Dosen Pengampu :
Dr. Herry F., SKM., SH., MH.Kes
Oleh :
Rafa Zhafirah Amaani
NPM : 178040014
Daftar isi…………………………………………………………………………………………..i
BAB 1 Pendahuluan……………………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
B. Identifkasi Masalah………………………………………………………………..4
C. Metodologi Penelitian.….…………………………………………………………4
BAB II Landasan Yuridis dan Landasan Teori………………………...…………………………5
A. Landasan Yuridis………………………………………………………………….5
B. Landasan Teoritis………………………………………………………………...12
BAB III Pembahasan…………………………………………………………………………….13
BAB III Penutup……………………………………………………………………………........17
A. Kesimpulan………………………………………………………………………17
B. Saran dan Rekomendasi………………………………………………………….18
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..………..19
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak fundamental yang dimilki oleh setiap manusia. Hal ini
sesuai dengan ideologi Pancasila sebagaimana yang tercantum pada sila kedua “
kemanusiaan yang adil dan beradab” dan sila kelima “Keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia” dan sila kelima yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
lingkungan juga tercantum dalam landasan konstitusional UUD 1945 pada pasal 28a,
28 h, dan 34 (3) yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk sehata dan berada
untuk sehat dan tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan lingkungan yang
sehat. Hal ini juga sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 ytentang
Lingkungan yang sehat dapat tercipta apabila manusia bisa berada di lingkungan
yang bebas dari segala jenis sumber ancaman penyakit dan vector penyebab penyakit,
serta terbebas dari wabah. Di Indonesia sendiri perturan tentang wabah diatur dalam
Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular. Wabah yang
sampai saat ini masih menjangkiti masyarakat Indonesia adalah Demam Berdarah
1
2
Provinisi Sebagai Daerah Otonom, dalam hal ini di bidang kesehatan yang menjadi
Nomor 1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah masalah serius pada bidang
terjangkit penyakit DBD, sebab baik virus penyebab maupun nyamuk vektor
Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan
kebersihan lingkungan & sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam
dinilai tidak melakukan upaya dengan optimal untuk mencegah dan menanggulangi
DBD. Pemerintah baru berusaha dengan optimal ketika DBD telah mewabah.
3
Pada kasus DBD ini, telah terjadi pembiaran oleh pemerintah sehingga terjadi
kerugian yang sangat besar. Pemeritah saat ini sering menyataka bahwa DBD adalah
Kejadian Luar Biasa (KLB). Namun, KLB seharusnya tidak menjadi kejadian yang
terjadi saat ini adalah wabah, maka berlaku UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular.
termasuk pejabat pemerintah. Pasal 14 ayat (2) UU itu menyatakan bahwa barang
wabah sebagaimana diatur dalam UU ini, diancam dengan pidana kurungan selama-
DBD bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah rutin terjadi di Indonesia dan
sudah ditemukan sejak tahun 60-an. Pemerintah tidak melakukan kegiatan preventif
Saat ini, karena pemerintah ingin menurunkan angka kematian, maka setiap pasien
yang menderita penyakit panas dirawat di Rumah Sakit. "Sehingga nanti jumlah yang
dirawat banyak, tapi yang meninggal sedikit, sehingga nanti case fatalita rate-nya
menjadi turun.
1
Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
4
B. Identifikasi Masalah
Indonesia?
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah yuridis normatif. Menurut
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar
berlaku di Indonesia.
2
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan SIngkat), Rajawali Pers, Jakarta,
2001.
BAB II
A. Landasan Yuridis
Kesehatan merupakan hak setiap orang. Setiap orang berhak untuk bebas dari
penyakit termasuk demam berdarah. Hal ini sesuai dengan ideologi Pancasila sebagaimana
yang tercantum pada sila kedua “ kemanusiaan yang adil dan beradab” dan sila kelima
“Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”. Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti
seluruh masyarakat harus mendapatkan kesempatan yang sama dalam mendapatkan hak-
haknya sebagai manusia dengan sifat manusiawinya. Sila kelima yaitu “Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna bahwa seluruh masyarakat Indonesia
harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi pribadi yang mempunyai akses
terhadap semua sektor pembangunan (sosial, ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan lain
Pasal 28 a bahwa “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya.”. Dalam Pasal 28 h. (1). tertulis “Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.” Selain itu pada Pasal 34 (3) tertulis
3
Undang-Undang Dasar 1945
4
5
“Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
Kesehatan lingkugan dan hak untuk sehat juga diatur dalam Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan4 dalam Pasal 4 tertulis “Setiap orang berhak
atas kesehatan.”. Pasal 6 tertulis “Setiap oarang berhak mendapatkan lingkungan yang
sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. Pasal 10 tertulis “Setiap orang berkewajiban
menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik,
biologi, maupun sosial.” Kewajiban berperilaku hidup sehat dinyatakan dalam Pasal 11
atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi
Kesehatan lingkungan dan upaya kesehatannya diatur dalam Pasal 162 tertulis
sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.” Kesehatan lingkungn juga diatur dalam Pasal
lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.
4
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6
kesehatan
A. Limbah cair ;
B. Limbah padat ;
C. Limbah gas ;
pemerintah;
Hak atas kesehatan dan lingkungan juga diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup5 pada Pasal 65
yang tertulis “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai
bagian dari hak asasi manusia.” Selain itu dalam Pasal 66 menyatakan bahwa “Setiap
5
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
7
orang yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat
virus dengue dan nyamuk Aedes aegepty berperan sebagai vektornya. Kejadian demam
berdarah dengue di Indonesia daoat disebut dengan wabah dan diatur dalam Undang-
Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular6 . Pengertian wabah
tercantum dalam Pasal 1 tertulis “Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah
adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu
rugi sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 8 yaitu (1) Kepada mereka yang mengalami
kerugian harta benda yang diakibatkan oleh upaya penanggulangan wabah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dapat diberikan ganti rugi. (2) Pelaksanaan pemberian
ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
diabaikan dan terjadi kealpaan maka dapat dikenakan denda dan kurungan pidana
6
Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
8
sebagaimana yang tercantum dalam pasal 14 dan 15 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984
1. Pasal 14
(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah kejahatan dan
2. Pasal 15
(1) Barang siapa dengan sengaja mengelola secara tidak benar bahan-bahan
(2) Barang siapa karena kealpaannya mengelola secara tidak benar bahan-bahan
(3) Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh
suatu badan hukum, diancam dengan pidana tambahan berupa pencabutan izin
usaha.
(4) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah kejahatan dan
Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom telah terjadi pelimpahan kewenangan dari
pusat ke daerah termasuk didalamnya kewenangan dalam bidang kesehatan. Pada Pasal 2
ayat (3) tertulis bahwa dalam bidang kesehatan pemerintah daerah memiliki kewenangan
Penanggulangan wabah penyakit menular dari sisi aspek etik detik dan hukum
perlu diketahui kalangan kedokteran dan keshatam karena merupakan orang-orang yang
juga dapat mengatasi dampak dan upaya penanggulangannya. Upaya penaggulagan yang
pencegahan dan pengebalan penyakit, penanganan jenazah akibat wabah dan penyuluhan.
8
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501 Tahun 2010 tentang
Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan Upaya
7
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah & Kewenangan Provinsi
8
Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4, Jakarta : EGC, 2008.
10
laporannya & tatacara penanggulangannya yang tercantum dalam pasal 13, 14, dan 15.
a. penyelidikan epidemiologis;
bahwa dalam pemeriksaan jentik berkala setiap satu (1) bulan dengan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) DBD dan penyuluhan langsung ke masyarakat10. Selain itu
dengue seperti yang tercantum dalam Keputusan Dirjen PPM & PLP, Depkes RI no.914-
9
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan Upaya Penanggulangan
10
Kepmenkes No.581/1992 Tentang Pemberantasan Penyakit DBD
11
B. Landasan Teoritis
kondisi air, tanah dan udara, pencegahan kebisingan yang semuanya dilator belakangi oleh
mendapatkan lingkungan yang sehat bebas dari binatang pembawa penyakit. Hak-hak
masyarakat yan harusnya dilindungi oleh Pemerintah dan dijamin oleh Negara. Teori
perlindugan hukum berkaitan dengan polemik penanggulangan DBD, dimana teori ini
masyarakat karena dalam suatu lalu lintas kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan
tertentu hanya dapat dilakukan dengan cara membatasi berbagai kepentingan di lain pihak.
Kepentingan hukum adalah mengurusi hak dan kepentingan manusia, akibatnya hukum
11
Keputusan Dirjen PPM & PLP, Depkes RI no.914-1/1992 tentang Petunjuk Teknis Pemberantasan DBD
12
Sari Marlina, Aspek-Aspek Hukum Lingkungan, Uwais Inspirasi Indonesia, Ponorogo : Uwais Inspirasi Indonesia,
2012.
13
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan Disertasi, Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2013.
12
memiliki otoritas tertinggi untuk menentukan kepentingan manusia yang perlu diatur dan
dilindungi. Perlindungan hukum harus melihat tahapan yakni perlindungan hukum lahir
dari suatu ketentuan hukum dan segala peraturan hukum yang diberikan oleh masyarakat
yang pada dasarnya merupakan kesepakatan masyarakat itu untuk mengatur hubungan
Kepentingan mausia merupakan tuntutan yang dilindungi dan dipenuhi dalam bidang
hukum. Menurut Roscou Pound kepentingan manusia yang dilindungi hukum dibagi
a.1. keamanan
a.2. kesehatan
a.3. kesejahteraan
14
Fitzgerald dikutip dari Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.
13
a. Kepentingan pribadi
c. Kepentngan substansi
15
Lili Rasjidi, Filsafat Hukum, Bandung : Remadja Karya, 1988.
14
BAB III
PEMBAHASAN
kasus-kasus DBD. Namun, pemerintah tidak dapat melaksanakan sendiri tanpa peran
berbagai pihak untuk melaksanakan tugasnya. Sehingga salah satu cara untuk
Undangan seperti yang terdapat dalam pasal 5 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan disebutkan bahwa “Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
masyarakat”.
kasus ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah memberantas nyamuk dewasa
ditaburkan ke tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode
Pemerintah & Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom telah terjadi pelimpahan
16
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
15
tidak lepas dari kendala jarak dalam hubungan struktural antara pemerintah pusat &
terbatasnya pasokan air bersih, manajemen pengelolaan kota yang tidak sempurna, &
tempat-tempat yang dapat dipakai bersarang & berkembang biaknya nyamuk itu.
Pesatnya populasi nyamuk kota besar didukung pula oleh tumbuhnya gedung-
gedung bertingkat tinggi & tertutup rapat serta tumbuhnya perumahan dengan pagar yang
tinggi. Akibatnya, nyamuk itu semakin berkembang pesat sejalan dengan pertumbuhan
yang benar tentang penanggulangan penyakit DBD kepada masyarakat & disertai
sulitnya komunitas yang ada untuk dapat saling bekerja sama membasmi nyamuk itu.
& pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu &
memliki satu sistem surveilas demam dengue atau demam berdarah dengue yang secara
bertanggung jawab terhadap wabah DBD yang masih menjangkit di Indonesia. Setiap
warga negara yang mengalami kerugian atas wabah yang terjadi harus mendapatkan ganti
rugi. Tidak sedikit masyarakat yang mengalami infeksi yang menyebabkan sakit dan
dirawat di Rumah Sakit bahkan mengalami kematian akibat wabah DBD. Indonesia
Singapura dan Malaysia yang membuat Undang-Undang yang mengenakan sanksi kepada
Setiap warga negara yang merupakan subjek hukum mempunyai hak atas
bukan hanya sehat secara fisik namun, juga mendapatkan akses terhadap pelayanan
kesehatan dan hidup dilingkungan yang sehat sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang lingkungan hidup. Seyogyanya, memang tugas penanggulangan DBD tidak hanya
menjadikan tugas pemerintah, perlu adanya perna serta masyarakat dalam menanggulangi
wabah. Namun, seiring dengan wabah yang selalu terjadi sepanjang tahun, pemerintah
perlu memikirkan langkah yang optimal dan efektif dalam penanggulangan DBD.
17
World Health Organization, Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue, Jakarta : EGC,
2005.
18
Handrawan Nadesul, Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah, Jakarta : Kompas, 2007.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kesehatan adalah hak fundamental yang dimilki oleh setiap manusia. Hal ini sesuai
dengan sila dan sila kelima. Kesehatan dan lingkungan juga tercantum dalam landasan
konstitusional UUD 1945 pada pasal 28a, 28 h, dan 34 (3) yang menyatakan bahwa
setiap orang berhak untuk sehata dan berada di lingkungan yang sehat.Undang-undang
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan juga mengatur hak untuk sehat dan tanggung
jawab pemerintah untuk menyediakan lingkungan yang sehat. Hal ini juga sejalan
Lingkungan Hidup. Di Indonesia sendiri perturan tentang wabah diatur dalam Undang-
tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501 Tahun
2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan
Republik Indonesia Nomor 1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu
penyebaran penyakit DBD ini. Namun, penanggulangan ini tidak hanya menjadi
16
17
mengatasi kasus ini. Aturan hukum merupakan salah satu alat untuk menanggulanginya
penanggulangan kasus DBD ini telah dibuat, mulai dari UU hingga peraturan menteri
& instruksi menteri. Sehingga diharapkan bisa menjadi dasar dalam setiap melakukan
tindakan penanggulangannya.
3. Hak-hak masyarakat yang harusnya dilindungi oleh Pemerintah dan dijamin oleh
Indonesia. Setiap warga negara yang mengalami kerugian atas wabah yang terjadi
harus mendapatkan ganti rugi. Tidak sedikit masyarakat yang mengalami infeksi yang
menyebabkan sakit dan dirawat di Rumah Sakit bahkan mengalami kematian akibat
wabah DBD.
18
berdarah, dan penerapan sanksi kepada pegawai pemerintahan yang terbukti alpa dalam
menanggulangi wabah DBD, serta meberikan ganti rugi kepada masyarakat yang
terkena dampak wabah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang
3. Bagi pembuat kebijakan dapat membuat kebijakan bagi pemilik rumah atau pemilik
tempat usaha dan pemerintah daerah yang terbukti terdapat jentik nyamuk di
A. Buku
Fitzgerald dikutip dari Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2000
Handrawan Nadesul, Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah, Jakarta : Kompas,
2007
Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4, Jakarta
: EGC, 2008.
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis
dan Disertasi, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013.
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Noramtif (Suatu Tinjauan
SIngkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001
B. Peraturan Perundang-undangan
18
19
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501 Tahun 2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan Upaya
Penanggulangan
Keputusan Dirjen PPM & PLP, Depkes RI no.914-1/1992 tentang Petunjuk Teknis
Pemberantasan DBD