Disusun Oleh :
FAKULTAS SYARIAH
2023
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dan sebagai
catatan pribadi penulis atas suatu pemaparan yang telah disampaikan oleh
muallim dengan harapan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman, baik bagi penulis maupun pembaca. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada Bapak Dr. H. Miftahul Huda, S. HI., M.H. selaku dosen
pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian Hukum.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Aamiin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Rumusan Masalah..................................................................................................3
B. Tujuan....................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Hukum Adat...........................................................................................................4
1. Pengertian Hukum Adat.....................................................................................4
2. Pengertian Hukum Adat Menurut Para Ahli.......................................................4
B. Subjek dan Objek Penelitian Hukum Adat.............................................................5
C. Teori Hukum Adat.................................................................................................9
1. Teori Receptio in complexu...............................................................................9
2. Teori Receptie..................................................................................................11
3. Teori Receptio a Contrario...............................................................................12
D. Pendekatan Hukum Adat......................................................................................14
1. Pendekatan Sosiologi Hukum...........................................................................14
2. Pendekatan Antropologi Hukum......................................................................16
BAB III............................................................................................................................19
PENUTUP.......................................................................................................................19
A. Kesimpulan..........................................................................................................19
B. Saran....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum adat sebagai salah satu bentuk hukum yang masih eksis/ada
serta sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat hukum adat di
Indonesia sampai dengan saat ini.1 Melihat betapa eksisnya hukum ini dari
masa ke masa tentu ada banyak permasalahan ataupun fenomena yang bisa
diteliti ,baik pernah maupun belum pernah diteliti. Jadi walaupun sudah
pernah diteliti, seorang peneliti tetap sah-sah saja menelitinya kembali untuk
kemudian hasilnya bisa dibandingkan atau sebagai wujud pengembangan
ilmu pengetahuan. Dengan demikian perlu bagi peneliti untuk mengetahui
subjek dan objek kajian hukum adat, supaya pengalaman inderanya semakin
bertambah, sehingga ini menciptakan inspirasi-inspirasi untuk menentukan
objek penelitiannya.
Oleh karena itu melakukan penelitian terhadap perilaku manusia yang
kaitannya dengan hukum adat dipandang sebagai kajian yang penting, sebab
selalu relevan dalam berbagai kurun waktu untuk diidentifikasi, dijadikan
bahan pembelajaran atau referensi bagi kajian ilmu lain. Contohnya ialah
keterkaitan hukum adat dengan ilmu hukum positif yang sama-sama berjalan
beriringan sebagai tata aturan yang menertibkan kehidupan masyarakat,
keterkaitan hukum adat dengan ilmu antropologi yang biasanya penelitian
hukum adat dilakukan dengan pendekatan ini. Pendekatan ini sangat sesuai
untuk meneliti hukum adat yang ruang lingkupnya adalah masyarakat adat,
badan hukum adat serta berbagai tradisi dan aturan adat.2
Jadi adat ialah kebiasaan masyarakat hasil dari tiru meniru dalam hal
yang baik. Oleh masayarakat, adat itu dijadikan sebagai alat yang seharusnya
berlaku bagi semua anggota masyarakat sehingga adat itu diterima, diakui dan
1
Zaka Firma Aditya, “Romantisme Hukum Adat dan Hukum Islam di Indonesia,” Jurnal Rechts
Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional 8, no. 1(2019), 37
2
Nabilah Apriani dan Nur Shofa Hanafiah, “Telaah Eksistensi Hukum Adat pada Hukum Positif
Indonesia dalam Perspektif Aliran Sociological Jurisprudence,” Jurnal Hukum Lex Generalis 3,
no. 3(2022): 37
1
2
3
Kasmawati Aprilianti, Hukum Adat Di Indonesia, ed. oleh M Fakih, Bandarlampung: Pusaka
Media, (2022).
4
Yulia, “Adat dan Hukum Adat,” Lhokseumawe: UNMAL Press, (2016)
5
Andi Ariani Hidayat dan Qadriani Arifuddin, “Implementasi Hukum Islam dalam Masyarakat
Indonesia (Pendekatan Sosiologi Hukum),” Bustanul Fuqaha: Jurnal Bidang Hukum Islam 1, no.
4(2020): 59
3
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum adat, subjek dan objek peneliltian hukum adat,
dan teori dari penelitian hukum adat?
2. Apa saja pendekatan dari penelitian hukum adat?
B. Tujuan
1. Untuk mengertahui pengertian hukum adat, subjek dan objek
peneliltian hukum adat, dan teori dari penelitian hukum adat.
2. Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan dalam penelitian
hukum adat.
6
Aktor Pimadona dan Mulati, “Keabsahan Perkawinan Sedarah Masyarakat Adat Toba Menurut
Hukum Adat,” Jurnal Hukum Adigama 2, no. 1 (2019): 201
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Adat
7
Fatahuddin Aziz, “Ciri Hukum Adat dan Karakterisstiknya,” Al-Maasid, No. 2(2018): 1
4
5
8
Mahdi Syahbandir, "Kedudukan Hukum Adat Dalam Sistem Hukum,” Kanun, no. 50(2010): 4
9
Dedi Sumanto, "Hukum Adat Diindinesia Perspektif Sosiologi dan Antropologi," (2018): 5
10
Sari, Iftit Novita, Laila Puji Lestari, Dedy Wijaya Kusuma, Siti Mafulah, Diah Puji Nali Brata,
Jauhara Dian Nurul Iffah, Asri Widiatsih, “Metode Penelitian Kualitatif,” (2022): 120
6
melakukan tindakan apabila ada rangsangan atau stimulus dari luar individu
tersebut.11
1. Masyarakat Hukum Adat Sebagai Subjek Hukum
Dalam hal ini subjek hukumnya adalah masyarakat hukum adat. 12
Masyarakat hukum adat sebagai subjek hukum juga sebagai badan hukum
yang bersifat “Gemeenschaap” yakni persekutuan hukum yang terbentuk
secara alamiah karena perkembangan serta perubahan sosial, ekonomi dan
politik. Sehingga bukanlah “verenigingen” yang terbentuk dengan sengaja
untuk kepentingan-kepentingan ekonomi anggota-anggotanya.13 Sebagai
badan hukum, masyarakat hukum adat mempunyai hak-hak (kewenangan)
yang bersifat publik. Masyarakat hukum adat dipandang sebagai subjek
hukum yang istimewa karena membawa karakter sebagai badan hukum
privat di salah satu sisinya, juga sekaligus sebagai badan hukum publik di
sisi lain. Sebagai badan hukum privat, masyarakat hukum adat
dimungkinkan untuk berbuat sesuatu di dunia hukum keperdataan.
Misalnya menggugat dan digugat, memiliki hak atas tanah dan harta
kekayaan lainnya, serta membuat dan melaksanakan perjanjian.
Sedangkan sebagai badan hukum publik, masyarakat hukum adat berhak
dan ada wewenang untuk melakukan tindakan di dunia hukum publik
seperti mengatur ketertiban, membuat serta menegakkan hukum
(berdasarkan asas personalitas dan asas teritorial), serta memiliki
kedaulatan atas wilayah sebagaimana konsep hak pertanahan adat/hak
ulayat.
2. Badan Hukum Sebagai Subjek Hukum Adat
Dalam hukum adat, pengakuan hukum masyarakat hukum adat
sebagai badan hukum publik dikaitkan dengan Pasal 18 UUD 1945. Telah
termaktub pada pasal 18 UUD 1945 sebelum perubahan, jelas
11
Muhammad Syahrum, S. T., "Pengantar Metodologi Penelitian Hukum: Kajian Penelitian
Normatif, Empiris, Penulisan Proposal, Laporan Skripsi dan Tesis," (2022): 52
12
Takwim Azami, “Dinamika Perkembangan dan Tantangan Implementasi Hukum Adat Di
Indonesia,” Qistie 15, no. 1(2022): 42
13
Itok Dwi Kurniawan, Fajar Nurrochman, dan Khoriatun Janah, “Rencana Undang-Undang
Hukum Adat” 12, no. 1(2022): 22
7
19
Taufiq Kurniawan, Febria Syifa’unnufus, dan Remanda Nadia Tamara, “Tinjauan Hukum
Pidana terhadap Adat Merariq di Masyarakat Lombok Tengah,” (2023): 34
20
Sajuti Thalib, “Receptie A Contrario,” (1985): 76
21
Syahrizal, “Teori Dalam Sejarah Hukum Di Indonesia,” (1996): 104
10
22
Ali Hasjmy, “Adat Aceh Dalam Sejarah,” (1982): 112
23
Sosroatmojo and Aulawi, “Hukum Perkawinan Di Indonesia,” (2000): 46
11
2. Teori Receptie
Teori Receptie merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa
hukum Islam hanya bisa diperlakukan untuk orang Indonesia bila ia telah
di terima oleh hukum adat, Teori dipelopori oleh Christian Snouck
Hurgronje dan Cornelis van Volenhoven pada tahun 1857-1936. Teori
berawal karena kecurigaan-kecurigaan serta kritikan para pejabat
Belanda. Kritikan ini ditujukan terhadap peraturan-peraturan yang telah
dikeluarkan berkaitan dengan kebijaksanaan terhadap orang Islam.
Adapun tokoh yang mengkritik keberadaan hukum Islam ini yaitu
Christian Snouck Hurgronje dan Cornelis van Volenhoven. Kritikan
tersebut dikembangkan oleh B.ter Haar. Kritikan tersebut sebenarnya
bermula dari adanya perubahan pola pikir pembuat kebijakan dan
penentu policy hukum penjajahan Belanda, Terutama mengenai hukum
perdata atau keluarga di daerah jajahan Hindia Belanda.24
Snouck Hurgronje adalah penasehat pemerintah Hindia Belanda
dalam permasalah Islam dan anak Negeri. Ia diangkat sebagai penasehat
Kolonial pada tahun 1898. Tujuan Snouck Hurgronje memberlakukan
teori ini agar orang-orang pribumi jangan sampai kuat memegang ajaran
Islam dan hukum Islam. Jika mereka berpegang terhadap ajaran dan
hukum Islam, dikhawatirkan mereka akan sulit menerima dan
dipengaruhi dengan mudah oleh budaya barat. Snouck Hurgronje juga
khawatir adanya pengaruh Pan Islamisme di Indonesia yang dipelopori
oleh Jamaluddin Afgani, Muhammad Abduh dan lainnya. Teori ini
bertentangan dengan teori Reception In Complexu. Menurut teori
Receptie, Hukum Islam tidak secara otomatis berlaku bagi orang Islam.
Hukum Islam berlaku bagi orang Islam jika sudah diterima atau diresepsi
oleh hukum adat mereka. Oleh karena itu, hukum adatlah yang
menentukan berlaku tidaknya hukum Islam. Adapun tiga nasehat yang di
buat Snouck Hurgronje terhadap pemberlakuan teori ini yaitu:
24
Syahrizal, “Teori Dalam Sejarah Hukum Di Indonesia,” (1996): 107
12
25
Suminto A, “Politik Hindia Belanda,” LP3ES, (1998): 235
26
Haizairin, “Hukum Kekeluargaan Nasional,” Bina Aksara, (1976): 87
27
Syahrizal, “Teori Dalam Sejarah Hukum Di Indonesia,” (1996): 110
13
28
Thalib S, “Receptie A Contrario,” Bina Kasara, (1999): 214
29
Hartono Mardjono, Menegakkan Syariat Islam Dalam Konteks Keindonesiaan, Mizan, (1997):
94.
14
lembaga yang bekerja untuk dan dalam masyarakat. Dalam hal ini menurut
Satjipto Rahardjo, minat kita terutama tertarik kepada dua hal yaitu.30
1) Proses hukum tidak dilihat sebagai suatu peristiwa yang mengalami
suatu insulasi, melainkan kita lihat sebagai proses terwujudnya tujuan-
tujuan sosial yang lebih besar.
2) Tempat hukum di dalam masyarakat yaitu fungsi apakah yang
dijalankan oleh hukum. Hal ini tentu memerlukan adanya peralihan
dan perubahan pandangan ke arah yang lebih mendekati ilmu-ilmu
sosial.
30
Yoyok Hendarso, “Pengertian Sosiologi Hukum dan Tempatnya dalam Sosiologi dan Ilmu
Hukum” Tangerang: UniversitasTerbuka, (2019): 24
31
Umar Sholahudin, “Pendekatan sosiologi hukum dalam memahami konflik agraria,” Dimensi-
Journal of Sociology 10, (2017): 50 - 51
32
Sholahudin, "Pendekatan sosiologi hukum dalam memahami konflik agraria," Dimensi-Journal
of Sociology 10, (2017): 50
15
33
Sholahudin, "Pendekatan sosiologi hukum dalam memahami konflik agraria", Dimensi-Journal
of Sociology 10, (2017): 51
34
Sholahudin, "Pendekatan sosiologi hukum dalam memahami konflik agraria", Dimensi-Journal
of Sociology 10, (2017): 51
16
Berikut ini metode yang dapat digunakan dalam penelitian dengan menggunakan
pendekatan antropologi terhadap hukum adat:36
a) Metode Historis
yaitu mempelajari manusia melalui sejarah. Kebiasaan yang ada
dalam masyarakat menjadi adat, kemudian menjadi hukum adat, hukum
adat dipertahankan oleh penguasa dan kemudian menjadi hukum negara.
Metode Historis mempelajari perilaku manusia dan budaya hukumnya
dengan kacamata sejarah. Perkembangan karakteristik budaya merupakan
35
Gilang Ikhsan Fathir, “Antropologi hukum dalam pandangan hukum adat,” Universitas Ekasakti,
(2023)
36
Fathir, "Antropologi hukum dalam pandangan hukum adat," Universitas Ekasakti, (2023)
17
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hukum adat merupakan hukum asli Bangsa Indonesia yang bersumber
dari aturan-aturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang serta
dipertahankan oleh masyarakat. Menurut pendapat Kusumadi
Pudjosewojo, pengertian hukum adat adalah keseluruhan aturan hukum
yang tidak tertulis Hukum yang tidak tertulis berarti hukum yang tidak
dibentuk oleh badan legislatif. Subjek penelitian dapat diartikan sebagai
setiap individu yang akan diteliti. Hal ini juga merujuk pada perilaku
individu tersebut. Menurut Sugiyono, Menyatakan bahwa didalam hukum
adat terdapat tiga teori yakini, Teori Receptio In Complexu, Teori
Receptie, Dan teori Receptio In Contrario.
2. Asumsi dasar dari pendekatan sosiologi hukum adalah bahwa hukum dan
masyarakat tidak bisa dilepaskan satu sama lain, sebagaimana yang
dinyatakan filosof Romawi Cicero, Ubi Ius Ibi Societas, dimana ada
hukum di situ ada masyarakat, atau sering kita sebut sebagai law in society
(hukum dalam masyarakat). Pendekatan ntropologi hukum yakni pada
dasarnya mempelajari hubungan timbal-balik antara hukum dengan
fenomena-fenomena sosial secara empiris dalam kehidupan masyarakat,
mempelajari tentang bagaimana hukum berfungsi dalam kehidupan
masyarakat.
B. Saran
Demikian pemaparan materi yang kami susun. semoga dapat
memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah kami.
19
DAFTAR PUSTAKA
Andi Ariani Hidayat, dan Qadriani Arifuddin. “Implementasi Hukum Islam dalam
Masyarakat Indonesia (Pendekatan Sosiologi Hukum).” Bustanul Fuqaha:
Jurnal Bidang Hukum Islam 1, no. 4 (2020): 725–39
Apriani, Nabilah, dan Nur Shofa Hanafiah. “Telaah Eksistensi Hukum Adat pada
Hukum Positif Indonesia dalam Perspektif Aliran Sociological
Jurisprudence.” Jurnal Hukum Lex Generalis 3, no. 3 (2022): 231–46
Azami, Takwim. “Dinamika Perkembangan Dan Tantangan Implementasi Hukum
Adat Di Indonesia.” Qistie 15, no. 1 (2022): 42
Aziz, Fatahuddin. “Ciri Hukum Adat dan Karakterisstiknya,” Al-Maasid, No.
2(2018): 1
20
Kurniawan, Itok Dwi, Fajar Nurrochman, dan Khoriatun Janah. “Rencana
Undang-Undang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat
Program Legislasi Nasional” 12, no. 1 (2022)
Kurniawan, Taufiq, Febria Syifa’unnufus, dan Remanda Nadia Tamara. “Tinjauan
Hukum Pidana terhadap Adat Merariq di Masyarakat Lombok Tengah,”
(2023)
Mardjono, Hartono. "Menegakkan Syariat Islam Dalam Konteks Keindonesiaan,"
Mizan, (1997): 94.
Sari, Ifit Novita, Lilla Puji Lestari, Dedy Wijaya Kusuma, Siti Mafulah, Diah Puji
Nali Brata, Jauhara Dian Nurul Iffah, Asri Widiatsih. Metode Penelitian
Kualitatif. UNISMA PRESS, (2022)
Sholahudin, Umar. “Pendekatan sosiologi hukum dalam memahami konflik
agraria.” Dimensi-Journal of Sociology 10, no. 2, (2017)
Sosroatmojo dan Aulawi. “Hukum Perkawinan Di Indonesia,” (2000): 46
21
Sumanto, Hukum Adat di Inonesia Perspektif Sosiologi, (2018)
Syahbandir, Kedudukan Hukum Adat dalam Sistem Hukum, (2010)
Syahrizal. “Teori Dalam Sejarah Hukum Di Indonesia,” (1996): 104
Yahya, M Daud, Aeni Zazimatul Faizah, dan Isnaini Soliqah. “Akulturasi Budaya
pada Tradisi Wetonan dalam Perspektif Islam” 1, no. 1 (2022)
Yulia, “Adat dan Hukum Adat,” Lhokseumawe: UNMAL Press, (2016)
22
23