Anda di halaman 1dari 11

Lex Administratum, Vol. IX/No.

6/Jul-Sep/2021

UPAYA ADMINISTRATIF DALAM sesuai dengan AUPB/peraturan perundang–


PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA undangan yang berlaku, karena kalau KTUN
NEGARA MENURUT UNDANG – UNDANG yang dikeluarkan oleh pejabat TUN itu
NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG bertentangan dengan AUPB/Peraturan
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN1 perundan-undangan yang berlaku maka
Oleh: Mikhael Pontowulaeng2 kewibawaan dari pada pemerintah itu sendiri
Tommy F. Sumakul3 akan tidak baik di mata publik. Terkait upaya
Eugenius N. Paransi4 administratif yang diatur oleh Undang-undang
Nomor 30 Tahun 2014 selain membuka ruang
ABSTRAK bagi masyarakat/badan hukum perdata yang
Tujuan dilakukannya penelitianini yakni untuk merasa dirugikan, pihak Mahkamah Agung juga
mengetahui bagaimana prosedur upaya telah bertindak responsif dengan mengeluarkan
administratif menurut undang–undang Nomor peraturan pelaksana yaitu Peraturan
30 tahun 2014 tentang administrasi Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 2018
pemerintahan dan bagaimana kedudukan para tentang Pedoman Penyelesaian sengketa
pihak dalam penyelesaian sengketa tata Usaha Administrasi Pemerintahan setelah menempuh
Negara, di mana dengan mertode penelitian Upaya Administrasi, sehingga dalam peraturan
hukum normatif disimpulkan: 1. Pasal 27 ayat tersebut berarti upaya administrasi menjadi
(1) UUD 1945 menegaskan semua warga negara kewajiban juga yang harus ditempuh atau
bersamaan kedudukannya di dalam hukum, syarat formal sebelum mengajukan gugatan ke
tentunya kedudukan bagi para pihak yaitu pengadilan tata usaha negara, karena secara
penggugat masyarakat/badan hukum perdata konseptual upaya administratif merupakan
dan terggugat badan/pejabat tata usaha negara mekanisme pengajuan keberatan dan atau
dalam penyelesaian sengketa sama di mata banding administratif terhadap keputusan
hukum. Penggugat dalam sengketa TUN juga pemerintahan dalam lingkungan internal
adalah orang atau badan hukum perdata yang pemerintahan.
merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Kata kunci: upaya administratif; sengketa tata
keputusan tata usaha negara, sehingga usaha negara; administrasi pemerintahan;
penggugat memiliki kewenagan hukum untuk
melakukan proses penuntutan ganti rugi dan PENDAHULUAN
atau rehabilitasi demi menjamin keadilan dan A. Latar Belakang Masalah
kepastian hukum. 2. Dalam sistem peradilan Pasal 47 Undang– undang Nomor 5 Tahun
tata usaha negara , upaya administratif telah 1986 menyebutkan bahwa : Pengadilan
diakui dalam hukum positif di Indonesia sebagai bertugas dan berwenang memeriksa, memutus,
bagian dari sistem peradilan tata usaha negara, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha
karena upaya administratif merupakan Negara dan memeriksa, memutus, dan
komponen khusus yang berkaitan dengan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara.
peradilan tata usaha negara dalam Dari ketentuan di atas, dapat diambil
penyelesaian sengketa tata usaha negara. Sisi kesimpulan bahwa Pengadilan Tata Usaha
positif juga dari upaya administratif ini selain Negara mempunyai fungsi peradilan. Pasal 48
merupakan sarana perlindungan bagi ayat (1) menyebutkan : Dalam hal suatu Badan
masyarakat/badan hukum perdata yang merasa atau Pejabat Tata Usaha Negara diberi
dirugikan akibat dikeluarkannya keputusan dari wewenang oleh atau berdasarkan peraturan
pejabat TUN, upaya administratif ini perundang – undangan untuk menyelesaikan
merupakan tahap dalam melakukan penilaian secara administratif Sengketa Tata Usaha
secara lengkap terhadap Keputusan Tata Usaha Negara tertentu, maka Sengketa Tata Usaha
Negara baik dari segi legalitas apakah sudah Negara tersebut harus diselesaikan melalui
upaya adminitratif yang tersedia. Sedang ayat
1
(2) – nya menyebutkan: Pengadilan baru
Artikel Skripsi
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
berwenang memeriksa, memutus, dan
17071101415 menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara
3 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) jika
4 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum

167
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021

seluruh upaya administratif yang bersangkutan Negara di Pusat maupun di Daerah (Pasal
telah digunakan. 53 ayat (1) jo Pasal 1 angka 4 Undang-
Dari pasal tersebut di atas dapat Undang Nomor 5 Tahun 1986)
digambarkan penyelesaian sengketa tata usaha 2) Pihak terggugat adalah Badan atau Pejabat
negara sebagai berikut : A. Penyelesaian Tata Usaha Negara yang mengeluarkan
sengketa TUN : 1. Upaya Administratif 2. keputusan berdasarkan wewenang yang
Upaya Peradilan; B. Upaya Administratif : 1. ada padanya atau yang dilimpahkan
Keberatan Administratif 2. Banding kepadanya (Pasal 1 angkat 6 UU No. 5
Administratif Tahun 1986)
3) Pihak Ketiga yang berkepentingan
B. Rumusan Masalah Dalam ketentuan pasal 83 Undang –
1. Bagaimana prosedur upaya administratif Undang Pengadilan Tata Usaha Negara
menurut undang–undang berbunyi selama pemeriksaan berlangsung,
Nomor 30 tahun 2014 tentang setiap orang yang berkepentingan dalam
administrasi pemerintahan ? sengketa pihak lain yang sedang diperiksa
2. Bagaimana kedudukan para pihak dalam oleh Pengadilan, maupun atas prakarsa
penyelesaian sengketa tata sendiri dengan mengajukan permohonan,
Usaha negara ? maupun atas prakarsa hakim dapat masuk
dalam sengketa Tata Usaha Negara, dan
C. Metode Penelitian bertindak sebagai pihak yang membela
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian haknya atau peserta yang bergabung
hukum normative. dengan salah satu pihak yang bersengketa.5
Pasal 53 ayat (1) Undang – Undang Nomor 5
PEMBAHASAN Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha
A. Kedudukan para pihak dalam penyelesaian Negara menambahkan seseorang atau badan
sengketa tata usaha negara hukum perdata yang merasa kepentingannya
Dalam ketentuan Pasal 1 Poin 11 Undang – dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Undang Pengadilan Tata Usaha Negara, yang Negara dapat mengajukan gugatan.
dimaksud dengan Gugatan adalah permohonan Orang dalam rumusan itu adalah seseorang
yang berisi tuntutan terhadap badan atau dalam pengertian alami (natuurlijke person).
pejabat tata usaha negara dan diajukan ke Yang dimaksud dengan BHP (Badan Hukum
Pengadilan untuk mendapatkan putusan. Perdata) adalah murni badan yang memuat
Selanjutnya Pasal 1 poin 12 Undang – Undang pengertian hukum perdata berstatus sebagai
Pengadilan Tata Usaha Negara, yang dimaksud badan hukum seperti CV, PT, Firma, Yayasan,
dengan Terggugat adalah badan atau pejabat Perkumpulan, Persekutuan Perdata (maatchap)
tata usaha negara yang mengeluarkan dan lain – lain sepanjang berstatus badan
keputusan berdasarkan wewenang yang ada hukum perdata. Jadi orang atau badan hukum
padanya atau yang dilimpahkan kepadanya sebagai pendukung (pemangku) hak–hak dan
yang digugat oleh orang atau badan hukum kewajiban, sehingga atas dasar itu mempunyai
perdata. legal standing untuk mempertahankan
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, kepentingan yang dirugikan oleh suatu
dikaitkan dengan subjek PTUN, maka yang Keputusan TUN dengan cara mengajukan
termasuk dalam subjek PTUN adalah sebagai gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
berikut : Pasal 1654 KUHPerdata menyebutkan
1) Pihak Penggugat ‘semua perkumpulan yang sah adalah seperti
Yang dapat menjadi pihak penggugat dalam halnya dengan orang – orang preman, berkuasa
perkara di Pengadilan Tata Usaha Negara melakukan tindakan–tindakan perdata, dengan
adalah setiap subjek hukum, orang maupun tidak mengurangi peraturan – peraturan
badan hukum perdata yang merasa umum, dalam mana kekuasaan itu telah
kepentingannya dirugikan dengan
dikeluarkannya keputusan Tata Usaha 5 Di Akses, dari file:///C:/Users/USER-PC/Pictures/Hukum-
Negara oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Acara-Peradilan-Tata-Usaha-Negara.pdf, pada hari Minggu
tanggal 13 Februari 2021

168
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021

diubah, dibatasi atau dituduhkan pada acara – pemeriksaan sengketa dipercepat dalam
acara tertentu.6 hal terdapat kepentingan penggugat
Sesuai amanat Pasal 1653 KUHPerdata, yang cukup mendesak yang harus dapat
selain perseroan, diakui pula ‘perhimpunan – disimpulkan dari alasan – alasan
perhimpunan orang sebagai perkumpulan – permohonannya (pasal 98 ayat 1)
perkumpulan, baik perkumpulan – i. Mencantumkan dalam gugatannya
perkumpulan itu diterima sebagai permohonan ganti rugi (pasal 120)
diperbolehkan, atau telah didirikan untuk satu j. Mencantumkan dalam gugatannya
maksud tertentu yang tidak bertentangan permohonan rehabilitasi (pasal 121)
dengan undang – undang atau kesusilaan yang k. Mengajukan permohonan pemeriksaan
baik’.7 banding secara tertulis kepada
Dalam hal ini ada juga hak – hak dari Pengadilan Tinggi TUN dalam tenggang
Penggugat adalah sebagai berikut : waktu empat balas hari setelah putusan
a. Mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan TUN diberitahukannya secara
PTUN terhadap suatu Keputusan Tata sah (pasal 122)
Usaha Negara. (Pasl 53) l. Menyerahkan memori banding dan atau
b. Didampingi oleh seorang atau beberapa kontra memori banding diberikan kepada
orang kuasa. (Pasal 57). pihak lainnya dengan perantara Panitera
c. Mengajukan kepada Ketua Pengadilan Pengadilan (pasal 126 ayat 3)
untuk bersengketa cuma – cuma (pasal m. Mengajukan permohonan pemeriksaan
60). Mendapat panggilan secara sah kasasi secara tertulis kepada MA atas
(pasal 65). suatu putusan tingkat terakhir
d. Mengajukan permohonan agar Pengadilan (pasal 131)
pelaksanaan keputusan Tata Usaha n. Mengajukan permohonan pemeriksaan
Negara itu ditunda selama pemeriksaan peninjauan kembali kepada MA atas
sengketa Tata Usaha Negara sedang suatu putusan Pengadilan yang telah
berjalan, sampai ada putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap
yang memperoleh kekuatan hukum tetap (pasal 132).
(pasal 67). Dalam hal ini ada juga hak – hak dari
e. Mengubah alasan yang mendasari Tergugat adalah sebagai berikut :
gugatannya hanya sampai dengan replik a. Didampingi oleh seorang atau beberapa
asal disertai alasan yang cukup serta orang kuasa (pasal 57)
tidak merugikan kepentingan tergugat b. Mendapat panggilan secara sah (pasal
(pasal 75 ayat (1). Mencabut jawaban 65)
sebelum tergugat memberikan jawaban c. Mengubah alasan yang mendasari
(pasal 76 ayat 1). Mempelajari berkas jawabannya hanya sampai dengan duplik
perkara dan surat – surat resmi lainnya asal disertai alasan yang cukup serta
yang bersangkutan di kepaniteraan dan tidak merugikan kepentingan penggugat
membuat kutipan seperlunya (pasal 81). (pasal 75 ayat 2)
f. Membuat atau menyuruh membuat d. Apabila tergugat sudah memberikan
salinan atau petikan segala surat jawaban atas gugatan, pencabutan
pemeriksaan perkaranya, dengan biaya gugatan oleh penggugat akan dikabulkan
sendiri setelah memperoleh izin Ketua oleh pengadilan hanya apabila disetujui
Pengadilan yang bersangkutan (pasal 82) tergugat (pasal 76 ayat 2)
g. Mengemukakan pendapat yang terakhir e. Mempelajari berkas perkara dan surat –
berupa kesimpulan Pengadilan supaya surat resmi lainnya yang bersangkutan di
pemeriksaan sengketa sudah diselesaikan kepaniteraan dan membuat kutipan
(Pasal 97 ayat 1) seperlunya (pasal 81)
h. Mencamtumkan dalam gugatatannya f. Mengemukakan pendapat yang terakhir
permohonan kepada Pengadilan supaya berupa kesimpulan pada saat
pemeriksaan sengketa sudah diselesaikan
6 Pasal 1354 KUHPerdata (pasal 97 ayat 1)
7 Pasal 1653 KUHPerdata

169
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021

g. Bermusyawarah dalam ruangan tertutup rehabilitasi dikabulkan oleh Pengadilan


untuk mempertimbangkan segala (pasal 121).8
sesuatu guna putusan sengketa tersebut Dalam ketentuan normative mengenai
(pasal 97 ayat 2) sengketa Tata Usaha Negara di atur juga dalam
h. Mengajukan permohonan pemerisksaan Pasal 1 butir 4 Undang – Undang Nomor 5
banding secara tertulis kepada Tahun 1986. Pasal tersebut memberikan
Pengadilan Tinggi TUN dalam tenggang batasan pengertian Tata Usaha Negara, yaitu
waktu empat belas hari setelah putusan sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha
Pengadilan TUN diberitahukannya secara negara antara orang atau badan hukum
sah (pasal 122) perdata dengan Badan atau Pejabat TUN, baik
i. Menyerahkan memori banding dan atau di pusat maupun di daerah, sebagai akibat
kontra memori banding serta surat dikeluarnya Keputusan TUN, termasuk sengketa
keterangan bukti kepada Panitera kepegawaian berdasarkan peraturan
Pengadilan TUN dengan ketentunan perundang – udangan yang berlaku.
bahwa salinan memori banding dan atau Dari batasan pengertian pasal tersebut,
kontra memori banding diberikan kepada maka dalam sengketa tata usaha negara subyek
pihak lainnya dengan perantara Panitera hukumnya terdiri dari :
Oengadilan (pasal 126 ayat 3) 1. Penggugat : yaitu orang badan hukum
j. Mengajukan permohonan pemeriksaan perdata
kasasi secara tertulis kepada MA atau 2. Terguggat : yaitu Badan atau Pejabat TUN,
suatu putusan tingkat terakhir baik di pusat maupun di
Pengadilan (pasal 131) daerah
k. Mengajukan permohonan pemeriksaan Penggugat adalah orang atau badan hukum
peninjauan kembali kepada MA atas perdata yang merasa kepentingan dirugikan
suatu putusan Pengadilan yang telah oleh suatu Keputusan TUN9. Badan hukum
memperoleh kekuatan hukum tetap perdata di sini adalah murni Badan yang
(pasal 132). menurut pengertian hukum perdata berstatus
Kewajiban tergugat : sebagai badan hukum. Jadi bukan lembaga
a. Mencabut keputusan TUN yang hukum publik yang berstatus sebagai badan
bersangkutan hukum, seperti provinsi, Kabupaten, dan
b. Mencabut keputusan TUN yang Departemen. Apabila Penggugat meninggal
bersangkutan dan menerbitkan dunia, maka ahli warisnya dapat melanjutkan
keputusan TUN yang baru gugatannya sepanjang dapat membuktikan
c. Menerbitkan keputusan TUN dalam hal adanya kepentingan untuk itu.
gugatan didasarkan pada pasal 3 Terggugat adalah Badan atau Pejabat TUN
d. Apabila tidak dapat atau tidak dapat yang mengeluarkan Keputusan berdasarkan
dengan sempurna melaksanakan putusan wewenang yang ada padanya atau yang
pengadilan yang telah mempunyai dilimpahkan kepadanya. Badan atau Pejabat
kekuatan hukum tetap disebabkan oleh TUN adalah Badan atau Pejabat yang
berubahnya keadaan yang terjadi setelah melaksanakan urusan pemerintahan
putusan Pengadilan dijatuhkan dan atau berdasarkan peraturan perundang -
10
memperoleh kekuatan hukum tetap, ia undangan . Yang dimaksud dengan urusan
wajib memberitahukannya kepada Ketua pemerintahan adalah kegiatan yang bersifat
Pengadilan dan penggugat (pasal 117 eksekutif. Dengan demikian kegiatan – kegiatan
ayat 1) lain di luar kegiatan yang bersifat eksekutif
e. Memberikan ganti rugi dalam hal tersebut terutama yang masuk dalam
gugatan penggugat atas permohonan
ganti rugi dikabulkan oleh Pengadilan 8 Di Akses dari,
(pasal 120) file:///D:/FILE%20PENTING/PEKERJAAN%20PRIBADI/SKRIP
SI/REFERENSI/08.%20PERAN_P.TUN_DALAM_PENYELESAI
f. Memberikan rehabilitasi dalam hal AN_SENGKETA_TATA_USAHA_NEGARA(NIKE_K._RUMOK
gugatan penggugat atas permohonan OY)%20(1).pdf, pada tanggal 15 februari 2021
9 Pasal 53 ayat 1 Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2004
10 Pasa 1 butir 6 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1986

170
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021

pengertian kegiatan legislative dan yudikatif, mencegah tindakan yang sewenang – wenang
tidak masuk di dalam “urusan pemerintah”11 dari penguasa serta mencegah pemusatan
kekuasaan negara.13
B. Prosedur Upaya Administratif menurut Hal mana masing-masing kekuasaan yang
Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2014 lain, sehingga dalam hal ini kekuasaan
tentang Administrasi Pemerintahan pemerintah tidak boleh dicampuri oleh
1. Upaya Administratif dalam Sistem kekuasaan peradilan karena pemerintah paling
Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia mengetahui mengenai persoalan
Negara hukum Indonesia mendasarkan pada pemerintahan. Oleh karena itu, dalam
falsafah Negara Pancasila, Philipus M. Hadjon penyelesaian sengketa tata usaha negara
merumuskan elemen-elemen atau unsur-unsur terlebih dahulu harus diselesaikan oleh
negara hukum pancasila sebagai berikut : pemerintah sendiri melalui upaya administratif.
1. Keserasian hubungan antara pemerintah Kedua pada prinsipnya tugas pemerintah
dan rakyat berdasarkan asas adalah menyelenggarakan pelayanan
kerukunan masyarakat (public service) dan bukannya
2. Hubungan fungsional yang proporsional melayani gugatan, sehingga apabila dalam
antara kekuasaan negara menyelesaikan sengketa tata usaha negara
3. Prinsip penyelesaian sengketa secara ternyata tidak dapat diselesaikan oleh
musyarawah dan peradilan pemerintah, maka penyelesaian melalui
merupakan sarana terakhir lembaga peradilan merupakan sarana terakhir
4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.12 (ultimum remidium). Ketiga dalam penyelesaian
Dalam negara hukum Pancasila, prinsip oleh lembaga peradilan hanyalah menguji dari
utama yang dikedepankan dalam penyelesaian aspek hukum saja (rechmatigheid), sedangkan
sengketa antara pemerintah dengan rakyat pemerintah dalam menyelesaikan sengketa
adalah prinsip penyelesaian sengketa dengan tata usaha negara selain menguji sengketa tata
musyawarah, diantaranya melalui sarana upaya usaha negara dari aspek hukum
administratif, sehingga diharapkan dapat (rechmatigheid) tetapi juga meliputi aspek
memulihkan kerukunan dan keserasian efisiensi dan efektifitas (doelmatigheid).14
hubungan antara pemerintah dan rakyat. Menurut Paulus Effeidie Lotulung, sebelum
Apabila melalui upaya administratif rakyat tidak berlakunya Undang – Undang Nomor 5 Tahun
puas dengan keputusan upaya admministratif 1986, pola yang berlaku dalam penyelesaian
tersebut, maka sarana dan upaya terakhir antara rakyat dengan peemerintah tugasnya
dalam menyelesaikan sengketa antara rakyat dalam hukum publik adalah sebagai berikut :
dengan pemerintah tersebut adalah melalui 1. Penyelesaian sengketa melalui jalur
peradilan tata usaha negara. intern administratif yaitu atasan
Alasan hukum penggunaan sarana upaya hierarki dari pejabat yang bersangkutan,
administratif dalam penyelesaian sengketa tata jalur ini dikenal dengan
usaha negara adalah pertama, adanya konsep sebutan administraief beroep atau
pemisahan kekuasaan negara dari prosedur pengajuan keberatan.
Montesquieu, yang dibagi dalam 3 (tiga) 2. Penyelesaian sengketa yang dilakukan
elemen kekuasaan, yaitu kekuasaan eksekutif oleh badan peradilan semu,
(pelaksana undang – undang), kekuasaan yang sebetulnya secara struktur
legislatif (kekuasaan pembentuk undang – organisatoris merupakan bagian
undang), kekuasaan yudikatif/yudisiil dari pemerintahan/administratif
(pelaksana kekuasaan kehakiman). 3. Penyelesaian oleh suatu badan peradilan,
Pemisahan tersebut bertujuan untuk yang bisa berupa :
menjamin kebebasan masyarakat dan
13 Irfan Fachrudin, Pengawasan Peradilan Administrasi
11 Di Akses dari, Terhadap Tindakan Pemerintah, (Bandung : PT. Alumni,
https://cakimptun4.wordpress.com/artikel/subyek- 2004), hlm.16
hukum-penggugat-dan-tergugat, pada 5 februari 2021 14 S. Prajudi Atmosudirdjo, Masalah Organisasi Peradilan
12 Philipus M. Hadjon, Perlindungan bagi Rakyat di Administrasi, Simposium Peradilan Tata Usaha Negara,
Indonesia, (Peradaban, 2007), h.85. (Bandung: Penerbit Binacipta, 1976), h.69

171
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021

a. Peradilan administrasi khusus, yaitu Peradilan Tata Usaha Negara.17 Pengaturan


pajak mengenai upaya administratif dalam Undang –
b. Peradilan umum.15 Undang Nomor 30 Tahun 2014 diletakan dalam
Sesuai pendapat para sarjana hukum di bab tersendiri, yaitu bab X tentang Upaya
atas, maka dalam sistem peradilan tata usaha Administratif, yang terdiri dari pasal 75 sampai
negara, upaya administratif telah diakui dalam dengan pasal 78. Dalam Undang – Undang
hukum positif di Indonesia sebagai bagian dari Nomor 30 Tahun 2014, upaya administratif
sistem peradilan tata usaha negara, karena diartikan sebagai proses penyelesaian sengketa
upaya administratif merupakan bagian atau yang dilakukan dalam lingkungan Administrasi
komponen khusus yang berkaitan dengan Pemerintahan sebagai akibat dikeluarkannya
peradilan tata usaha negara, sehingga apabila Keputusan dan/atau tindakan yang merugikan.
dalam peraturan perundang – undangan Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2014
tersedia upaya administratif maka sebelum membuka ruang bagi masyarakat yang merasa
mengajukan gugatan di peradilan tata usaha dirugikan oleh suatu keputusan/tindakan badan
negara, terlebih dahulu seluruh upaya atau pejabat Tata Usaha Negara untuk
administratif yang tersedia harus telah selesai mengajukan Upaya Administratif. Upaya
digunakan. Administratif itu sendiri terdiri dari :
a) Keberatan Administratif (administratief
2. Upaya Administratif menurut Undang – bezwaar)
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang b) Banding Administratif (administratif
Administrasi Pemerintahan beroep)18
Peradilan Tata Usaha Negara serta hukum Secara garis besarnya, upaya keberatan
acaranya yang tertuang dalam Undang – menurut Undang – Undang Nomor 30 Tahun
Undang Nomor 5 Tahun 1986 (dan 2014 dilakukan dengan mekanisme sebagai
perubahannya) saat ini tengah menghadapi berikut :
dinamika dan perkembangan terbaru a) Keberatan diajukan secara tertulis kepada
sehubungan dengan terbitnya Undang – badan/pejabat yang telah mengeluarkan
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang keputusan atau melakukan tindakan Tata
Administrasi Pemerintahan. Usaha Negara yang dimaksud
Salah satu materi yang diatur dalam Undang b) Keberatan diajukan paling lama 21 hari
– Undang Nomor 30 Tahun 2014 ialah kerja sejak dikeluarkannya keputusan
mengenai upaya administratif. Meskipun atau dilakukannya tindakan tersebut
upaya administratif ini masih berada dalam c) Badan/pejabat Tata Usaha Negara
rezim penyelesaian sengketa Tata Usaha menyelesaikan upaya keberatan paling lama
Negara di lingkungan (internal) pemerintah, 10 hari kerja sejak diterimanya keberatan
akan tetapi upaya ini tidak bisa dipisahkan dari d) Badan/pejabat Tata Usaha Negara
rezim penyelesaian sengketa Tata Usaha berwenang mengabulkan atau menolak
Negara di pengadilan.16 keberatan. Dalam hal keberatan dikabulkan
Sebab menurut paradigma penyelesaian maka badan/pejabat Tata Usaha
sengketa Tata Usaha Negara yang dianut oleh Negara wajib menetapkan keputusan baru
Undang – Uundang Nomor 30 Tahun 2014, sesuai permohonan keberatan. Akan
upaya administratif adalah prasyarat bagi tetapi jika keberatan ditolak maka
penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara di badan/pejabat Tata Usaha Negara harus
pengadilan. Upaya administratif dalam Undang menuangkan keputusan penolakan tersebut
–Undang Nomor 30 Tahun 2014 ditempatkan secara tertulis dan
sebagai suatu mekanisme yang harus ditempuh menyampaikannya kepada pemohon
sebelum suatu sengketa diselesaikan oleh keberatan.

15 Paulus Effendie Lotulung, Beberapa Sistem tentang 17 Vide Pasal 1 angka 16 Undang-Undang No. 30 Tahun
Kontrol Segi Hukum terhadap Pemerintah, (Bandung: PT. 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Citra Aditya Bakti, 1993), h.106-107. 18 Mengenai mekanisme upaya keberatan ini dapat dibaca
16 Vide Pasal 76 ayat (3) Undang-Undang No. 30 Tahun dalam Pasal 77 Undang-Undang No. 30 Tahun 2014
2014 tentang Administrasi Pemerintahan tentang Administrasi Pemerintahan

172
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021

Sementara itu, upaya banding administratif Dengan kata lain, gugatan/penyelesaian


menurut Undang – Undang Nomor 30 Tahun sengketa Tata Usaha Negara di pengadilan baru
2014 dilakukan dengan mekanisme berikut ini : dapat dilakukan jika seluruh upaya administratif
a) Banding administratif dilakukan apabila telah ditempuh (exhausted).
upaya keberatan yang telah ditempuh Mengenai persoalan ini timbul pertanyaan,
sebelumnya ditolak atau tidak memuaskan pengadilan mana yang berwenang
b) Banding administratif diajukan kepada menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara
atasan dari pejabat yang telah pasca upaya administratif, apakah Pengadilan
menetapkan keputusan yang dimaksud Tata Usaha Negara atau Pegadilan Tinggi Tata
c) Tenggang waktu pengajuan banding Usaha Negara sebagaimana diatur dalam Pasal
administratif adalah 10 hari sejak 51 ayat (3) Undang – Udnang Nomor 5 Tahun
diterimanya keputusan atas permohonan 1986.
keberatan Jadi dalam hal ini adalah pengadilan yang
d) Badan/pejabat Tata Usaha Negara berwenang menyelesaikan sengketa Tata Usaha
menyelesaikan permohohan banding Negara setelah upaya administratif
administratif paling lama 10 hari kerja sejak sebagaimana diamaksud oleh ketentuan Pasal
diterimanya banding tersebut 76 ayat (3) Undang – Undang Nomor 30 Tahun
e) Badan/pejabat Tata Usaha Negara 2014, ialah Pengadilan Tata Usaha Negara
berwenang mengabulkan atau menolak (PTUN). Hal itu dapat disimpulkan dari
permohonan banding administratif. Dalam ketentuan Pasal 1 angka 18 yang menyatakan
hal banding administratif bahwa : “Pengadilan yang dimaksud dalam
dikabulkan, maka badan/pejabat Tata Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2014
Usaha Negara wajib menetapkan adalah Pengadilan Tata Usaha Negara.22 Bahwa
keputusan baru sesuai permohonan berdasarkan penalaran logis tidak mungkin
banding. Akan tetapi jika permohonan pengadilan yang dimaksud oleh Pasal 76 ayat
banding administratif ditolak maka (3) Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2014 itu
badan/pejabat Tata Usaha Negara harus adalah Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
menuangkan keputusan penolakan tersebut sebagaimana dikonstruksikan oleh Pasal 51
secara tertulis dan ayat (3) Undang – Undang Nomor 5 Tahun
menyampaikannya kepada pemohon 1986. Sebab jika paradigma Undang – Undang
banding.19 Nomor 5 Tahun 1986 yang dipakai, maka
Setelah seluruh upaya administratif artinya semua sengketa Tata Usaha Negara
sebagaimana disebut diatas telah ditempuh akan ditangani langsung oleh Pengadilan Tinggi
akan tetapi administrabele20 masih merasa Tata Usaha Negara, sebab pasca berlakunya
tidak puas dengan keputusan banding yang ia Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2014,
terima, maka administrabele dapat seluruh sengketa Tata Usaha Negara
melanjutkan upaya penyelesaian sengketa Tata diharuskan menempuh upaya administratif
Usaha Negara yang dimaksud ke pengadilan.21 terlebih dahulu.
Berdasarkan keseluruhan uraian diatas maka
dapat lah ditarik suatu benang merah bahwa
19 Administrabele adalah warga masyarakat pencari
keadilan yang menempuh upaya hukum terhadap uang-paksa-dan.html, Diakses pada tanggal 5 Desember
keputusan/tindakan pejabat tata usaha negara yang 2015.
dianggap merugikan kepentinganya, baik melalui upaya 22 Ketentuan ini diatur dalam Pasal 51 ayat (3) Undang-

administratif (jika tersedia) maupun melalui pengadilan Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
(PTUN). Lihat dalam Baharudin Lopadan Andi Hamzah, Negara yang kemudian dielaborasi lebih lanjut dengan
Mengenai Peradilan Tata Usaha Negara, Edisi Kedua, Cet. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 2 Tahun
Kesatu, Sinar Grafika, Jakarta, 1991, Hal. 58. 1991Petunjuk Pelaksanaan Beberapa Ketentuan dalam UU
20 Vide Pasal 76 ayat (3) Undang-Undang No. 30 Tahun No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Menurut SEMA No. 2 Tahun 1991, penyelesaian terhadap
21 Lihat pendapat yang sama mengenai hal ini dalam sengketa TUN yang telah menempuh upaya administratif
Bambang Heriyanto, Kompetensi Absolut Peradilan Tun dilakukan oleh: (i) PTUN, jika upaya administratifnya
Pasca Berlakunya UU Administrasi hanya berupa keberatan saja; dan (ii) PT TUN, jika upaya
Pemerintahan,http://hery- administratifnya berupa keberatan dan/atau banding
judge.blogspot.co.id/2009/12/tata-cara-pelaksanaan- administratif.

173
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021

upaya administratif menurut Undang – Undang Pasal 77 Undang – undang Nomor 30


Nomor 30 Tahun 2014 adalah tidak wajib hanya Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
pilihan karena ada kata – kata dapat artinya :
hukum memberikan altenatif atau pilihan 1) Keputusan dapat diajukan keberatan dalam
hukum (choice of law) dan diperjelas dengan waktu paling lama 21 (dua puluh satu) hari
Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun kerja sejak diumumkannya Keputusan
2018 bersifat wajib (mandatory) dan berlaku tersebut oleh Badan dan/atau Pejabat
terhadap semua sengketa Tata Usaha Negara. Pemerintahan.
Artinya, penyelesaian setiap sengekta Tata 2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada
Usaha Negara harus terlebih dahulu ayat (1) diajukan secara tertulis kepada
diupayakan melalui lembaga upaya Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
administratif yang terdiri dari upaya keberatan yang menetapkan Keputusan.
dan banding administratif. Setelah seluruh 3) Dalam hal keberatan sebagaimana
upaya administratif itu telah ditempuh dimaksud pada ayat (1) diterima, Badan
(exhausted) namun tidak juga terdapat dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib
penyelesaian, barulah sengketa tersebut dapat menetapkan Keputusan sesuai
diajukan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara. permohonan keberatan.
Penerapan batasan tenggan waktu 4) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
mengajukan gugatan ke pengadilan merupakan menyelesaikan keberatan paling lama 10
hal penting untuk menghadirkan kepastian (sepuluh) hari kerja.
hukum terhadap proses beracara. Tenggang 5) Dalam hal Badan dan/atau Pejabat
waktu mengajukan memberikan batas waktu Pemerintahan tidak menyelesaikan
kepada seseorang atau badan hukum perdata keberatan dalam jangka waktu
untuk memperjuangkan hak dan kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
hukumnya dengan cara mengajukan keberatan dianggap dikabulkan.
permohonan ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha 6) Keberatan yang dianggap dikabulkan,
Negara, dengan berkembangnya hukum di ditindaklanjuti dengan penetapan
Indonesia telah ada perubahan mengenai Keputusan sesuai dengan permohonan
jangka waktu mengajukan gugatan ke keberatan oleh Badan dan/atau Pejabat
Pengadilan Tata Usaha Negara yang diatur Pemerintahan.
dalam Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2014 7) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
khususnya pada Pasal 75 sampai dengan 78 wajib menetapkan Keputusan sesuai
yang berbunyi : Pasal 75, warga masyarakat dengan permohonan paling lama 5 (lima)
yang dirugikan terhadap Keputusan dan/atau hari kerja setelah berakhirnya tengaang
Tindakan dapat mengajukan Upaya waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
Administratif kepada Pejabat Pemerintahan (4).
atau atasan Pejabat yang menetapkan dan/atau Pasal 78 Undang – undang nomor 30 tahun
melakukan Keputusan dan/atau Tindakan. 2014 tentang administrasi pemerintahan :
Upaya Administratif sebagaimana dimaksud 1) Keputusan dapat diajukan banding dalam
pada ayat (1) terdiri atas : waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
1) Keberatan Administratif sejak keputusan upaya keberatan ditolak.
2) Banding Administratif 2) Banding sebagaimana dimaksud pada ayat
Pasal 76, Badan dan/atau Pejabat (1) diajukan secara tertulis kepada atasan
pemerintahan berwenang menyelesaikan pejabat yang menetapkan Keputusan.
keberatan atas Keputusan dan/atau Tindakan 3) Dalam hal banding sebagaimana dimaksud
yang ditetapkan dan/atau dilakukan yang pada ayat (1) dikabulkan, Badan dan atau
diajukan oleh warga msyarakat. Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan
Dalam hal warga masyarakat tidak Keputusan sesuai dengan permohonan
menerima atas penyelesaian banding oleh banding.
atasan pejabat, warga masyarakat dapat 4) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
mengajukan gugatan ke Pengadilan. menyelesaikan banding paling lama 10
(sepuluh) hari kerja.

174
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021

5) Dalam hal Badan dan/atau Pejabat pemerintahan setelah menempuh upaya


Pemerintahan tidak menyelesaikan banding administratif. (4) Pengadilan memeriksa,
dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud memutus dan menyelesaikan gugatan sengketa
pada ayat (4), keberatan dianggap administrasi pemerintahan menurut ketentuan
dikabulkan. peraturan perundang – undangan yang berlaku.
6) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan Bahwa bilamana ketentuan norma yang
wajib menetapkan Keputusan sesuai berlaku seperti tersebut diatas sebagaimana
dengan permohonan paling lama 5 (lima) diatur dalam Undang – Undang Nomor 30
hari kerja setelah berakhirnya tenggang Tahun 2014 Jo. Peraturan Mahkamah Agung RI
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman
(4). Penyelesaian Sengketa Administrasi
Mencermati ketentuan Pasal 75 jo Pasal Pemerintahan setelah menempuh Upaya
76 jo Pasal 77 jo Pasal 78 Undang – Undang Administratif, yang bersifat wajib (mandatory)
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi dan berlaku terhadap semua sengketa Tata
Pemerintahan yang pada pokoknya dalam hal Usaha Negara, maka jelas Pengadilan Tata
pengajuan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Usaha Negara tidak berwenang menerima,
Negara harus menempuh upaya administrasi sengketa administrasi pemerintahan yang
terlebih dahulu, kemudian mengenai ketentuan diajukan pihak penguggat24.
tenggang waktu pengajuan gugatan setelah
menempuh upaya administratif di atur lebih PENUTUP
lanjut dalam ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan A. Kesimpulan
Pasal 1 angka 9 Peraturan Mahkamah Agung RI 1. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menegaskan
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman semua warga negara bersamaan
Penyelesaian Sengketa Administrasi kedudukannya di dalam hukum, tentunya
Pemerintahan setelah menempuh Upaya kedudukan bagi para pihak yaitu
Administrasi, yang menyebutkan sebagai penggugat masyarakat/badan hukum
berikut : perdata dan terggugat badan/pejabat
Pasal 5 ayat (1) “Tenggang waktu tata usaha negara dalam penyelesaian
pengajuan gugatan di Pengadilan dihitung 90 sengketa sama di mata hukum.
(Sembilan puluh) hari sejak keputusan atas Penggugat dalam sengketa TUN juga
upaya administratif diterima oleh warga adalah orang atau badan hukum perdata
masyarakat atau diumumkan oleh Badan yang merasa kepentingannya dirugikan
dan/atau Pejabat Administrasi Pemerintahan oleh suatu keputusan tata usaha negara,
yang menangani penyelesaian upaya sehingga penggugat memiliki kewenagan
administratif”23 hukum untuk melakukan proses
3. Upaya Administratif Setelah Berlakunya penuntutan ganti rugi dan atau
Peraturan Mahkamah Agung rehabilitasi demi menjamin keadilan dan
RI Nomor 6 Tahun 2018 tentang kepastian hukum.
Pedoman Penyelesaian Sengketa 2. Dalam sistem peradilan tata usaha
Administrasi Pemerintahan negara , upaya administratif telah diakui
Untuk mengetahui lebih jelas bunyi pasal 2 dalam hukum positif di Indonesia sebagai
ayat 1 dan 2 Peraturan Mahkamah Agung RI bagian dari sistem peradilan tata usaha
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman negara, karena upaya administratif
Penyelesaian Sengketa Administrasi merupakan komponen khusus yang
Pemerintahan setelah menempuh Upaya berkaitan dengan peradilan tata usaha
Administratif, dapat dilihat bunyi normanya negara dalam penyelesaian sengketa tata
yaitu sebagi berikut : usaha negara. Sisi positif juga dari upaya
Pasal 2 ayat : (3) Pengadilan berwenang administratif ini selain merupakan sarana
menerima, memeriksa, memutus dan perlindungan bagi masyarakat/badan
menyelesaikan Sengketa administrasi hukum perdata yang merasa dirugikan

23 Baherman : Tinjauan Yuridi Terhadap Upaya 24 Firzal Arzhi Jiwantara : Upaya Administratif Dalam
Administratif Sebagai Syarat Formal Hal. 94 - 95 Penyelesaian Sengketa Tata Usaha Negara

175
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021

akibat dikeluarkannya keputusan dari 2. Tentunya sebagai negara yang


pejabat TUN, upaya administratif ini berdasarkan aturan-aturan,
merupakan tahap dalam melakukan pemerintah/lembaga peradilan Indonesia
penilaian secara lengkap terhadap harus melakukan sosialisasi terkait
Keputusan Tata Usaha Negara baik dari dengan upaya administratif yang diatur
segi legalitas apakah sudah sesuai dalam Undang – undang Nomor 30
dengan AUPB/peraturan perundang– Tahun 2014 tentang Administrasi
undangan yang berlaku, karena kalau Pemerintahan karena upaya administratif
KTUN yang dikeluarkan oleh pejabat TUN ini sebagai sarana perlindungan bagi
itu bertentangan dengan masyarakat/badan hukum perdata yang
AUPB/Peraturan perundan-undangan merasa dirugikan akibat dikeluarkannya
yang berlaku maka kewibawaan dari keputusan tata usaha negara oleh
pada pemerintah itu sendiri akan tidak pejabat tata usaha negara, serta upaya
baik di mata publik. Terkait upaya administratif ini juga sebagai tahap
administratif yang diatur oleh Undang- pengujian mengenai legalitas dari
undang Nomor 30 Tahun 2014 selain keputusan tata usaha negara karena hal
membuka ruang bagi masyarakat/badan ini menyangkut dengan kewibawaan dari
hukum perdata yang merasa dirugikan, badan/ pejabat tata usaha negara yang
pihak Mahkamah Agung juga telah mengeluarkan keputusan tersebut
bertindak responsif dengan sebelum masuk ke ranah peradilan tata
mengeluarkan peraturan pelaksana yaitu usaha negara.
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 6
Tahun 2018 tentang Pedoman DAFTAR PUSTAKA
Penyelesaian sengketa Administrasi Buku – buku :
Pemerintahan setelah menempuh Upaya Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode
Administrasi, sehingga dalam peraturan Penelitian Hukum,Jakarta: Rajawali Pers,
tersebut berarti upaya administrasi 2003
menjadi kewajiban juga yang harus Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu
ditempuh atau syarat formal sebelum Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta
mengajukan gugatan ke pengadilan tata 1998’
usaha negara, karena secara konseptual Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum,
upaya administratif merupakan Surabaya: Hilal Pustaka, 2013 Rajawali
mekanisme pengajuan keberatan dan Pers, 2011
atau banding administratif terhadap Soetami, A. Siti, SH, Hukum Acara Peradilan
keputusan pemerintahan dalam Tata Usaha Negara, Editor: Aep Gunarsa,
lingkungan internal pemerintahan. Suratman, H.Philips Dillah, “Metode Penelitian
Hukum”, Bandung:Alfabeta, Hlm.32
B. Saran
1. Sebagai negara kesejahteraan (walfare Jurnal :
state), tentunya penulis menyarankan Pratiwi Setya dkk Jurnal Penjelasan Hukum
ketika terjadi sengketa tata usaha negara Asas–Asas Umum Pemerintahan yang
antar masyarakat & badan atau pejabat Baik , Jakarta 2014
TUN pemerintah harus lebih Jiwantara Arzhi Firzhal, Upaya Administratif
memprioritaskan masyarakat yang dan Penerapannya Dalam Penyelesaian
merasa dirugikan ketika dalam proses Sengketa Administrasi, Jurnal Vol.34, No. 2
penyelesaian sengketa karena hak-hak Juli 2019
dari masyarakat ini merupakan hal yang Soehino, Jurnal tentang Asas – Asas Hukum
penting dalam konteks bernegara apalagi Tata Negara Pemerintahan, Yogyakarta:
untuk mempertahankan kedudukan Liberty, 1984
hukumnya demi mendapatkan rasa Indroharto, Jurnal tentang Asas – Asas Umum
keadilan yang semestinya. Pemerintahan Yang Baik, Bandung,
1994

176
Lex Administratum, Vol. IX/No. 6/Jul-Sep/2021

Lotulung E Paulus, Jurnal tentang Kompetisi


Peradilan Tata Ushaa Negara Pasca
Pengesahan R.U.U Administrasi
Pemerintahan, Surabaya, 14 Maret 2009

177

Anda mungkin juga menyukai