Administrasi.
Contoh banding administratif antara lain:
Keputusan Majelis Pertimbangan Pajak
berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam
staatsblad 1912 Nr 29 (Regeling van het beroep
in belastings zaken) jo. Undang-undang Nomor 5
Tahun 1959 tentang perubahan Regeling van het
beroep in belastings zaken, Keputusan Badan
Pertimbangan Kepegawaian berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980
tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Keputusan Panitia Penyelesaian perselisihan
Perburuhan Pusat Berdasarkan Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1957 tentang penyelesaian
Perselisihan Perburuhan dan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan
Hubungan Kerja di Perusahaan Swasta. Keputusan
Gubemur berdasarkan pasal10 Ayat (2) Undangundang Gangguan Staatsblad 1926 No. 226.
(2) Keberatan
Adalah suatu prosedur penyelesaian Keputusan
Tata Usaha Negara yang harus dilakukan sendiri
oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
mengeluarkan Keputusan tersebut.
Contoh:
Pasal 27 UU No.9/1994 tentang Ketentuan-
dinyatakan bahwa:
Apabila seluruh prosedur dan kesempatan
tersebut pada penjelasan ayat (1) telah ditempuh,
dan pihak yang bersangkutan masih tetap belum
merasa puas, maka barulah persoalannya dapat
digugat dan diajukan ke Pengadilan.
Upaya yang dapat ditempuh tersebut antara lain:
a. Setelah upaya Banding administratif, maka
dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara sebagai Pengadilan Tingkat I/
pertama (Pasal 51 ayat (3) UU No. 5/1986
sebagaimana telah dirubah oleh UU No. 9/2004).
b. Setelah melalui upaya Keberatan, maka dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha
Negara.
iii. Sisi Positif dan Negatif Atas Lembaga Upaya
Administratif
Sisi positif lembaga upaya administratif adalah:
Menilai lengkap suatu keputusan, baik dari aspek
legalitas (rechtmatigheid) maupun aspek
opportunitas (doelmatigheid), sehingga para
pihak tidak dihadapkan pada hasil keputusan
menang atau kalah seperti halnya di Pengadilan,
tapi dengan pendekatan musyawarah.
Sisi negatif lembaga upaya administratif
adalah:
Usaha Negara.
Subjek atau pihak-pihak yang berperkara di
Pengadilan Tata Usaha Negara ada 2 pihak, yaitu:
Pihak penggugat, yaitu seseorang atau Badan
Hukum Perdata yang merasa kepentingannya
dirugikan dengan dikeluarkannya Keputusan tata
Usaha Negara oleh Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara baik di pusat atau di daerah.
Pihak Tergugat, yaitu Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan
berdasarkan wewenang yang ada padanya atau
yang dilimpahkan kepadanya.
HAK PENGGUGAT:
1. Mengajukan gugatan tertulis kepada PTUN
terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara.
(pasal 53)
2. Didampingi oleh seorang atau beberapa orang
kuasa (pasal 57)
3. Mengajukan kepada Ketua Pengadilan untuk
bersengketa cuma-cuma (pasal 60)
4. Mendapat panggilan secara sah (pasal 65).
5. Mengajukan permohonan agar pelaksanaan
keputusan TUN itu ditunda selama pemeriksaan
sengketa TUN sedang berjalan, sampai ada
putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan
hukum tetap (pasal 67).
Tergugat
Ayat (2) Apabila Tergugat lebih dari satu Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara dan
berkedudukan tidak dalam satu faerah Hukum
Pengadilan, Gugatan diajukan kepada Pengadilan
yang daerah hukumnya meliputi kedudukan salah
satu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
Ayat (3) Dalam hal tempat kedudukan Tergugat
tidak berada dalam daerah hukum Pengadilan
tempat kediaman Pengugat, maka Gugatan dapat
diajukan ke Pengadilan yang daerah hukumnya
meliputi tempat kediaman Penggugat selanjutnya
diteruskan kepada Pengadilan yang bersangkutan.
Ayat (4) Dalam hal-hal tertentu sesuai dengan
sifat sengketa Tata Usaha Negara yang
bersangkutan yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah, Gugatan dapat diajukan kepada
Pengadilan yang berwenang yang daerah
hukumnya meliputi tempat kediaman Penggugat
Ayat (5) Apabila Penggugat dan Tergugat
berkedudukan atau berada di luar negeri,
Gugatan diajukan kepada Pengadilan di Jakarta.
Ayat (6) Apabila Tergugat berkedudukan di dalam
negeri dan Penggugat di luar negeri, Gugatan
diajukan kepada Pengadilan ditempat kedudukan
Tergugat.
lanjut.
Atas dasar SKUM tersebut kemudian Penggugat
atau kuasanya dapat membayar di kasir (dibagian
Kepaniteraan Muda Perkara) dan atas
pembayaran tersebut kemudian dikeluarkan,
kwitansi pembayarannya. Gugatan yang telah
dibayar panjer biaya perkara tersebut kemudian
didaftarkan didalam buku register perkara dan
mendapat nomor register perkara.
Gugatan yang sudah didaftarkan dan mendapat
nomor register tersebut kemudian dilengkapi
dengan formulir-formulir yang diperlukan dan
Gugatan tersebut diserahkan kembali kepada
Panitera dengan buku ekspedisi penyerahan
berkas.
Selanjutnya berkas perkara gugatan tersebut oleh
Panitera diteruskan / diserahkan kepada Ketua
Pengadilan untuk dilakukan Penelitian terhadap
Gugatan tersebut, yaitu dalam proses dismissal
ataupun apakah ada permohonan penundaan
pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat, beracara cepat maupun ber-acara
Cuma-Cuma.
5. PROSES PEMERIKSAAN GUGATAN DI PTUN
Di Pengadilan Tata Usaha Negara suatu gugatan
yang masuk terlebih dahulu harus melalui