Anda di halaman 1dari 5

E D I S I R K E OP RU AB NLG I E K R A A I T V

I H R A M

      L O G I N

Thursday, 10 Rabiul Awwal 1441 / 07 November 2019

HOME NEWS KHAZANAH INTERNASIONAL EKONOMI REPUBLIKBOLA LEISURE KOLOM REPUBLIKA TV KONSULTASI INDEKS LAINNYA

H o mK eo r a n
Thursday, 07 Nov 2019
08:33:05
> > K o r a n
jakarta

RUUPUBMash
iBanyakPersoaaln
Jumat 02 Oct 2015 16:00 WIB
Red: RUHUHZ
11:39
 EMBED <iframe src="https://www.republika.co.id/jadwal-sholat/" scrolling="no" w
0
JAKARTA - Draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Umat Beragama
 (PUB) masih menuai kontroversi. Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) T E R P O
Anwar Abbas berharap RUU PUB harus mampu menghilangkan bibit-bibit konflik
 antarumat beragama. Anwar mengatakan, RUU ini dibutuhkan mengingat adanya
0 aktivitas keberagamaan yang kerap menyinggung perasaan umat lain.

 "Kerangka UU ini agar kehidupan umat beragama aman, tenteram, rukun, dan damai.
Sehingga, hal-hal yang berpotensi merusak itu perlu dihilangkan," ujarnya ketika
dihubungi Republika, Kamis (1/10).
Sebut Rekayasa Kasus, Politikus
PDIP Polisikan Novel
Anwar mengatakan, regulasi ini juga harus bisa mengatur hubungan internal umat
Rabu , 06 Nov 2019, 19:54 WIB
beragama, umat beragama dengan umat beragama lain, dan umat beragama dengan
pemerintah dengan baik. Jokowi Marah Ada
Rp 39 Triliun Lelang
Belum Jalan
Anwar menilai, aturan tersebut harus bisa menghilangkan bibit-bibit konflik antarumat
beragama. Ia mencontohkan, praktik dakwah kepada umat beragama lain secara
Impor Cangkul Saat
langsung. "Nah, ini tentu tidak boleh karena pasti akan berbenturan," ujarnya. Neraca Dagang
Defisit, Jokowi:
Kebangetan
Ia juga mewaspadai adanya pihak-pihak yang kerap mengeksploitasi kemiskinan untuk
mengonversi agama seseorang. Selain itu, aturan pendirian rumah ibadah juga perlu
Jadi Kapolri, Idham
dipertegas. Azis: Saya akan
Wakafkan Diri Saya

Ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Albertus Patty menilai, draf RUU
PUB masih sangat mentah. ''Saat ini, masih dalam rancangan naskah akademik. Masih Fenomena Desa
Fiktif, Verifikasi
banyak persoalan,'' ujar Albertus kepada Republika, Kamis (1/10). Kemenkeu Dinilai
Lemah

Albertus menjelaskan, pembahasan RUU PUB cukup sulit karena terdapat kontroversi
Manfaat Sehat di
dalam sejumlah hal. Ia mencontohkan, masalah definisi agama yang akan dituangkan Balik Sarapan Telur
dalam aturan. Selain itu, UU PUB berpotensi menimbulkan diskriminasi terhadap Tiap Pagi

agama yang tidak diakui pemerintah.

"Kalau ada kelompok yang tidak terdaftar maka tidak diakui dan tidak mendapatkan R E P U B
pelayanan publik. Ini masalah mengingat mereka juga warga negara yang membayar
pajak," ujarnya.

Albertus mengatakan, gagasan untuk melahirkan UU PUB berawal dari UU Nomor 1


tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan Agama, Surat
Keputusan Bersama (SKB) Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri tahun
2006, serta RUU Kerukunan Umat Beragama.
Waspada, Ini Ciri-Ciri akan
Ia menilai, ketiga hal itu pun masih menuai kontroversi. Apalagi, masyarakat beragama Terjadinya Angin Puting Beliung
di Indonesia dinilainya masih belum cukup siap menerima perbedaan. "Masih banyak Kamis , 07 Nov 2019, 07:07 WIB

yang berpikir dalam konteks primordialistik dan sektarian bukan dalam konteks
Wamenag: Celana
berpikir sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air,'' ujarnya.
Cingkrang dan Cadar
tak Terkait
Radikalisme
Menurut Albertus, Menteri Agama sudah akomodatif dengan melibatkan banyak pihak
dalam menggodok RUU PUB. Namun, hingga kini belum ada perkembangan signifikan
Deredikalisasi Bukan
mengingat Menag harus menerima pandangan dari berbagai sisi. Bermaksud
Menyinggung Umat
Islam
Albertus menilai, tajuk perlindungan umat beragama kurang tepat dan tidak sesuai
dengan konstitusi. Menurutnya, tajuk yang lebih tepat, yakni perlindungan kebebasan
beragama. Menurutnya, jika bisa dilindungi maka agama apa pun tentu bisa
beribadah.

Sebelumnya, penolakan juag dilontarkan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Romo


Johannes Hariyanto dari KWI, di sela acara Konferensi Internasional Asian Journey di
Kuta, Bali, mengatakan, RUU PUB merupakan bentuk kriminalisasi terhadap
pemeluknya. ''KWI menolak RUU ini,'' ujarnya.

Dia beralasan, agama dan kebebasan beragama tidak bisa dijadikan produk UU
karena agama itu adalah keputusan orang perorang untuk menghayatinya.

''Agama itu keyakinan. Keyakinan itu tidak bisa kelihatan, hanya bisa dihayati dan
diamalkan. Bagaimana mungkin, negara mengatur penghayatan dan pengamalan
keagamaan seseorang. Kalau itu terjadi maka negara sebenarnya telah
mengkriminalisasi pemeluknya, '' ujarnya.

Sedangkan, Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Suhadi Sendjaja


menilai, penguatan komunitas beragama lebih penting guna mewujudkan kerukunan
dan ketentraman dalam interaksi masyarakat. Suhadi mengaku, pihaknya tidak
mempermasalahkan jika aturan tersebut lantas diundangkan. Namun, dia berharap,
aturan itu tak perlu selamanya berlaku.

"Kalau seluruh komunitas bisa memperkuat umat masing-masing, sehingga bisa hidup
berdampingan dan mengamalkan ajaran agamanya maka tidak perlu lagi ada UU itu,''
ujar Suhadi.

Suhadi mengatakan, wacana RUU PUB lahir atas dorongan memperkuat aturan dalam
hubungan antarumat beragama. Meski begitu, kata Suhadi, penguatan bukan berarti
hanya dari sisi regulasi. Menurutnya, justru perlu ada penguatan sikap-sikap toleransi
di kalangan umat beragama. rep: Ahmad Fikri Noor ed: Andi Nur AMinah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Dapatkan Update Berita Republika


Komentar 0       M a s u k a n E m a i l A n d a

republika koran ruu pub masih banyak persoalan Subscribe

BERITA TERKAIT

Simeone Serukan Kebangkitan di Derby


Madrid

Buffon Ingin Cicipi Liga Inggris

Juventus Menang, Morata Jadi Bintang


Begini Kegembiraan Alam Sambut
Muhammad SAW Lahir

Buya Anwar Abbas: Kurangi Pembicaraan


Tentang Radikalisme

BERITA PILIHAN by

A​D A​D

Jam tangan pria Brand, diskon 90%, PKS Kaitkan Anggaran Janggal DKI Gorgeous Asian Actresses All Men Are
hanya Rp.679.000. dengan Kursi Kosong Wagub Crazy About

A​D

PSSI: Masa Depan Simon Diputuskan 10 Popular Asian Actresses That Look Iwan Bule Apresiasi Kemenangan
Usai Laga Vs Malaysia Irresistible Timnas U-19 Indonesia

A​D A​D

Ingin membeli arloji merek? Diskon Sambut Menteri Baru, Kemenag The Most Influential Countries In The
90% hari ini. Gelar Sertijab History Of The World

0 Comments Sort by Newest

Add a comment...

Facebook Comments Plugin

LIGA INGGRIS

Klopp Masih Cari


Solusi Tepat untuk
Jadwal Padat
Liverpool

Owen: Penampilan
Mohamed Salah telah
Berubah

Mendatang

BERITA LAINNYA
T I M U R T E N G A H

Putra Mahkota Saudi Diduga di Balik Mata-


Mata Twitter
Dua mantan karyawan Twitter didakwa memata-matai pengguna untuk Saudi.

P O L I T I K

Jokowi Hidupkan Kembali Posisi Wakil


Panglima TNI
Wakil Panglima TNI akan diisi oleh perwira tinggi TNI berbintang empat

L I G A I N D O N E S I A

Alasan Febri Jadi Eksekutor Penalti Persib


Lawan PSIS
Skor 2-1 membawa Persib naik ke peringkat delapan klasemen sementara
Liga 1.

I S L A M D I G E S T

Dinasti Mughal dan Era Kejayaan Islam di India


Mughal menjadi negara adikuasa dan kerajaan besar di dunia.

L I G A D U N I A

Tuchel Akui PSG Kesulitan Bekap Club Brugge


Para pemain PSG tampil terlalu terbuka di Parc des Princes.

TERPOPULER

I N P I C T U 6R E S
P H O T O

Jokowi dan Maruf Amin Hadir


6
P H O T O

Persib Kalahkan PSIS 2-1 di Stadion si Jalak Harupat


1 2 3 4 5

+ + + CONTACT INFO
NEWS EKONOMI LEISURE
Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext 308
+ + +
KHAZANAH ASIAN GAMES KOLOM Phone: 021 780 3747
Fax: 021 799 7903
+ + + Email:
INTERNASIONAL REPUBLIKBOLA INFOGRAFIS newsroom@rol.republika.co.id (Redaksi)
+ + + sekretariat@republika.co.id (Redaksi)
JURNAL-HAJI KONSULTASI LAINNYA marketing@rol.republika.co.id (Marketing)

+ + +
REPUBLIKA TV RETIZEN PIALA DUNIA
+ +
SASTRA INDEKS

       

A B O U T D IU S S C L A P I R M I EV R A C Y P EP DO OL M
I CA YNP E ST I A B ESK RI A T R U I SR

C O P Y R I G H T © 2 0 1 8 R E P U B L I K A . C O . I D , A L L R I G H T R E

Anda mungkin juga menyukai