Anda di halaman 1dari 9

TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN DAN KETENTUANNYA

1 Permohonan diajukan dengan surat permohonan yang ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya yang
. sah dan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri di tempat tinggal pemohon.

2 Pemohon yang tidak dapat membaca dan menulis dapat mengajukan permohonannya secara lisan
. dihadapan Ketua Pengadilan Negeri, yang akan menyuruh mencatat permohonanannya tersebut. (Pasal
120 HIR, Pasal 144 RBg).

3 Permohonan disampaikan kepada Ketua Pengadilan Negeri, kemudian didaftarkan dalam buku register
. dan diberi nomor unit setelah pemohon membayar persekot biaya perkara yang besarnya sudah
ditentukan oleh Pengadilan Negeri (Pasal 121 HIR, Pasal 145 RBg).

4 Perkara permohonan termasuk dalam pengertian yurisdiksi voluntair dan terhadap perkara permohonan
. yang diajukan itu, Hakim akan memberikan suatu penetapan.

5 Untuk permohonan pengangkatan anak oleh seorang WNA terhadap anak WNI atau oleh seorang WNI
. terhadap anak WNA (Pengangkatan Anak Antar Negara / Inter Country Adoption) harus dijatuhkan dalam
bentuk putusan (SEMA No.2 Tahun 1979 jo SEMA No.6 Tahun 1983)

6 Pengadilan Negeri hanya berwenang untuk memeriksa dan mengabulkan permohonan apabila hal itu
. ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.

7 Walaupun dalam redaksi undang-undang disebutkan bahwa pemeriksaan yang akan dilakukan oleh
. pengadilan atas permohonan dari pihak yang berkepentingan antara lain sebagaimana tersebut dalam
Pasal 70 Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,
Pasal 110 dan 117 Undang¬-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas jo Pasal 138 dan
146 Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, namun hal tersebut tidak dapat
diartikan sebagai perkara voluntair yang diperiksa secara ex parte, karena di dalamnya terdapat
kepentingan orang lain sehingga perkara tersebut harus diselesaikan dengan cara contentiusa, yaitu
pihak-pihak yang berkepentingan harus ditarik sebagai Termohon, sehingga asas audi et alteram partem
terpenuhi.

8 Produk dari permohonan tersebut adalah penetapan yang dapat diajukan kasasi.
.

9 Permohonan pengangkatan anak ditujukan kepada Pengadilan Negeri, yang daerah hukumnya meliputi
. tempat tinggal anak yang hendak diangkat (SEMA No. 2 Tahun 1979 jo SEMA No. 6 Tahun 1983 jo
SEMA No. 4 Tahun 1989).

1 Permohonan anak angkat yang diajukan oleh Pemohon yang beragama Islam dengan maksud untuk
0 memperlakukan anak angkat tersebut sebagai anak kandung dan dapat mewaris, maka permohonan
. diajukan ke Pengadilan Negeri, sedangkan apabila dimaksudkan untuk dipelihara, maka permohonan
diajukan ke Pengadilan Agama.

1 Untuk permohonan pengangkatan anak oleh seorang WNA terhadap anak WNI atau oleh seorang WNI terhadap anak WN
1 Antar Negara Inter Country Adoption) hanya dapat dilakukan dalam daerah Pengadilan Negeri dimana Yayasan yang ditu
. RI untuk dapat dilakukannya Inter Country Adoption berada; yang saat ini ada 6, yaitu :

1. DKI Jakarta – Yayasan Sayap Ibu – Yayasan Bhakti Nusantara "Tiara Putra"

2. Jawa Barat – Yayasan Pemeliharaan Anak di Bandung.

3. DI Yogyakarta – Yayasan Sayap Ibu.

4. Jawa Tengah – Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi di Solo.

5. Jawa Timur – Panti Matahari Terbit di Surabaya.

6. Kalimantan Barat – Yayasan Kesejahteraan Ibu dan Anak Pontianak.

1 Inter Country Adoption dilakukan sebagai upaya terakhir (Ultimatum Remedium), dan pelaksanaannya
2 harus memperhatikan SEMA No. 6 Tahun 1983 jo SEMA No. 4 Tahun 1989 jo UU No. 23 Tahun 2002
. tentang Perlindungan Anak, Pasal 39, Pasal 40 dan Pasal 41.

1
Perlu diperhatikan adanya Instruksi Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.02.PW.09.01-1981
3
tentang Pemberian Paspor dan Exit Permit kepada anak warga negara Indonesia yang diangkat anak
.
oleh warga negara asing, tanggal 3 Agustus 1981, khususnya butir 1 yang berbunyi:

Melarang memberikan paspor dan exit permit kepada anak-anak Warga Negara Indonesia yang diangkat
anak oleh Warga Negara Asing apabila pengangkatan anak tersebut tidak dilakukan oleh Putusan
Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal / tempat kediaman anak tersebut di
Indonesia."

JENIS – JENIS PERMOHONAN YANG DAPAT DIAJUKAN MELALUI PENGADILAN NEGERI adalah sebagai beri

1. Permohonan pengangkatan wali bagi anak yang belum dewasa adalah 18 tahun (menurut Undang-undang N
Perkawinan Pasal 47; menurut Undang-undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Pasal 1; menur
Tahun 2002 Pasal 1 butir ke 1).

2. Permohonan pengangkatan pengampuan bagi orang dewasa yang kurang ingatannya atau orang dewasa y
hartanya lagi, misalnya karena pikun.

3. Permohonan dispensasi nikah bagi pria yang belum mencapai umur 19 tahun dan bagi wanita yang belum
(Pasal 7 Undang-undang No. 1 Tahun 1974).

4. Permohonan izin nikah bagi calon mempelai yang belum berumur 21 tahun (Pasal 6 ayat (5) Undang¬-undang

5. Permohonan pembatalan perkawinan (Pasal 25, 26 dan 27 Undang-undang No.1 Tahun 1974).

6. Permohonan pengangkatan anak (harus diperhatikan SEMA No. 6/1983).

7. Permohonan untuk memperbaiki kesalahan dalam akta catatan sipil, misalnya apabila nama anak secara sala
tersebut (Penduduk Jawa dan Madura Ordonantie Pasal 49 dan 50, Peraturan Catatan Sipil keturunan Cina O
130 jo 1929-81 Pasal 95 dan 96, Untuk golongan Eropa KUH Perdata Pasal 13 dan 14), permohonan akta kela

8. Permohonan untuk menunjuk seorang atau beberapa orang wasit oleh karena para pihak tidak bisa atau tidak
wasit (Pasal 13 dan 14 UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa).

9. Permohonan agar seseorang dinyatakan dalam keadaan tidak hadir (Pasal 463 BW) atau dinyatakan meningga

10. Permohonan agar ditetapkan sebagai wakil/ kuasa untuk menjual harta warisan. 

PERMOHONAN YANG DILARANG

1. Permohonan untuk menetapkan status kepemilikan atas suatu benda, baik benda bergerak ataupun tidak ber
suatu benda diajukan dalam bentuk gugatan.

2. Permohonan untuk menetapkan status keahliwarisan seseorang. Status keahlian warisan ditentukan dalam suatu

3. Permohonan untuk menyatakan suatu dokumen atau sebuah akta adalah sah. Menyatakan suatu dokumen ata
harus dalam bentuk gugatan.

Untuk mengalihkan status kepemilikan benda tetap, seperti menghibahkan, mewakafkan, menjual, membal
dan rumah, yang semula tercatat atas nama almarhum atau almarhumah, cukup dilakukan :

1. Bagi mereka yang berlaku Hukum Waris Adat, dengan surat keterangan ahli waris yang dibuat oleh ahli waris y
yang disaksikan oleh Lurah dan diketahui Camat dan desa dan kecamatan tempat tinggal almarhum.

2. Bagi mereka yang berlaku Hukum waris lain-lainnya, misalnya Warga Negara Indonesia keturunan Hindia, den
waris yang dibuat oleh Balai Harta Peninggalan (perhatikan Surat Edaran Menteri, Direktur Jenderal Agraria, Kep
Tanah ub. Kepala Pembinaan Hukum, R.Soepandi tertanggal 20 Desember 1969, No. Dpt/112/63/12/69, y
tuntunan bagi Pejabat Pembuat Akte Tanah, Departemen Dalam Negeri, Ditjen Agraria, halaman 85).
AKTE DI BAWAH TANGAN MENGENAI WARISAN

1. Akta ini dibuat oleh ahli waris almarhum, yang berupa suatu surat pemyataan bahwa dia mereka adalah ahli w
kedudukan masing- masing dalam hubungan keluarga yang telah meninggal. Pernyataan yang dibuat terseb
disahkan tanda tangannya oleh Ketua Pengadilan Negeri.

2. Setelah membacakan dan menjelaskan surat pernyataan tersebut dihadapan para pihak, Ketua Pengadilan
ditunjuk mengesahkan tanda tangan mereka berdasarkan ketentuan Pasal 2 (1) Stbld. 1916-46 dengan cara, dib
dibubuhi kalimat: Yang bertanda tangan dibawah ini, Ketua/Hakim Pengadilan Negeri Klaten, mener
______________………….. telah saya kenal atau telah diperkenalkan kepada saya, dan kepadanya/merek
pernyataan dalam akta tersebut di atas, dan setelah itu ia/mereka membubuhkan tandatangannya dihadapan s
waris tersebut hanya berlaku untuk suatu keperluan tertentu, karena itu dibawahnya dicantumkan dengan huruf-h
(sebagai contoh) : Catatan : "Akta dibawah tangan yang telah disahkan ini khusus berlaku untuk mengam
_____________ atas nama _____________". Dan kemudian dibubuhi cap Pengadilan Negeri sesuai dengan P
46, akta tersebut dicatat dalam Buku Register yang khusus disediakan untuk itu.

 Untuk Gugatan/Permohonan
1.  Pihak berperkara datang ke Pengadilan Negeri dengan membawa surat gugatan atau
permohonan.
2.  Pihak berperkara menghadap petugas Meja Pertama dan menyerahkan surat gugatan
atau permohonan, 4 (empat) rangkap. Untuk surat gugatan ditambah sejumlah Tergugat.
3. Petugas Meja Pertama (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap perlu berkenaan
dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar biaya perkara yang kemudian ditulis
dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Besarnya panjar biaya perkara
diperkirakan harus telah mencukupi untuk menyelesaikan perkara tersebut, didasarkan
pada pasal 182 ayat (1) HIR.
Catatan :
o Bagi yang tidak mampu dapat diijinkan berperkara secara prodeo (cuma-cuma).
Ketidakmampuan tersebut dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dari
Lurah atau Kepala Desa setempat yang dilegalisasi oleh Camat.
o Bagi yang tidak mampu maka panjar biaya perkara ditaksir Rp. 0,00 dan ditulis
dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM), didasarkan pasal 237 – 245 HIR.
o Dalam tingkat pertama, para pihak yang tidak mampu atau berperkara secara prodeo.
Perkara secara prodeo ini ditulis dalam surat gugatan atau permohonan bersama-sama
(menjadi satu) dengan gugatan perkara. Dalam posita surat gugatan atau permohonan
disebutkan alasan penggugat atau pemohon untuk berperkara secara prodeo dan
dalam petitumnya.
4. 4.Petugas Meja Pertama menyerahkan kembali surat gugatan atau permohonan kepada
pihak berperkara disertai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dalam rangkap
3 (tiga). 
5. Pihak berperkara menyerahkan kepada pemegang kas (KASIR) surat gugatan atau
permohonan tersebut dan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM).
6. Pemegang kas menyerahkan asli Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pihak
berperkara sebagai dasar penyetoran panjar biaya perkara ke bank.
7. Pihak berperkara datang ke loket layanan bank dan mengisi slip penyetoran panjar biaya
perkara. Pengisian data dalam slip bank tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk
Membayar (SKUM), seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran. Kemudian
pihak berperkara menyerahkan slip bank yang telah diisi dan menyetorkan uang sebesar
yang tertera dalam slip bank tersebut.
8. Setelah pihak berperkara menerima slip bank yang telah divalidasi dari petugas layanan
bank, pihak berperkara menunjukkan slip bank tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa
Untuk Membayar (SKUM) kepada pemegang kas.
9. Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan kembali kepada pihak
berperkara. Pemegang kas kemudian memberi tanda lunas dalam Surat Kuasa Untuk
Membayar (SKUM) dan menyerahkan kembali kepada pihak berperkara asli dan
tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) serta surat gugatan atau
permohonan yang bersangkutan.
10. .Pihak berperkara menyerahkan kepada petugas Meja Kedua surat gugatan atau
permohonan sebanyak jumlah tergugat ditambah 2 (dua) rangkap serta tindasan pertama
Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM).
11. Petugas Meja Kedua mendaftar/mencatat surat gugatan atau permohonan dalam register
bersangkutan serta memberi nomor register pada surat gugatan atau permohonan tersebut
yang diambil dari nomor pendaftaran yang diberikan oleh pemegang kas.
12. Petugas Meja Kedua menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat gugatan atau
permohonan yang telah diberi nomor register kepada pihak berperkara.
PENDAFTARAN SELESAI
Pihak/ pihak-pihak berperkara akan dipanggil oleh jurusita/ jurusita pengganti untuk
menghadap ke persidangan setelah ditetapkan Susunan Majelis Hakim (PMH) dan hari
sidang pemeriksaan perkaranya (PHS).

Permohonan Legalisasi Surat Keterangan Ahli Waris


 
 
Syarat untuk permohonan Legalisasi Surat Keterangan Ahli Waris antara lain :

1. Asli Surat Permohonan yang ditandatangani Para Ahli Waris atau Kuasanya.
2. Fotocopy Surat Keterangan/Pernyataan Ahli Waris yang ditandatangani Ahli Waris,
Lurah, dan Camat yang di bubuhi materai 10000 dan dinazegel oleh Kantor Pos serta di
pengadilan.
3. Fotocopy Surat Kuasa Ahli Waris yang ditandatangani Penerima Kuasa dan Pemberi
Kuasa, Lurah atau dilegalisasi  di Notaris yang di bubuhi materai 10000 dan dinazegel
oleh Kantor Pos serta di pengadilan.
4. Fotocopy Surat Kematian yang di bubuhi materai 10000 dan dinazegel oleh Kantor Pos
serta di pengadilan.
5. Fotocopy Akte Kelahiran / Ijazah ahli waris yang di bubuhi materai 10000 dan dinazegel
oleh Kantor Pos serta di pengadilan.
6. Fotocopy Buku Nikah / Akte Perkawinan Pewaris yang di bubuhi materai 10000 dan
dinazegel oleh Kantor Pos serta di pengadilan.
7. Fotocopy KTP Ahli Waris dan Pewaris yang di bubuhi materai 10000 dan dinazegel oleh
Kantor Pos serta di pengadilan.
8. Fotocopy Deposito / Tabungan / Asuransi / Taspen dan lain-lain yang di bubuhi materai
10000 dan dinazegel oleh Kantor Pos serta di pengadilan.
9. Materai Rp. 10000;
10. 1 (satu) buah Map.

Akta Dibawah Tangan Mengenai Keahliwarisan :


Akta ini dibuat oleh ahli waris almarhum. Mereka membuat suatu surat pemyataan
bahwa diri mereka adalah ahli waris, dan dengan menyebutkan kedudukan masing-
masing dalam hubungan keluarga yang telah meninggal. Pernyataan yang dibuat
tersebut dapat dimintakan untuk disahkan tanda tangannya oleh Notaris atau Ketua
Pengadilan Negeri.
Setelah dibacakan dan dijelaskan dihadapan para pihak oleh Ketua Pengadilan
Negeri atau Hakim yang ditunjuk, tanda tangan mereka disyahkan dengan
mendasarkan ketentuan pasal 2 (1) Stbld. 1916-46 dengan cara, dibawah
pernyataan tersebut dibubuhi :
Yang bertanda tangan dibawah ini, Ketua/Hakim Pengadilan Negeri
Slawi menerangkan, bahwa orang bernama_________ telah saya kenal atau telah
diperkenalkan kepada saya, dan kepadanya/mereka telah saya jelaskan isi
pernyataan dalam akta tersebut diatas, dan setelah itu ia/mereka membubuhkan
tanda tangannya di hadapan saya.
Surat keterangan ahli waris tersebut hanya berlaku untuk suatu keperluan tertentu,
karena itu agar di ba wahnya dicantumkan dengan huruf-huruf besar sebagai berikut
(sebagai contoh):
CATATAN :
AKTA DI BAWAH TANGAN INI YANG TELAH DISAHKAN INI KHUSUS BERLAKU
UNTUK MENGAMBIL UANG DEPOSITO DI BANK __________ ATAS NAMA
_____________
Dan kemudian dibubuhi cap Pengadilan Negeri.
Sesuai dengan pasal 3 ayat (1), akta tersebut dicatat dalam Buku Register yang
khusus disediakan untuk itu.

Waarmerking
Persyaratan
 Surat Keterangan waris dari Desa/Kelurahan;
 Surat Kuasa dari Pemberi Kuasa kepada Penerima Kuasa;
 Surat Keterangan / Akta Kematian pewaris;
 Fotocopy Kartu Tanda Penduduk Penerima dan Pemberi Kuasa;
 Dokumen Kependudukan lainya (Surat Nikah/Akta kelahiran, Kartu Keluarga bila diperlukan);
 Buku rekening, giro, deposito atau surat berharga lainnya yang hendak dipindahbukukan atau
dicairkan;
Mekanisme dan Prosedur
 Petugas menerima Permohonan Waarmerking (Legalisasi Akta di bawah tangan) dan melihat
kelengkapan persyaratan dan memberikan ceklist;
 Membuat Surat keterangan Ahli Waris;
 Memintakan tanda tangan kepada Ketua Pengadilan;
 Mencatat Permohonan Waarmerking kedalam Buku Register Permohonan Waarmerking;
 Petugas menyerahkan formulir biaya kepada Pemohon untuk membayar di Kasir;
 Petugas menyerahkan Surat Keterangan Waarmerking yang telah ditanda tangani KPN;
Waktu Penyelesaian
 25 (dua puluh lima) menit (apabila persyaratan sudah lengkap)
Produk Layanan
 Dokumen Keterangan Ahli Waris yang ditandatangani oleh KPN;
Biaya
 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2019; Biaya PNBP sebesar Rp. 10.000,00
(sepuluh ribu rupiah);

PERMOHONAN PENGAMPUNAN
1. KTP Pemohon
2. Kartu Keluarga
3. Surat Nikah
4. Surat Keterangan Dokter
5. Surat Keterangan dari Lurah yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar cacat / sakit
6. Permohonan Pemohon yang diajukan ke Ketua Pengadilan Negeri Pontianak

PERMOHONAN PENDAFTARAN PERNIKAHAN TERLAMBAT


1. KTP Pemohon
2. Surat Keterangan Nikah dari Gereja atau Vihara
3. Kartu Keluarga
4. Akta Kematian
5. Permohonan dari Pemohon yang diajukan ke Ketua Pengadilan Negeri Pontianak

PENGESAHAN ANAK
1. KTP Pemohon
2. Kartu Keluarga
3. Surat Nikah / Akta Perkawinan
4. Akta Kelahiran
5. Asli Surat Pernyataan dari Istri
6. Surat Pernyataan Suami (Bermaterai 10.000,-)

PERBAIKAN AKTA KELAHIRAN


1. KTP Pemohon
2. Kartu Keluarga
3. Akta Perkawinan / Surat Nikah
4. Akta Kelahiran
5. GROSES AKTA
6. KTP Pemohon
7. AD / ART
8. Garis Ukur / Muat Kapal
9. Asli surat dari Dinas Hubia (yang menyatakan kapal tersebut terdaftar)
10. Asli Surat Pengantar dari Dinas Hubia (yang menyatakan bahwa Pemohon ingin mendapatkan
salinan Groses Akta)

SYARAT MENGAJUKAN PERMOHONAN KUASA WALI ANAK


DI BAWAH UMUR
1. Jika ada yang meninggal dunia :
2. KTP Pemohon
3. Surat Nikah / Akta Perkawinan
4. Kartu Keluarga
5. Akta Kematian
6. Akta Kelahiran (untuk anak yang di bawah umur)
7. Surat Keterangan Ahli Waris
8. Surat Pernyataan Ahli Waris
9. Sertifikat yang mau dijual / diangguhkan
10. Permohonan Pemohon yang diajukan ke Ketua Pengadilan Negeri Pontianak
11. Jika tidak ada yang meninggal dunia
12. KTP Suami dan Istri
13. Surat Nikah / Akta Perkawinan
14. Kartu Keluarga
15. Akta Kelahiran (untuk anak di bawah umur)
16. Sertifikat yang mau dijual / diangguhkan
17. Permohonan Pemohon yang diajukan ke Ketua Pengadilan Negeri Pontianak

PERMOHONAN GANTI NAMA PEMOHON


1. Untuk Umur di atas 21 tahun
2. KTP Pemohon
3. Akta Kelahiran
4. Kartu Keluarga
5. Permohonan pemohon yang diajukan ke Ketua Pengadilan Negeri Pontianak
6. Untuk umur di bawah 21 tahun
7. KTP kedua orang tua yang ingin ganti nama
8. Surat Nikah kedua orang tua
9. Kartu Keluarga
10. Akta Kelahiran anak yang ingin ganti nama
11. Permohonan pemohon yang diajukan ke Ketua Pengadilan Negeri Pontianak
12. PENGESAHAN ANAK
13. KTP kedua orang tua
14. Kartu Keluarga
15. Surat Nikah / Akta Perkawinan
16. Akta Kelahiran Anak
17. Permohonan Pemohon
18. Surat Pernyataan Suami (Materai 10000,-)

CATATAN :

Semua bukti Surat dilegalisir di Kantor Pos kecuali Permohonan Pemohon

SEMA Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kewajiban Pendaftaran Perkara Perdata Melalui e-Court
Layanan Pendaftaran Surat Keterangan Pengesahan Ahli Waris (Warmeking), Adapun
Persyaratannya Sebagai Berikut :

 Surat Permohonan yang ditujukan Kepada Ketua Pengadilan Negeri


 Surat Keterangan Waris dari Kelurahan Setempat
 Surat/ Akta Kematian
 KTP + KK Ahli Waris
 Akta Kelahiran Ahli Waris
 Surat Nikah Ahli Waris
 Buku Tabungan/ Surat Berharga Nomor 1 s/d 6 di Fotokopi 1x dan Masing -
Masing di NASEGEL-kan di Kantor Pos Besar Sidoarjo

Anda mungkin juga menyukai