Tindak Pidana
Kesalahan
KESENGAJAAN
KEMAMPUAN BERTANGGUNGJAWAB
Menurut Van Hamel, kemampuan bertanggung jawab adalah suatu keadaan normalitas psikis dan kematangan
(kecerdasan) yang membawa 3 kemampuan :
1. Mampu untuk mengerti nilai dari akibat perbuatannya sendiri
2. Mampu untuk menginsafi/menyadari bahwa perbuatan itu menurut pandangan masyarakat tidak dibolehkan
3. Mampu untuk menentukan kehendaknya
Di dalam KUHP dalam pasal 44 KUHP yang merumuskan tentang kebalikan dari kemampuan bertanggungjawab.
Ada 2 poin, yaitu :
1. Orang yang mengalami masalah psikis secara permanen (dibawa dari lahir)
2. Sakit yang tidak permanen, artinya orang-orang tertentu yang akan masalah kejiwaannya muncul dan
melakukan tindak pidana
Kesimpulan pasal 44 :
1. Kemampuan bertanggungjawab dilihat dari sisi pelaku berupa keadaan akal/jiwa yang catat pertumbuhan
2. Harus dilakukan oleh seorang psikiater
3. Ada hubungan sebab-akibat antara keadaan jiwa dengan perbuatan yang dilakukan
4. Penilaian terhadap hubungan sebab-akibat merupakan otoritas hakim yang mengadili perkara
5. Sistem yang dipakai dalam kuhp adalah deskriftif normatif; deskriftif berkaitan dengan keadaan jiwa itu
digambarkan menurut apa adanya oleh psikiater; normatif hakim yang menilai berdasarkan hasil pemeriksaan
tadi menyimpulkan mampu atau tidak mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya
Dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu :
1. Metode biologis, dilakukan oleh psikiater
2. Metode psikologis, menunjukan keadaan jiwa yang abnormal dengan perbuatannya
3. Metode biologis psikologis, selain memperhatikan keadaan jiwa, juga dilakukan penilaian terhadap jiwanya
Tidak mampu bertanggungjawab sebagian ada beberapa contoh, antara lain :
1. Orang yang punya kelainan jiwa yang tidak bisa melihat orang lain, karena akan ada dorongan untuk
mengambil barang orang (klepto)
2. Penyakit piromani, artinya orang-orang yang punya kejiwaan suka membakar tanpa suatu alasan
3. Penyakit claustrophobi, artinya yang merasa takut di tempat yang sempit, bisa melakukan hal yang dilarang
karena ketakutannya
PIDANA
PIDANA BERSYARAT
PEMBEBASAN BERSYARAT
Hal-Hal Yang Menyebabkan gugurnya hak menuntut pidana diatur dalam KUHP :
1. Pasal 76 KUHP berkaitan dengan Asas Ne Bis In Idem (seseorang tidak boleh dituntut untuk kedua kalinya
mengenai kasus yang sama)
2. Pasal 77 KUHP berkaitan dengan meninggalnya terdakwa
3. Pasal 78-81 KUHP tentang daluarsa (verjaring)/lewat waktu
4. Pasal 82 KUHP berkaitan dengan penyelesaian di luar persidangan
Hal-Hal Yang Menyebabkan gugurnya hak menuntut pidana diatur di luar KUHP:
1. Abolisi
2. Amnesti
Hal-Hal Yang Menyebabkan gugurnya hak menjalani pidana diatur dalam KUHP :
1. Pasal 83 berkaitan dengan meninggalnya si terpidana
2. Pasal 84-85 KUHP tentang daluarsa
Hal-Hal Yang Menyebabkan gugurnya hak menjalani pidana diluar KUHP :
1. Grasi (UU no 2 tahun 2002)