Dosen Pengampu :
Dr. H. Arif Jamaluddin Malik, M. Ag.
Disusun Oleh :
Briyan Maulana Abadi 05010120007
Abyati Faizah 05020120031
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penelitian Hukum Empiris”
dengan tepat pada waktunya.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Metodologi Penelitian Hukum dan untuk menambah pemahaman tentang Penelitian
Hukum Empiris. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Arif Jamaluddin
Malik, M.Ag yang merupakan dosen pengampu mata kuliah, tidak lupa teman teman prodi
Hukum Keluarga Islam kelas A, dan tidak terkecuali semua pihak yang telah berbagi ilmu
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran bagi
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
BAB III.................................................................................................................................... 17
PENUTUP............................................................................................................................... 17
Kesimpulan ......................................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam penelitian tersebut tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa saja, akan tetapi
penelitian dapat dilakukan oeh siapa saja yang ingin medapatkan jawaban atau menemukan
teori baru dari masalah yang sedang diteliti, akan tetapi yang selalu berkecimpung dengan
dunia penelitian yaitu akademisi, khususnya mahasiswa akhir yang memiliki kewajiban
sebagai syarat untuk mendapatkan gelar S1 nya dengan melakukan penelitian.
Dalam penelitian hukum terdapat dua macam penelitian yaitu penelitian normatif dan
penelitian empiris. Penelitian normatif atau sering juga disebut penelitian kepustakaan
sedangkan penelitian empiris sering juga disebut dengan penelitian lapangan.
Dalam dunia akedemisi penelitian merupakan kewajiban yang harus dilakukan. akan
tetapi terdapat permasalahan bagi peneliti pemula yang mana masih bingung di dalam
membedakan antara penelitian normatif dan empiris. Maka dari itu disini penulis akan
menjelaskan tentang penelitian empiris,yang itu dimulai dari pengertian sampai pada contoh
penelitian empiris dan juga akan memberi tips kepada peneliti yang akan melakukan penelitian
empiris,agar di dalam penelitiannya berjalan dengan lancar.
B.Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari penelitian hukum empiris ?
2) Apa saja karakteristik dari penelitian hukum empiris ?
3) Apa saja tujuan umum dari penelitian ?
4) Apa saja sumber data di dalam melakukan penelitian hukum empiris ?
5) Apa objek kajian dari penelitian hukum empiris ?
4
6) Pendekatan apa yang dilakukan dalam melakukan penelitian hukum empiris ?
7) Apa kelebihan dan kekurangan dalam penelitian hukum empiris ?
8) Bagaimana tips di dalam memilih penelitian hukum empiris ?
C.Tujuan Pembahasan
1) Untuk mengetahui pengertian dari penelitian hukum empiris
2) Untuk mengetahui karakteristik dari penelitian hukum empiris
3) Un tuk mengetahui tujuan umum dari penelitian
4) Untuk mengetahui sumber data di dalam melakukan penelitian hukum empiris
5) Untuk mengetahui objek kajian dari penelitian hukum empiris
6) Untuk mengetahui Pendekatan apa yang dilakukan dalam melakukan penelitian hukum
empiris
7) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam penelitian hukum empiris
8) Untuk mengetahui tips di dalam memilih penelitian hukum empiris
5
BAB II
PEMBAHASAN
Bagi Zainuddin Ali, "penelitian hukum empiris diarahkan untuk mempelajari fenomena
sosial dalam masyarakat yang tampak aspek hukumnya".3
Penelitian hukum empiris ini oleh Wignjosoebroto diistilahkan dengan penelitian hukum
non-doktrinal. penelitian hukum non-doktrinal adalah "penelitian yang tak hanya akan bincang
tentang hukum (undang-undang) sebagai preskripsi-preskripsi yang terekam sebagai dead
letters law, tapi juga sebagai kekuatan sosial-politik yang terstruktur di dalam organisasi
penegakannya, berikut proses-prosesnya di tengah konteks sosio kulturalnya. Ini adalah studi-
studi dengan penelitian tentang text in context.
Penelitian hukum empiris mangkaji hukum yang dikonsepkan sebagai perilaku nyata
(actual behavior), sebagai gelaja sosial yang sifatnya tidak tertulis, yang dialami setiap orang
dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, penelitian hukum empiris disebut juga
penelitian hukum sosiologis. Istilah penelitian hukum empiris diantaranya :
1
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani,Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan
Disertasi,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2014),hlm.21
2
Ibid,hlm.22
3
Zainudin Ali,Sosiologi Hukum,(Jakarta:Sinar Grafika,2007),hlm.13
4
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, (NTB: Mataram University Press, 2020), hlm. 80.
6
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian hukum empiris merupakan
penelitian hukum yang dimaksudkan untuk mengkaji dan menganalisis bekerjanya hukum di
dalam masyarakat, yang termanifestasi ke dalam perilaku hukum masyarakat.
Penelitian hukum empiris berupaya untuk melihat hukum dalam artian nyata dan
meneliti bagaimana perilaku hukum masyarakat dan bagaimana bekerjanya hukum di dalam
lingkungan masyarakat. Ada dua hal yang menjadi fokus kajian dalam definisi ini, yaitu:
1) subjek yang diteliti
Subjek yang diteliti dalam penelitian hukum empiris, yaitu perilaku hukum (legal
behavior), yaitu perilaku nyata dari individu atau masyarakat yang sesuai dengan apa
yang dianggap pantas oleh kaidah-kaidah hukum yang berlaku.
2) sumber data yang digunakan
Sementara itu sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu data. yang berasal
dari masyarakat atau orang-orang yang terkait secara langsung terhadap objek
penelitian.
7
Untuk kepentingan tersebut, maka di butuhkan adanya penetapan sampling, terutama
jika hendak meneliti perilaku hukum warga masyarakat.
4) Penelitian hukum empiris menggunakan kajian yang bersifat a posteriori dengan
pendekatan penalaran induksi untuk menjelaskan suatu gejala hukum.
5) Penelitian hukum empiris dalam situasi tertentu membutuhkan hipotesis, terutama
dalam penelitian yang bersifat korelatif yaitu mencari korelasi berbagai gejala umum
sebagai variabelnya. Bagaimana pun, kajian ilmu-ilmu sosial itu bersifat deskriptif.
6) Dari sudut kebenaran yang dituju, penelitian hukum empiris hendak menemukan
kebenaran korespondensi yaitu kesesuaian hipotesis atau asumsi yang dibangun dalam
suatu penelitian dengan fakta yang berupa data.5
Kemudian, hal lain yang harus ada di dalam penelitian hukum empiris ialah adanya lokasi
penelitian. Lokasi penelitian menunjuk pada tempat dilakukan penelitian.6
C. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian hukum empiris adalah untuk mengumpulkan data yang dapat
diukur dan dianalisis untuk menguji teori hukum atau menjawab pertanyaan hukum yang ada.
Dan juga penelitian hukum empiris memiliki tujuan untuk melihat hukum dalam artian nyata
mengamati bagaimana suatu sistem hukum ini bekerja di dalam praktiknya di lapangan.
Selain itu, terdapat 3 (tiga) tujuan umum penelitian yakni :
1) Tujuan Eksploratif, penelitian dilakukan untuk menemukan sesuatu (ilmu pengetahuan)
yang baru dalam suatu bidang tertentu. Ilmu yang didapat melalui penelitian betul-betul
baru dan belum pernah diketahui sebelumnya.
Seperti contoh : Suatu penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpinan efektif.
2) Tujuan Verikatif, merupakan tujuan daripada penelitian untuk menguji suatu kebenaran
dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh
digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau ilmu
pengetahuan tertentu.
Seperti contoh : Suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh
kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan seorang pemimpin daerah atau
pemimpin negeri ini.
5
Bachtiar, Metodologi Penelitian Hukum, (Tangerang: Universitas Pamulang, 2019), hlm. 65
6
Ibid, hlm. 66
8
3) Tujuan Pengembangan, penelitian dilakukan untuk mengembangkan sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau
memperdalam ilmu pengetahuan yang telah ada.
Seperti contoh : Penelitian tentang sistem penjaminan mutu (quality assurannce) dalam
lembaga penegakan hukum.7
D. Sumber Data
Dalam penelitian hukum, penelitian normatif sering disebut dengan penelitian
kepustakaan karena cenderung menggunakan dokumen sebagai bahan penelitian. Sedangkan
penelitian hukum empiris sering disebut penelitian lapangan karena cenderung menggunakan
data primer. Disini data merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam penelitian. Salah
satu alasan data ini dikatakan sangat penting ialah apabila tanpa adanya data maka penelitian
ini tidak bisa dikatakan sebagai penelitian.
Oleh karena itu, supaya penelitian dapat diselesaikan sesuai apa yang diharapkan, maka
data penelitian ini harus digali sedalam-dalamnya oleh peneliti, agar supaya penelitian tersebut
menjadi penelitian yang memiliki bobot keilmiahannya tinggi.
Berdasarkan sumbernya, penelitian ini dibedakan pada 3 sumber data :
1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh seorang peneliti langsung dari objeknya.Dan
bahan hukum yang mempunyai kekuatan yang mengikat sebagai landasan utama dalam
melakukan penelitian yang dilakukan .
Misalnya, dapat dilakukan dengan cara observasi dan wawancara
2) Data Sekunder, yaitu data-data yang erat hubungannya dengan data primer yang dapat
membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer.8
3) Data Tersier, yaitu bahan non hukum yang terdiri atas buku buku teks bukan hukum
yang terkait dengan penelitian.9
Kemudian,selain itu seorang peneliti dalam mengumpulkan data memiliki beberapa teknik
pengumpulan data. Antara lain :
1) Observasi/Pengamatan
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala
yang di teliti atau bisa juga dikatakan Observasi berarti mengumpulkan data langsung
7
Laurencius Arliman. Peran metodologi penelitian hukum di dalam perkembangan ilmu hukum di Indonesia.
sumatera law review jurnal kopertais, Vol. 1, No. 1, 2018. Hlm. 126
8
Roni Hanitijo Soemitro,Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri,(Jakarta:Ghalia Indonesia,1990),hlm.53
9
Petter Mahmud Marzuki,Penelitian Hukum,(Jakarta:Kencana,2005),hlm.169
9
dari lapangan. Hal ini akan membantu peneliti untuk mengetahui secara detail apa yang
menjadi objek penelitiannya.
2) Interview/Wawancara
Wawancara ialah teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi, yang tidak dapat diperoleh melalui observasi. Ini disebabkan oleh karena
peneliti tidak dapat mengobservasi seluruhnya. Tidak semua data dapat diperoleh
dengan observasi. Oleh karena itu, peneliti harus mengajukan pertanyaan kepada
partisipan.10
3) Dokumentasi
Dokumentasi ialah bertujuan untuk mencari-cari data mengenai hal atau variabel
berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, dokumen-dokumen, prasasti,
agenda, dsb.
10
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannyai, (Jakarta: Grasindo, 2010),
hlm. 12-116
10
Implementasi aturan hukum merupakan penelitian yang mengkaji dan menganalisis
tentang pelaksanaan atau penerapan hukum didalam masyarakat.
Misalnya, pada penelitian tentang penerapan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan. Di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 telah ditentukan syarat
sahnya perkawinan, yaitu menurut hukum agama masing-masing dan dicatat. Namun, dalam
kenyataan masih banyak pejabat yang tidak melakukan pencatatan perkawinan, seperti yang
terjadi pada kasus bupati Garut, Ajeng Fikri, yang telah melakukan perkawinan tanpa dilakukan
pencatat hukum yang dilakukan di KUA
4) Penelitian pengaruh aturan hukum terhadap masalah sosial
Pengaruh aturan hukum terhadap masalah sosial tertentu atau sebaliknya merupakan
penelitian yang itu mengkaji dan menganalisis tentang daya yang ada atau timbul sesuatu yang
itu ikut membentuk watak atau kepercayaan atau perbuatan dari masyarakat, sehingga dengan
adanya aturan hukum itu mereka tidak lagi melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
ketentuan hukum yang ada.
Misalnya: pengaruh UU No. 23 Tahun 2004 tentang PKDRT. Keberadaan UU ini
dimaksudkan untuk mengurangi serta mencegah KDRT. Apakah dengan adanya UU PKDRT
ini kasus KDRT bisa menurun atau justru malah bertambah naik.
5) Penelitian pengaruh masalah sosial terhadap aturan hukum
Pengaruh masalah sosial terhadap aturan hukum merupakan penelitian yang mengkaji
atau menganalisis tentang adanya pengaruh masalah masyarakat terhadap aturan hukum.
Misalnya, meneliti tentang keberadaan masyarakat hukum adat yang berada di wilayah
pertambangan PT Newmont Nusa Tenggara. Masyarakat hukum adat tersebut, meminta kepada
Pemerintahan Kabupaten Sumbawa supaya mereka dapat diakui keberadaan sebagai
masyarakat hukum adat, yang dituangkan dalam Peraturan Daerah. Namun, Pemerintah
Kabupaten Sumbawa belum memberikan tanggapan terhadap permintaan masyarakat adat
tersebut, karena belum dilakukan. penelitian secara holistik tentang keberadaan masyarakat
hukum adat tersebut.
F. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah metode atau cara di dalam mengadakan suatu penelitian.
Dalam penelitian hukum empiris, terdapat 3 (tiga) pendekatan,dimana peneliti dapat
menggunakan lebih dari satu pendekatan. Ketiga pendekatan tersebut yaitu sebagai berikut:11
11
Bachtiar, Metodologi Penelitian Hukum, (Tangerang: Universitas Pamulang, 2019), hlm.90-91
11
1) Pendekatan Sosiologi Hukum
Pendekatan sosiologi hukum merupakan pendekatan yang hendak mengkaji hukum
dalam konteks sosial. Hasil yang diinginkan adalah menjelaskan,menghubungkan, menguji dan
juga mengkritik bekerjanya hukum formal dalam masyarakat Bagaimana pun hukum selalu
berhubungan dengan individu dan juga masyarakat,12 sehingga bekerjanya hukum itu tidak
lepas dari realita sosial yang terjadi.
Misalnya kajian sosiologi hukum terhadap efektivitas perlindungan anak melalui media
pendidikan dalam keluarga.
2) Pendekatan Antropologi Hukum
Pendekatan antropologi hukum merupakan pendekatan yang mengkaji cara-cara
penyelesaian sengketa, baik dalam masyarakat modern maupun masyarakat tradisional.
Misalnya pada poligami suku Karo, studi antropologis hukum tentang perubahan
perkawinan poligami ke perkawinan monogami di Desa Sukanalu Kecamatan Barus Jahe
Kabupaten Karo.
3) Pendekatan Psikologi Hukum
Pendekatan psikologi hukum merupakan pendekatan didalam melakukan penelitian
hukum empiris, dimana dilihat pada kejiwaan manusia. Kejiwaan manusia tentu menyangkut
tentang kepatuhan dan kesadaran masyarakat tentang hukum. yang dikaji disini, yaitu dengan
faktor-faktor penyebab masyarakat melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
Misalnya dampak yang terdapat pada psikologis terhadap wanita yang menikah di usia
belia yang itu belum cukup umur.
12
Umar Sholahudin, Pendekatan Sosiologi Hukum dalam Memahami Konflik Agraria,Jurnal
Dimensi,Vol.10,2017,hlm.52
13
Soerjono Soekanto,Sri Mamudji,Penelitian Hukum Normatif,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada:1989),hlm.12
12
yang terjadi dalam kehidupan sosial yang baru maupun untuk mengembangkan penelitian yang
sudah ada.14
Kelebihan lain yang dimiliki oleh penelitian hukum empiris yakni:
penelitiannya berguna untuk informasi penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial
karena menerangkan pada variabel-variabel penting dan merupakan sumber hipotesis untuk
melakukan penelitian yang lebih jauh.
Sedangkan kekurangan di dalam penelitian empiris yakni:
membutuhkan dana yang lebih besar dari penelitian hukum normatif dan juga karena pada
penelitian hukum empiris fokusnya terbatas pada suatu kasus tertentu sehingga data untuk
dijadikan bahan penelitian juga sangat terbatas dan juga sangat kurang.15
14
Otje Salman dan F.Susanto,Teori Hukum,Mengingat,Mengumpulkan dan Membuka Kembali,(Bandung:Refika
Aditama,2005),hlm.46
15
Sumadi Suryabrata,Metodologi Penelitian,(Jakarta:PT Rajawali,2000),hlm.24
13
tema penelitian yang diambil dan kemampuan seorang peneliti. Singkatnya, waktu penelitian
dalam hukum empiris harus betul-betul direncanakan dalam setiap tahapan prosesnya.
3) Penguasaan Peneliti Terhadap Teori-Teori Sosial.
Karena di dalam penelitian hukum empiris itu merupakan penelitian yang berhubungan
dengan sosial, sehingga penguasaan terori-teori sosial sangat diperlukan untuk menunjang
terlaksananya metode hukum empiris ini.16
4) Contoh Penelitian Hukum Empiris
a) Penelitian yang dilakukan oleh Amira Fatkhu Zulfa Dina. Seorang mahasiswa Jurusan
Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah IAIN Ponorogo. Dalam skripsinya yang
berjudul "Analisis Sosiologis Hukum Terhadap Larangan Perkawinan Mbarep Telu Di
Desa Mojopurno Kecamatan wungu Kabupaten Madiun". Ia menggunakan metode
penelitian hukum ampiris yang pada penelitiannya menggunakan teori-teori sosial
yakni teori fungsionalisme struktural yang merupakan bagian dari hukum sosiologi.
1) Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari observasi dan wawancara kepada
pihak-pihak yang dianggap memahami fenomena larangan perkawinan mbarep telu dan
juga dengan menggunakan dokumen, dan buku-buku yang berkaitan dengan topik
penelitian.
2) Objek Kajian
Objek kajian dalam penelitian ini yaitu larangan perkawinan mbarep telu di Desa
Mojopurno Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun dengan melakukan pengamatan
langsung pada tempat objek kajian kemudian dibandingkan dengan data hasil
wawancara, buku-buku yang berkaitan dengan topik pembahasan atau informasi dari
informan lain.
3) Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pandangan sosiologi hukum terhadap
tradisi larangan perkawinan mharep telu di Desa Mojopurno Kecamatan Wungu
Kabupaten Madiun dan menjelaskan juga tentang pola penyelesaian terhadap tradisi
tersebut dengan tinjauan sosiologi hukum.
4) Manfaat Penelitian
Empiris,(Depok:Kencana,2018),hlm.154-155
14
Untuk memberikan tambahan wawasan keilmuan di bidang hukum terutama
mengenai tradisi perkawinan di Indonesia mengenai adanya fenomena larangan
perkawinan mbarep telu bagi penulis bahkan bagi masyarakat lainnya.17
b) Penelitian yang dilakukan oleh Putri Alviani Ade Umami. Scorang mahasiswa Jurusan
Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah IAIN Ponorogo. Dalam skripsinya yang
berjudul "Analisis Sosiologis Terhadap Dampak Perkawinan Akibat Dispensasi Kawin
Karena Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Di Kabupaten Madiun)". Ia menggunakan
metode penelitian hukum empiris yang pada penelitiannya menggunakan teori konsep
sosiologis keluarga.
1) Sumber Data
Sumber data penelitian ini diperoleh dari wawancara terhadap 6 pasangan suami
istri yang menikah akibat dispensasi kawin yakni 4 permohonan dari tahun 2017, 1
pemohon dari tahun 2016 dan 1 pemohon dari tahun 2015. Dan juga menggunakan
sumber data pelengkap berupa infroman tambahan dari keluarga pasangan suami istri
ataupun dokumen penetapan Pengadilan agama Kabupaten Madiun tentang perkara
dispensasi kawin tersebut.
2) Objek Kajian
Objek kajian dalam penelitian ini yakni tentang dampak dari perkawinan akibat
dispensasi kawin karena hamil diluar nikah terhadap status bayi yang dikandung, aspek
sosial dari terjadinya perkawinan tersebut dan keharmonisan rumah tangga dalam
menjalani kehidupan rumah tangganya.
3) Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemahaman keluarga pemohon
dispensasi perkawinan dalam mempersiapkan kehidupan berumah tangga serta
menganalisis dampak dalam keluarga ketika perkawinan terebut akibat dari dispensai
kawin.
4) Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini untuk memberikan wawasan bagi masyarakat islam dalam
menyelesaikan permasalahan hidup bagi keluarga akibat perkawinan dispensasi kawin
dalam hidup bermasyarakat. Dan juga memberikan pemahaman untuk keluarga
Amira Fatkhu Zulfa Dina,Larangan Perkawinan Mbarep Telu di Mojopurno Kecamatan Wungu Kabupaten
17
Madiun,(Skripsi-IAIN Ponorogo,2019)
15
pemohon dispensasi kawin dalam mempersiapkan kehidupan berumah tangga dan juga
dampak yang diperoleh di dalam keluarganya.18
18
Putri Alviani Ade Umami,Analisis Sosiologis Terhadap Dampak Perkawinan Akibat Dispensasi Kawin di
Luar Nikah(Studi kasus di kabupaten Madiun),(Skripsi-IAIN Ponorogo,2018)
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1) Penelitian hukum empiris merupakan penelitian hukum yang dimaksudkan untuk
mengkaji dan menganalisis tentang hukum di dalam masyarakat, yang terjadi pada
perilaku hukum di masyarakat.
2) Dalam penelitian hukum empiris terdapat beberapa karakteristik.yakni antara lain :
a) fokus penelitian hukum empiris adalah perilaku hukum dari individu atau masyarakat
hukum
b) sumber data utamanya adalah data primer yang diperoleh melalui studi lapangan
c) teknik pengumpulan data dalam penelitian hukum empiris dilakukan melalui
pengamatan (observasi) dan wawancara (interview)
d) menggunakan kajian yang bersifat a posterior
e) membutuhkan hipotesis dan
f) menemukan kebenaran korespendensi.
3) Tujuan umum dari penelitian hukum empiris yakni tujuan eksploratif, tujuan verifikatif
dan tujuan pengembangan
4) Sumber data dari penelitian hukum empiris ada tiga yaitu sumber data primer, sumber
data sekunder dan sumber data tersier
5) Objek kajian dari penelitian hukum empiris ada 5 yakni:
a) Penelitian efektivitas Hukum
b) Penelitian kepatuhan terhadap hukum
c) Penelitian implementasi aturan hukum
d) Penelitian pengaruh aturan hukum terhadap masalah sosial, dan
e) Penelitian pengaruh masalah sosial terhadap aturan hukum.
6) Dalam penelitian hukum empiris terdapat pendekatan penelitian antara lain yaitu
pendekatan sosiologi hukum, antropologi hukum, dan psikologi hukum.
7) Kelebihan penelitian hukum empiris yakni penelitiannya berguna untuk informasi
penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial sedangkan kekurangan dari
penelitian hukum empiris yakni fokusnya hanya terbatas pada suatu kasus tertentu
sehingga data untuk dijadikan penelitian juga terbatas dan kurang.
8) Dalam makalah ini kami menyajikan sedikit tips tentang bagi peneliti yang memilih
untuk melakukan penelitian hukum secara empiris yang itu dimulai dari:
17
a) kemampuan peneliti
b) waktu penelitian dan
c) penguasaan peneliti terhadap teori-teori sosial.
18
DAFTAR PUSTAKA
Dina. Amira Fatkhu Zulfa. 2019. "Larangan Perkawinan Mbarep Telu Di Desa
Mojopurno Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun", Skripsi - IAIN Ponorogo
Ependi, Jonaedi dan Johny Ibrahim. 2018. metode penelitian hukum normative dan
empiris.Depok : Kencana.
HS. Salim dan Erlies Septiana Nurbani. 2014. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian
Tesis dan Disertasi, Jakarta: RajaGirafindo Persada.
Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kecana. Salman, Otje dan F.
Susanto, 2005, Teori Hukum, Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali, Bandung:
Refika Aditama.
Sockanto, Soerjono. Sri Mamudji, 1989, Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Soemitro, Roni Hanitijo. 1990. Metode penelitian hukum dan jurimetri. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sonata, Depri Liber.2014. Metode penelitian hukum normatif dan empiris; karakteristik
khs dari metode meneliti hukum, jurnal hukum volume 8 no.1.
19
Umami, Putri Aliviani Ade. 2018. "Analisis Sosiologis Terhadap Dampak Perkawinan
Akibat Dispensasi Kawin Hamil di Luar Nikah (Studi Kasus di Kabupaten Madiun)". Skripsi-
IAIN Ponorogo.
20