1
RV: Reglement of de Rechtsvordering. Rv merupakan hukum acara perdata yang berlaku bagi orang
'Eropa' dan 'Timur Asing' yang berada di Indonesia
Kualifikasi perbuatan tergugat, yaitu rumusan mengenai perbuatan tergugat yang
menyebabkan timbulnya sengketa seperti perbuatan yang menimbulkan pertengkaran
dalam rumah tangga. Kualifikasi perbuatan tergugat tersebut dicantumkan secara alternatif
agar paling tidak ada satu perbuatan tergugat yang dapat dibuktikan sehingga tuntutan
penggugat dapat dikabulkan.
Uraian kerugian yang diderita penggugat, baik berupa kerugian moril ataupun materiil.
Kerugian tersebut harus dinilai dengan nominal yang pasti dan dapat diertanggung-
jawabkan, uraian kerugian tersebut hendaknya didukung oleh bukti-bukti tertulis seperti
kwitansi dan lain-lain.
Hubungan antara posita dengan petitum (tuntutan) harus ada karena setiap tuntutan harus
didukung oleh posita dan petitum tidak boleh melebihi posita.
3. Petitum atau tuntutan
Petitum adalah tuntutan yang diminta oleh penggugat agar dikabulkan oleh pengadilan
melalui Majelis Hakim dalam persidangan. Petitum harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan
padat, sebab tuntutan yang tidak jelas maksudnya atau tidak sempurna bisa mengakibatkan
tuntutan tersebut tidak dapat diterima atau ditolak. Petitum juga harus berdasarkan hukum yang
dicantumkan dalam posita.
Petitum dan posita saling terkait satu sama lain, karena posita yang tidak dituntut dalam
petitum menyebabkan posita tersebut dianggap sebagai uraian tentang peristiwa sehingga yang
diinginkan oleh penggugat tidak dapat dikabulkan oleh Hakim sebab tidak ada yang dituntut,
sebaliknya, tuntutan yang tidak didukung oleh posita, maka tuntutan tersebut tidak akan
dikabulkan oleh Hakim.
Secara praktek, penulisan petitum dalam suatu surat gugatan atau permohonan ditulis
dalam bentuk primer dan subsider. Primer adalah tuntutan pokok, yaitu apa saja yang dituntut
oleh penggugat sebagaimana yang diinginkan penggugat dalam posita, umpamanya “1.
Mengabulkan gugatan penggugat, 2. Menjatuhkan talak satu bain shughra dari tergugat kepada
penggugat. 3. Menghukum tergugat untuk membayar nafkah selama masa iddah penggugat
sebesar Rp 15.000.000,00. 4. Membebankan biaya perkara kepada penggugat:.
Subsider adalah tuntutan agar keinginan penggugat untuk (umpamanya “bercerai”) tetap
dapat dikabulkan oleh Hakim dengan mencarikan alasan-alasan yang didapatkan oleh hakim
dalam pemeriksaan meskipun tidak terdapat dalam posita. Dengan tuntutan subsider ini maka
sekalipun tuntutan pokok penggugat dalam “primer” ditolak oleh Hakim, namun keinginan
(umpamanya untuk bercerai) tetap dapat dikabulkan, karena itu biasanya bunyi tuntutan subsider
adalah “apabila Hakim berpendapat lain, mohon putusan lain yang seadil-adilnya”.
Contoh surat gugatan
Hal : Cerai Gugat Banjarmasin, 09 Februari 2022
Kepada
Yth. Ketua Pengadilan Agama
Banjarmasin
Hormat Penggugat,
Dalam contoh di atas, nama penggugat dan tergugat adalah identitas, kemudian dari point
1 sampai dengan 10 adalah posita dan primer/subsider adalah petitum.
Contoh surat permohonan
Hal : Asal Usul Anak Banjarmasin, 01 Maret 2022
Kepada
Yth. Ketua Pengadilan Agama
Banjarmasin
Assalamu'alaikum wr. wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama …. NIK …lahir di Banjarmasin pada tanggal 05 Januari 1994 (umur 27 tahun), agama
Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Karyawan PT. DML, bertempat
tinggal di Jalan …, RT. .., RW. .., Kelurahan …, Kecamatan Banjarmasin
Selatan, Kota Banjarmasin. Selanjutnya disebut sebagai Pemohon I;
Nama … NIK … lahir di Banjarmasin pada tanggal 04 Februari 1995 (umur 26 tahun), agama
Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal
di Jalan …, RT. .., RW. .., Kelurahan …, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin. Selanjutnya disebut sebagai Pemohon II;
Dengan ini mengajukan permohonan Asal Usul Anak dengan alasan-alasan sebagai
berikut:
1. Bahwa Pemohon I dan Pemohon II menikah pada tanggal 07 November 2019 di rumah
Pemohon I di …, pernikahan tersebut tidak tercatat di Kantor Urusan Agama;
2. Bahwa pada saat menikah Pemohon I berstatus jejaka dalam usia 25 tahun dan Pemohon II
berstatus janda cerai dalam usia 24 tahun;
3. Bahwa dalam pernikahan antara Pemohon I dan Pemohon II yang menjadi wali nikah
adalah ayah kandung Pemohon II yang bernama …, dan yang menikahkan adalah
penghulu setempat yang bernama …dan disaksikan oleh dua orang saksi laki-laki yaitu …
dan …, dengan mahar berupa uang sebesar Rp. 100. 000 (seratus ribu rupiah);
4. Bahwa setelah menikah Pemohon I dan Pemohon II telah mempunyai 1 orang anak yang
bernama … lahir di Banjarmasin pada tanggal …;
5. Bahwa anak tersebut belum belum memiliki Akta Kelahiran Anak;
6. Bahwa Pemohon bermaksud ingin membuat Akta Kelahiran bagi anak Pemohon, akan
tetapi yang berwenang menerbitkan Akta Kelahiran menolak membuatkannya, karena
Pemohon tidak memiliki bukti tertulis;
7. Bahwa anak tersebut di atas benar-benar anak Pemohon I dan Pemohon II;
8. Bahwa atas dasar itulah Pemohon mengajukan Permohonan Asal Usul Anak untuk
melengkapi persyaratan pembuatan Akta Kelahiran Anak Pemohon I dan Pemohon II;
9. Bahwa Pemohon I dan Pemohon II menikah lagi pada tanggal … sebagaimana Kutipan
Akta Nikah Nomor: … yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama kecamatan …, pada
tanggal …;
Bahwa berdasarkan atas alasan-alasan tersebut diatas Pemohon mohon kepada
Pengadilan Agama Banjarmasin Cq. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan
menjatuhkan penetapan sebagai berikut:
Primer :
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
2. Menetapkan anak yang bernama … bin … lahir di Banjarmasin pada tanggal …, adalah
anak Pemohon I (…) dan Pemohon II (…);
3. Membebankan biaya perkara kepada negara;
Subsider :
Atau menjatuhkan penetapan lain yang seadil-adilnya;
Wassalam
Pemohon I, Pemohon II