara melingkar diameter 2-3 cm
2) Difikasasi diatas api sampai kering
3) Digenangi dengan gentian violet 3 menit,dicuci dengan air
4) Digenangi dengan lugol selama 2 menit
5) Digenangi dengan alkohol hingga jernih
6) Dicuci dengan dan digenangi dengan carbol fuchsin selama
1 menit lalu cuci dengan air mengalir
8.) Dikeringkan dan periksa dimikroskop dengan pembesaran
100x

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 23
G. Kimia Klinik
1. Pemeriksaan Kimia Darah (menggunakan ala BioSystem BA400)
a. Metode
Metode yang digunakan adalah automatic analyzer dengan biosystem
BA400
b. Prinsip kerja
Sampel cup diisi dengan serum atau plasma,kemudian dimasukkan
kedalam alat lalu alat deprogram sesuai dengan pemeriksaan yang
diminta pada formulir pemeriksaan yang diminta pada formulir
pemeriksaan. Alat akan melakukan pemipetan sampel dan reagen
secara otomatis dan hasil akan terlibat pada layar computer yang
tersambung pada program LIS
c. Cara menghidupkan/mengaktifkan alat
1. Nyalakan UPS
2. Nyalakan computer
3. Periksa pada BA400
- Apabila botol reagent di rotor reagent tertutup wajib dibuka
terlebih dahulu.
- Cek volume aquadest pada dirigen, apabila penuh buang terlebih
dahulu.
- Pastikan tidak ada botol atau benda apapun yang dapat
membahayakan pergerakan ARM.
- Jika semua sudah benar nyalakan instrument lampu
indicator ON Buzzer bunyi
- Pada komputer panggil program USER BA400 klik icon
4. Jika alat sudah ON dalam posisi”STAND BY” lakukan

prosedur “WARNING UP” klik icon lamanya


proses “WARNING UP” adalah 25 menit.
d. Pemprograman

1. Diklik icon untuk memasukkan sampel baru.

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 24
2. Diisi kode sampel pasien yang akan diperiksa sesuai dengan
nomor rekam medik dan juga kode pemeriksaan kimia klinik
pada bagian akhir
3. Kemudian dipilih jenis pemeriksaan yang dikehendaki dengan
cara mengklik nama parameter pemeriksaan satu persatu dan klik
perintah “save” dan “ok”
4. Diulangi langkah 2 dan 3 untuk sampel selanjutnya

5. Jika semua pasien telah terprogram di klik icon untuk


menentukan posisi sampel pada rak
6. Selanjutnya sampel diletakkan pada nomor rak yang diatur oleh
alat.
7. Setelah semua sampel dimasukkan klik start untuk memulai
pemeriksaan.
e. Post analitik
1. Diperiksa kesesuaian hasil dengan riwayat pasien pada
pemeriksaan sebelumya dan dengan kondisi pasien pada saat
pemeriksaan dilakukan.
2. Jika hasil meragukan dilakukan pengulangan pemeriksaan dan
laporkan kepada dokter penangung jawab

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 25
BAB IV
PEMBAHASAN

B. PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

Pemeriksaan hematologi yang sering dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara


Makassar adalah pemeriksaan darah lengkap menggunakan alat hematologic
analyser. Hematology Analyzer adalah alat yang digunakan untuk memeriksa
darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis
berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang di
lewatkan. Alat ini mengukur sampel berupa darah berupa Whole Blood yang
disimpan pada tabung EDTA kemudian darah diisap oleh selang cuvet setelah itu,
darah dialirkan masuk kedalam alat untuk melakukan perhitungan sel darah.
Alat hematologi MINDRAY yang digunakan di Rs Bhayangkara Makassar
merupakan alat hematology analyzer yang full automatic.Alat tersebut sering
mengalami error sehingga sampel harus diperiksa kembali. Selain itu alat tidak
bisa memeriksa sampel darah dengan volume sedikit sehingga pemeriksaannya
harus menggunakan alat hematologi semi automatic
Alat ini biasanya digunakan dalam bidang kesehatan patologi, Alat ini
dapat mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti Kanker,
Diabetes, Anemia, DBD (demam berdarah), Malaria dan ada banyak lagi.
Pemeriksaan darah yang dilakukan alat ini adalah hematologi rutin seperti
meliputi pemeriksaan hemoglobin baik volume maupun jumlahnya, hitung sel
leukosit meliputi sel Eosinofil, Monosit, Basofil, Limposi, dan Neutrofil
tergantung jenis DIF alat tersebut serta hitung jumlah sel trombosit pada sampel
hanya dengan sekali pemeriksaan mampu dilakukan dengan waktu tidak lebih 2
menit per sampel bahkan 1 menit per sampel tergantung seberapa baik alat
tersebut (Koeswardan, dkk. 2001).

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 26
C. PEMERIKSAAN IMMUNOLOGI
1. Widal Test
Kegunaan pemeriksaan widal adalah untuk mendeteksi ada atau tidaknya
zat antibody dan mengukur titer zat anti terhadap kuman Salmonella sp
dalam serum tersangka thypusabdominalis. Antigen yang digunakan adalah
suspense kuman salmonella sp yang telah dimatikan dan diolah menjadi
antigen O (antigen somatic) dan antigen H (antigen flagella).
Demam tifoid adalah gejala yang ditimbulkan oleh beberapa salmonella
khususnya salmonella typhi. Setelah masa inkubasi10 – 14 hari timbul
demam, lemah, sakit kepala, konstipasi, brikardia dan malgia. Demam
sangat tinggi serta limpa dan hati sangat membesar.
Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan
zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang sehingga terjadi
demam. Diagnose penyakit ini dalam laboratorium sulit ditegakkan sebab
gambaran klinis penyakit ini sangat bervariasi dan umumnya tidak khas.
Selain dengan widal test, demam typhoid dapat dideteksi melalui
beberapa test, yaitu :
 Test biakan untuk mendeteksi kuman salmonella typhi, dari
specimen klinik seperti darah, sumsum tulang, urine, dan tinja.
 Test Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi DNA
spesifik Salmonella typhi.
Jenis-jenis tes laboratorium yang berperan dalam penegakan diagnosa
demam typhoid adalah sbb :
 Menentukan kadar haemoglobin dengan metode sahli dan
kolorimetrik cianmethemoglobin (HiCN) dan oksihemoglobin
(HbO2).
 Menghitung jumlah leukosit dan trombosit dengan metode manual
atau otomatik.
 Menghitung jenis leukosit dengan metode pembuatan sediaan apus
darah tepid an pewarnaan romanowsky.
 Urinalisis dengan metode kimia kering.

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 27
2. Plano Test
Test ini bertujuan untuk mendeteksi adanya Hormon Human Chorionic
Gonadotropin (HCG). Pada α dan β- HCG (monocional HCG lengkap).
Pada stripterdapat anti α-HCG jika strip dicelupkan pada urine wanita hamil
maka monocional HCG lengkap dan anti α-HCG akan bermigrasi. Ikatan
monocional HCG lengkap dengan anti α-HCG akan berikatan dengan anti β-
HCG dan akan membentuk warna merah yang menyatakan bahwa hasil test
positif (+).
3. HBsAg Test
Test ini bertujuan untuk mendeteksi adanya virus hepatitis. Hepatitis
yaitu suatu infeksi yang disebabkan oleh virus dan yang menjadi sasaran
utamanya adalah organ hati. Virus penyebab hepatitis adalah virus hepatitis
A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis
D (HDV), virus hepatitis E (HEV) cytomegalo virus, dan Esptein barr virus.
Penyebab infeksi hepatitis yang paling sering dijumpai adalah virus hepatitis
B (HBV). Pertanda dari hepatitis B adalah :
 HBsAg
 Anti HBs
 Anti HBc
 IgM anti HBc
 HBeAg
 Anti HBe
 HBV-DNA
D. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI (Sputum BTA)
Bakteri Tahan Asam (BTA) merupakan bakteri penyebab penyakit
Tuberculosis oleh spesies Mycobacterium Tubercullosa. Sampel yang
diidentifikasi berupa dari sampel sputum. Suspect TBC.
Sputum, dahak, atau riak ialah secret yang dibatukkan dan berasal dari
bronchi, bukan bahan yang berasal dari tenggorokan, hidung atau mulut. Sering
sekali pemeriksaaan sputum menjadi tanpa arti karena sampel yang diberikan
kepada laboratorium bukan sputum sejati.

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 28
Jika hanya sputum sewaktu saja yang dikehendaki, sputum pagilah yang
sebaiknya diambil. Sputum harus disimpan di wadah bermulut lebar seperti
cawan petri, botol bermulut lebar, kanton sputum, dll. Sputum ini harus dijaga
jangan sampai wadah itu dicemari bagian luarnya dan sputum harus selalu
dipandang sebagai bahan yang infeksius.
Bakteri tersebut tidak luntur terhadap pemanasan, dan oleh pemberian HCl
berbentuk basil berwarna merah karena dinding selnya mempertahankan zat
warna pertama yaitu carbol fuchsin. Pengamatan dilaporkan berdasarkan
jumlah BTA yang ditemukan dan ditentukan apakah posotif 1, positif 2, atau
positif 3.
Interpretasi hasilnya dinyatakan :
 Positif 1 (+1) : jika ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang.
 Positif 2 (+2) : jika ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapangan pandang
minimal dibaca 50 lapangan pandang.
 Positif 3 (+3) : jika ditemukan >10 BTA dalam 1 lapangan pandang
minimal dibaca 20 lapangan pandang.
E. PEMERIKSAAN URINALISA
Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal,
oleh karena itu harus diperhatikan beberapa hal yang dapat mengganggu
pemeriksaan urine, misalnya makanan, obat-obatan, dll.
Urinalisis adalah pemeriksaan sampel urine secara fisik, kimia, dan
mikroskopik. Tes ini merupakan salah satu tes yang sering diminta oleh para
klinisi. Tes urine menjadi popular karena dapat membantu penegakan
diagnose, mendapatkan informasi terhadap fungsi organ dan metabolisme
tubuh. Selain itu tes urine dapat mendeteksi kelainan asimptomatik, mengikuti
perjalanan penyakit dan hasil pengobatan dengan demikian hasil tes urine
haruslah teliti, tepat dan cepat.
Permintaan urinalisis diindikasikan pada pasien dengan :
a. Evaluasi kesehatan secara umum
b. Gangguan endokrin
c. Gangguan pada ginjal atau traktus urinalisis

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 29
d. Monitor pasien dengan diabetes
e. Kehamilan
f. Kasus toksikologi dan over dosis obat.
Secara umum tes urine dibedakan atas tes dasar (penyaring) dan tes khusus.
Tes dasar meliputi tes mikroskopik, makroskopik, dan tes kimia, sedangkan
khusus meliputi tes biakan urine, protein kuantitatif 24 jam, hemosiderin urine,
oval fat bodies, dll sesuai dengan kebutuhan khusus.
Tes makroskopik meliputi warna, kejernihan, pH, Bj, bau, ukuran, dan
volume. Tes mikroskopik urine meliputi tes sedimen urine dengan
menggunakan carik celup yang dapat dikerjakan secara manual maupun
menggunakan alat urine analyser.

F. KIMIA KLINIK
Pemeriksaan kimia klinik di Rs Bhayangkara menggunakan alat kimia
analyser Biosystem BA400. Pemeriksaan kimia klinik menggunakan sampel
serum, pemeriksaan ini bertujuan untuk menginterprestasikan nilai dari parameter
yang meliputi; Faal hati (Bilirubin total, bilirubin direk,bilirubin indirek,
SGPT,SGOT,protein total,Albumin,Globulin,Fosfatase Alkali, Gamma GT),
Lemak dan jantung (Kolesterol total,Kolesterol HDL,kolesterol LDL, LDH), faal
ginjal ( Ureum ,Kreatinin,asam urat), gula darah ( Glukosa sewaktu, glukosa
puasa,dan glukosa 2 jam PP), dan beberapa pemeriksaan lain (serum iron,
Ferritin,TICB)
Pemeriksaan fungsi hati diindikasikan untuk mendeteksi adanya kelainan
atau penyakit hati, membantu menegakkan diagnosis, memperkirakan beratnya
penyakit, membantu mencari etiologic suatu penyakit, menilai hasil pengobatan,
membantu mengarahkan upaya diagnostic selanjutnya serta menilai prognosis
penyakit dan difungsi hati.
a.) Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin untuk menilai fungsi ekresi hati di laboratorium terdiri
dari bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek.
b.) SGPT (serum glutamate piruvat transaferase)

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 30
SGPT atau ALT (alanine transaminase) merupakan suatu enzim dengan
konsentrasi yang paling tinggi ditemukan di hati, yaitu pada sitoplasma dalam
sel hati. Pemeriksaan SGPT berguna untuk membantu menegakkan diagnosis
penyakit hepatik, sirosis post-neurotok dan efek hepatotoksik obat.
c.) SGOT (serum glutamate oxalocetate transaferase)
SGOT atau AST ( Aspartate transaminase) merupakan enzim yang terdapat di
dalam sel jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak, pankreas, limpa, dan paru.
Kadar tertinggi terdapat di dalam sel jantung. Tingginya kadar AST/SGOT
berhubungan langsung dengan jumlah kerusakan sel.
d.) ALP (Alkali Phospate atau fosfatase alkali)
Aktivitas enzim ALP digunakan untuk menilai fungsi kolestatis. Enzim ini
terdapat tulang, hati, dan plasenta. ALP di sel terdapat di sinusoid dan
membran, selain itu ALP banyak dijumpai pada osteoblast. Peningkatan
aktivitas enzim ALP mencapai 4 kali lebih dari normal mengarah pada
kelainan hepatobilier.
e.) Gamma GT (Gamma Glutamil Transaferase)
Enzim GGT merupakan enzim yang terutama terdapat pada
hati,ginjal,terdapat dalam jumlah yang lebih rendah pada prostat,limfa, dan
jantung. Pada sel hati, Gamma GT terdapat di retikulum,endoplasma
sedangkan di empedu terdapat pada sel epitel. Enzim ini merupakan marker
(penanda) spesifik untuk fungsi hati dan kerusakan kolestatis dibandingkan
ALP.
f. Protein
Total protein pada plasma terdiri dari: albumin,globulin, dan juga
fibrinogen. Albumin disintesa oleh hati dan berperan dalam mempertahankan
keseimbangan distribusi air dalam tubuh (tekanan onkotik koloid). Albumin
juga membantu transport beberapa komponen darah, seperti ion, bilirubin,
hormon,enzim dan obat. Apabila terdapat terdapat gangguan fungsi sintesis
sel hati maka kadar albuminserum akan menurun terutama apabila terjadi lesi
sel hati yang luas dan kronik

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 31
Globulin merupakan unsur dari protein tubuh yang terdiri dari
globulin,alfa,beta dan gamma. Globulin berfungsi sebagai pengangkut
beberapa hormon, lipid, dan antibodi. Peningkatan globulin tertama gamma
dapat disebabkan peningkatan sintesis antibodi, sedangkan penurunan kadar
globulin dapat dijumpai pada penurunan imunitas tubuh, malnutrisi,
malabsorbsi, penyakit hati atau penyakit ginjal.

Lemak dan Jantung


a.) Kolesterol
Kolesterol merupakan lemak darah yang disintesis di hati serta ditemukan
dalam sel darah merah, membran sel, dan otot. Kolesterol dalam serum
dapat digunakan sebagai indicator penyakit arteri koroner dan
arterosklerosis. Pemeriksaan kolesterol di laboratorium dapat meliputu
pemeriksaan kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL dan
Trigleserida dari hati ke sel-sel tubuh.
b.) LDH (Laktat Dehidrogenase)
LDH merupakan enzim intraseluler yang terdistribusi secara luas dalam
jaringan, terutama hati, ginjal, jantung, paru-paru, dan otot rangka. LDH
bersifat non spesifik, tetapi membantu menegakkan diagnosis infark
miokard atau infark pulmonal bersamaan dengan data klinik lain.

Ginjal merupakan organ vital yang berfungsi untuk melakukan beberapa


fungsi penting dalam metabolisme tubuh. Pemeriksaan laboratorium sangat
membantu dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi fungsi ginjal.
Pemeriksaan faal ginjal meliputi; ureum,kreatinin,asam urat.
a.) Ureum
Ureum adalah produk akhir katabolisme protein dan asam amino yang
diproduksi oleh hati dan didistribusikan melalui cairan intraseluler dan
ekstraseluler ke dalam darah untuk kemudian difiltrasi oleh glomerulus.
Pemeriksaan ureum sangat membantu menengakkan diagnosis gagal ginjal

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 32
akut. Klirens ureum indikator yang kurang baik karena sebagian besar
dipengaruhi diet.
b.) Kreatini
Kreatinin adalah produk antara hasil penguraian kreatinin otot dan
fosfokreatinin yang diekskresikan ginjal. Produksi kreatinin konstan
selama masa otot konstan. Penurunan fungsi ginjal akan menurunkan
ekskresi kreatinin. Jika terjadi disfungsi renal maka kemampuan filtrasi
kreatinin akan berkurang dan kreatinin serum akan meningkat.
Peningkatan kadar kreatinin serum dua kali lipat mengiindikasikan adanya
penurunan fungsi ginjal sebesar 50%.
c.) Asam Urat
Asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin. Peningkatan kadar
asma urat dalam urin dan serum tergantung pada fungsi ginjal, laju
metabolisme purin, dan asupan diet dari makanan yang mengandung
purin. Jumlah asam urat yang berlebihan diekresikan melalui urin.

Glukosa dibentuk dari hasil penguraian karbohidrat dan perubahan


glikogen dalam hati. Pemeriksaan glukosa darah adalah prosedur skrining yang
menunjukkan kemampuan sel pancreas dalam memproduksi insulin, kemampuan
usus halus mengabsorbsi glukosa, kemampuan sel mempergunakan glukosa
secara efesien, dan kemampuan hati mengumpulkan serta memecahkan glikogen.
Pemeriksaan gula darah meliputi: pemeriksaan pemeriksaan glukosa sewaktu,
pemeriksaan glukosa 2 jam PP, dan pemeriksaan tes toleransi glukosa oral
(TTGO)

Pemeriksaan serum Iron,Ferritin dan TIBC (total iron binding capacity)


merupakan pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk menilai defiseiensi
besi dalam tubuh. Anemia defesiensi besi ditandai dengan perubahan status besi
dalam tubuh yang dapat diketahui melalui pengukuran serum iron (SI), total iron
binding capacity (TIBC),saturasi transferrin, dan serum ferritin.

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 33
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktek laboratorium klinik merupakan salah satu mata kuliah persyaratan
dalam menyelesaikan suatu pendidikan pada progaram studi DIII Teknologi
Laboratoium Medik, selain itu kegiatan ini sangat penting dilaksanakan oleh
setiap mahasiswa untuk mempersiapkan diri untuk terjung langsung ke
masyarakat, mengevaluasi diri sendiri baik dalam segi teknik maupun
penguasaan teori, dan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
suatu pekerjaan serta menambah wawasan pengetahuan.

Tenaga yang terampil dan penguasaan teori merupakan faktor penting dalam
membantu diagnosa yang tepat. Pemeriksaan laboratorium sangat penting
dalam membantu diagnosa dan merupakan pemeriksaan penyaring terhadap
suatu penyakit.

B. Saran
1. Diharapkan kerjasama antar RS Bhayangkara Makassar dengan pihak
STIKES Panrita Husada Bulukumba tetap terjalin untuk tahun-tahun
berikutnya.
2. Diharapakan adanya koordinasi yang baik antara RS Bhayangkara Makassar
dengan pihak STIKES Panrita Husada Bulukumba dengan meningkatkan
pengawasan terhadap keadaan mahasiswa dilokasi

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 34
DAFTAR PUSTAKA

Ariandi, Dedy. Buku Saku Analis Kesehatan.analis Muslim Publishing.


Departemen Kesehatan, Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
Departemen Kesehatan Republik. Jakarta, 1992
Gandasoebrata. R. 2008. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
http://repository.unimus.a.id
www.halodoc.com

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 35
LAMPIRAN
Alat Kimia Analyzer

Alat Urine Analyzer

Hasil Pemeriksaan darah lengkap menggunakan Hematology analyser

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 36
Alat Kimia Analyser Biosystem BA400

Alat Imunologi

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 37
Alat Analisa Gas darah

Alat Elektrolit

LAPORAN PRAKTIKUM PKK II


RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 38
LAPORAN PRAKTIKUM PKK II
RS BHAYANGKARA MAKASSAR Page 39

Anda mungkin juga menyukai