berikut:
1.Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (kecuali perkara tertentu
dinyatakan tertutup untuk umum);
2.PU diperintahkan untuk menghadapkan terdakwa ke depan persidangan dalam
keadaan bebas;
3.Terdakwa ditanyakan identitasnya dan ditanya apakah sudah menerima salinan
surat dakwaan;
4.Terdakwa ditanya pula apakah dalam keadaan sehat dan bersedia untuk diperiksa
di depan persidangan (kalau bersedia sidang dilanjutkan);
5.Terdakwa ditanyakan apakah akan didampingi oleh Penasihat Hukum (apabila
didampingi apakah akan membawa sendiri, kalau tidak membawa sendiri akan
ditunjuk PH oleh Majlis Hakim dalam hal terdakwa diancam dengan pidana
penjara lima tahun atau lebih/pasal 56 KUHAP ayat (1);
6.Dilanjutkan pembacaan surat dakwaan;
7.Atas pembacaan surat dakwaan tadi terdakwa (PH) ditanya akan mengajukan
eksepsi atau tidak;
8.Dalam terdakwa/PH mengajukan eksepsi maka diberi kesempatan dan sidang
ditunda;
9.Apabila ada eksepsi dilanjutkan tanggapan JPU atas eksepsi (replik);
10.Selanjutnya dibacakan putusan sela oleh Majlis Hakim;
11.Apabila eksepsi ditolak dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara (pembuktian)
12.Pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan oleh PU (dimulai dari saksi korban);
13.Dilanjutkan saksi lainnya;
14.Apabila ada saksi yang meringankan diperiksa pula, saksi ahli Witness/expert)
15.Pemeriksaan terhadap terdakwa;
16.Tuntutan (requisitoir);
17.Pembelaan (pledoi);
18.Replik dari PU;
19.Duplik
20.Putusan oleh Majlis Hakim.
Atau singkatnya :
6. Berkas Perkara oleh Kepala Sub Bagian Umum diteruskan ke Panitera Muda
Pidana.
9. Perkara yang sudah ditetapkan Majelis Hakimnya oleh Ketua Pengadilan Tinggi
dikembalikan kepada Panitera / Sekretaris.
10. Panitera / Sekretaris menunjuk Panitera Pengganti yang akan membantu Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara tersebut.
11. Berkas Perkara oleh Panitera / Sekretaris diserahkan Panitera Muda Pidana
untuk didistribusikan ke Majelis Hakim yang bersangkutan.
Keterangan : No. 7 sampai dengan No.11 memerlukan waktu : 1 – 7 hari.
12. Perkara banding Penitera Muda Pidana diserahkan kepada Majelis Hakim yang
ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut.
Keterangan : No. 11 sampai dengan No.12 memerlukan waktu : 1 – 3 hari.
13. Perkara yang sudah diputus diminutasi oleh Panitera Pengganti yang
bersangkutan.
14. Perkara yang selesai diminutasi oleh Panitera Pengganti diserahkan kepada
Majelis Hakim untuk ditanda tangani.
15. Perkara setelah ditanda tangani oleh Majelis Hakim dan Panitera Pengganti
diserahkan kepada Panitera Muda Pidana.
16. Kepaniteraan Pidana setelah mencatat putusan banding ke dalam Buku Register
Induk Perkara Pidana, membuat surat pengantar pengiriman berkas perkara
(bendel-A) beserta salinan putusan banding ke Pengadilan Negeri yang
bersangkutan, kemudian diajukan kepada Panitera / Sekretaris untuk ditanda
tangani.
Keterangan :
- No.12 sampai dengan No.16 memerlukan waktu : 7 – 60 hari.
- No. 16 memerlukan waktu : 1 – 3 hari.
17. Setelah Surat Pengantar selesai ditanda tangani dikembalikan kepada Panitera
Muda Pidana.
18. Berkas Perkara oleh Panitera Muda Pidana dikirim kembali ke Pengadilan
Negeri yang bersangkutan.
19. Berkas Perkara diserahkan kepada Kasub Bagian Umum untuk dikirim kepada
Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
Keterangan :
- No. 16 sampai dengan No.19 memerlukan waktu : 1 hari.
- No. 19 memerlukan waktu : 1 – 2 hari.
20. Berkas Perkara diterima kembali oleh Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
Keterangan : No. 19 sampai dengan No.20 memerlukan waktu : 1 – 7 hari.
1. Terhadap putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang
merupakan putusan pemidanaan, terpidana. atau ahli warisnya dapat mengajukan
permohonan Peninjauan Kembali, dan dapat dikuasakan kepada Penasihat
Hukumnya.
5. Permohonan Peninjauan Kembali dari terpidana atau ahli warisnya atau Penasihat
Hukumnya beserta alasan-alasannya, diterima oleh Panitera dan ditulis dalam suatu
surat keterangan yang ditandatangani oleh Panitera dan pemohon.
6. Dalam hal terpidana selaku pemohon Peninjauan Kembali kurang memahami
hukum, Panitera wajib menanyakan dan mencatat alasan-alasan secara jelas dengan
membuatkan Surat Permohonan Peninjauan Kembali.
9. Dalam pemeriksaan tersebut, terpidana atau ahli warisnya dapat didampingi oleh
Penasehat Hukum dan Jaksa yang dalam hal ini bukan dalam kapasitasnya sebagai
Penuntut Umum ikut hadir dan dapat menyampaikan pendapatnya.
10. Dalam hal permohonan Peninjauan Kembali diajukan oleh terpidana yang sedang
menjalani pidananya, Hakim menerbitkan penetapan yang memerintahkan kepada
Kepala Lembaga Pemasyarakatan dimana terpidana menjalani pidana untuk
menghadirkan terpidana ke persidangan Pengadilan Negeri.
11. Panitera wajib membuat Berita Acara Pemeriksaan Peninjauan Kembali yang
ditandatangani oleh Hakim, Jaksa, pemohon dan Panitera. Berdasarkan berita acara
pemeriksaan tersebut dibuat berita acara pendapat yang ditandatangani oleh Majelis
Hakim dan Panitera.
b. Hakim dari Pengadilan yang memutus dalam tingkat pertama dengan penetapan
dapat meminta bantuan pemeriksaan, kepada Pengadilan Negeri tempat pemohon
Peninjauan Kembali berada;
d. Berita Acara Pendapat dibuat oleh Pengadilan yang telah memutus pada tingkat
pertama;
16. Dalam hal suatu perkara yang dimintakan Peninjauan Kembali adalah putusan
Pengadilan Banding, maka tembusan surat pengantar tersebut harus dilampiri
tembusan Berita Acara Pemeriksaan serta Berita Acara pendapat dan disampaikan
kepada Pengadilan Banding yang bersangkutan.
17. Fotocopy relaas pemberitahuan putusan Mahkamah Agung yang telah disahkan
oleh Panitera dikirimkan ke Mahkamah Agung.
18. Permohonan Peninjauan Kembali hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali saja (pasal
268 ayat 3 KUHAP).