Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME

“Resume ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum


Kontrak Bisnis Syariah”

Disusun Oleh :
Wildan Ahmad Nur Insani I000160110
Yushfi Itsna Chaididr I000160125
Vicky Chandra I000160
Haris Abdi Hanafi I000162007

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Berkat
rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah “Hukum Kontrak Bisnis Syariah” ini dalam batasan waktu yang telah
ditentukan. Shalawat dan salam kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW.
yang merupakan suri tauladan terbaik dan panutan terbaik umat muslim di dunia.

Resume karya tulis ilmiah (jurnal) yang berjudul “IMPLEMENTASI AL-


IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BI AL-TAMLIK (IMBT) DI PERBANKAN
SYARIAH” yang ditulis oleh Ali Syukron. Resume disusun unuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Hukum Kontrak Bisnis Syariah. Penulis sadar bahwa dalam
resume ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, hal itu
disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh
karena itu, Penulis mengharap adanya kritik dan saran agar dapat menjadi lebih
baik lagi.
Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga resume ini dapat
bermanfaat dan Allah senantiasa memberi balasan bagi kebaikan kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Surakarta, 8 Maret 2019

Kelompok
RESUME

Ijarah adalah salah satu pembiayaan barang modal yang berjangka waktu
menengah maupun panjang yang mencakup bermacam-macam objek di
kehidupan sehari-hari seperti perumahan, kendaraan dan lain-lain.

IMBT adalah alternatif dalam pembiayaan berjangka panjang yang menyesuaikan


dengan usaha milik nasabah, serta untuk mengamankan kepentingan bank.
Adanya IMBT membantu bank syariah untuk menetapkan harga sewa yang lebih
fleksibel dan kompetitif kepada nasabah

IMBT merupakan bagian dari akad ijarah, maka ketentuannya juga mengikuti
ketentuan ijarah. IMBT juga dikenal dengan sebutan al-Ijārah wal Iqtina yang
artinya sama dengan al-Ijārah al-Muntahiya bit al-Tamlik yaitu pengalihan/
perpindahan hak kepemilikan dangan opsi menjual atau menghibahkan pada akhir
masa sewa.

Ijarah/lease dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1. Al-Ijarah: akad pemindahan hak sewa guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
barang itu sendiri.
Menurut Fatwa DSN No: 09/DSNMUI/IV/2000, Al-Ijarah adalah “Akad
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu
tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri. Dengan demikian, dalam akad ijarah tidak ada
perubahan kepemilikan,
2. Al-Ijārah al-Muntahiya bit Al-Tamlik: Berdasarkan Fatwa DSN Nomor:
27/DSN-MUI/III/2002 tentang IMBT mendefinisikan akad ini adalah akad
penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu
barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan
kepemilikan barang kepada pihak penyewa.

Hak dan Kewajiban antara pemberi sewa (Muajjir) dan penyewa (Musta’jir)

Hak dan Kewajiban Pemberi Sewa (Muajjir)

Dalam IMBT, Muajjir wajib membuat wa’ad (janji peralihan kepemilikan obyek
IMBT pada akhir masa sewa). Wa’ad bersifat tidak mengikat bagi musta’jir dan
jika wa’ad dilakukan, maka wajib dibuat akad peralihan kepemilikan.
Hak Muajjir (Pemberi Sewa) antara lain:
 Memperoleh pembayaran sewa (upah) dari musta’jir.
 Menarik obyek IMBT jika musta’jir tidak mampu membayar sewa (upah)
sesuai perjanjian.
 Pada akhir masa sewa, mengalihkan obyek IMBT kepada penyewa lain yang
mampu jika penyewa (musta’jir) sama sekali tidak mampu untuk
memindahkan kepemilikan obyek IMBT atau memperpanjang masa sewa atau
mencari calon penggantinya.

Kewajiban Muajjir

 Menyediakan obyek IMBT yang disewakan;


 Menanggung biaya pemeliharaan obyek IMBT kecuali diperjanjikan lain;
 Menjamin obyek IMBT tidak terdapat cacat dan dapat berfungsi dengan baik

Hak dan Kewajiban Musta’jir

Hak Musta’jir

 Menggunakan obyek IMBT sesuai dengan persyaratan perjanjian;


 Menerima obyek IMBT dalam keadaan baik dan siap digunakan;
 Memindahkan kepemilikan obyek, memperpanjang masa sewa IMBT atau
mencari calon pengganti jika tidak mampu untuk memindahkan hak
kepemilikan atas obyek IMBT atau memperpanjang masa sewa pada akhir
masa sewa.

Kewajiban Musta’jir

 Membayar sewa (upah) sesuai perjanjian


 Menjaga dan menggunakan obyek IMBT sesuai perjanjian
 Tidak menyewakan kembali obyek IMBT kepada pihak lain
 Melakukan pemeliharaan kecil (tidak material) terhadap obyek IMBT

Obyek IMBT

Dalam Peraturan Bank Indonesia tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam


kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank
syariah dijelaskan bahwa obyek IMBT adalah berupa barang modal yang
memenuhi ketentuan sebagai berikut:

 Obyek IMBT milik perusahaan pembiayaan sebagai Muajjir;


 Manfaatnya harus dapat dinilai dengan uang;
 Manfaatnya dapat diserahkan kepada penyewa (musta’jir);
 Manfaatnya tidak diharamkan oleh syariah Islam;
 Manfaatnya harus ditentukan dengan jelas; dan
 Spesifikasinya harus dinyatakan dengan jelas, antara lain melalui identifikasi
fisik, kelaikan, dan jangka waktu pemanfataannya
Manfaat IMBT, bagi bank selaku muajjir yaitu memperoleh pendapatan melalui
ujroh (upah/fee) dan sebagai bentuk penyaluran dana. Serta manfaat bagi nasabah
selaku musta’jir ialah memperoleh hak manfaat atas obyek IMBT dan
memperoleh peluang untuk mendapatkan hak penguasaan barang dalam
menggunakan akad IMBT.
Risiko risiko yang dihadapi oleh bank/muajjir antara lain

 Nasabah (musta’jir) tidak membayar sewa/cicilan/upah


 Kerusakan pada aset/obyek ijarah
 Nasabah berhenti di tengah kontrak dan tidak membeli aset/obyek ijarah
 Risiko pasar

Al-Ijārah Al-Muntahiya bi Al-Tamlik di Perbankan Syariah


Perbankan syariah maupun konvensional merupakan instrumen intermediasi
antara yang menerima dana dari pihak surplus dan pihak yang membutuhkan
dana. Dan perbankan memiliki produk produk berupa penghimpunan dana
maupun pembiayaan.
Adapun salah satu produk pembiayaan yang disediakan oleh perbankan syariah
yang menggunakan akad IMBT didalamnya ialah produk pembiayaan
kepemilikan rumah atau KPR.
Penggunaan akad IMBT dalam produk KPR tersebut merupakan perpaduan antara
transaksi yang dibolehkan dalam Islam dan produk KPR di perbankan
konvensional.
Berdasarkan skema IMBT ini, bank syari’ah menyewakan rumah sebagai objek
akad kepada nasabah. Meskipun pada prinsipnya tidak terjadi pemindahan
kepemilikan (hanya pemanfaatan rumah), tetapi pada akhir masa sewa bank dapat
menjual atau menghibahkan rumah yang disewakannya kepada nasabah.

Anda mungkin juga menyukai