Anda di halaman 1dari 17

RIWAYAT HIDUP

Nama : Dr. H. HERMANSYAH DULAIMI, S.H., M.H.


Tempat / Tgl Lahir : Metro, 06 Oktober 1956
Agama : Islam
Alamat : Jl. Anggrek A6 No.17 Pamulang Indah – Tangerang Selatan
HP : 0811 811 204 & 0816 211 204
Email : notonegorolaw@yahoo.com
Pekerjaan : Advokat Sejak 1986
Jabatan dalam organisasi saat ini:
- Ketua DPC PERADI Jakarta Barat
- Wakil Ketua Umum DPN PERADI
- Wakil Ketua Umum DPP IKADIN
- Sekjen DPP Ikatan Keluarga Alumni UII
- Sekjen DPN PERADI
Keluarga : Istri, 3 Anak, 5 Cucu
Pendidikan :
- S-1 FH UII Yogyakarta
- S-2 FH Trisakti
- S-3 UNKRIS
DASAR HUKUM :

1. Pasal 24 UUD 1945


2. UU No. 1 Tahun 1974 jo. UU No. 4 Tahun 2004
3. UU No. 14 Tahun 1985 jo. UU No. 5 Tahun 2004 jo. UU No. 3 Tahun 2006
4. UU No. 7 Tahun 1989 jo. UU No. 3 Tahun 2006 jo. UU No. 50 Tahun 2009
Menurut UU No. 4 Tahun 2004 tentang KEKUASAAN KEHAKIMAN, kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh Pengadilan dalam lingkungan:
a. Peradilan Umum;
b. Peradilan Agama;
c. Peradilan Militer;
d. Peradilan Tata Usaha Negara.
 HIR/Rbg
 Buku IV KUH Perdata
 UU No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman
 UU No. 5 Tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung
 UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama jo UU No. 3 Tahun 2006 Tentang
Perubahan UU No.7 Tahun 1989 jo. UU No. 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan UU No.7
Tahun 1989
 UU No.1 Tahun 1974 jo. PP No. 9 Tahun 1975 Tentang Perkawinan
 Kompilasi Hukum Islam
 Perma No.1 Tahun 2008 jo. Perma No. 1 Tahun 2016 Tentang Mediasi
 Yurisprudensi
1. Hakim bersifat menunggu
2. Hakim Pasif
3. Mendengar kedua belah pihak
4. Tidak ada keharusan mewakilkan
5. Mendamaikan kedua belah pihak (Kewajiban mediasi Perma No.1 Tahun 2008)
6. Mempersamakan kedua belah pihak
7. Biaya perkara berlaku ketentuan sbb:
a. Sengketa bidang Perkawinan dibebankan kepada penggugat/pemohon (Ps. 89 UU.7/1989)
b. Sengketa diluar bidang Perkawinan dibebankan kepada yang kalah (181 HIR)
c. Prodeo (Berdasarkan Putusan Sela)
8. Persidangan dibuka untuk umum
9. Putusan harus disertai alasan-alasan
a. Perkawinan
Berdasarkan Akta Nikah
- Jika dikeluarkan oleh KUA, maka perkara diajukan ke Pengadilan Agama
- Jika dikeluarkan oleh Catatan Sipil, maka perkara diajukan di Pengadilan Negeri

b. Kewarisan
- Diajukan berdasarkan agama Pewaris
c. Hukum Ekonomi Syari’ah

Setelah diadakan revisi terhadap UU peradilan Agama yaitu dengan UU No. 50 Tahun
2009 :

- Akad perjanjian yang dilakukan pada saat penandatanganan Akta berdasarkan kaidah
hukum islam, maka perkara diajukan di Pengadilan Agama dimana tempat Akta
tersebut ditandatangani
1. Pencegahan Perkawinan diajukan ke PA oleh garis keturunan lurus ke atas dan ke
bawah, saudara, wali nikah, wali pengampu dari salah seorang calon mempelai, dan
pihak-pihak yang bersangkutan (tidak sekufu tidak dapat dijadikan alasan untuk
mencagah perkawinan, kecuali tidak sekufu karena perbedaan agama atau ikhtilaf ad-
din)

2. Dispensai Kawin (1) Perkawinan hanya diijinkan jika pihak Pria sudah mencapai umur 19
(Sembilan belas) tahun dan pihak Wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.
(2) Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi
kepada Pengadilan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria
maupun pihak wanita.

3. Wali Adhol : wali nikah yang berhak menolak menikahkan mempelai wanita dengan pria
pilihan tanpa alasan yang sah

4. Penolakan Perkawinan oleh PPn/Catatan Sipil


1. Istbat Nikah
2. Pembatalan Nikah
3. Cerai gugat
4. Cerai thalak
5. Izin poligami
6. Kuasa asuh anak
7. Harta bersama gono-gini
8. Nafkah lampau istri
9. Penentuan status sah tidaknya anak (180 hari setelah lahir)
10. Nafkah anak yang akan datang
11. Pengangkatan anak
12. Pencabutan kekuasaan wali
 Pendaftaran gugatan atau permohonan dapat diajukan secara langsung di
Kepaniteraan Perdata atau melalui Online (Perma No. 3 Tahun 2018)

 Berkas yang didaftarkan untuk mengajukan permohonan atau gugatan terdiri dari:
1. Surat Kuasa Khusus
2. Surat Gugatan atau Permohonan
3. Kartu Tanda Pengenal Advokat
4. Berita Acara Sumpah
5. Bukti Penyetoran Panjer Perkara
1) Sengketa Perkawinan :
a. Tempat Kediaman Bersama
b. Tempat Kediaman Isteri
c. Jika kedua belah pihak domisili di LN, maka pengajuan perkara melalui
PN atau PA Jakarta Pusat

2) Sengketa Kewarisan
Gugatan diajukan di tempat benda tidak bergerak (Actor siquatoir vorum rei sitae)

3) Sengketa Ekonomi Syari’ah


Gugatan diajukan di tempat terjadinya akad perjanjian
 PUTUSAN
Produk hukum bersifat contentiosa (ada 2 pihak atau lebih yang bersengketa) diantaranya:
1. Cerai Gugat
2. Cerai Thalak
3. Waris, Hibah, Wasiat, Gono-gini, dsb.

 PENETAPAN
Produk Hukum yang bersifat voluntair (pihaknya tunggal yang memohon penegakan hukum)
diantaranya:
1. Pengesahan Nikah
2. Dispensasi Kawin
3. Pengangkatan Anak menurut hukum islam dsb.
1. Identitas Penggugat / Pemohon yang terdiri dari:
 Nama
 Tanggal lahir / Umur
 Pekerjaan - Alamat
 Apabila Penggugat / Pemohon menggunakan jasa Hukum Advokat, maka Nama
dan kantor Advokat yang ditulis dengan menyebutkan Bertindak Mewakili
Kliennya dengan identitas seperti tersebut diatas
2. Posita :
yaitu berisi dasar hukum (hubungan hukum) antara Penggugat dengan Tergugat
atau Pemohon dengan Termohon.
 Apabila hubungan Hukum tersebut berdasarkan perikatan, maka sebutkan perikatan
tersebut dengan poin-poin yang telah disepakati.
 Alasan Hukum atau uraian kejadian sebagai dasar dari Gugatan/Permohonan tersebut.

3. Petitum :
Permintaan Pihak Penggugat / Pemohon yang diajukan kepada Hakim yang memeriksa
Perkara
 Pembacaan Gugatan/Permohonan yang sudah dibuat oleh Kuasanya.
Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2016 tentang Mediasi : Setiap perkara perdata
terlebih dahulu harus melalui proses mediasi, putusan yang dibuat tanpa melalui
mediasi : BATAL DEMI HUKUM.

 Jawaban (Eksepsi, Pokok Perkara, Gugatan Rekonvensi).

 Replik Penggugat (Jawaban dalam Eksepsi dan Jawaban dalam Rekonvensi).

 Duplik Tergugat (dalam Pokok Perkara dan Replik dalam Rekonvensi).


 Duplik dalam Rekonvensi (kalau ada Gugatan Rekonvensi).

 Pembuktian (Bukti Surat dan Bukti Saksi).

 Kesimpulan oleh Masing-masing Pihak.

 Musyawarah oleh Majelis Hakim.

 Pembacaan Putusan.

Catatan : Upaya perdamaian bagi kedua belah pihak setiap saat tetap terbuka dan dapat
dilakukan sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai