6/Jul-Sep/2021
167
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021
seluruh upaya administratif yang bersangkutan Negara di Pusat maupun di Daerah (Pasal
telah digunakan. 53 ayat (1) jo Pasal 1 angka 4 Undang-
Dari pasal tersebut di atas dapat Undang Nomor 5 Tahun 1986)
digambarkan penyelesaian sengketa tata usaha 2) Pihak terggugat adalah Badan atau Pejabat
negara sebagai berikut : A. Penyelesaian Tata Usaha Negara yang mengeluarkan
sengketa TUN : 1. Upaya Administratif 2. keputusan berdasarkan wewenang yang
Upaya Peradilan; B. Upaya Administratif : 1. ada padanya atau yang dilimpahkan
Keberatan Administratif 2. Banding kepadanya (Pasal 1 angkat 6 UU No. 5
Administratif Tahun 1986)
3) Pihak Ketiga yang berkepentingan
B. Rumusan Masalah Dalam ketentuan pasal 83 Undang –
1. Bagaimana prosedur upaya administratif Undang Pengadilan Tata Usaha Negara
menurut undang–undang berbunyi selama pemeriksaan berlangsung,
Nomor 30 tahun 2014 tentang setiap orang yang berkepentingan dalam
administrasi pemerintahan ? sengketa pihak lain yang sedang diperiksa
2. Bagaimana kedudukan para pihak dalam oleh Pengadilan, maupun atas prakarsa
penyelesaian sengketa tata sendiri dengan mengajukan permohonan,
Usaha negara ? maupun atas prakarsa hakim dapat masuk
dalam sengketa Tata Usaha Negara, dan
C. Metode Penelitian bertindak sebagai pihak yang membela
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian haknya atau peserta yang bergabung
hukum normative. dengan salah satu pihak yang bersengketa.5
Pasal 53 ayat (1) Undang – Undang Nomor 5
PEMBAHASAN Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha
A. Kedudukan para pihak dalam penyelesaian Negara menambahkan seseorang atau badan
sengketa tata usaha negara hukum perdata yang merasa kepentingannya
Dalam ketentuan Pasal 1 Poin 11 Undang – dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Undang Pengadilan Tata Usaha Negara, yang Negara dapat mengajukan gugatan.
dimaksud dengan Gugatan adalah permohonan Orang dalam rumusan itu adalah seseorang
yang berisi tuntutan terhadap badan atau dalam pengertian alami (natuurlijke person).
pejabat tata usaha negara dan diajukan ke Yang dimaksud dengan BHP (Badan Hukum
Pengadilan untuk mendapatkan putusan. Perdata) adalah murni badan yang memuat
Selanjutnya Pasal 1 poin 12 Undang – Undang pengertian hukum perdata berstatus sebagai
Pengadilan Tata Usaha Negara, yang dimaksud badan hukum seperti CV, PT, Firma, Yayasan,
dengan Terggugat adalah badan atau pejabat Perkumpulan, Persekutuan Perdata (maatchap)
tata usaha negara yang mengeluarkan dan lain – lain sepanjang berstatus badan
keputusan berdasarkan wewenang yang ada hukum perdata. Jadi orang atau badan hukum
padanya atau yang dilimpahkan kepadanya sebagai pendukung (pemangku) hak–hak dan
yang digugat oleh orang atau badan hukum kewajiban, sehingga atas dasar itu mempunyai
perdata. legal standing untuk mempertahankan
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, kepentingan yang dirugikan oleh suatu
dikaitkan dengan subjek PTUN, maka yang Keputusan TUN dengan cara mengajukan
termasuk dalam subjek PTUN adalah sebagai gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
berikut : Pasal 1654 KUHPerdata menyebutkan
1) Pihak Penggugat ‘semua perkumpulan yang sah adalah seperti
Yang dapat menjadi pihak penggugat dalam halnya dengan orang – orang preman, berkuasa
perkara di Pengadilan Tata Usaha Negara melakukan tindakan–tindakan perdata, dengan
adalah setiap subjek hukum, orang maupun tidak mengurangi peraturan – peraturan
badan hukum perdata yang merasa umum, dalam mana kekuasaan itu telah
kepentingannya dirugikan dengan
dikeluarkannya keputusan Tata Usaha 5 Di Akses, dari file:///C:/Users/USER-PC/Pictures/Hukum-
Negara oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Acara-Peradilan-Tata-Usaha-Negara.pdf, pada hari Minggu
tanggal 13 Februari 2021
168
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021
diubah, dibatasi atau dituduhkan pada acara – pemeriksaan sengketa dipercepat dalam
acara tertentu.6 hal terdapat kepentingan penggugat
Sesuai amanat Pasal 1653 KUHPerdata, yang cukup mendesak yang harus dapat
selain perseroan, diakui pula ‘perhimpunan – disimpulkan dari alasan – alasan
perhimpunan orang sebagai perkumpulan – permohonannya (pasal 98 ayat 1)
perkumpulan, baik perkumpulan – i. Mencantumkan dalam gugatannya
perkumpulan itu diterima sebagai permohonan ganti rugi (pasal 120)
diperbolehkan, atau telah didirikan untuk satu j. Mencantumkan dalam gugatannya
maksud tertentu yang tidak bertentangan permohonan rehabilitasi (pasal 121)
dengan undang – undang atau kesusilaan yang k. Mengajukan permohonan pemeriksaan
baik’.7 banding secara tertulis kepada
Dalam hal ini ada juga hak – hak dari Pengadilan Tinggi TUN dalam tenggang
Penggugat adalah sebagai berikut : waktu empat balas hari setelah putusan
a. Mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan TUN diberitahukannya secara
PTUN terhadap suatu Keputusan Tata sah (pasal 122)
Usaha Negara. (Pasl 53) l. Menyerahkan memori banding dan atau
b. Didampingi oleh seorang atau beberapa kontra memori banding diberikan kepada
orang kuasa. (Pasal 57). pihak lainnya dengan perantara Panitera
c. Mengajukan kepada Ketua Pengadilan Pengadilan (pasal 126 ayat 3)
untuk bersengketa cuma – cuma (pasal m. Mengajukan permohonan pemeriksaan
60). Mendapat panggilan secara sah kasasi secara tertulis kepada MA atas
(pasal 65). suatu putusan tingkat terakhir
d. Mengajukan permohonan agar Pengadilan (pasal 131)
pelaksanaan keputusan Tata Usaha n. Mengajukan permohonan pemeriksaan
Negara itu ditunda selama pemeriksaan peninjauan kembali kepada MA atas
sengketa Tata Usaha Negara sedang suatu putusan Pengadilan yang telah
berjalan, sampai ada putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap
yang memperoleh kekuatan hukum tetap (pasal 132).
(pasal 67). Dalam hal ini ada juga hak – hak dari
e. Mengubah alasan yang mendasari Tergugat adalah sebagai berikut :
gugatannya hanya sampai dengan replik a. Didampingi oleh seorang atau beberapa
asal disertai alasan yang cukup serta orang kuasa (pasal 57)
tidak merugikan kepentingan tergugat b. Mendapat panggilan secara sah (pasal
(pasal 75 ayat (1). Mencabut jawaban 65)
sebelum tergugat memberikan jawaban c. Mengubah alasan yang mendasari
(pasal 76 ayat 1). Mempelajari berkas jawabannya hanya sampai dengan duplik
perkara dan surat – surat resmi lainnya asal disertai alasan yang cukup serta
yang bersangkutan di kepaniteraan dan tidak merugikan kepentingan penggugat
membuat kutipan seperlunya (pasal 81). (pasal 75 ayat 2)
f. Membuat atau menyuruh membuat d. Apabila tergugat sudah memberikan
salinan atau petikan segala surat jawaban atas gugatan, pencabutan
pemeriksaan perkaranya, dengan biaya gugatan oleh penggugat akan dikabulkan
sendiri setelah memperoleh izin Ketua oleh pengadilan hanya apabila disetujui
Pengadilan yang bersangkutan (pasal 82) tergugat (pasal 76 ayat 2)
g. Mengemukakan pendapat yang terakhir e. Mempelajari berkas perkara dan surat –
berupa kesimpulan Pengadilan supaya surat resmi lainnya yang bersangkutan di
pemeriksaan sengketa sudah diselesaikan kepaniteraan dan membuat kutipan
(Pasal 97 ayat 1) seperlunya (pasal 81)
h. Mencamtumkan dalam gugatatannya f. Mengemukakan pendapat yang terakhir
permohonan kepada Pengadilan supaya berupa kesimpulan pada saat
pemeriksaan sengketa sudah diselesaikan
6 Pasal 1354 KUHPerdata (pasal 97 ayat 1)
7 Pasal 1653 KUHPerdata
169
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021
170
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021
pengertian kegiatan legislative dan yudikatif, mencegah tindakan yang sewenang – wenang
tidak masuk di dalam “urusan pemerintah”11 dari penguasa serta mencegah pemusatan
kekuasaan negara.13
B. Prosedur Upaya Administratif menurut Hal mana masing-masing kekuasaan yang
Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2014 lain, sehingga dalam hal ini kekuasaan
tentang Administrasi Pemerintahan pemerintah tidak boleh dicampuri oleh
1. Upaya Administratif dalam Sistem kekuasaan peradilan karena pemerintah paling
Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia mengetahui mengenai persoalan
Negara hukum Indonesia mendasarkan pada pemerintahan. Oleh karena itu, dalam
falsafah Negara Pancasila, Philipus M. Hadjon penyelesaian sengketa tata usaha negara
merumuskan elemen-elemen atau unsur-unsur terlebih dahulu harus diselesaikan oleh
negara hukum pancasila sebagai berikut : pemerintah sendiri melalui upaya administratif.
1. Keserasian hubungan antara pemerintah Kedua pada prinsipnya tugas pemerintah
dan rakyat berdasarkan asas adalah menyelenggarakan pelayanan
kerukunan masyarakat (public service) dan bukannya
2. Hubungan fungsional yang proporsional melayani gugatan, sehingga apabila dalam
antara kekuasaan negara menyelesaikan sengketa tata usaha negara
3. Prinsip penyelesaian sengketa secara ternyata tidak dapat diselesaikan oleh
musyarawah dan peradilan pemerintah, maka penyelesaian melalui
merupakan sarana terakhir lembaga peradilan merupakan sarana terakhir
4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.12 (ultimum remidium). Ketiga dalam penyelesaian
Dalam negara hukum Pancasila, prinsip oleh lembaga peradilan hanyalah menguji dari
utama yang dikedepankan dalam penyelesaian aspek hukum saja (rechmatigheid), sedangkan
sengketa antara pemerintah dengan rakyat pemerintah dalam menyelesaikan sengketa
adalah prinsip penyelesaian sengketa dengan tata usaha negara selain menguji sengketa tata
musyawarah, diantaranya melalui sarana upaya usaha negara dari aspek hukum
administratif, sehingga diharapkan dapat (rechmatigheid) tetapi juga meliputi aspek
memulihkan kerukunan dan keserasian efisiensi dan efektifitas (doelmatigheid).14
hubungan antara pemerintah dan rakyat. Menurut Paulus Effeidie Lotulung, sebelum
Apabila melalui upaya administratif rakyat tidak berlakunya Undang – Undang Nomor 5 Tahun
puas dengan keputusan upaya admministratif 1986, pola yang berlaku dalam penyelesaian
tersebut, maka sarana dan upaya terakhir antara rakyat dengan peemerintah tugasnya
dalam menyelesaikan sengketa antara rakyat dalam hukum publik adalah sebagai berikut :
dengan pemerintah tersebut adalah melalui 1. Penyelesaian sengketa melalui jalur
peradilan tata usaha negara. intern administratif yaitu atasan
Alasan hukum penggunaan sarana upaya hierarki dari pejabat yang bersangkutan,
administratif dalam penyelesaian sengketa tata jalur ini dikenal dengan
usaha negara adalah pertama, adanya konsep sebutan administraief beroep atau
pemisahan kekuasaan negara dari prosedur pengajuan keberatan.
Montesquieu, yang dibagi dalam 3 (tiga) 2. Penyelesaian sengketa yang dilakukan
elemen kekuasaan, yaitu kekuasaan eksekutif oleh badan peradilan semu,
(pelaksana undang – undang), kekuasaan yang sebetulnya secara struktur
legislatif (kekuasaan pembentuk undang – organisatoris merupakan bagian
undang), kekuasaan yudikatif/yudisiil dari pemerintahan/administratif
(pelaksana kekuasaan kehakiman). 3. Penyelesaian oleh suatu badan peradilan,
Pemisahan tersebut bertujuan untuk yang bisa berupa :
menjamin kebebasan masyarakat dan
13 Irfan Fachrudin, Pengawasan Peradilan Administrasi
11 Di Akses dari, Terhadap Tindakan Pemerintah, (Bandung : PT. Alumni,
https://cakimptun4.wordpress.com/artikel/subyek- 2004), hlm.16
hukum-penggugat-dan-tergugat, pada 5 februari 2021 14 S. Prajudi Atmosudirdjo, Masalah Organisasi Peradilan
12 Philipus M. Hadjon, Perlindungan bagi Rakyat di Administrasi, Simposium Peradilan Tata Usaha Negara,
Indonesia, (Peradaban, 2007), h.85. (Bandung: Penerbit Binacipta, 1976), h.69
171
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021
15 Paulus Effendie Lotulung, Beberapa Sistem tentang 17 Vide Pasal 1 angka 16 Undang-Undang No. 30 Tahun
Kontrol Segi Hukum terhadap Pemerintah, (Bandung: PT. 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Citra Aditya Bakti, 1993), h.106-107. 18 Mengenai mekanisme upaya keberatan ini dapat dibaca
16 Vide Pasal 76 ayat (3) Undang-Undang No. 30 Tahun dalam Pasal 77 Undang-Undang No. 30 Tahun 2014
2014 tentang Administrasi Pemerintahan tentang Administrasi Pemerintahan
172
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021
administratif (jika tersedia) maupun melalui pengadilan Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
(PTUN). Lihat dalam Baharudin Lopadan Andi Hamzah, Negara yang kemudian dielaborasi lebih lanjut dengan
Mengenai Peradilan Tata Usaha Negara, Edisi Kedua, Cet. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 2 Tahun
Kesatu, Sinar Grafika, Jakarta, 1991, Hal. 58. 1991Petunjuk Pelaksanaan Beberapa Ketentuan dalam UU
20 Vide Pasal 76 ayat (3) Undang-Undang No. 30 Tahun No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Menurut SEMA No. 2 Tahun 1991, penyelesaian terhadap
21 Lihat pendapat yang sama mengenai hal ini dalam sengketa TUN yang telah menempuh upaya administratif
Bambang Heriyanto, Kompetensi Absolut Peradilan Tun dilakukan oleh: (i) PTUN, jika upaya administratifnya
Pasca Berlakunya UU Administrasi hanya berupa keberatan saja; dan (ii) PT TUN, jika upaya
Pemerintahan,http://hery- administratifnya berupa keberatan dan/atau banding
judge.blogspot.co.id/2009/12/tata-cara-pelaksanaan- administratif.
173
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021
174
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021
23 Baherman : Tinjauan Yuridi Terhadap Upaya 24 Firzal Arzhi Jiwantara : Upaya Administratif Dalam
Administratif Sebagai Syarat Formal Hal. 94 - 95 Penyelesaian Sengketa Tata Usaha Negara
175
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021
176
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021
177