b. Kewarisan
- Diajukan berdasarkan agama Pewaris
c. Hukum Ekonomi Syari’ah
Setelah diadakan revisi terhadap UU peradilan Agama yaitu dengan UU No. 50 Tahun
2009 :
- Akad perjanjian yang dilakukan pada saat penandatanganan Akta berdasarkan kaidah
hukum islam, maka perkara diajukan di Pengadilan Agama dimana tempat Akta
tersebut ditandatangani
1. Pencegahan Perkawinan diajukan ke PA oleh garis keturunan lurus ke atas dan ke
bawah, saudara, wali nikah, wali pengampu dari salah seorang calon mempelai, dan
pihak-pihak yang bersangkutan (tidak sekufu tidak dapat dijadikan alasan untuk
mencagah perkawinan, kecuali tidak sekufu karena perbedaan agama atau ikhtilaf ad-
din)
2. Dispensai Kawin (1) Perkawinan hanya diijinkan jika pihak Pria sudah mencapai umur 19
(Sembilan belas) tahun dan pihak Wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.
(2) Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi
kepada Pengadilan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria
maupun pihak wanita.
3. Wali Adhol : wali nikah yang berhak menolak menikahkan mempelai wanita dengan pria
pilihan tanpa alasan yang sah
Berkas yang didaftarkan untuk mengajukan permohonan atau gugatan terdiri dari:
1. Surat Kuasa Khusus
2. Surat Gugatan atau Permohonan
3. Kartu Tanda Pengenal Advokat
4. Berita Acara Sumpah
5. Bukti Penyetoran Panjer Perkara
1) Sengketa Perkawinan :
a. Tempat Kediaman Bersama
b. Tempat Kediaman Isteri
c. Jika kedua belah pihak domisili di LN, maka pengajuan perkara melalui
PN atau PA Jakarta Pusat
2) Sengketa Kewarisan
Gugatan diajukan di tempat benda tidak bergerak (Actor siquatoir vorum rei sitae)
PENETAPAN
Produk Hukum yang bersifat voluntair (pihaknya tunggal yang memohon penegakan hukum)
diantaranya:
1. Pengesahan Nikah
2. Dispensasi Kawin
3. Pengangkatan Anak menurut hukum islam dsb.
1. Identitas Penggugat / Pemohon yang terdiri dari:
Nama
Tanggal lahir / Umur
Pekerjaan - Alamat
Apabila Penggugat / Pemohon menggunakan jasa Hukum Advokat, maka Nama
dan kantor Advokat yang ditulis dengan menyebutkan Bertindak Mewakili
Kliennya dengan identitas seperti tersebut diatas
2. Posita :
yaitu berisi dasar hukum (hubungan hukum) antara Penggugat dengan Tergugat
atau Pemohon dengan Termohon.
Apabila hubungan Hukum tersebut berdasarkan perikatan, maka sebutkan perikatan
tersebut dengan poin-poin yang telah disepakati.
Alasan Hukum atau uraian kejadian sebagai dasar dari Gugatan/Permohonan tersebut.
3. Petitum :
Permintaan Pihak Penggugat / Pemohon yang diajukan kepada Hakim yang memeriksa
Perkara
Pembacaan Gugatan/Permohonan yang sudah dibuat oleh Kuasanya.
Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2016 tentang Mediasi : Setiap perkara perdata
terlebih dahulu harus melalui proses mediasi, putusan yang dibuat tanpa melalui
mediasi : BATAL DEMI HUKUM.
Pembacaan Putusan.
Catatan : Upaya perdamaian bagi kedua belah pihak setiap saat tetap terbuka dan dapat
dilakukan sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2016.