Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : ………………………………………………………………………………………..

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : ………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4405/Hukum Acara Perdata

Kode/Nama UPBJJ : ………………………………………………………………………………………..

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
1. A

Perihal : Cerai Talak

Kepada Yth, ..............., 3 Maret 2020


Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat
di _

Jakarta Pusat

Assalamu’alaikum Wr Wb,
Dengan hormat saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Mita binti Nurahman, NIK: , Tempat tanggal
Lahir di , (umur
tahun), agama Islam, Pendidikan terakhir , Pekerjaan Karyawan Swasta,
tempat tinggal , di , No. , RT RW , Kelurahan/Desa ,
Kecamatan
, Kabupaten/Kota ;
Untuk selanjutnya disebut PEMOHON;

Dengan ini mengajukan permohonan cerai terhadap suami saya yang bernama:
Maman bin Mahmud, NIK; , Tempat tanggal Lahir di
, (umur tahun), agama Islam, Pendidikan terakhir
, Pekerjaan
, tempat tinggal di , No. , RT
RW , Kelurahan , Kecamatan
, Kota ;
Selanjutnya disebut TERMOHON;

Dengan ini bermaksud mengajukan permohonan IKRAR TALAK, Adapun


alasan/dalil-dalil permohonan IKRAR TALAK sebagai berikut:
1. Bahwa Pemohon dan Termohon telah menikah pada tanggal 7 Januari
1990., dihadapan Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Menteng, Kota __________, Provinsi ________. sebagaimana Kutipan
Akta Nikah Nomor: 4310/05/I/1990 tertanggal, 7 Januari 1990.
2. Bahwa saat pernikahan, Pemohon adalah ISTERI dan Termohon
Merupakan SUAMI, Keduanya setelah menikah bertempat tinggal terakhir
bersama diJl. Tanah Abang III No. 45 Jakarta Pusat., No. , RT RW ,
Kelurahan
, Kecamatan , Kota ;
3. Bahwa Pemohon dan Termohon juga telah campur (ba’da dukhul) sebagai
suami isteri dan sudah dikaruniai dua (2) orang anak masing-masing
bernama;
3.1. Dayat (L), lahir tanggal3 Maret 1992 ;
3.2. Lestari (P), lahir tanggal 16 Juni 1995;

4. Bahwa awalnya rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon berjalan rukun dan
sangat harmonis sebagaimana layaknya suatu rumah tangga yang baik, akan tetapi sejak
tahun 2017 antara Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan dan
pertengkaran yang terus menerus;
2. Bahwa Penyebab perselisihan dan pertengkaran disebabkan;
2.1. Perselisihan dan pertengkaran mulai terjadi sejak tahun 2017 dikarenakan
Termohon sudah tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga.
2.2. Untuk menutupi kebutuhan tersebut Pemohon bekerja di rumah tetangga
sebagai Asisten Rumah Tangga (ART)

5. Bahwa puncak dari perselisihan dan pertengkaran tersebut terjadi pada tanggal 15
Juni 2019 dimana Pemohon pergi meninggalkan Termohon dari tempat kediaman
bersama. Sehingga sejak saat itu Pemohon dan Termohon pisah rumah atau Keduanya
sudah tidak lagi melakukan hubungan layaknya suami isteri;
6. Bahwa melihat kondisi diatas Keluarga pernah melakukan musyawarah untuk
merukunkan kembali Pemohon dan Termohon, namun tidak berhasil. atas
permasalahan tersebut diatas Pemohon sudah tidak sanggup lagi untuk
mempertahankan perkawinan ini, oleh karenanya Pemohon telah berketetapan hati
untuk bercerai dengan Termohon;

Berdasarkan kepada apa yang telah diuraikan diatas, maka dengan ini Pemohon
memohon kepada Ketua Pengadilan Jakarta Selatan Cq. Majelis Hakim untuk memanggil
Pemohon dan Termohon agar hadir di muka persidangan, memeriksa, mengadili
perkara dan menjatuhkan putusan sebagai berikut:
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon;
2. Memberikan Izin Kepada Pemohon (Mita binti Nurahman) untuk menjatuhkan
talak satu Raj’i terhadap Termohon (Maman bin Mahmud);
3. Membebankan biaya perkara menurut hukum yang berlaku;
Atau apabila Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan Cq.Majelis Hakim berpendapat
lain, mohon putusan seadil-adilnya;
Demikian atas terkabulnya Permohonan ini, Pemohon sampaikan terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr Wb.
Hormat Pemohon
2. Terkait hukum acara, terdapat kebiasaan-kebiasaan yang seolah menjadi hukum
tidak tertulis, dan apabila tidak diluruskan akan merugikan pihak-pihak yang
berperkara. Kebiasaan tersebut di antaranya pemanggilan para pihak untuk
sidang pertama. Banyak penangan perkara yang beranggapan bahwa panggilan
sidang secara patut adalah 3 (tiga) kali. Sebelum tiga kali panggilan, para pihak
(dalam hal ini biasanya tergugat) memilih untuk tidak hadi r terlebih dahulu,
dengan keyakinan masih ada panggilan kedua dan ketiga yang akan disampaikan.
Terdapat ketentuan-ketentuan dan pendapat ahli yang mengatur tata cara
pemanggilan bagi para pihak. Ketentuan-ketentuan dan pendapat ahli yang
mendasari pemanggilan para pihak adalah sebagai berikut:
 Pasal 148 R.Bg./124 HIR
Dalam sidang pertama Penggugat yang tidak hadir dalam sidang,
sedangkan Tergugat hadir dalam sidang, Dalam keadaan yang demikian
Hakim dapat menjatuhkan putusan dengan menyatakan Gugatan Peggugat
Gugur dan menghukum Penggugat membayar biaya perkara;
 Pasal 149 ayat (1) R.Bg./125 ayat (1) HIR
Dalam sidang pertama Tergugat yang tidak hadir dalam sidang, sedangkan
Penggugat hadir dalam sidang, Dalam keadaan yang demikian Hakim
dapat menjatuhkan putusan dengan menyatakan Gugatan Penggugat
dapat dikabulkan dengan verstek (tanpa hadirnya Tergugat);
 Pasal 150 R.Bg./126 HIR
Dalam kejadian sebagaimana dalam sidang pertama apakah Penggugat
atau Tergugat yang tidak hadir Hakim dapat memerintahkan untuk
memanggil sekali lagi pihak yang tidak hadir agar datang menghadap pada
hari yang ditentukan dalam sidang itu;
 Pasal 151 R.Bg./127 HIR
Kemungkinan yang ke-empat apabila Tergugat ada seorang atau lebih
yang tidak hadir menghadap dalam sidang maka pemeriksaan perkara
ditunda sampai suatu hari yang ditetapkan sedekat mungkin. Penundaan
itu di dalam sidang diberitahukan kepada pihak-pihak yang hadir dan
pemberitahuan itu berlaku sebagai panggilan, sedangkan Tergugat-
tergugat yang tidak hadir diperintahkan agar dipanggil lagi. Kemudian
perkara diperiksa dan terhadap semua pihak diberikan keputusan dalam
satu surat putusan yang terhadapnya tidak dapat diadakan perlawanan;
 Pasal 186 ayat (3) R.Bg./159 ayat (3) HIR
Jika di antara pihak-pihak yang hadir pada hari pertama ada yang
kemudian tidak hadir pada hari sidang berikutnya, yang kemudian
ditunda lagi, maka Ketua memerintahkan agar pihak itu dipanggil lagi
untuk hadir pada sidang berikutnya;
 SEMA Nomor 9 Tahun 1964
Karena ada beberapa tafsiran mengenai putusan verstek, maka
Mahkamah Agung memberi pendapatnya sebagai berikut :
Menurut pasal 125 H.I.R. apabila tergugat, meskipun telah dipanggil
secara sah, akan tetapi tidak hadir, maka Hakim dapat
1. Menjatuhkan putusan verstek atau;
2. Menunda pemeriksaan –(berdasarkan pasal 126 H.I.R.) – dengan
perintah memanggil tergugat sekali lagi
3. Kemudian apabila dalam hal sub 2 tergugat tidak dapat lagi, maka
Hakim dapat menjatuhkan putusan verstek.

Anda mungkin juga menyukai