OKTOBER 2022
NAMA : MOCH.ALFHA CHUSNI T.H.
1. Jelaskan secara lengkap cara mengajukan perkara di Pengadilan Agama ,baik terhadap
Perkara yang bersifat gugatan maupun perkara yang bersifat permohonan.
Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau
permohonan.
Pihak berperkara menghadap petugas Meja Pertama dan menyerahkan surat gugatan
atau permohonan, minimal 2 (dua) rangkap. Untuk surat gugatan ditambah sejumlah
Tergugat.
Petugas Meja Pertama (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap perlu berkenaan
dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar biaya perkara yang kemudian ditulis
dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Besarnya panjar biaya perkara
diperkirakan harus telah mencukupi untuk menyelesaikan perkara tersebut, didasarkan
pada pasal 182 ayat (1) HIR atau pasal 90 Undang Undang Republik Indonesia Nomor
3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor : 7 Tahun 1989 Tentang
Peradilan Agama.
Catatan: Bagi yang tidak mampu dapat diijinkan berperkara secara prodeo (cuma-
cuma). Ketidakmampuan tersebut dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan
dari Lurah atau Kepala Desa setempat yang dilegalisasi oleh Camat.
Bagi yang tidak mampu maka panjar biaya perkara ditaksir Rp. 0,00 dan ditulis dalam
Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM), didasarkan pasal 273 – 281 RBg. Dalam
tingkat pertama, para pihak yang tidak mampu atau berperkara secara prodeo. Perkara
secara prodeo ini ditulis dalam surat gugatan atau permohonan bersama-sama (menjadi
satu) dengan gugatan perkara. Dalam posita surat gugatan atau permohonan disebutkan
alasan penggugat atau pemohon untuk berperkara secara prodeo dan dalam petitumnya.
Petugas Meja Pertama menyerahkan kembali surat gugatan atau permohonan kepada
pihak berperkara disertai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dalam
rangkap 3 (tiga).
Pihak berperkara menyerahkan kepada pemegang kas (KASIR) surat gugatan atau
permohonan tersebut dan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM).
Pemegang kas menyerahkan asli Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pihak
berperkara sebagai dasar penyetoran panjar biaya perkara ke bank.
Pihak berperkara datang ke loket layanan bank yang sudah di tunjuk atau bekerjasama
dengan PA.Batulicin (Bank Kalsel cabang Batulicin) dan mengisi slip penyetoran
panjar biaya perkara. Pengisian data dalam slip bank tersebut sesuai dengan Surat
Kuasa Untuk Membayar (SKUM), seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran.
Kemudian pihak berperkara menyerahkan slip bank yang telah diisi dan menyetorkan
uang sebesar yang tertera dalam slip bank tersebut.
Setelah pihak berperkara menerima slip bank yang telah divalidasi dari petugas layanan
bank, pihak berperkara menunjukkan slip bank tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa
Untuk Membayar (SKUM) kepada pemegang kas.
Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan kembali kepada pihak
berperkara. Pemegang kas kemudian memberi tanda lunas dalam Surat Kuasa Untuk
Membayar (SKUM) dan menyerahkan kembali kepada pihak berperkara asli dan
tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) serta surat gugatan atau
permohonan yang bersangkutan.
Pihak berperkara menyerahkan kepada petugas Meja Kedua surat gugatan atau
permohonan sebanyak jumlah tergugat ditambah 2 (dua) rangkap serta tindasan
pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM).
Petugas Meja Kedua mendaftar/mencatat surat gugatan atau permohonan dalam
register bersangkutan serta memberi nomor register pada surat gugatan atau
permohonan tersebut yang diambil dari nomor pendaftaran yang diberikan oleh
pemegang kas.
Petugas Meja Kedua menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat gugatan atau
permohonan yang telah diberi nomor register kepada pihak berperkara.
2. Jelaskan pengertia gugatan/permohonan, siapa saja yang berhak mengajukan gugatan dan
jelaskan bentuk bentuk gugatan, syarat syarat membuat gugatan, dan unsur-unsur dalam
gugatan, secara lengkap
(2) ditandatangani oleh pihak yang mengajukan (partij materiil) atau kuasa hukumnya
(partij formil).
Identitas Para Pihak, meliputi nama lengkap, alamat tempat tinggal, tanggal lahir,
pekerjaan, agama, kewarganegaraan (jika perlu). Penyebutan pihak-pihak terlibat
juga harus disertai posisinya masing-masing, misalnya apakah bertindak sebagai
Penggugat, Tergugat, Pemohon atau Termohon.
3. Jelaskan sifat hukum Acara Perdata secara lengkap dan sebutkan azasazas hukum acara
Perdata sertakan penejelasa dengan lengkap
Inisiatif berasal dari orang merasa haknya dilanggar.Penggugat mempunyai pengaruh sangat
besar terhadap jalanya perkara, mau merubah,mencabut atau meneruskan gugatan.Hukum
acara bersifat baku tidak dapat ditafsirkan atau disimpangi.Apabila sudah terjadi jawab
menjawab penggugat tidak dapat mencabut gugatan kecuali atas persetujuan tergugat,karena
sudah menyangkut kepentingan hukum pihak lain.Upaya hukum dibatasi waktu yg cermat
dan tenggang waktu yang tidak dpt dilanggar.Hukum acara awalnya bersifat mengatur,akan
tetapi apabila sudah berjalan bersifat memaksa
4. Jelaskan yang dimaksud dengan posita , petitum, peristiwa hokum sertakan contohnya dan
fakta hukum sertakan contohnya.
a) P o s i t a / fondamentum petendi
Berisi uraian kejadian atau fakta-fakta yang menjadi dasar adanya sengketa yang terjadi
(recht feitum/ feitelijke grong) dan hubungan hukum yang menjadi dasar gugatan (recht
gronden/ rechtelijke grond ). Posita disebut juga fundamentum petendi.
Posita gugatan dibuat dengan ringkas, jelas, dan terinci mengenai dalil-dalil yang berhubungan
dengan perkara. Antara posita satu dengan posita lainnya harus sinkron dan tidak boleh
saling bertentangan.
1. substantierings theorie : teori yg mengajarkan dalil gugatn tidak cukup hanya merumuskan
peristiwa hkum saja yg menjadi dasar tuntutan tetapi jg harus menjelaskan fakta-fakta yg
mendahului peristiwa hukum yg menjadi penyebab timbulnya peristiwa hukum tsb.
Posita yang satu sama lainnya saling bertentangan akan mengakibatkan gugatan menjadi
kabur atau obscur libel. Susunan posita tidak boleh masuk kategori error in persona,
diskwalifikasi,premature , an hanging maupun nebis in idem;
b) P e t i t u m
Petitum atau tuntutan berisi rincian apa saja yang diminta dan diharapkan penggugat untuk
dinyatakan dalam putusan/penetapam kepada para pihak terutama pihak tergugat dalam
putusan perkara.Tuntutan yang diminta untuk diputuskan harus berdasarkan posita yang
diuraikan. Tuntutan yang tidak berdasarkan posita sebelumnya mengakibatkan tuntutan
tidak diterima ( niet onvankelijke verklraard). Posita yang diuraikan ternyata tidak diajukan
tuntutan maka gugatan akan menjadi sia-sia karena hakim tidak berwenang memutus apa
yang tidak dituntut oleh para pihak yang berperkara yaitu melanggar azas ultra petitum
partium.
Peristiwa perkawinan antara seorang pria dengan seorang wanita, yang menimbulkan
akibat-akibat hukum (diatur oleh hukum), yaitu timbulnya hak dan kewajiban bagi kedua
mempelai.Fakta hukum adalah fakta yang diatur oleh hukum.Fakta hukum adalah fakta-
fakta yang terungkap didalam persidangan. Fakta-fakta tersebut adalah keterangan saksi
dibawah sumpah, keterangan terdakwa dan bukti-bukti.Jadi dimisalkan seorang yang
kehilangan sepeda motor kemudian hilang tanpa sepengatahuannya maka fakta yang diatur
oleh hukum itu adalah pencurian.
5. Apa yang dimaksud dengan Komulasi gugatan, sertakan contoh kasusnya masing-masing.
Penggabungan beberapa gugatan dalam satu gugatan disebut dengan kumulasi gugatan atau
samenvoeging van vordering, yaitu Penggabungan lebih dari satu tuntutan hukum ke dalam
satu gugatan.
ada 2 ( dua ) bentuk Penggabungan Gugatan, yaitu Kumulasi Subjektif /Penggabungan dari
Subjek adalah apabila seseorang mengajukan gugatanterhadap beberapa orang atau sebaliknya,
sedangkan Kumulasi Objektif adalahPenggugat mengajukan lebih dari satu tuntutan dalam satu
perkara sekaligus
cotoh komulasi gugatan : gugatan cerai didalamnya terdapat gugatan untuk meminta hak asuh
anak,hak nafkah,dan pembagian harta gono gini