PENRADILAN AGAMA
Oleh : Drs. Achmadi, SH., MH.
BAB I
PERADILAN AGAMA
b. Waris
c. Wasiat
d. Hibah
e. Wakaf
f. Zakat
g. Infak
h. Shodakoh
1) Bank syariah
2) Lembaga keuangan mikro syariah
3) Asuransi syariah
4) Reasuransi syariah
5) Reksa dana syariah
6) Obligasi syariah dan surat berharga berjangka menengah syariah
7) Sekuritas syariah
8) Pembiayaan syariah
9) Pegadaian syariah
10) Dana pension lembaga keuangan syariah
11) Bisnis syariah
Pengadilan Syari’at di Propinsi Nangru Aceh Darusalam diatur berdasarkan
Keputusan Presiden R.I. No. 11 Tahun 2003 Penghadilan Agama di
Propinsi Nangru Aceh Darussalam berubah menjadi Mahkamah Syariah
dan Pengadilan Tinggi Agama berubah menjadi Mahkamah Syari’ah
Propinsi
BAB II
BAB IV
PENGAJUAN GUGATAN
Proses perkara diperadilan agama dimulai dengan diajukannya surat
gugatan oleh penggugat atau kuasanya kepada instansi yang berwenang
yaitu Pengadilan Agama, dan perlu diketahui struktur pengadilan agama
adalah :
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Hakim
d. Panitera
e. Panitera Muda : - Panitera Muda Gugatan
- Panitera Muda Permohonan
- Panitera Muda Hukum
f. Panitera Pengganti
g. Juru Sita - Juru Sita Pengganti.
Orang yang belum cukup umur harus diwakili oleh orang tua atau walinya,
sedangkan orang yang sakit ingatan diwakili oleh pengampunya.
Orang yang buta huruf gugatan dapat diajukan secara lisan kepada Ketua
Pengadilan, lalu ketua Pengadilan mencatat ihwal gugatan lisan tersebut
dalam bentuk tertulis.
Seperti pada :
4. Sita jaminan
Menurut pasal 178 HIR, Hakim wajib mengadili semua bagian dari petitum
tersebut, dan dilarang untuk memutuskan lebih dari apa yang diminta (ultra
petita).
BAB V
PROSES PEMERIKSAAN DI PENGADILAN
1. Persiapan persidangan
- Gugatan telah didaftarkan, dan telah menjadi perkara yang terdaftar
dengan nomor perkara : 0000/Pdt.G/2019/PA Ska.
- Penetapan Majelis Hakim (PMH) oleh Ketua Pengadilan
- Penunjukan Panitera/Panitera Pengganti & Juru sita/Jurusita
Pengganti oleh Panitera
- Penetapan Hari Sidang (PHS) oleh Hakim Ketua Majelis
- Juru sita/Juru sita Pengganti lalu memproses relaas/panggilan
sidang pada hari/tanggal yang ditentukan dalam PHS, kepada para
pihak :
Pihak yang berada dalam wilayah yurisdiksi pengadilan
relaas/panggilan langsung disampaikan oleh Juru sita/Juru sita
Pengganti ke alamatnya
Pihak yg berada diluar wilayah yurisdiksi pengadilan
disampaikan melalui tabayun/pendelegasian pemanggilan
kepada Pengadilan yang mewilayahi pihak ybs
Pihak yang berada diluar negeri relaas/panggilan disampaikan
kepada KBRI melalui Kementerian Luar Negeri dg tenggang
waktu minimal 6 bulan
Pihak yang tak diketahui alamatnya/ghoib pemanggilannya
melalui mass media seperti radio dan koran dlm tenggang
waktu 4 bulan.
b. Jawaban Tergugat
- Jawaban hanya diterapkan pada perkara gugatan
(contentiosa) bukan perkara permohonan (voluntair)
- Jawaban Tergugat berupa :
1) Eksepsi (tangkisan)
Eksepsi prosessual/formil
Obscuur libel /kabur
Declinatoir krn nebis in idem
Diskualifikatoir karena error in persona
Kompetensi absolut atau relatif
Eksepsi materiel
Dilatoir / ditunda karena belum memenuhi
syarat hukum
Peremtoir / menghalangi dikabulkan
tuntutan karena daluwarsa
2) Pengakuan, membenarkan sebagian atau
seluruhnya
3) Bantahan / sangkalan / sanggahan terhadap
pokok perakara
4) Reverte, tidak membantah dan tidak
membenarkan, terserah kebijaksanaan hakim
5) Gugat balik / rekonvensi, dapat diajukan selama
masih dalam proses jawab menjawab.
c. Replik (repliek)
Adalah tanggapan penggugat atas jawaban yang
disampaikan Tergugat, isinya mempertegas dan
memperjelas lebih rinci tentang gugatan penggugat,
adapun jika terdapat rekonvensi/gugat balik dari
tergugat maka penggugat dapat mengakui ataupun
membantah yang dituangkan dalam bentuk posita dan
petitum dalam rekonvensi.
d. Duplik (dupliek)
Adalah merupakan sikap akhir dari tergugat terhadap
gugatan yang diajukan penggugat, sekaligus tahab akhir
dari proses jawab menjawab. Dan jika terdapat
rekonvensi maka tergugat dapat mengajukan replik
dalam rekonvensi.
e. Rereplik dalam rekonvensi.
Adalah berupa duplik yang diajukan penggugat dalam
rekonvensi, untuk menanggapi replik dalam rekonvensi
yang diajukan Tergugat
4. Pembuktian
Pembuktian dalam perkara perdata tidak mensyaratkan adanya
keyakinan Hakim, sehingga cukup digantungkan kepada
kebenaran formil, Hakim harus aktif tetapi terikat pada pristiwa
yang diajukan para pihak. Sedangkan perkara pidana
mensyaratkan adanya keyakinan Hakim, hakim harus aktif
mencari kebenaran, karena yang dicari kebenaran materiel, hakim
tak terikat pada peristiwa yang adiajukan jaksa maupun terdakwa.
oooooooooooooooo