Anda di halaman 1dari 6

Materi 2 Hukum Acara Perdata

B. Mengajukan tuntutan atau gugatan/permohonan


Pengajuan tuntutan ke pengadilan agama dibagi dalam dua bentuk, yaitu tuntutan yang
mengandung sengketa disebut gugatan, dan tuntutan yang tidak mengandung sengketa yang
disebut permohonan.
Berdasarkan ketentuan hukum acara yang berlaku di pengadilan agama (Rv Pasal 8
Nomor 3)1, gugatan atau permohonan yang diajukan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Identitas para pihak
Identitas para pihak meliputi nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, agama
dan tempat tinggal serta kedudukannya sebagai pihak dalam perkara yang diajukan apakah
sebagai penggugat/pemohon atau sebagai tergugat/termohon. Kalau penggugat atau tergugatnya
badan hukum, maka nama yang ditulis adalah nama pimpinannya , apabila negara yang
menggugat atau digugat maka yang ditulis adalah kepala pemerintahan, kalau pemerintah yang
menggugat atau digugat, maka yang ditulis adalah pimpinan kementerian yang bersangkutan.
2. Posita
Posita adalah dalil-dalil gugatan atau permohonan yang menunjukkan adanya hubungan
hukum antara penggugat/pemohon dengan tergugat/termohon, posita terdiri dari dua bagian yaitu
:
a. Bagian yang menguraikan tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi sehingga penggugat
mengajukan gugatan tersebut terhadap tergugat. Bagian ini harus ditulis secara runut sesuai
kejadian sebenarnya
b. Bagian yang menguraikan tentang hukumnya dan tentang adanya hak atau hubungan hukum
yang menjadi dasar hukum dari tuntutan. Bagian ini mencantumkan pasal-pasal perundang-
undangan ya.ng menjadi dasar tuntutan.
Secara garis besar, posita harus memuat hal-hal berikut :
 Objek perkara, yaitu permasalahan yang menjadi objek gugatan atau permohonan,
umpamanya gugatan tentang perceraian, warisan, hak asuh anak dan lain-lain.
 Fakta hukum, yaitu hal-hal yang menyebabkan timbulnya sengketa yang perlu diselesaikan
melalui pengadilan.

1
RV: Reglement of de Rechtsvordering. Rv merupakan hukum acara perdata yang berlaku bagi orang
'Eropa' dan 'Timur Asing' yang berada di Indonesia
 Kualifikasi perbuatan tergugat, yaitu rumusan mengenai perbuatan tergugat yang
menyebabkan timbulnya sengketa seperti perbuatan yang menimbulkan pertengkaran
dalam rumah tangga. Kualifikasi perbuatan tergugat tersebut dicantumkan secara alternatif
agar paling tidak ada satu perbuatan tergugat yang dapat dibuktikan sehingga tuntutan
penggugat dapat dikabulkan.
 Uraian kerugian yang diderita penggugat, baik berupa kerugian moril ataupun materiil.
Kerugian tersebut harus dinilai dengan nominal yang pasti dan dapat diertanggung-
jawabkan, uraian kerugian tersebut hendaknya didukung oleh bukti-bukti tertulis seperti
kwitansi dan lain-lain.
 Hubungan antara posita dengan petitum (tuntutan) harus ada karena setiap tuntutan harus
didukung oleh posita dan petitum tidak boleh melebihi posita.
3. Petitum atau tuntutan
Petitum adalah tuntutan yang diminta oleh penggugat agar dikabulkan oleh pengadilan
melalui Majelis Hakim dalam persidangan. Petitum harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan
padat, sebab tuntutan yang tidak jelas maksudnya atau tidak sempurna bisa mengakibatkan
tuntutan tersebut tidak dapat diterima atau ditolak. Petitum juga harus berdasarkan hukum yang
dicantumkan dalam posita.
Petitum dan posita saling terkait satu sama lain, karena posita yang tidak dituntut dalam
petitum menyebabkan posita tersebut dianggap sebagai uraian tentang peristiwa sehingga yang
diinginkan oleh penggugat tidak dapat dikabulkan oleh Hakim sebab tidak ada yang dituntut,
sebaliknya, tuntutan yang tidak didukung oleh posita, maka tuntutan tersebut tidak akan
dikabulkan oleh Hakim.
Secara praktek, penulisan petitum dalam suatu surat gugatan atau permohonan ditulis
dalam bentuk primer dan subsider. Primer adalah tuntutan pokok, yaitu apa saja yang dituntut
oleh penggugat sebagaimana yang diinginkan penggugat dalam posita, umpamanya “1.
Mengabulkan gugatan penggugat, 2. Menjatuhkan talak satu bain shughra dari tergugat kepada
penggugat. 3. Menghukum tergugat untuk membayar nafkah selama masa iddah penggugat
sebesar Rp 15.000.000,00. 4. Membebankan biaya perkara kepada penggugat:.
Subsider adalah tuntutan agar keinginan penggugat untuk (umpamanya “bercerai”) tetap
dapat dikabulkan oleh Hakim dengan mencarikan alasan-alasan yang didapatkan oleh hakim
dalam pemeriksaan meskipun tidak terdapat dalam posita. Dengan tuntutan subsider ini maka
sekalipun tuntutan pokok penggugat dalam “primer” ditolak oleh Hakim, namun keinginan
(umpamanya untuk bercerai) tetap dapat dikabulkan, karena itu biasanya bunyi tuntutan subsider
adalah “apabila Hakim berpendapat lain, mohon putusan lain yang seadil-adilnya”.
Contoh surat gugatan
Hal : Cerai Gugat Banjarmasin, 09 Februari 2022
Kepada
Yth. Ketua Pengadilan Agama
Banjarmasin

Assalamu'alaikum wr. wb.


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama … NIK …, lahir di Banjarmasin pada tanggal Maret 1986, (umur 35 tahun), agama
Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan SMK, bertempat tinggal di
Jalan …., Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin. Selanjutnya
disebut sebagai “Penggugat”;
Dengan hormat, Penggugat mengajukan gugatan perceraian berlawanan dengan:
Nama …, NIK, …, lahir di Banjarmasin pada tanggal 10 April 1982, (umur 39 tahun), agama
Islam, pekerjaan tidak ada, pendidikan SMA, dahulu bertempat tinggal di
Jalan …, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin. Sekarang
berada di Lembaga Pemasyarakatan Karang Intan, Jalan IR. PHM. Noor,
Desa Lihung, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, , Selanjutnya
disebut sebagai “Tergugat”;
Adapun alasan/dalil-dalil gugatan Penggugat sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat dengan Tergugat adalah suami isteri yang melangsungkan pernikahan
pada tanggal …, dan dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama
Kecamatan , Kutipan Akta Nikah Nomor: … tanggal …, pada waktu akad nikah Penggugat
berstatus tidak kawin (perawan) dan Tergugat berstatus tidak kawin (jejaka);
2. Bahwa sesaat setelah akad nikah, Tergugat mengucapkan shigat taklik talak (talak
bersyarat) terhadap Penggugat yang bunyinya sebagaimana tercantum di dalam Buku
Kutipan Akta Nikah tersebut;
3. Bahwa setelah pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat bertempat tinggal di …
selama 9 tahun, sampai berpisah;
4. Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah kumpul
sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 2 orang anak bernama :
4.1. ;
4.2. ;
5. Bahwa pada mulanya rumah tangga Penggugat dan Tergugat dalam keadaan rukun dan
harmonis namun sejak 2014, ketentraman rumah tangga Penggugat dengan Tergugat
goyah, antara Penggugat dengan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran
yang terus menerus, disebabkan kebiasaan buruk Tergugat yang sering bermain judi,
mengkonsumsi obat-obatan terlarang minum-minuman keras dan Penggugat sudah sering
menegur Tergugat, namun Tergugat tidak memperdulikanhya, hal ini membuat Penggugat
merasa tidak nyaman berumah tagga dengan Tergugat;
6. Bahwa Tergugat juga pernah ketahuan selingkuh dengan perempuan lain, dan Tergugat
pernah mengakuinya dan meminta maaf kepada Penggugat;
7. Bahwa apabila terjadi perselisihan dan pertengkaran Tergugat sering berkata-kata kasar
kepada Penggugat ;
8. Bahwa pada 10 Agustus 2016, Tergugat ditangkap polisi karena terlibat kasus narkoba,
kemudian oleh Pengadilan Negeri Banjarmasin, Tergugat divonis 7 tahun 3 bulan;
9. Bahwa akibat Tergugat menjalani hukuman tersebut di Lembaga Pemasyarakatan Karang
Intan antara Penggugat dan Tergugat pisah tempat tinggal sampai sekarang sudah berjalan
selama 5 tahun lebih dan selama itu pula tidak ada hubungan baik lahir maupun batin
antara Penggugat dengan Tergugat
10. Bahwa dengan adanya perselisihan dan pertengkaran tersebut mengakibatkan rumah
tangga Penggugat dan Tergugat tidak ada kebahagiaan lahir dan batin dan tidak ada
harapan untuk kembali membina rumah tangga;
Berdasarkan alasan/dalil-dalil tersebut, Penggugat memohon agar Ketua Pengadilan
Agama Banjarmasin c.q. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya
menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:
PRIMER :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menjatuhkan talak satu bain shughra Tergugat (…) terhadap Penggugat (…);
3. Membebankan biaya perkara menurut hukum ;
SUBSIDER :
Atau menjatuhkan putusan lain yang seadil-adilnya;
Demikian atas terkabulnya gugatan ini, Penggugat menyampaikan terima kasih,
Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Hormat Penggugat,
Dalam contoh di atas, nama penggugat dan tergugat adalah identitas, kemudian dari point
1 sampai dengan 10 adalah posita dan primer/subsider adalah petitum.
Contoh surat permohonan
Hal : Asal Usul Anak Banjarmasin, 01 Maret 2022
Kepada
Yth. Ketua Pengadilan Agama
Banjarmasin
Assalamu'alaikum wr. wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama …. NIK …lahir di Banjarmasin pada tanggal 05 Januari 1994 (umur 27 tahun), agama
Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Karyawan PT. DML, bertempat
tinggal di Jalan …, RT. .., RW. .., Kelurahan …, Kecamatan Banjarmasin
Selatan, Kota Banjarmasin. Selanjutnya disebut sebagai Pemohon I;
Nama … NIK … lahir di Banjarmasin pada tanggal 04 Februari 1995 (umur 26 tahun), agama
Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal
di Jalan …, RT. .., RW. .., Kelurahan …, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin. Selanjutnya disebut sebagai Pemohon II;
Dengan ini mengajukan permohonan Asal Usul Anak dengan alasan-alasan sebagai
berikut:
1. Bahwa Pemohon I dan Pemohon II menikah pada tanggal 07 November 2019 di rumah
Pemohon I di …, pernikahan tersebut tidak tercatat di Kantor Urusan Agama;
2. Bahwa pada saat menikah Pemohon I berstatus jejaka dalam usia 25 tahun dan Pemohon II
berstatus janda cerai dalam usia 24 tahun;
3. Bahwa dalam pernikahan antara Pemohon I dan Pemohon II yang menjadi wali nikah
adalah ayah kandung Pemohon II yang bernama …, dan yang menikahkan adalah
penghulu setempat yang bernama …dan disaksikan oleh dua orang saksi laki-laki yaitu …
dan …, dengan mahar berupa uang sebesar Rp. 100. 000 (seratus ribu rupiah);
4. Bahwa setelah menikah Pemohon I dan Pemohon II telah mempunyai 1 orang anak yang
bernama … lahir di Banjarmasin pada tanggal …;
5. Bahwa anak tersebut belum belum memiliki Akta Kelahiran Anak;
6. Bahwa Pemohon bermaksud ingin membuat Akta Kelahiran bagi anak Pemohon, akan
tetapi yang berwenang menerbitkan Akta Kelahiran menolak membuatkannya, karena
Pemohon tidak memiliki bukti tertulis;
7. Bahwa anak tersebut di atas benar-benar anak Pemohon I dan Pemohon II;
8. Bahwa atas dasar itulah Pemohon mengajukan Permohonan Asal Usul Anak untuk
melengkapi persyaratan pembuatan Akta Kelahiran Anak Pemohon I dan Pemohon II;
9. Bahwa Pemohon I dan Pemohon II menikah lagi pada tanggal … sebagaimana Kutipan
Akta Nikah Nomor: … yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama kecamatan …, pada
tanggal …;
Bahwa berdasarkan atas alasan-alasan tersebut diatas Pemohon mohon kepada
Pengadilan Agama Banjarmasin Cq. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan
menjatuhkan penetapan sebagai berikut:
Primer :
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
2. Menetapkan anak yang bernama … bin … lahir di Banjarmasin pada tanggal …, adalah
anak Pemohon I (…) dan Pemohon II (…);
3. Membebankan biaya perkara kepada negara;
Subsider :
Atau menjatuhkan penetapan lain yang seadil-adilnya;
Wassalam
Pemohon I, Pemohon II

Anda mungkin juga menyukai