Anda di halaman 1dari 11

Roka Hanan Firmansyah – FH UI 2020

PRADIGA
7 September 2022

1. Ijtihad terbagi menjadi ijtihad bersama-sama dan ijtihad sendiri, UU Peradilan Agama
adalah salahs atu bentuk ijtihad
2. Pasal 54 UU No. 7 tahun 1989 membahas mengenai hukum acara atau hukum formil
3. Periode Pra Pemerintahan Hindia Belanda, penunjukan kepada ahli (muhakam) oleh para
pihak (semacam arbitrase), ada 3 unsur penting:
a. Tahkim kepada Muhakam
b. Ahlul Hilli Wal’Aqdi
c. Tauliyah
4. Tauliyah adalah pendelegasian wewenang oleh kerajaan
5. Periode Transisi, melibatkan VOC, Resolutie der Indische Releing, 25 mei 1760, adalah
kumpulan aturan hukum perkawinan dan hukum kewarisan menurut hukum islam (compendium
freijer)

14 September 2022

1. Terdapat 4 jenispengadilan di Indonesia : Pengadilan Agama, Pengadilan Umum,


Pengadilan Militer, Pengadilan TUN
2. Dengan adanya otonomi daerah Aceh, dengan persetujuan dari Mahkamah Agung,
Pengadilan Syariah Islam disahkan
3. Pengadilan Syariah Islam berada di bawah Pengadilan Agama
4. Pengadilan Syariah Islam adalah Pengadilan Khusus
5. Syarat hakim: 1. Hakim harus berwibawa, 2. Hakim harus taqwa kepada tuhan yang
maha esa, 3. Hakim dilarang bekas organisasi terlarang, contoh: Calon Hakim
sebelumnya merupakan anggota PKI (Sudah tidak berlaku lagi ketentuan nomor 3)
6. Cara menentukan Hakim berwibawa dan bertaqwa dapat dilihat dari seleksi
wawancara hakim
7. Masyarakat juga diberikan kesempatan untuk memberikan aspirasi dan masukan
Roka Hanan Firmansyah – FH UI 2020

kepada Hakim
8. Hakim -> Hakim karir dan Hakim non-karir
9. Kalau Hukum Pidana Perbankan Syariah? Pidana tidak masuk ke Peradilan Agama
(tidak masuk kepada Kompetensi Absolut Pengadilan Agama), memungkinkan
diangkatnya Hakim Ad Hoc.
10. Pada umumnya, Sengketa Pidana Perbankan Syariah diajukan ke Peradilan Umum
11. Bidang Ekonomi syariah berjumlah 11 -> Semua 11 cabang tersebut masuk ke ranah
hukum privat (Perdata)

5 OKTOBER 2022
Roka Hanan Firmansyah – FH UI 2020

1. Pengertian Kewenangan Relatif -> Kewenangan Pengadilan Agama yang satu tingkat atau
satu jenis berdasarkan wilayahnya
2. Pasal 54 UU No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama: Acara yang berlaku pada lingkungan
PA adalah Peradilan Umum -> HIR Pasal 118 ayat 1 atau R.Bg Pasal 142 Jo Pasal 66 (Cerai Talak)
dan Pasal 73 (Cerai Gugat) UU No.7 Tahun 1989
3. Kalau suami yang mengajukan perceraian dinamakan Cerai Talak
4. Kalau istri yang mengajukan dinamakan Cerai Gugat
5. HIR hanya berlaku di Jawa dan Madura, RBG berlaku untuk di luar Jawa dan Madura
6. Pasal 118 HIR jo 142 RBG -> Pengadilan di tempat tinggal tergugat atau tempat tergugat
sebenarnya berdiam (actor sequitor forum rei)
7. Apabila tergugat lebih dari satu, maka berhak memilih salah satu dari tempat tinggal tergugat
untuk kewenangan Relatifnya
8. Tempat tinggal Tergugat utama -> jika hubungan antara tergugat-tergugat adalah sebagai
yang berutang dan penjaminnya
9. Tempat tinggal penggugat atau salah satu dari penggungat, dalam hal:
1. Tergugat tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak diketahui dimana ia berada
2. Tergugat tidak dikenal. Dalam gugatan disebutkan dahulu tempaat tinggalnya yang
terakhir dan pindah
10. Untuk benda tidak bergerak, maka diajukan di Pengadilan tempat dekat dengan keberadaan
benda tersebut
11. Jika ada pilihan domisili yang tertulis dalam akta, maka gugatan diajukan di tempat
domisli yang dipilih
12. Kompetensi Relatif Gugat Cerai Pasal 73 UU No. 7 Tahun 1989 ->
1. Gugat cerai diajukan di tempat penggugat, kecuali penggugat meninggalkan kediaman
tanpa izin tergugat
2. Penggugat yang berada di luar negeri, pengajuan gugatan di tempat kediaman
tergugat
Roka Hanan Firmansyah – FH UI 2020

3. Jika penggugat dan tergugat di luar negeri, maka mengajukan ke Pengadilan tempat
berlangsungnya perkawinan atau ke PA Jakarta Pusat
13. Eksepsi Kewenangan Relatif -> Harus dilakukan pada sidang pertama (Pasal 133 HIR & Pasal
159 RBg)
14. Jika tergugat tidak mengajukan eksepsi, pengadilan agama/mahkamah syariah tidak boleh
menyatakan dia tidak berwenang
16. UU Peradilan agama telah mendapatkan revisi sebanyak 3 kali
17. Apa saja lingkup perkawinan?
1. Izin beristri lebih dari seseorang,
2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 tahun, dalam hal
orang tua, wali, atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat,
3. Dispensasi kawin,
4. Pencegahan perkawinan,
5. Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah,
6. Pembatalan perkawinan,
7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan istri,
8. Perceraian karena talak,
9. Gugatan perceraian,
10. Penguasaan anak-anak,
11. Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana baak yang
seharusnya bertanggung jawab;
12. Penyelesain harta bersama,
13. Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas istri
atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri,
14. Putusan tentang sah tidaknya seorang anak,
15. Putusan tetnang pencabutan kekuasaan orang tua,
16. Pencabutan kekuasaan wali,
17. Menunjukkan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan seorang
wali dicabut,
Roka Hanan Firmansyah – FH UI 2020

18. Penunjukkan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18 tahun
yang ditinggal kedua orang tuanya,
19. Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di bawah
kekuasaanya,
20………..

18. Wasiat memberikan suatu benda atau manfaat kepada orang lain atau lembaga/badan
hukum, yang berlaku setelah yang pemberi wasiat tersebut meninggal dunia
19. Kewenangan Absolut dikaitkan dengan Asas Personalitas Keislaman (Buku II Mahkamah
Agung Edisi Revisi 2013)
a. Sengketa di bidang perkawinan yang perkawainannya tercatat di kantor
urusan agama, meskipun salah satu (suami atau istri) atau kedua belah pihak (suami dan istri)
keluar dari agama Islam;
b. Sengketa di bidang kewarisan yang pewarisnya beragama Islam, meskipun
sebagian atau seluruh ahli waris non islam;
c. Sengketa di bidang ekonomi syariah meskipun nabasahnya non-muslim;
d. Sengketa di bidang wakaf meskipun para pihak atau salah satu pihak tidak
beragama Islam
e. Sengketa di bidang hibah atau wasiat yang dilakukan berdasarkan hukum
islam
f. Semua sengketa tersebut di atas meskipun sebagian subjek hukumnya bukan
beragama Islam, tetap diselesaikan oleh Pengadilan Agama

20. Wakaf -> Perbuatan seseorang atau sekelompok orang (wakif) untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan
umum menurut syariah
Roka Hanan Firmansyah – FH UI 2020

21. Sengketa Hak Milik juga bisa diselesaikan di Pengadilan Agama berdasarkan Pasal 50 UU
No.3 Tahun 2006
22. Dualisme kewenangan Peradilan Agama (Eksekusi Putusan Basyarnas), yakni kewenangan
mengenai sengketa perbankan syariah, singkatnya yaitu ketika Basyarnas menyelesaikan
sengketa perbankan syariah, kemudian eksekusinya harus memerlukan kekuatan atau
kewenangan dari peradilan, kemudian timbul persoalan apakah Peradilan Agama atau
Peradilan Negeri yang berhak? Pada akhirnya ditentukan oleh SEMA dan UU Kekuasaan
Kehakiman ditetapkan diselesaikan oleh Pengadilan Negeri
Roka Hanan Firmansyah – FH UI 2020

12 OKTOBER 2022

1. 3 (Tiga) kewenangan Mahkamah Syari’iyah (Qanun No.100/2002 Pasal 49)


1. Akhwal Al Syakhshiyyah (Tentang Hukum Keluarga)
2. Mu’amalah (Tentang Hukum Hubungan antara Orang dengan Orang lain)
3. Jinayat (Tentang Hukum Pidana)
2. Ruang lingkup Akhwal Al Syakhshiyyah -> Diatur dalam Pasal 49 UU No.7 Tahun 1989
3. Ruang lingkup Mu’amalah -> Meliputi hukum kebendaan dan perikatan seperti: Jual beli,
hutang piutang, Qiradh (Permodalan), Musaqah, Muazaraah, Mukharabah (bagi hasil
pertanian), Wakilah (kuasa), Syirkah (Perkongsian), Ariyah (pinjam meminjam), Hajru (Penyitaan
harta), Syuf’ah (Hak langgeh), rahnun (Gadai), Ihyaul Mawat (Pembukaan Lahan), Ma’din
(Tambang), Luqathah (Barang temuan), Perbankan, Ijarah (Sewa Menyewa), Takaful,
Perburuhan, Harta rampasan, Waqaf, Hiah, Shadaqah, dan Hadiah
4. Ruang lingkup Jinayah -> Meliputi Hudud, Qishash, Tazir
Hudud meliputi: Zina, Menuduh berzina, Mencuri, Merampok, Minuman keras dan
Napza, Murtad, Pemberontakan (Bughaat)
Qishash meliputi: Pembunuhan dan/atau penganiayaan
Tazir meliputi: Hukuman yang dijatuhkan kepada orang yang melakukan pelanggaran
syariat selain hudud dan qishash, seperti: Maisir (Perjudian), Penipuan, Pemalsuan, Khalwat,
Meninggalkan shalat fardu dan puasa ramadan
5. Jarimah adalah perbuatan yang dilarang oleh Syariat Islam yang dalam Qanun ini diancam
dengan Uqubat Hudud dan/atau Ta’zir
6. Uqubat adalah hukuman yang dapat dijatuhkan oleh hakim terhadap pelaku Jarimah
7. Hudud adalah jenis Uqubat yang bentuk dan besarannya telah ditentukan di dalam Qanun
secara tegas
8. Ta’zir adalah jenis Uqubat yang telah ditentukan dalam qanun yang bentuknya bersifat
pilihan dan besarannya dalam batas tertinggi dan/atau terendah
Roka Hanan Firmansyah – FH UI 2020

23 NOVEMBER 2022
Hukum Ekonomi Syariah

1. Sidang keliling diadopsi di: -> 1. Pengadilan agama, 2. Pengadilan negeri


2. Perkara yang dibahas pada Sidang keliling:
a. Dispensasi perkawinan;
b. Isbat nikah;
c. Cerai talak;
d. Cerai gugat;
e. Penggabungan perkara isbat dan cerai gugat/talak apabila pernikahan tidak
tercatat dan akan mengajukan gugatan cerai
f. Hak asuh anak
g. Penetapan ahli waris
3. Dimana sidang keliling biasanya dilakukan?
a. Kantor KUA
b. Balai sidang pengadilan
c. Kantor kecamatan
d. Tempat fasilitas umum lain yang mudah dijangkau oleh masyarakat yang tinggal
jauh dari kantor pengadilan
4. Ekonomi Syariah mengacu pada KHES
5. Ekonomi syariah adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang perorang,
kelompok orang, badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam
rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut
prinsip syariah
6. Perma 14 tahun 2016 -> Prinsip syariah adalah prnsip hukum islam dalam kegiatan
ekonomi syariah berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah
Roka Hanan Firmansyah – FH UI 2020

7. Di setiap perusahaan yang menganut prinsip syariah memiliki DPS = Dewan Pengawas
Syariah
8. Ruang lingkup ekonomi syariah menjadi ranah Pengadilan Agama sejak UU No.3 tahun
2006 (Pasal 49)
9. Penjelasan Pasal 49 UU No.3/2006:
a. Penyelesaian sengketa tidak hanya dibatasi di bidang perbankan syariah,
melainkan juga di bidang ekonomi syariah lainnya
b. Yang dimaksud dengan “antara orang-orang yang beragama islam” adalah
termasuk orang atau badan hukum yang dengan sendirinya menundukkan diri
dengan sukarela kepada hukum islam mengenai hal-hal yang menjadi
kewenangan peradilan agama sesuai dengan ketentuan pasal ini
10. Yang bisa menjalankan kegiatan usaha syariah termasuk orang yang beragama islam dan
orang yang beragama non-islam
11. Contoh: A beragama kristen dan ingin menjadi nasabah bank syariah dan mengikatkan
diri pada asuransi syariah, apakah boleh? Boleh
12. Ruang lingkup kewenangan peradilan agama dalam penyelesaian sengketa ekoomi
syariah:
a. Meliputi semua perkara di bidang sengketa ekonomi syariah (Pasal 49 UU
3/2016)
b. Meliputi sengketa antar lembaga ekonomi syariah dengan pihak non islam
c. Tidak menjangkau klausula arbitrase (Pasal 58-60 UU 48/2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman)
13. Dengan adanya Judicial Review tentang parate executie jaminan di MK, maka apabila
terjadi wanprestasi atau gagal bayar, maka lelang barang jaminan harus disepakati
kedua belah pihak, (dulu hanya berdasarkan keputusan bank)
14. Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
a. Luar Pengadilan
i. APS: Mediasi
ii. Arbitrase: Badan Arbitrase Syariah Nasional
Roka Hanan Firmansyah – FH UI 2020

b. Pengadilan
i. Biasa
ii. Sederhana
15. Meidasi DIWAJIBKAN pada hari sidang pertama yang dihadiri para pihak
16. Perkara Ekonomi Syariah dapat diajukan dalam bentuk:
a. Gugatan Sederhana
b. Gugatan Biasa
17. Gugatan Sederhana:
a. Sengketa maksimal sebesar Rp.500.000.000
b. Masing-masing pihak tidak voleh lebih dari satu kecuali memiliki kepentingan
hukum yang sama
c. Apabila tergugat tidak diketahui tempat tinggalnya maka tidak dapat diajukan
gugatan sederhana
d. Tergugat dan peggugat berdomisili yang sama. Dalam hal penggugat berada di
luar wilayah hukum tempat tinggal atau domisili tergugat, maka penggugat harus
menunjuk kuasa insidentil atau wakil yang beralamat sama dengan tergugat
dengan surat tugas dari institusi penggugat
18. Tahapan Gugatan sederhana
a. 1. Pendaftaran -> Pendaftaran gugatan bukti telah dilegalisir
b. 2. Memeriksa kelengkapan
c. 3. Penetapan hakim dan penunjukan panitera pengganti -> Paling lambat 2 (dua)
hari
d. 4. Pemeriksaan pendahuluan -> Hakim memeriksa apakah gugatan sederhana
atau tidak
e. 5. Penetapan hari sidang dan pemanggilan para pihak -> Apabila penggugat tidak
hadir sidang pertama maka gugur
f. 6. Pemeriksaan sidang dan perdamaian
g. 7. Pembuktian
h. 8. Putusan
Roka Hanan Firmansyah – FH UI 2020

19. Upaya hukum: mengajukan keberatan kepada ketua pengadilan dan menandatangani
akta pernyataan keberatan di hadapan panitera disertai alasan-alasan. Permohonan
keberatan palng lama 7 hari.
20. Proses permohonan keberatan
a. Pemberitahuan
b. Pemeriksaan
c. Putusan
21. Hakim yang mengadili perkara Ekonomi Syariah hanyalah hakim yang sudah memiliki
sertifikat hakim untuk perkara Ekonomi Syariah
22. Perma 14/2016:
a. Hal yang baru: bismillah harus ditulis dalam bahasa arab
b. Pemanggilan: Pasal 8 (3) pemangillan lanjutan dapat dilakukan dengan
elektronik sesuai dengan kesepakatan para pihak
23. Catatan kewenangan peradilan agama dalam kepailitan:
a. Sengketa kepailitan lembaga ekonomi syariah -> di Pengadilan Niaga
b. Sanksi pidana pada UU Zakat, UU Wakaf, UU Perbankan syariah -> Peradilan
Umum
24. Pailit -> Taqlis
25. KHES belum mengatur PMH dan Kepailitan -> Mengacunya ke BW dan UU Kepailitan
26. Amil -> Orang yang mengelola amal
27. Nadzir -> Ornag yang mengelola wakaf
28.

Anda mungkin juga menyukai