Anda di halaman 1dari 33

PAPARAN I

Penelitian Hukum

1. adalah kegiatan ilmiah yang senantiasa


harus dikaitkan dengan arti-arti yang
diberikan pada hukum (Soerjono
Soekanto)
2. legal research is the process of finding the
law that governs activities in human
society …….. it involves locating both the
rules are enforced by the states and
commentaries which explain or analyse
these rules. (Morris L. Cohen)
Yuridis normatif
(normative law
research)

Metode penelitian
hukum

Yuridis sosiologis/
empiris
 Metode penelitian hukum normatif, penelitian
hukum dari perspektif internal dengan objek
penelitiannya adalah norma hukum;
 Metode penelitian hukum empiris, penelitian
hukum dari perspektif eksternal, dengan objek
penelitiannya adalah sikap dan perilaku sosial
terhadap hukum.

B. Arief Sidharta: kendati ilmu hukum mengenal


penelitian hukum empiris dengan metode hasil
pinjaman dari ilmu sosial (sosiologi), tidak berarti
ilmu hukum berubah menjadi ilmu sosial dengan
kehilangan karakter khasnya sebagai ilmu normatif.
Penggunaan :
Tergantung keperluan:
1. Jika diperlukan kejelasan perilaku thd
hukum maka menggunakan penelitian
hukum empiris;
2. Jika yang diperlukan adalah argumentasi
hukum maka dipergunakan metode
penelitian hukum normatif
1. PENELITIAN HUKUM NORMATIF/
KEPUSTAKAAN.
 Istilah : penelitian hukum doktrinal, penelitian
hukum dogmatik, penelitian hukum teoretis
(dogmatic or theoretical law research).
 Adalah suatu proses untuk menemukan suatu
aturan hukum, prinsip-prinsip hukum maupun
doktrin-doktrin hukum untuk menjawab
permasalahan hukum yang dihadapi….. Penelitian
hukum normatif dilakukan untuk menghasilkan
argumentasi, teori atau konsep baru sebagai
preskripsi dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi… (Peter M. Marzuki).
 Meletakkan hukum sebagai bangunan sistem
norma
 Bertaat asas pada doktrin hukum.
Lanjutan

 Pendekatannya dapat dilakukan dari aspek teori,


sejarah, filosofi, perbandingan, struktur dan
komposisi, lingkup dan materi, konsistensi,
penjelasan umum dan pasal demi pasal,
formalitas dan kekuatan mengikat suatu undang-
undang.
 Tidak mengkaji aspek terapan atau
implementasinya
 Berbasis data sekunder.
 Penelitian hukum normatif memberikan
argumentasi yuridis ketika terjadi kekosongan,
kekaburan dan konflik norma.
Cakupan Materi :
1. Penelitian terhadap asas-asas hukum, yaitu penelitian terhadap
unsur-unsur hukum, baik yang ideal (norm-wissenschaft/
sollenwissen-schaft) yang menghasilkan kaidah-kaidah hukum
melalui filsafat hukum, dan unsur nyata (tatsachenwissen-
schaft/seinwissenschaft);
2. Penelitian terhadap sistematika hukum, yaitu mengidentifikasi
terhadap pengertian pokok dalam hukum seperti subjek
hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum, dll dalam
peraturan perundang-undangan;
3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal,
yaitu meneliti keserasian hukum positif agar tidak
bertentangan berdasarkan hierarki perundang-undangan;
4. Perbandingan hukum, ;
5. Sejarah Hukum.
Objek Penelitian Hukum Normatif
 yaitu sistem norma sebagai pusat kajiannya.
sistem norma dalam arti yang sederhana adalah
sistem kaidah atau aturan.
 jadi objek penelitian hukum normatif adalah
kaidah atau aturan hukum sebagai suatu
bangunan sistem yang terkait dengan suatu
peristiwa hukum.

Langkah Penelitian Hukum Normatif


Memulai dari suatu peristiwa hukum dan kemudian
akan dicari rujukan pada sistem norma, seperti
peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum
maupun doktrin. untuk mencari konstruksi hukum
maupun hubungan hukumnya.
Unsur-unsur dari Norma Hukum adalah:
a. norma dasar;
b. asas-asas hukum;
c. perundang-undangan
d. doktrin;
e. dokumen kontrak;
f. putusan pengadilan;
g. putusan birokrasi;
h. dokumen lain yang mempunyai kekuatan
mengikat.
Fokus Kajian Hukum Normatif.
Identifikasi pendekatan dapat dilakukan antara lain:
a. pada teori hukum, pendekatan masalah yang
sesuai adalah pendekatan normatif analitis teori
hukum (approach of legal theory analysis).
b. pada sejarah hukum, pendekatan masalah yang
sesuai adalah pendekatan normatif analitis
sejarah hukum (approach of legal history analysis)
c. pada filosofi hukum, pendekatan masalah yang
sesuai adalah pendekatan normatif analitis filosofi
hukum (approach of legal philosophy analysis);
d. pada perbandingan hukum, maka pendekatan
masalah yang sesuai adalah pendekatan normatif
analitis perbandingan hukum (approach of
comparative legal system);
lanjutan
e. pada substansi hukum, pendekatan masalah yang
sesuai adalah pendekatan normatif analitis
substansi hukum (approach of legal content
analysis);
f. pada perancangan hukum, pendekatan masalah
yang sesuai adalah pendekatan normatif analitis
perancangan hukum (approach of legal drafting
analysis).
Sumber Data.
Sumber hukum tertulis:
a. hukum primer (primary sources):
meliputi perundang-undangan, putusan
pengadilan, dan dokumen hukum karena
memiliki kekuatan mengikat,
b. sumber hukum sekunder (secondary
sources): meliputi laporan hukum, catatan
hukum dan karya tulis hukum lainnya yang
hanya memiliki kekuatan persuasif.
c. Sumber hukum tersier: kamus hukum,
Kamus bahasa Indonesia, Inggris, Belanda
dll, ensiklopedia, internet, dst
Pengumpulan data
-Pustaka yang dimaksud terdiri dari perundang-
undangan, putusan pengadilan (jurisprudensi),
dan buku karya ilmiah bidang hukum, internet,
media cetak dan elektronik
- Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan
studi pustaka, studi dokumen dan studi catatan
hukum.
Pengolahan data
Pengolahan data umumnya dilakukan dengan
cara:
a. Pemeriksaan data (editing)
yaitu mengoreksi apakah data yang
terkumpul sudah cukup lengkap, sudah
benar, dan sudah sesuai/ relevan dengan
masalah penelitian.
b. Penandaan data (coding)
yaitu memberikan catatan atau tanda yang
menyatakan jenis sumber data (buku
literatur, perundang- undangan, atau
dokumen), pemegang hak cipta (nama
penulis, tahun penerbitan); atau urutan
rumusan masalah
lanjutan
c. Rekonstruksi data (reconstructing)
yaitu menyusun ulang data secara teratur,
berurutan, logis sehingga mudah dipahami
dan diinterpretasikan.
d. Sistematisasi data (sistematizing)
yaitu menempatkan data menurut kerangka
sistematika bahasan berdasarkan urutan
masalah.
Hasil Penelitian dan Analisis Data
 Analisis data dilakukan secara kualitatif,
komprehensif dan lengkap.
 Analisis kualitatif artinya menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur,
runtut, logis, tidak tumpang tindih, dan efektif,
sehingga memudahkan interpretasi data dan
pemahaman hasil analisis.
 Komprehensif artinya analisis data secara
mendalam dari berbagai aspek sesuai dengan
lingkup penelitian.
 Lengkap artinya tidak ada bagian yang terlupakan,
semuanya sudah masuk dalam analisis.
 Hasilnya : produk penelitian hukum normatif
yang bermutu dan sempurna.
Penutup
Simpulan/ kesimpulan:
Disajikan dalam pokok-pokok bahasan
urut sesuai dengan apa yang dirumuskan
dalam rumusan masalah dan tujuan
penelitian.
Saran
Dibuat berdasarkan simpulan dan
pemikiran prospektif peneliti, arahnya
bersifat praktis dan akademik. Saran
hendaknya bersifat konkrit.
2. PENELITIAN HUKUM EMPIRIS.
a. penelitian hukum empiris tetap berbasis pada
hukum.
b. penelitian hukum in concreto
c. berbasis pada ilmu hukum normatif, tetapi bukan
mengkaji sistem normanya, namun mengkaji
reaksi dan interaksi yang terjadi ketika sistem
norma itu bekerja di masyarakat.
d. sering disebut law in action (penelitian bekerjanya
hukum---- law is not just been logic but experience
atau law is a tool of social engineering.
e. berdasarkan madzab sociological yurisprudence
Lanjutan
f. Tugas peneliti mengkaji apa yang ada di balik yang tampak
dari penerapan peraturan perundang-undangan (something
behind the law).
g. menggunakan teori-teori bekerjanya hukum di masyarakat.
h. pendekatan dapat kualitatif maupun kuantitatif,
i. analisis dapat dilakukan secara deskriptif.
j. tidak memberikan justifikasi hukum seperti penelitian hukum
normatif, karena hanya memaparkan fakta-fakta secara
mendalam dan sistematis.
Lanjutan
k. Penelitian hukum empiris (empirical law research) adalah
penelitian hukum positif tidak tertulis mengenai perilaku
(behavior) anggota masyarakat dalam hubungan hidup
bermasyarakat.
l. Perilaku itu meliputi perbuatan yang seharusnya dipatuhi, baik
bersifat perintah maupun larangan. Perbuatan tersebut
merupakan perwujudan atau pernyataan hukum yang hidup dan
berlaku dalam masyarakat bersangkutan.
m. Dengan kata lain, penelitan hukum empiris mengungkapkan
hukum yang hidup (living law) dalam masyarakat melalui
perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat. Perbuatan itu
berfungsi ganda, yaitu sebagai pola terapan dan sekaligus
menjadi bentuk normatif hukum yang hidup dan berlaku dalam
masyarakat.
Objek Penelitian Hukum Empiris

 Perilaku masyarakat, yang timbul akibat


berinteraksi dengan sistem norma yang ada.
 Penelitian tentang efektivitas bekerjanya
hukum di masyarakat, yaitu bentuk interaksi
antara perundang-undangan ketika
dilaksanakan di masyarakat.
 Bentuk pelaksanaan di masyarakat akan
dipengaruhi oleh faktor-faktor non hukum,
antara lain:
o Aspek politik,
o Aspek ekonomi,
o Aspek agama;
o Aspek budaya,
o Aspek gender
o Aspek demografi
o Aspek lingkungan
o Aspek prosedur pelaksanaan peraturan,
o Aspek kepentingan masyarakat yang diatur,
o Dll.
 Perilaku itu berfungsi ganda, yaitu sebagai hukum
normatif dan sekaligus sebagai terapannya. Ketentuan
hukum normatif dan terapannya menyatu dalam bentuk
perilaku itu.
 Perilaku yang menjadi focus penelitian hukum empiris
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) tipe perilaku, yaitu :
a. Perilaku yudisial (judicial behavior);
b. Perilaku nonyudisial (nonjudicial behavior); dan
c. Perilaku gabungan (combined behavior)
Perilaku yudisial disebut juga perilaku baku
(standardized behavior) yang dikenal oleh semua
anggota masyarakat karena umumnya sudah ditetapkan
oleh atau dibakukan melalui putusan pengadilan (judicial
decision, precedent). Semua orang wajib mematuhi
putusan pengadilan karena dianggap benar dan adil.
 Perilaku non yudisial merupakan perilaku yang
hidup dan berkembang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Apabila terjadi konflik yang tidak
dapat diselesaikan oleh pihak-pihak sendiri,
kemudian dimintakan penyelesaian melalui
pengadilan, barulah pengadilan memberikan
putusan yang benar dan adil bagi pihak-pihak
yang bersengketa. Dengan cara demikian,
perilaku non yudisial berubah status menjadi
perilaku yudisial / baku yang dipatuhi semua
orang.
Perilaku gabungan yaitu Perilaku
yudisial menjadi alat control bagi perilaku
non yudisial, artinya perilaku nonyudisial
yang bebas berkembang dalam
masyarakat mengenai peristiwa hukum
yang sama tidak boleh menyimpang dari
standar perilaku yang telah ditetapkan
oleh pengadilan (judicial decision), yang
sifatnya merugikan orang lain atau
masyarakat banyak.
Pengumpulan Data
1. Sumber data primer
 Data yang diperlukan adalah data primer, data
sekunder sebagai pendukung data primer. Data
primer adalah data empiris yang diperoleh langsung
dari sumber data, jadi bukan hasil olahan orang
lain.
 Sumber data yang dimaksud dalam penelitian
hukum empiris adalah :
a. Lokasi penelitian, yaitu lingkungan tempat
dilakukannya penelitian. Data primer sering
disebut juga data lapangan
b. Peristiwa hukum yang terjadi di lokasi penelitian
c. Responden yang memberikan informasi kepada
peneliti
Lanjutan
2. Cara pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode pengumpulan data,
yaitu
a. Observasi (pengamatan) di lokasi penelitian atau
thdp peristiwa hkm yang menjadi objek kajian;
b. Wawancara, yang dilakukan dengan responden yg
sudah ditentukan atau tokoh kunci (key person);
c. Kuesioner, yg sudah disusun berdasarkan rincian
sub pokok bahasan ;
d. Angket, mengenai hal yang ingin diketahui oleh
peneliti.
lanjutan
3. Penentuan responden
Responden adalah pihak yang terlibat langsung
dalam peristiwa hukum, misalnya pihak-pihak
dalam perjanjian (kontrak), terlibat langsung
atau tidak langsung, misalnya ahli waris,
instansi terkait, pejabat pembuat akta, atau
anggota masyarakat luas.
Cara penentuan sampel ada beberapa macam
bergantung dari tipe penelitian hukum empiris
yang dilakukan oleh peneliti.
Penentuan sampel dapat dilakukan secara acak
(random) atau dapat juga secara ditunjuk sesuai
dengan tujuan yang bermanfaat (purposive
sampling).
Cara mengambil sebagian kecil dari populasi objek
penelitian disebut Teknik Sampling.
Penentuan besarnya sampel tdk ada ketentuan pasti.
Yang penting adalah: apakah populasi itu homogen atau
tidak.
 Probability Random Sampling
- Didasarkan pada keseluruhan populasi mempunyai
kesempatan yg sama
- Jumlah Populasi sudah diketahui, sebaiknya ditentukan
lebih dahulu jumlah sampel yang diperlukan
 Purposive Sampling
- Disesuaikan Dengan Tujuan Penelitian
- Pengumpulan data hanya terbatas pada sampel
purposive.
Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul kemudian
diolah. Pengolahan data umumnya dilakukan
dengan cara pemeriksaan, penandaan,
rekonstruksi, dari sistematisasi data. Apabila
data primer yang dikumpulkan itu berupa
data kuantitatif, pengolahan data
menggunakan tabulasi.
Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif.
Secara kuantitatif artinya menguraikan data dalam
bentuk angka dan tabel.
Secara kualitatif artinya menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtut,
logis, tidak tumpang tindih dan efektif, sehingga
memudahkan pemahaman dan interpretasi data.
Sampai pada
Pertemuan II/III

Anda mungkin juga menyukai