“Analisis studi kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Disusun Oleh :
SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah makalah ini dapat terselesaikan tak lain juga karena sedikit
pengetahuan yang pemakalah dapatkan dari beberapa referensi. Oleh karena itu,
pemakalah ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Pemakalah sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekurangan, hal itu disebabkan karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu, pemakalah sangat mengharap
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat menjadi lebih baik
lagi.
Pemakalah
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
3
PEMBAHASAN
4
Agama Jakarta pusat (pasal 73 ayat (3) UU no 7 tahun 1989 yang telah diubah
oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).
3.Gugatan tersebut memuat:
- Nama, umur, pekerjaan, agama, dan tempat kediaman Penggugat dan
Tergugat.
- Posita (fakta kejadian dan fakta hukum).
- Petitum (hal-hal yang dituntut berdasarkan posita).
4. Gugatan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri dan harta bersama,
dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan atau sesudah putusan perceraian
memperoleh kekuatan hukum tetap (pasal 66 ayat (5) UU no 7 tahun 1989
yang telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).
5. Membayar biaya perkara (pasal 121 ayat (4) HIR, 145 ayat (4) Rbg jo pasal
89 UU no 7 tahun 1989 yang telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2006. Bagi yang tidak mampu, dapat berperkara secara cuma-
cuma/prodeo (pasal 237 HIR, 273 Rbg).
6. Penggugat dan Tergugat atau kuasanya menghadiri persidangan berdasarkan
panggilan Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah.
5
Alamat : Srebegan, RT.005 RW.003, Desa Srebegan, Kecamatan
Ceper, Kabupaten Klaten, selanjutnya disebut sebagai
“Tergugat”;
Adapun tentang duduk perkaranya adalah sebagai berikut:
Bahwa, Penggugat dengan surat gugatannya yang didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Agama Klaten dengan Register Nomor
1933/Pdt.G/2018/PA.Klt., tanggal 06 Desember 2018 telah mengajukan hal-
hal sebagai berikut:
1. Bahwa, Penggugat telah menikah dengan Tergugat pada tanggal 29
Agustus 2012, yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan
Agama Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, berdasarkan Kutipan Akta
Nikah Nomor 314/49/VIII/2012, tanggal 29 Agustus 2012;
2. Bahwa, sesudah akad nikah Tergugat mengucapkan sighat taklik talak
sebagaimana tercantum dalam buku nikah;
3. Bahwa, setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat kediaman di
rumah orang tua Tergugat di alamat Tergugat tersebut di atas selama 2
tahun 4 bulan, kemudian pindah dan bertempat kediaman di rumah orang
tua Penggugat di alamat Penggugat tersebut di atas selama kurang lebih 3
bulan dan sudah melakukan hubungan suami-istri serta telah dikaruniai
seorang anak bernama Anak 1 sekarang diasuh oleh Penggugat;
4. Bahwa, selama bertempat kediaman bersama tersebut Penggugat selalu taat
dan melayani Tergugat selaku suami;
5. Bahwa, sejak awal tahun 2014 keharmonisan rumah tangga Penggugat dan
Tergugat sudah mulai goyah karena sering diwarnai perselisihan dan
pertengkaran yang disebabkan:
a. Tergugat mudah marah hanya karena masalah-masalah sepele dan
sering kali permasalahan yang sebenarnya sederhana namun dibikin
rumit oleh Tergugat;
b. Tergugat apabila sedang marah sering menantang berpisah dengan
Penggugat;
c. Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada lagi kecocokkan sehingga
sering tidak menemukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan
dalam rumah tangga;
d. Tergugat pergi meninggalkan Penggugat selama 3 tahun berturut-turut
tanpa sebab dan alasan yang sah dan selama itu Tergugat tidak pernah
lagi memperdulikan atau memperhatikan Penggugat sebagai isteri;
6. Bahwa, sejak bulan Maret 2015 terjadi pisah tempat kediaman disebabkan
Tergugat pergi meninggalkan Penggugat sampai sekarang sudah
berlangsung selama 3 tahun 9 bulan dan selama itu Tergugat telah
membiarkan atau tidak mempedulikan Penggugat serta tidak memberi
nafkah wajib kepada Penggugat, dengan demikian Tergugat telah
melanggar taklik talak yang diucapkannya sesudah akad nikah;
6
7. Bahwa, akibat dari sikap dan perbuatan Tergugat tersebut di atas,
Penggugat tidak ridha;
8. Bahwa, atas hal-hal tersebut di atas Penggugat mengajukan gugatan cerai
terhadap Tergugat karena Tergugat melanggar sighat taklik talak
sebagaimana tercantum dalam buku nikah;
9. Bahwa, Penggugat sanggup untuk membayar uang 'iwadl sebesar Rp.
10.000,- (sepuluh ribu rupiah);
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon agar Ketua
Pengadilan Agama Klaten menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:
PRIMER:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menetapkan jatuh talak satu khul'i Tergugat (Tergugat) terhadap Penggugat
(Penggugat) dengan 'iwadl sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah);
3. Membebankan biaya perkara menurut hukum;
SUBSIDAIR:
7
D. Tanggapan :
1. Saya setuju dengan putusan yang diberikan oleh majelis hakim karena sudah
tepat dengan ketentuan hukum yang ada dan berlaku serta sesuai dengan
prinsip-prinsip gugatan. Dan pelanggaran sighat taklik talak oleh pihak
tergugat sebagaimana tercantum di buku nikah serta meninggalkan penggugat
(pisah kediaman) dan tidak memenuhi kewajiban sebagai suami selama 3 tahun
berturut-turut. Karena perlakuan tersebut rumah tangga antara penggugat dan
tergugat tidak dapat dipertahankan kembali.
2. Perkara ini merupakan perkara verstek yaitu perkara dimana pihak tergugat
tidak menhadiri persidangan, bahkan tidak meghadiri seluruh persidangan. Dan
majelis hakim telah tepat dalam melaksanakan putusan ini dengan
menghadirkan bukti yang cukup walau hanya dari pihak penggugat saja, yaitu
dengan Kutipan Akta Nikah Nomor 314/49/VIII/2012, tanggal 29 Agustus
2012 dan keterangan-keterangan yang tercantum dalam duduk perkara
(keterangan saksi).
8
PENUTUP
Kesimpulan