Anda di halaman 1dari 8

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA

Nama : Sandi Maulana

NPM : 41151010190014

Mata Kuliah : Hukum Acara Peradilan Agama

Semester/Kelas : V / C1-7

Hari/Tanggal : November

Waktu : Take Home

Dosen : Dini Ramdania, S.H.,M.H.

1. Mengapa di Indonesia ada peradilan agama? Jelaskan dan bagaimana pula peradilan
agama yang ada di Aceh Darussalam? (jelaskan beserta dasar hukumnya)
2. Salah satu perkara yang merupakan wewenang Pengadilan Agama adalah mengenai
perkawinan. Apakah perbedaan antara kawin kontrak dan kawin siri, jelaskan? Dalam
hal apa adanya Wali Adhol?
3. Selain perkawinan dibahas pula tentang perceraian, ada macam-macam cerai yaitu
cerai talak, cerai gugat dan cerai khuluk, jelaskan perbedaannya? Dan dalam hal apa
terjadinya sumpah Li’an?
4. Apakah mungkin dilakukan isbat cerai terhadap talak-talak liar, jelaskan?
5. Dalam Hukum Acara Peradilan Agama dikenal adanya permohonan dan gugatan
jelaskandengan contoh?
6. Jelaskan keistimewaan dalam beracara di Pengadilan Agama?
7. Apa perbedaan waris, wasiat dan hibah dan juga wakaf dan shadaqah?
8. Jelaskan macam-macam alat bukti dalam Hukum Acara Peradilan Agama?
9. Mengapa dalam setiap berperkara di pengadilan agama selalu dilakukan mediasi lebih
dahulu. Jelaskan?
10. Jelaskan dalam persidangan yang bagaimana hakim pengadilan agama menjatuhkan
putusan bahwa gugatan gugur dan putusan verstek?
Jawab
1. Pada zaman dulu setelah Agama Islam masuk ke Indonesia melalui
perdagangan penyebaran agama Islam dan penganutan dapat diterima dengan mudah
oleh masyarakat Indonesia, dan juga banyak komunitas-komunitas masyarakat Islam
di Indonesia semakin banyak, maka dibutuhkannya suatu lembaga peradilan yang
khusus memutuskan perkara berdasarkan hukum Islam. Itulah mengapa di Indonesia
di bentuk peradilan agama, sebab Peradilan agama adalah sebuah wadah dan hukum
Islam adalah isi pokoknya dalam menyelesaikan, memutus perkara, tidak dapat
dipisahkan.
Salah satu kekhususan yang diberikan Negara kepada Provinsi Aceh adalah
hak dan peluang untuk membentuk Mahkamah Syar’iyah sebagai Peradilan Syariat
Islam. Hal ini dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh (selanjutnya disebut UU Pemerintahan Aceh), khususnya dalam
Pasal 128 ayat (2) yang menyebutkan bahwa ”Mahkamah Syar’iyah merupakan
pengadilan bagi setiap orang yang beragama Islam dan berada di Aceh.”
Peradilan syari’at Islam di Aceh yang dilakukan oleh Mahkamah Syar’iyah
merupakan Pengadilan Khusus dalam lingkungan Peradilan Agama sepanjang
menyangkut wewenang peradilan agama, dan merupakan pengadilan khusus dalam
lingkungan peradilan umum sepanjang menyangkut wewenang peradilan umum.
Mahkamah Syar’iyah memiliki kekuasaan untuk melaksanakan wewenang Peradilan
Agama dan juga memiliki kekuasaan untuk melaksanakan sebahagian wewenang
Peradilan Umum. Mahkamah Syar’iyah memiliki kekuasaan yang lebih luas
dibandingkan dengan Peradilan Agama, seperti yang dikatakan oleh Tim Lindsey and
Cate Summer yang menjelaskan bahwa: “Shari'ah in the Indonesian system of courts
for Muslims is thus largely symbolic, at least as a formal source of law. With the
exception of Aceh (where its jurisdiction as the Mahkamah Syar'iyah is much wider),
the Religious Courts jurisdiction is limited by statute to only few aspects Islamic legal
tradition.”
Kekuasaan Pengadilan Agama dibatasi oleh undang-undang hanya beberapa aspek
dari hukum Islam. Namun demikian Mahkamah Syar’iyah tetap merupakan bagian
dari sistem peradilan nasional. Hal ini secara tegas telah dinyatakan dalam UU
Pemerintaha Aceh pasal 128 ayat (1).
2. Perkawinan kontrak pada umumnya memiliki batas waktu tertentu, misalnya 3 bulan
atau 6 bulan atau 1 tahun. Sedangkan kawin siri tidak demikian halnya. Selanjutnya,
orang yang melakukan perkawinan kontrak biasanya dilakukan oleh seseorang yang
berkantong tebal. Karena perkawinan kontrak lebih menitikberatkan pada batas waktu
tertentu dan jumlah besaran nominal uang. Ketika batas waktu itu sudah selesai
dengan sendirinya mereka berpisah tanpa harus menggunakan kata talak (perceraian),
dan tentu juga tidak akan ada pembagian harta warisan.
Dalam perspektif agama, kawin siri berbeda jauh dengan kawin kontrak. Kawin siri
dinilai sah oleh agama, tetapi kawin kontrak jelas-jelas dilarang oleh agama. Kawin
kontrak lebih terkesan hanya melampiaskan nafsu birahi semata.
Wali adhol (adlal) adalah wali nasab yang membangkang (menolak) untuk
menikahkan puterinya dengan alasan tertentu. Untuk menentukan seorang ayah
sebagai wali adhol, diperlukan permohonan/gugatan di Pengadilan Agama dimana
wanita tersebut bertempat tinggal. Jika nantinya dalam persidangan terbukti bahwa
ayah tersebut tidak mau menjadi wali bagi puterinya dengan alasan yang tidak
dibenarkan oleh syar’i (misalnya calon suami kurang tampan, kurang kaya, hitam,
kerempeng dan seterusnya) maka ayah tersebut akan ditetapkan sebagai wali adhol,
kemudian wali hakimlah yang akan menjadi wali nikah wanita tersebut. Namun
sebaliknya, jika alasan penolakan sang ayah bisa diterima secara syar’i maka
permohonan/gugatan penetapan wali adhol akan ditolak oleh Pengadilan Agama yang
berwenang, misalnya calon suami tidak beragama Islam atau residivis (pembunuhan)
dan seterusnya.
3. Macam-Macam Cerai :
 Cerai talak adalah pihak suami mengajukan perceraian di PA yang daerah
hukumnya meliputi kediaman istri (Pasal 66 (2) UUPA)
 Cerai gugat adalah pihak istri mengajukan perceraian di daerah hukumnya
meliputi tempat kediaman istri (Pasal 73 (2) UUPA)
 Khuluk atau cerai tebus yaitu istri yang menebus dirinya dari suaminya
dengan mengembalikan mahar. Khuluk atau talak tebus yang terjadi atas
persetujuan suami istri dengan jatuhnya talak satu dari suami kepada istri
dengan tebusan harta atau uang dari pihak istri yang menginginkan cerai
dengan cara itu. Penebusan atau pengganti yg diberikan istri pada suami
disebut dengan iwadl. (KHI). Istri yang mengajukan cerai dengan khuluk tidak
berhak atas nafkah selama masa iddah.
Li’an merupakan sumpah yang dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya
bahwa ia telah melakukan perbuatan zina dengan laki-laki lain. Ataupun sang
suami enggan mengakui anak yang dilahirkan oleh istrinya sebagai anak kandung.
Suami melakukan sumpah sebanyak empat kali, lalu yang kelima ditegaskan lagi
bahwa jika suami berdusta, maka laknat Allah akan menimpanya. Kemudian, sang
istri menolak sumpah itu dengan sumpah empat kali pula dan yang kelima
bersedia menerima laknat Allah kepadanya, jika suami benar sumpahnya.

4. Talak liar bisa memungkinkan dan terjadi pada seorang suami yang melakukan isbat
cerai melalui perkataan karena banyak faktor yang menunjang, Talak yang dijatuhkan
seorang suami terhadap isterinya di luar sidang Pengadilan Agama hukumnya sah
secara syar‟i, namun secara perundang-undangan belum mempunyai kekuatan hukum
negara. Perceraian yang dilakukan seorang suami terhadap isterinya di luar sidang
Pengadilan Agama harus diajukan isbat talak ke Pengadilan Agama untuk
mendapatkan ketetapan hukum. Dengan demikian permohonan isbat talak dapat
diselesaikan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Agama berkompeten mengadili
pelanggaran undang-undang yang berkaitan dengan perbuatan menjatuhkan talak di
luar ketentuan undang-undang.
5. Gugatan
- Sudikno mertokusumo
Gugatan merupakan tuntutan hak yaitu tindakan yang bertujuan memperoleh
perlindungan hak yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah perbuatan main
hakim sendiri
 Darwan prinst
gugatan adalah suatu upaya atau tindakan untuk menuntut hak atau memaksa pihak
lain untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya guna memulihkan kerugian yang
diderita oleh penggugat melaui putusan.
Contoh: Dalam kasus perkawinan, Ketika seorang istri mendapati suaminya
berselingkuh dengan wanita lain, seorang istri bisa menggugat ke pengadilan dengan
alibi dan bukti yang ada sehingga bisa menuntut kerugian atas dirinya.
Permohonan
Permohonan merupakan surat yang sengaja dibuat berisikan tentang semua tuntutan
hak perdata yang dibuat oleh pihak yang berkepentingan dan membahas tentang
perkara yang tidak mengandung sengketa.
Contoh : Dalam kasus di Universitas seorang mahasiswa mengajukan permohonan
meminta transkip nilai kepada fakultas untuk pengurusan pendaftaran Tugas akhir.
6. - Pada hari sidang salah satu pihak atau semuanya penggugat dan tergugat tidak
hadir maka berlaku Pasal 124 dan 125 HIR
- Penggugat tidak hadir atau tidak mengirimkan wakilnya maka gugatan gugur
- Tergugat tidak hadir dan tidak mengirimkan wakilnya diputus verstek
7. Wasiat
Wasiat dibuat saat pemilik harta masih hidup dan harta diberikan saat ia telah
meninggal dunia.
Hibah
Hibah atau hadiah merupakan harta yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain,
baik itu ahli waris atau bukan, dimana harta tersebut diberikan pada saat pemilik harta
masih hidup.
Warisan
Harta yang diberikan oleh pewaris ke ahli waris yang tidak lepas dari keluarga si
pewaris yang masih hidup.
Wakaf
Wakaf adalah suatu tindakan yang memberikan sebagian hartanya untuk diberikan
kepada masyarakat ataw perorangan tapi tidak untuk dimiliki oleh orang/kelompok
yang di wakafkan
Sedekah
Sedekah adalah suatu tindakan yang memberikan hartanya untuk diberikan kepada
orang yang membutuhkan dan itu menjadi milik orang yang di sedekahi.
8. - Bukti Surat
adalah segala sesuatu yang memuat tanda-tanda bacaan yang dimaksudkan untuk
mencurahkan isi hati atau menyampaikan buah pikiran seseorang dan dipergunakan
sebagai pembuktian. Dalam hukum acara perdata dikenal 3 (tiga) macam surat,
sebagai berikut:
 Surat Biasa, yaitu surat yang dibuat tidak dengan maksud untuk dijadikan alat
bukti. Yang termasuk surat biasa adalah surat-surat yang berhubungan dengan
korespondensi dan lain-lain.
 Akta Otentik, yaitu akta yang dibuat oleh atau di hadapan pejabat yang
berwenang. Misalnya, Kutipan Akta Nikah, Akta Kelahiran, Akta Cerai, dan lain-
lain.
 Akta di bawah tangan, yaitu akta yang tidak dibuat oleh atau dihadapan pejabat
yang berwenang.
- Bukti Saksi
adalah orang yang memberikan keterangan di muka sidang, dengan memenuhi syarat-
syarat tertentu, tentang suatu peristiwa atau keadaan yang ia lihat, dengar dan ia alami
sendiri, sebagai bukti terjadinya peristiwa atau keadaan tersebut.
Persangkaan
adalah kesimpulan yang ditarik dari suatu peristiwa yang telah dikenal atau dianggap
terbukti kearah suatu peristiwa yang tidak dikenal atau belum terbukti, baik yang
berdasarkan undang-undang atau kesimpulan yang ditarik oleh hakim.
Persangkaan dapat dibagi menjadi dua macam sebagaimana berikut:
1. Persangkaan Undang-Undang
Persangkaan undang-undang adalah suatu peristiwa yang oleh undang-undang
disimpulkan terbuktinya peristiwa lain. Misalnya dalam hal pembayaran sewa maka
dengan adanya bukti pembayaran selama tiga kali berturut-turut membuktikan bahwa
angsuran tersebut telah dibayar.
2. Persangkaan Hakim
Yaitu suatu peristiwa yang oleh hakim disimpulkan membuktikan peristiwa lain.
Misalnya perkara perceraian yang diajukan dengan alasan perselisihan yang terus
menerus.
- Bukti Pengakuan
Adalah pernyataan seseorang tentang drinya sendiri, bersifat sepihak dan tidak
memerlukan persetujuan pihak lain.
Pengakuan ada dua macam, sebagai berikut:
1. Pengakuan di depan sidang
Adalah pengakuan pengakuan yang diberikan oleh salah satu pihak dengan
membenarkan/mengakui seluruhnya atau sebagian saja. Pengakuan di depan sidang
merupakan pembuktian yang sempurna.
2. Pengakuan di luar sidang
Pengakuan di luar baik secara tertulis maupun lisan kekuatan pembuktiannya bebas
tergantung pada penilaian hakim yang memeriksa.
- Bukti Sumpah
Adalah suatu pernyataan yang khidmat yang diberikan atau diucapkan pada waktu
memberi janji atau keterangan dengan mengingat sifat Maha Kuasa Tuhan dan
percaya bahwa siapa yang memberi keterangan atau janji yang tidak benar akan
dihukum oleh-Nya.
Ada 3 macam sumpah sebagai alat bukti, yaitu:
a. Sumpah Supletoir atau sumpah pelengkap yaitu sumpah yang dibebankan oleh
hakim kepada para pihak untuk melengkapi dan menambah pembuktian.
b. Sumpah Decisoir atau sumpah pemutus adalah sumpah yang dibebankan oleh salah
satu pihak kepada pihak lawannya.
c. Sumpah Aestimatoir atau yaitu sumpah yang dibebankan hakim kepada penggugat
untuk menentukan jumlah kerugian.
- Pemeriksaan Ditempat
Adalah pemeriksaan mengenai perkara, oleh hakim karena jabatannya, yang
dilakukan diluar gedung atau tempat kedudukan pengadilan, agar hakim dengan
melihat sendiri memperoleh gambaran atau keterangan yang memberi kepastian
tentang peristiwa-peristiwa yang menjadi sengketa. Dengan tujuan agar hakim dapat
memperoleh gambaran atas peristiwa yang menjadi sengketa.
- Keterangan Saksi Ahli
Adalah keterangan pihak ketiga yang obyektif yang bertujuan untuk membantu hakim
dalam pemeriksaan guna menambah pengetahuan hakim sendiri
9. Perlu diketahui proses mediasi dalam sidang dapat ditempuh dan bahkan di wajibkan
dalam hal peradilan agama ini, mediasi tujuannya untuk merundingkan, esensinya
bermusyawarah dan juga tentunya tidak ada paksaan untuk ini, saya gambarkan
dengan siapa sih yang mau bercerai atau berseteru dengan suami sendiri dengan kata
lain proses mediasi di lakukan agar tidak di tempuh dengan jalur hukum yang
semestinya. Agar mendapatkan hasil yang saling menguntungkan dari kedua belah
pihak dengan kata lain win win solution.
10. Apabila Penggugat tidak menghadiri persidangan, utamanya di sidang
pertama, maka Hakim dapat memutuskan Gugatan gugur karena dinilai Penggugat
tidak menunjukan keseriusannya terhadap gugatan yang telah diajukan oleh dirinya.
Hal ini juga telah diatur dalam Pasal 124 Het Herziene Indonesisch Reglement (HIR)
yang berbunyi:
“Jika Penggugat tidak datang menghadap Pengadilan pada hari yang ditentukan itu,
meskipun ia dipanggil dengan patut, atau tidak pula menyuruh orang lain menghadap
mewakilinya, maka surat gugatannya dianggap gugur dan Penggugat dihukum biaya
perkara, akan tetapi Penggugat berhak memasukan gugatannya sekali lagi, sesudah
membayar lebih dahulu biaya perkara yang tersebut tadi”.

Verstek atau Putusan Verstek adalah putusan yang dijatuhkan oleh Majelis


Hakim tanpa hadirnya Tergugat dan tanpa adanya alasan yang sah meskipun telah
dipanggil secara resmi dan patut. Putusan Verstek ini merupakan pengecualian dari
acara persidangan biasa sebagai akibat ketidakhadiran Tergugat atas alasan yang tidak
sah sehingga dianggap Tergugat mengakui sepenuhnya secara murni dan bulat semua
dalil gugatan Penggugat.
Apabila Tergugat merasa keberatan dengan Putusan Verstek yang telah dijatuhkan,
maka Tergugat memiliki hak untuk mengajukan upaya hukum bernama Verzet.
Verzet bertujuan memberikan kesempatan kepada Tergugat untuk membela
kepentingannya atas kelalaian menghadiri persidangan di waktu yang lalu.
Perlawanan terhadap Putusan Verstek yang berupa Verzet, diajukan dan diperiksa
sama halnya dengan pemeriksaan gugatan perdata.
Penerapan Putusan Verstek apabila Tergugat lebih dari satu telah diatur dalam Pasal
127 HIR yang menyatakan,
“Jika seseorang atau lebih dari Tergugat tidak datang atau tidak menyuruh orang lain
menghadap mewakilinya, maka pemeriksaan perkara itu diundurkan sampai pada hari
persidangan lain, yang paling dekat. Hal mengundurkan itu diberitahukan pada waktu
persidangan kepada pihak yang hadir, bagi mereka pemberitahuan itu sama dengan
panggilan, sedang Tergugat yang tidak datang, disuruh panggil oleh Ketua sekali lagi
menghadap hari persidangan yang lain. Ketika itu perkara diperiksa, dan kemudian
diputuskan bagi sekalian pihak dalam suatu keputusan, atas mana tidak diperkenankan
perlawanan (Verzet)”

Anda mungkin juga menyukai