AGAMA
.Oleh:
Agama, yang tidak diubah oleh Undang-Undang No.3 tahun 2006 tentang perubahan
atas Undang-Undang No.7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Hukum Acara yang
berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Pengadilan Agama adalah Hukum Acara
Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang
Seperti yang telah Saudara peJajari sebelumnya, sumber utama dari Hukum
Acara Perdata kita adalah HIR untuk Jawa dan Madura dan RBg untuk luar Jawa dan
Madura. Dengan demikian maka di Pengadilan Agama berlaku tiga Hukum Acara yaitu
HIR, RBg dan UU No.3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU No.711989 Tentang
Bila kita membaca ketentuan pasal 393 HIR disitu dengan tegas disebutkan:
waktu mengadili perkara dihadapan Pengadilan Negeri, maka tidak dapat diperhatikan
acara yang lebih atau lain dari pad a yang ditentukan dalam Reglement ini".
Di dalam praktek ketentuan-ketentuan tersebut tidak lagi dapat dipakai, karen a sudah
usang, tidak sesuai lagi dengan zaman sehingga kebutuhan-kebutuhan dalam praktek
I Guru Sesar FHu!, dibawakan pada Pendidikan Khusus Provesi Advokat (PKPA), diselenggarakan oleh
74 Law Institute Pendidikan Lanjutan lImu Hukum bekerjasama dengan Perhimpunan Advokat Indonesia
(PERADI), DPC Jakarta Se\atan, bertempat di Graha Toedjoeh Empat, 11 Woltermongonsidi No.IS,
Kebayoran Saru Jakarta Selatan, 12110 , pada tanggal 26 April 20 II, pukul 18.30 sid 21.00 WIB
tidak akan dapat dipenuhi. Karena itu dipakai ketentuan dalam RV seperti acara singkat
(Kort Geding), Voeging (penggabungan), dsb yang tidak dikenal dalam HIR.
Dari sejarah lahirnya HIR itu sendiri dapat disimpulkan, bahwa bilamana di dalam
HIR tidak ada pengaturannya, hakim wajib mencari penyelesaian dengan jalan
menciptakan bentuk-bentuk acara yang dibutuhkan dalam praktek yang antara lain dapat
kesulitan yang terlalu sukar untuk diatasi atau di mana tenlapat perbedaan pengertian atau
kebutuhan yang terlalu besar, tidak berarti Reglement yang hams diutamakan, tetapi
KEKUASAAN PENGADILAN.
Perkara-perkara apa yang menjadi wewenang Pengadilan Agama, a.1. diatur dalam pasal
a. perkawinan;
b. warisan;
c. wasiat;
2Ny.Zulfa Djoko Basuki, SH ," Masalah-masalah Umum Hukum Acara Perdata:, Makalah, disampaikan
pada Kursus Dasar Bantuan Hukum Angkatan !, Jakarta, 17-26 Juli 1984, PPBHI-PPKPHUI, hal..:2-3 ,
dengan mengutip Supomo, "Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri". Pradnjaparamita, Djakarta, 1967,
hal.7
2
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah dan
i. ekonomi syari'ah.
Dalam Penjelasan Pasal 49 dinyatakan bahwa sengketa tidak hanya dibatasi di hidang
dimaksud dengan "antara orang-orang yang beragama Islam" adalah terrnasuk orang
atau badan hukum yang dengan sendirinya menundukkan diri dengan sukarela kepada
hukum Islam mengenai hal-hal yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama sesuai
Hurufa
Yang dimaksud dengan "perkawinan" adalah hal-hal yang diatur dalam atau
2. Jzin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berumur 21 tahun, dalam
hal orar.g tua wali, atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat;
3. dispensasi kawin;
4. pencegahan perkawinan;
6. pembatalan perkawinan;
9. gugatan perceraian;
12. ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak yang
13. penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh ~mami kepada bekas isteri
17. penunjukan orang lain sebagai waH oleh pengadilan dalam hal kekuasaan st:orang
wali dicabut;
18. penunjukan seorang waH dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18
19. pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta bend a anak yang ada di bawah
kekuasaann ya;
perkawinan campuran;
22. pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum UU No.1 Tahun
Hurufb.
Yang dimaksud dengan "waris" adalah penentuan siapa yang menjadi ahli waris
atas permohonan seseorang tentang penentuan siapa yang menjadi ahli waris,
Hurufc
benda atau manfaat kepada orang lain atau lembagalbadan hukum, yang berlaku
Hurufd
Yang dimaksud dengan "hibah" adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan
tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau bad an hukum
untuk dimiliki.
Hurufe
Yang dimaksud dengan "wakaf' adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang
untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
syari'ah.
Huruff
Yang dimaksud dengan "zakat" .adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang
muslim atau badan hukum yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan
Hurufg
kepada orang lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, minuman,
Hurufh
kepada orang lain atau lembagalbadan hukum secara spontan dan sllkarena tanpa
dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridho Allah Subhanahu
Hurufi
Yang dimaksud dengan "ekonomi syari'ah" adalah perbuatan atau kegiatan usaha
Bank, lembaga keuangan mikro, asuransi, reasuransi, reksa dana, obligasi dan surat
Undang No.711989, yang menyatakan, para pihak dalam perkara mengenai waris,
sebelum berperkara dapat mempertimbangkan untuk memilih hukum apa yang akan
6
dipergunakan dalam pembagian warisan, ketentuan ini dalam Penjelasan Undang
undang No.3 Tahun 2006, dihapus. Dengan demikian masyarakat muslim terikat
harus memakai hukum Islam, dalam hal ini Kompilasi Hukum Islam.
Mengenai hal-hal tersebut di atas perlu pula diperhatikan ketentuan yang terdapat
(I) Dalam hal terjadi sengketa hak milik atau sengketa lain dalam perkara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, khusus mengenai objek sengketa tersebut
harus diputus lebih dahulu oleh pengadilan dalam Iingkungan Peradilan Umum.
(2) Apabila terjadi sengkua hak milik sebagaimana dimaksud pada ayat (I) yang
Ayat (2) dalam pasal 50 ini merupakan penambahan baru, yang tidak terdapat di
dalam UU No711989 yang lama. Penambahan ayat (2) ini sebagaimana dijelaskan
wewenang kepada pengadilan agama untuk sekaligus memutus sengketa milik atau
keperdataan lain yang terkait dengan objek sengketa yang diatur dalam pasal 49
apabila subjek sengketa antara orang-orang yang beragama Islam. Hal ini
karen a alasan adanya sengketa milik alan keperdataan lainnya tersebut sering dibuat
oleh pihak yang merasa dirugikan dengan adanya gugatan di pengadilan agama.
Sebaliknya apabila subjek yang mengajukan sengketa hak milik atau keperdataan
III...
pengadilan agama ditunda untu~ menunggu putusan gugatan yang diajukan ke
jika pihak yang berkeberatan telah mengajukan bukti ke pengadilan agama bahwa
telah didaftarkan gugatan di pengadilan negeri terhadap objek sengketa yang sarna
dengan sengketa di pengadilan agama. Dalarn hal objek sengketa lebih dari satu objek
dan yang tidak terkait dengan objek sengketa yang diajukan keberatannya, pengadilan
agarna tidak perlu rnenangguhkan putusannya, terhadap objek sengketa yang tidak
terkait dirnaksud.
mengangkat anak adalah merupakan hal baru yang sebelurnnya belurn ada.
Berbeda dengan hukum perdata barat yang menganut konsep kedudukan hukum anak
angkat (adopsi) sarna dengan anak kandung dan segala akibat hukurnnya, dalam
Hukurn Islam anak angkat tidak rnempunyai kedudukan sarna dengan anak kandung.
Dalam hukum perdata barat hubungan hukurn antara anak angkat dengan orang tua
kandungnya terputus, sedangkan dalarn hukum Islam hubungan hukum antara anak
angkat dengan orang tua kandungnya tidak terputus bahkan anak angkat tetap
dinisbahkan kepada ayah kandungnya dan nama ayah kandungnya tetap ditulis
biologis dengan orang tua kandungnya hukurnnya haram, dengan kata lain
pengangkatan anak yang menjadikan anak itu sebagai anak kandungnya dilarang<
Kedudukan anak angkat dalam hukum Islam dapa! disamakan dengan anak asuh atau
mengangkatnya. Anak angkat tidak berhak mewaris dari ayah angkatnya, ia tetap
~
mewaris dari ayah kandungnya. Namun demikian ia berhak untuk menerima wasiat
wajibah ( yaitu wasiat yang diwajibkan diberikan kepada orang-orang yang tidak
maksimal 113 dari harta warisan orang tua angkatnya ( pasal 209 Kompilasi Hukum
Islam). Orang tua angkat juga berhak atas wasiat waj ibah sebesar 113 dad harta anak
Mengenai tata cara pengangkatan anak melalui Pengadilan Agama, tidak ada
Hukum Islam. Di dalam KHI hanya terdapat 2 (dua) pasal yang menyebut peri hal
anak angkat ini yaitu pasal 171 h dan pasal 209 KHl.
Pasal 171 h: Anak angkat adalah anak yang dalam hal pemeliharaan untuk hidupnya
sehari-hari, biaya pendidikan dan sebagainya beralih tanggung jawabnya dari orang
(I) Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan pasal 176 sampai dengan 193,
sedangkan terhadap orang tua angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat
(2) Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah
Karena itu menurut penulis untuk pengkangkatan anak angkat melalui Pengadilan
Agama berlaku ketentuan yang sarna dengan yang berlaku bagi pengangkatan anak
angkat melalui Pengadilan Negeri yaitu a.l dapat dibaca dalam Pedoman Pelaksanaan
JDisarikan dari : Tahir Azhary, "Anak Angkat Dalam PerspektifHukum Islam Dan Kewenangan Peradilan
Agama dalam Hal Pengangkatan Anak Bagi Orang Islam", Makalah pada Forum Seminar Nasional
Tentang" Pengangkatan Anak di Indonesia", FHUI, Rabu, 29 Nopember 2006.
9
Pengangkatan Anak yang dikeluarkan oleh Departemen Sosial Rl DitJen Pelayanan
dan Rehabilitasi Sosial Dit. Bina Pelayanan Sosial Anak baik untuk Pengangkatan
Anak Antar sesama WNI maupun Antara WNI dengan WNA. Antara lain dapat
disebut orang tua angkat harus seagama dengan anak angkat, anak berumur kurang
dari 5 (lima) tahun, dan anak berada dalam asuhan Organisasi Sosial atau berada
Ketentuan lain yang juga tidak diatur dalam UU Peradilan Agama yang lama yaitu
ketentllan tentang penentuan awal bulan pada tahun Hijriah yang diatur dalam pasal
52 A sbb:
Pengadilan Agama memberikan istbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal
bulan pada tahun Hijriyah. Dalam Penjelasan Pasal ini dikatakan, Selama ini
pengadilan agama diminta o]eh Menteri Agama untuk memberikan penetapan (istbat)
terhadap kesaksian orang yang telah melihat atau menyaksikan hilal bulan pada setiap
memasuki bulan Ramadhan dan awal bulan Syawal tahun Hijriah dalam rangka
Ramadhan dan I (satu) Syawal. Pengadilan Agama dapat memberikan keterangan atau
nasihat mengenai perbedaan penentuan arah kiblat dan penentuan waktu shalat.
Ketentuan lain yang juga merupakan ketentuan baru adalah ketentuan dalam rasaI :3
-ICntuk jelasnya baca lebih lanjut pedoman pelaksanaan Pengangkatan Anak, Dep.Sos RI, Dit Jen
Pe!ayanan dan Rehabilitasi Sosial Dit.Bina Pelayanan Sosial Anak, Jakarta, 2005. Dengan telah
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No.54 Than 2007, Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak, tgl 3
OklOber 2007, maka menurut penulis ketentuan ini berlaku pula bagi pengangkatan anak yang diajukan
dan diputus melalui Pengadilan Agama. Antara lain dapat disebut di sini ketentuan dalam pasal 4 yang
dengan tegas menyatakan bahwa pengangkatan anak tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang
diangkat dengan orang tua kandungnya.
10
dibentuk berdasarkan UU No.18 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi Provinsi
Daerah istimewa Aceh sebagai Pr<?vinsi Aceh Darussalam yang oleh UU No.4 Tahun
2004 tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 15 ayat (2) disebutkan bahwa: "Peradilan
I. Sikap aktif Hakim dari permulaan sidang hingga akhir proses perkara .
Sikap aktif ini bahkan dapat terjadi sebelumnya proses dimulai, yaitu pada waktu
kepadanya (pasal 119 HIR), sedang setelah proses berakhir, hakim memimpin
eksekusi. Sifat aktif dari hakim tersebut misalnya seperti diatur dalam pasal 132
dalam isi gugatan, agar "posita' dan "petitum" dapat lebh jelas dan berbunyi
sebagaimana mestinya. 5
2. Sidang terbuka untuk umum, kecuali ditetapkan lain oleh Undang-Undang, atau
menurut pendapat pengadilan yang setingkat lebih tinggi terdapat alasan penting,
II
4. Pihak yang berperkara dapat menghadap sendiri atau dengan perantaraan seorang
kuasa (psI. 123 HIR). Pasal 142 Kompilasi Hk Islam dalam hal gugatan
perceraian, suami isteri datang sendiri atau mewakilkan pad a kuasanya. Namun
dalam hal tertentu hakim dapat memerintahkan yang bersangkutan untuk hadir
sendiri.
pihak. Hal ini a.1. tercerrnin dari pas;}1 143 Kompilasi Hukum Islam yang
kedua belah pihak, usaha mana dilakukannya pada setiap sidang pemeriksaan
selama perkara belum diputus. Hal yang sarna diatur dalam pasal 130 (I) HIR.
Dengan dicapainya perdarnaian, proses akan berakhir dan Hakim membuat suatu
Akta Perdamaian ini tidak bisa dimintakan banding (pasal 130 ayat (3) HIR).
diajukan gugatan perceraian baru atas dasar yang sarna. Bila perdamaian tidak
tercapai gugatan dilanjutkan dalam sidang tertutup (pasal 143 dan 144 Kompilasi
12
Hukum Islam). Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.(pasal 146
Negeri berlaku secara lisan atau tertulis (terutama di kota kota besar), yaitu
dengan mengajukan suatu gugatan (surat gugatan atau surat permohonan) pasal.
132 HIR. Untuk permohonan atau gugat secara lisan, Hakim akan mendengar
Yang Maha Esa. Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan
10. Putusan Hakim harns menyebutkan alasan-alasan atas mana putusan itu bersandar
II. Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan memutus suatu perkara
yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak atau kurang jelas, melainkan
usaha penyelesaian perkara secara damai (pasaJ 56 (l) dan (2) UU No.7 /I 989/UU
No.3/2006);
13
II. SIFAT HUKUM ACARA PERDATA
Ad. I.: Bersifat ketentuan hukum memaksa artinya , harus dipergunakan oleh
no.3/2006, di atas).
Hakim
1.+
mendamaikan kedua belah pihak (pasal 130 ayat 1 HTR). Hal ini seperti telah
menetakan setiap Hakim, mediator dan para pihak wajib mengikuti prosedur
penyelesaian sengketa melalui mediasi yang diatur dalam Perma ini. Tidak
pelanggaran terhadap Pasal 130 HIR atau rasa) 154 Rbg yang
15
dengan menyebutkan nama mediator untuk perkara yang bersangkutan. Hal ini
ditegaskan pula oleh Drs. H. Andi Syamsu Alam, SH,MH, Ketua Muda Uldilag
MARl dalam acara orientasi mediasi bagi hakim tinggi agama se Indonesia di
Agama hakim biasanya, pada sidang pertama diminta agar menghadapkan baik
penggugat asli maupun tergugat asli. Sedapatnya tidak hanya dihadiri oleh
kuasanya. Pada sidang yang telah ditentukan ini , sesuai dengan ketentuan di atas,
menurut hemat penulis, hakim mewajibkan para pihak untuk menempuh mediasi.
Hakim wajib menunda proses persidangan untuk memberi kesepatan para pihak
menempuh proses mediasi (Pasal 7). Proses mediasi ini berlangsung 40 hari kerja
sejak mediator dipilih oleh para pihak atau ditunjuk oleh ketua majelis hakim
(karena kegagalan memilih mediator oleh para pihak), dan jangka waktu ini dapat
diperpanjang paling lama 14 hari kerja sejak berakhirnya mas a 40 hari tsb.(pasal
13). Bila terjadi perdamaian atau proses mediasi berhasil, proses berakhir. Para
yang dicapai dan ditandatangani oleh para pihak dan mediator (Pasal 17).
Terhadap terjadinya perdamaian ini tidak diperkenankan banding (pasal 130 ayat
(3) HIR). Akta perdamaian yang dibuat mempunyai kekuatan sebagai putusan
16
Hakim (pasal 130 ayat 3 HIR). Apabila proses mediasi gagal mencapal
hukum acara yang berlaku (pasal 18). Kepada tergugat diperintahkan oleh hakim
terbatas pada apa yang diatur dalam pasal 49 UU No.3/2006, yaitu pada masalah
perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi
syari'ah. Untuk itu a.I. akan dkemukakan mengenai masalah pengajuan gugatan
dengan Tata Cara Perceraian yang diatur dalam PP No.9/1975 Bab V pasaJ 14 sId
36, yang berlaku baik untuk Peradilan Umum maupun Peradilan Agama.
Pengadilan Agama, yaitu Cerai Talak yang diatur dalam pasal 66 sId 72 UU
17
No.3/2006).
kuasanya (baik lisan maupun tertulis) kepada Ketua Pengadilan Agama yang
istri dan harta bersama dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan cerai
talak atau seteJah ikrar talak diucapkan (pasal 66 ayat (3) (4) (5) UU
Dalam hal Cerai Gugat (yang diakukan oleh istri atau kuasanya), gugatan
bersama tanpa izin tergugat (pasal 73 (I) UU No.7 /1989/UU No.3/2006 dan pasal
132 (l) KHI); Dalam hal penggugat berkediaman di luar negeri , gugatan
18
No.3/2006).
diatur oleh PP 9/1 975 pasal 20 dan 21 yang pada pokoknya sarna dengan
ketentuan di atas.
dan tempat kediaman pemohon (suami) dan termohon (isteri) disertai dengan
alasan-alasan untuk terjadinya cerai talak. Hal ini berlaku pula untuk cerai gugat.
maupun cerai gugat tidak diatur oleh UU No.71l9891UU No.3/2006, tetapi diatur
oleh Kompilasi Hukum Islam pasal 116, yang menambah 2 alasan dari
a. salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi dan
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut
turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karen a hal lain di
luar kemampuannya;
19
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga;
Pemeriksaan pennohonan baik cerai talak maupun cerai gugat dilakukan oleh
Majelis Hakim selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berkas atau surat
cerai talak rnaupun ceraj gugat dilakukan dalam sidl!Dg tertutup (passl 68 dan
gugatan cerai gugat, hapus apabila suami atau isteri meninggal sebelum adanya
didamaikan dan telah cukup alasan untuk bercerai, maka Pengadilan menetapkan
20
memanggil suami dan isteri atau wakilnya untuk menghadiri sidang tersebut. Di
dalam sidang itu suami atau wakilnya yang diberi kuasa khusus dalam suatu akta
otentik untuk mengucapkan ikrar talak, yang dihadiri oleh isteri atau kuasanya.
Jika isteri setelah dipanggil secara sah atau patut, tetapi tidak datang menghadap
sendiri atau tidak mengirim wakilnya, maka suami atau wakilnya dapat
mengucapkan ikrar talak tanpa hadimya isteri atau wakilnya. Akan tetapi apabila
Emami dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkan hari sidang untuk
penyaksian ikrar talak tidak datang menghadap sendiri atau tidak mengirim
wakilnya meskipun telah mendapat panggilan secara sah atau patut maka
gugurlah kekuatan penetapan itu dan perceraian tidak dapat diajukan lagi
No.3/2006).
Segala hal ihwal yang terjadi dalam sidang ikrar talak, dicatat oleh
perkawinan putus sejak ikrar talak diucapkan dan penetapan itu tidak
No.3/2006).
Pengadilan (dalam hak cerai .gugat) telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
21
hukum tetap itu tanpa meterai kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayah
hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon dan termohon (dalam hal cerai
talak) dan tempat kediaman penggugat dan tergugat dalam hal cerai gugat untuk
mendaftarkan putusan perceraian dalam sebuah daftar yang disediakan untuk itu.
salinan putusan yang telah berkekuatan tetap itu tanpa meterai dikirim pula
luar negeri, maka satu helai salinan putusan itu disampaikan pula kepada Pegawai
Panitera berkew~iban memberikan Akta Cerai sebagai bukti cerai kepada para
yang ditunjuk, apabiia hal itu merugikan bagi bekas suami atau bekas istri atau
Dalam hal cerai gugat, apabila gugatan dilakukan atas dasar salah satu
pihak mendapat pidana penjara (lima tahun atau lebih), sebagai bukti, penggugat
cukup melampirkan Putusan perkara itu yang sudah mempunyai kekuatan hukum
22
tetap (pasal 74 UU NO.7/1989/UU No.3/2006). Dalam hal alasan perceraian
karena tergugat mendapat cacat badan hingga tidak dapat menjalankan kewajiban
Shiqaq (pertengkaran terus menerus yang tidak dapat didamaikan) (pasal 116 f
KHI = 19f PP9/75), maka gugatan atau permohonan dapat diterima apabila telah
pertengkaran itu setelah mendengar pihak keluarga serta orang-orang yang dekat
No.3/2006).
Apabila permohonan atau gugatan cerai diajukan atas alasan salah satu
dapat dilaksanakan secara lisan. Apabila sumpah dilakukan oleh isteri maka
Apabila tuduhan berbuat zina itu dituduhkan oleh suami, hal ini
disebut Li'an. Pasal 126 KHI menyatakan, Li'an terjadi karena suami menuduh
istrinya berbuat zina dan atau mengingkari anak dalam kandungan atau yang
23
sudah lahir dari isterinya, sedangkan isteri menolak tuduhan dan pengingkaran
terbebas dari kewajiban memberi nafkah (pasa\ 125 jo. 162 KHJ). Li'an banya
sah biJa dilakukan dihadapan sidang Pengadilan Agama. (pasal 128 KHI).
a. Suami bersumpah empat kali dengan kata tuduhan zina dan atau pengingkaran
anak tersebut, diikuti dengan sumpah kelima dengan kata-kata "laknat AHah
kali dengan kata-kata "tuduhan dan atau pengingkaran tersebut tidak benar",
diikuti sumpah kelima dengan kata-kata: murka Allah atas dirinya bila
terpisahkan ;
d Apabila tata cara pada huruf a tidak diikuti dengan tata cara huruf b, maka
(1) Suami yang akan mengingkari seorang anak yang lahir dari istrinya,
hari lahir si anak atau 360 hari sesudah putusnya perkawinan atau setelah
suami itu mengetahui bahwa isterinya melahirkan anak dan berada di tempat
24
(2)
Pengingkaran yang diajukan setelah lampau waktu tersebut tidak dapat
diterima.
Gugatan soal penguasaan anak, najkah anak, najkah isterl dan harta
ataupun sesudah putusan perceraian memperoleh kekuatan hukum tetap. Jika ada
tuntutan pihak ketiga, maka Pengadilan menunda terlebih dahulu perkara harta
bersama terse but sampai ada putusan Pengadilan dalam lingkungan Peradilan
Umum yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap tentang hal itu. (pasa! 86
atau tergugat (dalam cerai gugat), berdasarkan bahaya yang mungkin ditimbulkan,
Pengadilan Agama dapat mengizinkan suami isteri terse but untuk tidak tfnggal
dalam satu rumah. Selain itu Pengadilan Agama atas permohonan penggugat atau
tcrgugat dapat menentukan nafkah yang harus ditanggung oleh suami dan
menjadi hak suami-isteri atau barang-barang yang menjadi hak suami atal!
Untuk itu dalam gugatan perceraian ini dapat pula disertai dengan permohonan
sita jaminan. Pasal 24 ayat 2) c Pp 9/1975 jo. PsI 136 ayat (2 b) KHI berbunyi :
Selama berlangsungmnya gugatan perceraian, atas permnhonan penggugat atau
tergugat, Pengadilan/Pengadiian Agama dapat menentukan hal-hal yang pedu
untuk menjamin terpeliharanya barang-barang yang menjadi hak bersama suami
isteri atan barang-barang yang menjadi hak suami atau barang-barang yang
menjadi hak isteri. Ketentuan dengan bunyi yang sarna diatur di dalam Pasal 78
25
merugikan dan membahayakan harta bersama seperti judi, mabuk, boros dan
Pasa! 95 KHI menyatakan dengan tidak mer.gurangi ketentuan p!:l.sal 24 ayat (2)
huruf c PP 911975 dan pasal 136 ayat (2b) KHI, suami atau isteri dapat meminta
Pengadilan Agama untuk meletakkan sita jaminan atas harta bersama tanpa
Ketentuan dalam pasal 108 BW tentang ketidak cakapan seorang isteri itu harus dianggap sudah dicabut
oleh UUP Pasal 31 (1) yang mengatakan bahwa suami-isteri masing-masing berhak melakukan perbuatan
hukurr:. Baca pula, Subekti, op.cit hal. 30-31.
26
adanya permohonan gugatan cerai, apabila salah satu pihak datam perkawinan
melakukan tindakan yang meb~ayakan harta bersama misalnya menjadi penjudi,
pemabok, boros dsb. Dengan izin Pengadilan Agama selama masa sita terse but
demi kepentingan keluarga dapat dilakukan penjualan atas harta bersama itu.
Dari pasal-pasal terse but terlihat bahwa adanya sita marital itu
digantungkan pada adanya gugatanlpermohoan perceraian (bersifat accessoir),
tidak dapat berdiri sendiri, karena itulah keberlakuan pasal 95 KHI ini menjadi
dipertanyakan di Pengadilan Agama Jakarta Pusat dalam suatu kasus permohonan
sita marital (maritale beslaag). 8
Bila kita membaca ketentuan dalam BW, kita menjumpai Pasal 186 yang
berbunyi sbb :
"Sepanjang perkawinan setiap isteri bcrhak memajukan tuntutan kepada hakim
akan pemisahan harta kekayaan, akan tetapi hanya dalam hal-hal sebagai berikut:
L jika si suami karena kelakuannya yang nyata tidak baik telah
memboroskan harta kekayaan persatuan dan karen a itu menghadapkan segenap
keluarga rumah kepada bahaya keruntuhan;
2. jika karen a tidak adanya ketertiban dan cara yang baik akan mengurus
harta kekayaan si suami sendiri, jaminan guna harta kawin si isteri dan guna
segala apa yang menurut hukum menj<1di hak si isteri akan menjadi kabur atau,
jika karena sesuatu kelalaian besar dalam mengurus harta kawin si isteri,
kekayaan itu dalam kcadaan bahaya".
Dari bunyi pasal 186 BW tersebut jelas pula mencerminkan ketentuan
yang disebutkan di atas, yaitu hanya istri yang berhak melaklJkan permohonan
pemisahan harta, karen a suami di dalam BW menjadi kepala keluarga yang
berkuasa penuh atas semua harta. Seperti diuraikan di atas, hal tersebut tidak lagi
dianut setelah berlakunya UUP.
Untuk menjamin terlaksanana pemisahan harta itu biasanya dimohonkan pula sita
marital. Tidak ada pengaturannya tentang sita marital ini di dalam HIR, tetapi
menurut pendapat Yahya Harahap, sita marital itu serum pun dengan sita jaminan
8Kasus No.549IPdtl2007/PAJP, antara Halimah AK melawan Bambang T, diputus tgL23 September 2008
dan dinyatakan berkekuatan tetap pada tanggal 8 Oktober 2008.
27
(Conservatoir Beslaag = CB), karena itu berlaku ketentuan-ketentuan dalam pasal
227 ayat 3 HIRjo. Pasal 197, 198 dan 199 HIR. 9 Karena serum pun pada dasarnya
sita marital itu juga asesoir dengan gugatan perceraian. Akan tetapi pasal 95 KHI
ini diatur secara khusus, secara spesifik, dikecualikan tidak secara asessoir tapi
boleh berdiri sendiri, karena tujuan pokoknya "doelmatigheid"-nya untuk
menyelamatkan keutuhan harta bersama tanpa merusak ikatan hubungan keluarga.
Dengan kata lain tujuannya adalah demi menyelamatkan kedua-duanya, yaitu
perkawinan dan harta bersama.1O
Menjadi pertanyaan pula apakah si isteri dapat mengajukan sita jaminan
pada hal ia tidak memegang bukti -bukti kepemilikan harta bersama itu karena
biasan),a dipegang oleh suami ? Si isteri berhak mengajukan sita marital terhadap
semm. harta b~rsama, baik yang ada pada suami, pada tangan isteri, yang penting
dapat dibuktikan harta itu diperoleh selama perkawinan. Pembuktian bila tidak
ada surat-surat, bisa dengan saksi, persangkaan, pengakuan, sumpah dsb
Ketentuan di dalam pasal 95 KHI ini yang memperkenankan permohonan sita
jaminan dilakukan tanpa adanya permohonan gugatan lebih dahulu, memang tidak
lazim setid3.k-tidaknya ketentuan itu selama ini belum pernah dipakai oleh para
pihak dalam berperkara, karena dianut pendapat bahwa permohonan sita jaminan
digantungkan pada adanya permohonan perceraian. 11
Menmut pengamatan penulis, ketentuan dalam pasal 95 KHI ini untuk
pertamakali dipergunakan oieh Hakim dalam perkara No.549/PDT/2007/PAJP.
Karena itulah dapat dianggap putusan dalam kasus tersebut dianggap sebagai
"landmark decision", yang diharapkan akan diikuti oleh hakim-hakim selanjutya
hingga dapat menjadi yurisprudensi.
Banyak yang meragukan pemakaian pasal 95 KHI tersebut, karen a KHI hanya
merupakan INPRES, sehingga tidak mungkin mengalahkan ketentuan-ketentuan
ualam HlR yang dianggap Jebih tinggi. Pendapat itu dibantah oleh Yahya Harahap
~ Disarikan dari keterangan Yahya Harahap, pada keterangannya sebagai saksi ahli dalam perkara No.
5491PDT12007lPJAP. Baca pula Yahya Harahap: Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan,
Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan), Sinar Grafika 2007.
10 ibid
11 Penulis, dalam hal ini adalah pula merupakan saksi ahli dalam kasus d atas yang dimintakan pendapatnya
mengenai keberlakua pasal 95 KHI ini di Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
28
dengan menjelaskan bahwa dibuatnya KHI itu adalah karena ditemui disparitas
peradilan agama yang sangat tinggi satu dan lainnya tergantung dari Mazhab
yang dianut oleh hakim yang memutus perkara. KHI diciptakan untuk
menyeragamkan dasar yang akan dipakai dalam memutus perkara di pengadilan
Agama di seluruh Indonesia. 12 Dan sebagaimana diketahui, Inpres ini
ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Agama RI No.154 Tahun 1991,
T entang Pelaksanaan Inpres 1991 dan selanjutnya Keputusan Menteri Agama ini
ditindak lanjuti lagi oleh Dirjen Peradilan Agama yang memerintahkan kepada
seluruh hakim Pengadilan Agama agar mempedomani dan memberlakukan KHI
sebagai landasan hukum bagi masyarakat Islam dalam mengadili sengketa
sengketa yang timbuL Dengan demikian dipakainya ketentuan-ketentuan dalam
KHI untuk sengketa-sengketa bagi yang beragama Islam bersifat keharusan.
Kemudian, peletakan sita marital jtu dikabulkan kalau salah satu pihak melakukan
perbuatan yang merugikan dan membahayakan harta bersama seperti judi, mabuk,
boros dan sebagainya. Apakah rumusan itu perlu dibuktikan, pada umumnya
cukup apabila ada indikasi, ada petunjuk kearah misalnya tindakan pemborosan.
Bagaimana halnya apabila tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tidak
mempunyai tempat kediaman tetap. Hal ini diatur dalam pasal 139 KHI. Dalam
hal terse but panggilan dilakukan dengan cara menempelkan gugatan pada papan
beberapa surat khabar atau mass media lain ya!1g ditctapkan oleh Pengadilan
waktu satu bulan antara pengumuman pertama dan kedua., tenggang waktu mana
tersebut telah dilakukan tergugat atau kuasanya tetap tidak hadir, gugatan diterima
12 Bahwa bentuk INPRES waktu itu dianggap tepat karen a kalau dalam bentuk Undang-undang itu akan
memakan waktu yang lama, mengingat pIa UUP untuk dindangk:,m memerlukan waktu 30 tahun.
29
tanpa hadimya tergugat, kecuali apabila gugatan itu tanpa hak atau tidak
Hal ini diatur baik dalam Undang-undang No. 111974, pasal 41 sid 49 maUpun di
a. memberikan mut'ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang
atau benda kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukkul (belurn terjadi hub.sex);
b. memberi natkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama dalam
iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi taJak bain atau nusyus dan dalam keadaan
tidak hamil.
qobla al dukkul;
21 tahun.
Talak adalah ikrar suami dihadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah
satu sebab putusnya perkawinan dengan cara sebagaimana dimaksud dalam pasal 129
I. Talak Raj'i adalah talak kesatu atau talak kedua, di mana suami berhak rujuk
30
L,
2. Talak ba'in Shugraa adalah talak yang tidak boleh dirujuk tapi boleh akad nikah
baru dengan bckas suaminya .meskipun dalam iddah. Talak Bain Shughraa ini
adalah talak yang terjadi qabla al dukhul, talak dengan tebusan atau khuluk dan
3. Talak Ba'in Kubraa, yaitu talak ketiga. Talak ini tidak dapat dirujuk dan tidak
dapat dinikahkan kembali kecuali bila istri menikah dengan orang lain kemudian
4. Talak Sunny, adalah talak yang dibolehkan yaitu talak yang dijatuhkan terhadap
isteri yang sedang suci dan tidak dicampuri dalam waktu suci tersebut (pasal 121
KHI);
5. Talak bid'i adalah talak yang dilarang yaitu yang dijatuhkan pad a waktu isteri
dalam keadaan haid, atau isteri dalam keadaan suci tetapi sudah dicampuri pada
Bekas suami berhak melakukan rujuk kepada bekas istrinya yang masih dalam
iddah (pasal 150 KHI). Bekas isteri selama dalam masa iddah, wajib menjaga dirinya,
tidak menerima pinangan dan tidak menikah dengan pria lain. (pasal 151 KHI).
(1) Seorang suami dapat merujuk isterinya yang dalam masa iddah, bila dipenuhi
syarat-syarat :
(2) a. putusnya perkawinan karena talak, kecuali talak tiga utau talak yang dijatuhkan
31
Pasal 164 KHI:
Seorang wanita dalam iddah talak raj'i berhak mengajukan keberatan atas
kehendak rujuk dari bekas suaminya dihadapan Pegawai Pencatat Nikah disaksikan
Rujuk harus dengan persetujuan bekas isteri. Rujuk yang dilakukan tanpa
persetujuan bekas isteri, dapat dinyatakan tidak sah dengan putusan Pengadilan
Agama (pasal 165 KHI). Rujuk harus dapat dibuktikan dengan Kutipan
Tata Cara Rujuk ini diatur dalam pasal 167 sId 169 KHI .
(1) Suami yang akan merujuk isterinya datang bersama-sama isterinya ke PPN atau
P3N yang mewilayahi tempat tinggal suami isteri dengan membawa penetapan
ten tang terjadinya talak dan surat keterangan lain yang diperlukan;
(2) Rujuk dilakukan dengan persetujuan isteri dihadapan PPN atau P3N;
(3) PPN atau P3N memeriksa dan menyelidiki apakah suami yang akan merujuk itu
akan dilakukan masih dalam iddah talak raj' i, apakah perempuan yang akan
(4) Setelah itu suami mengucapkan rujuknya dan masing-masing yang bersangkutan
(5) Setelah rujuk dilaksanakan PPN atau P3N menasihati suami isteri tentang hukum
suami isteri itu diberikan Buku Pendaftaran Rujuk. Kemudian suami-isteri dengan
yang menjatuhkan talak untuk mengurus dan mengambil Kutipan Akta Nikah
masing-masing, setelah diberi catatan tentang tempat terjadinya rujuk, tanggal rujuk
diikrarkan, nomor serta tanggal Kutipan Buku Pendartaran Ruj uk dan tanda
Bekas isteri berhak mendapat nafkah iddah dari bekas suami kecuali bila ia
nu.syus 13 .(pasal 152 KHI). Bagi istri yang putus perkawinallnya dengan perceraian
berlaku waktu tunggu (iddah) Hal ini ditur baik oleh UU No.1I1974 (pasa) 11), PP
kurangr.ya 90 (sembi/an puluh) hari dan bagi yang tidak berdatang bulan
""
.'-'
(2) Tidak ada waktu tunggu bagi janda yang putus perkawinannya karena perceraian
sedang antara janda tersebut dengan bekas suaminya belum pernah terjadi
(3) Bagi perkawinan yang putus karena perceraian, tenggang waktunya dihitung sejak
sedang bagi perkawinan yang putus karena kematian, tenggang waktu tunggu
(4) Waktu tunggu bagi isteri yang pernah haid sedang pada waktu menjalani iddah
(5) Dalam hal keadaan seperti ayat (4) bukan karen a menyusui, maka iddahnya
selama satu tahun, akan tetapi bila dalam satu tahun tersebut ia berhaid kembali,
Pasal 154 KHI : Apabila istri tertalak raj'i kemudian dalam waktu iddah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf b, ayat (4) dan ayat (5), pasal tersebut di atas, ditinggal
mati oleh suaminya, maka iddahnya berubah menjadi empat bulan sepuluh had terhitung
Kemudian Pasal 155 KHI mengatur, waktu iddah bagi janda yang putus perkawinannya
(a) pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah
hak ibunya;
(b) pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih
34
(c) biaya pemeliharaan ditanggung ayahnya. (pasal 105 KHI).
Mengenai Akibat Perceraian ini KHI dalam Pasal 156 mengatumya lebih rinei :
a. anak yang belum mumayyiz berhak mendapat badbanab dari ibunya, kecuali
2. ayah;
b. Anak yang sudah mumayyiz berbak memilib untuk mendapatkan hadhanah dari
dan rohani anak meskipun biaya natkah dan hadhanah teJah dicukupi, maka atas
hak hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak hadhanah pula;
d. Semua biaya natkah dan hadhanah anak menjadi tanggungan ayah menurut
35
jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yang tidak turut
padanya.
Mengenai harta bersama dibagi sebagaimana ditentukan dalam pasal 96 dan 97 KHI
sbb:
Pasal 96 KHI:
(1) Apabila terjadi cerai mati, maka separuh dari harta bersama l4 menjadi hak
(2) Pembagian harta bersama bagi seorang suami atau isteri yang istri atau suaminya
hilang harus ditangguhkan sampai adanya kepastian matinya yang hakiki atau
Pasal97:
Janda atau duda cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta bersama
Bila penggugat dan si tergugat tidak bersedia hadir sendiri dipersidangan, ia dapat
dengan Surat Kuasa Khusus (lstimewa), yang tertulis, dan ditandatangani di atas
meterai yang cukup lengkap dan ta!lggalnya. Perlu ditekankan disini bunyi dari surat
14 Dalam Pasal 35 UU No.1I1974, menyatakan harta bersama adalah harta benda yang diperoleh selama
perkawinan (1). Harta bawaan dari masing-masing suami atau istri dan hart a bend a yang diperoleh masing
masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak
tidak menentukan lain.
36
kuasa tersebut harus khusus dan tidak diperkenankan bunyi surat kuasa yang umum
Surat Kuasa yang secara singkat menyebut dengan konkrit yang menjadi perselisihan
atau persengketaan antara kedua belah pihak yang berpekara. Dimana diinginkan,
dengan penambahan bahwa kuasa tersebut dalam perkara tertentu ini dapat
Surat Kuasa tersebut tidak cukup hanya menyebutkan: "Memberi Kuasa untuk
Mengurus Segala Sesuatu Tentang Perceraian Pemberi Kuasa". Tapi harns secara
sebagainya.
4. menyebut secara ringkas dan konkret pokok dan objek sengketa yang
diperkarakan.
37
Keempat syarat tersebut bersifat kumulatif. Tidak dipenuhinya salah satu syarat,
Perlu pula diperhatikan, pencantuman tanggal pada surat Kuasa dan diatas meterai
hams dengan tanggaJ yang sama. Sering kali terjadi pada saat Surat Kuasa disodorkan
tanggal pada meterai tapi tanggal dalam Surat Kuasanya tidak diisi, hingga pada saat
pengetikan Surat Kuasa, sikuasa tersebut "1 upa" memperhatikan tanggal yang
dibubuhi meterai dan mencamtumkan tanggal lain, yang bisa berakibat fatal dengan
Surat Kuasanya hams dibuat dihadapan Notary Public dan dilegalisir oleh Perwakilan
Indonesia di luar negeri (bisa KBRJ bisa Konsulat RI). Bila ketentuan terse but tidak
dipenuhi, Surat Kuasa menjadi tidak sah dan gugatan yang diajukan dinyatakan
15 Untuk jelasnya, baca M.Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Cet.ke 5, April 2007, hal 12-17.
Berdasarkan SEMA No.Ol Tahun 1971, PN dan PT tidak dibenark.an lagi untuk memberi kesempatan
perbaikan, karena SEMA ini telah mencabut SEMA No.5 Tahun 1962, yang memben kemungkinan bagi
PN dan PT memanggil pemberi kuasa untuk menyempurnakan kekurangan syarat yang terjadi.
38
Menurut Prof. Soepomo, setidak-tidaknya gugatan terse but harus memberi
terhadap tergugat.
yang dituntut itu, biasanya penggugat menentukan sendiri apa yang dimintanya.
Seringkali penggugat ragu, apakah yang dimintanya tersebut dapat dikabulkan atau
tidak, karena itu sesuai dengan yurisprudensi tetap, penggugat dapat meminta
adilnya dan menyerahkan kepada hakim, jumlah yang layak menurut peradilan yang
I. hal-hal kejadian (feiten) yang diajukan oleh penggugat terutama hal-hal yang
rei evan yang berarti untuk hukum. Karena itu disebut rechtsfeiten.
2. Petitum, tuntutan yang harus didasarkan atas posita tersebut. Bilamana posita
tidak didukung oleh petitum , gugatan dinyatakan tidak dapat diterima (niet
onvankelijk verklaar).
yang menuntut suapaya si pembeli tanah terse but dihukum untuk membayar
uang tebusan.
39
Gugatan akan dinyatakan sebagai tidak dapat diterima, karen a tuntutan
dalam perjanjian jual akad tanah sipenjual tidak dapat dipaksa untuk menebus
tanahnya.
hadir.
antara kedua pihak telah terjadi suatu perjanjian jual beli atas barang terse but.
dsb.
gugatan dapat dirubah atau ditambah, namun demikian tidak berarti tidak boleh
merubah. Yang penting ialah perubahan atau penambahan tersebut tidak boleh
40
diperbolehkan, asal saja perubahan itu masih mengenai kejadian materiel yang
Perubahan gugatan dilarang, bila berdasar atas kejadian yang sama dimohonkan
pelaksanaan satu hak yang lain atau dikemukakan keadaan yang baru hingga
tuntutan yang diminta menjadi lain dari apa .vang dikemukakan dalam gugatan
semula.
Mis. dalam gugatan perceraian, semula didasarkan atas salah satu pihak
semula hanya 5 (lima) orang ahli waris yang menggugat, lalu ditambah
pihsk tergugsl belum memberikan jawaban atau bila tergugat setuju. Biasanya
bila tergugat telah mengajukan Jawaban, dan dalam jawaban telah diajukan
gugatan.
gugatan selalu diperkenankan. Mis. semula dituntut membayar uang nafkah isteri
41
Mengenai pencabutan gugatan, dalam praktek, hanya diperkenankan sebelum
Jawaban diberikan oleh tergilgat, kecuali tentunya bila tergugat setuju. Hal ini
guna mencegah kerugian yang akan diderita oleh tergugatJtermohon, yang telah
Mengenai hal pemanggilan ini sangat penting artinya, karena dapat berakibat gugat
menjadi gugur bila penggugat tidak hadir, atau bila tergugat tidak hadir, dijatuhi
putusan vestek.
Vestek berarti, pemyataan bahwa tergugat tidak hadir meskipun telah dipanggil
secara sah. Verstek ini hanya dapat dijatuhkan bila tergugat tidak datang pada hari
pertama. Bila pada hari selanjutnya tidak datang lagi tetapi diselingi dengan pemah
datang) tidak dapat dijatuhkan putusan vestek tetapi putusan biasa. Hal mana berlaku
Apabila ada lebih dari seorang tergugat, misalnya dalam hal gugatan ahli waris di
pengadilan Agama, dan pada sidang pertama itu ada yang tidak hadir, maka sidang
-+2
diundur. Pada persidangan berikutnya (pasal 127 HIR), sidang dilanjutkan,dan kepada
Bila tergugat tidak datang (hadir) dan tidak mengirim kuasa tetapi mengirim surat
memutuskan apakah ia berwenang atau tidak (lihat pasal 125 ayat (2) HIR).
(empat bel as) hari setelah tanggal pemberitahuan. Kalau tergugat pada sidang
pertama meninggal dunia, gugatan dapat dilanjutkan pada ahli warisnya, tetapi kaJau
Di dalam praktek, meskipun menurut hukum bila pada sidang pertama penggugat
tidak hadir, gugatan dapat digugurkan, tetapi sesuai dengan maksud pasal 126 HIR,
memerintahkan untuk pemanggilan sekaH lagi. Hal ini mungkin disebabkan panggilan
belum sampai kepada penggugat atau tergugat secara sah, karena eara pemanggilan
Pasal 390 HIR mengatur kepada siapa panggilan barus dilakukan, yaitu hal'us
(domisi/inya) alau tempat tinggal sebenarnya. Bila mana tidak bcrtemu, atau tergugat
tidak mau menerimanya, maka akan disampaikan kepada Kepala Desanya (Lurah
Orang yang menerima surat panggilan tersebut, harus membubuhi tanda tangannya di
atas relas panggilan tersebut. Hal ini berlaku pula pada acara peradilan agama.
43
Demikian pula halnya daiam hal penyampaian isi dari suatu keputusan, baik
TUN), maupun Pengadilan Tinggi di mana salah satu pihak atau keduanya tidak hadir
pada saat putusan diucapkan. Hal ini san gat penting sekali artinya, karena
menyangkut soal tenggang waktu yang harus diindahkan, karena keputusan akan
Misalnya: untuk naik banding, berlaku 14 (empat belas hari) sejak tanggal
pemberitahuan, bila dalam jangka waktu itu tidak menyatakan banding, maka putusan
akan berkekuatan pasti dan dapat dilaksanakan. Begitu pula, misalnya. Pemberitahuan
waktu satu minggu mengosongkan rumahnya. Untuk naik kasasi, untuk Jawa dan
Madura diberi waktu 3 (tiga) minggu sejak saat putusan diberitahuan dan dalam
waktu 14 (empat belas hari) sejak pemberitahuan bahwa tergugat akan kasasi, harus
telah dikirim memori kasasi ke Mahkamah Agung melalui Pengadilan Negeri yang
mengadili.
karena sibuk atau lupa menyampaikan pada waktunya, maka dapat berakibat tergugat
kehilangan haknya, yang belum tentu demikian halnya bila ia naik kasasi. Yang
penting di sini tang gal penerimaan oleh Kalurahan yang ditandai dengan tanda tangan
dan Cap.
44
HIR hanya mengenal satu macam Eksepsi yaitu Eksepsi Tentang Tidak Berkuasanya
hams diputus terlebih dahulu. Bila hakim menyatakan dirinya tidak berwenang, maka
perkara tersebut selesai di tingkat pertama. Bila penggugat tidak puas ia bisa naik
banding. BHa eksepsi ditoiak, dijatuhkan Putusan Sela, dalam keputusan mana para
Eksepsi ini diatur dalam pasal 134 HIR, ialah eksepsi yang menyatakan bahwa
tertentu karena persoalan yang menjadi dasar gugatan tidak termasuk wewenang
agama terhadap tanah-tanah yang masih belum jelas kepemilikannya. Masalah ini
Pengadilan Negeri.
Eksepsi ini dapat diajukan setiap waktu, bahkan hakim karena jabatan wajib untuk
45
Hal ini diatur oleh pasal 125 HIR ayat 2, 133 dan 136 HIR : eksepsi yang
perkara terse but, karena misalnya perkara terse but adalah wewenang Pengadilan
Eksepsi ini, harus diajukan pada permulaan sidang, sebelum tergugat menjawab
pokok perkara. Jadi pada tingkat Jawaban. Bila diajukan setelah Replik yaitu
Eksepsi lainnya. Mis. tentang ne bis in idem, atau perkara yang sarna sedang
diperiksa di Pengadilan Agama yang lain; eksepsi tentang penggugat tidak punya
kwalitas, dsb. Eksepsi-t:ksepsi ini menurut pasal 136 HIR, harus diputus bersama
sarna dengan pokok perkara, untuk menghindari kelambatan yang tidak perIu,
Kapan suatu perkara dikatakan ne bis in idem bersama ini dikemukakan beberapa
yurisprudensi :
" Ada atau tidaknya ne bis in idem tidak semata-mata ditentukan oleh para
pihak saja, melainkan terutama bahwa obyek sengketa tersebut sudah ada
2. Putusan Mahkamah Agung RI No. 588 KlSip/1973, tgl. 3 Oktober 1973 yang
46
Hal ini diatur oleh pasal 125 HIR ayat 2, 133 dan 136 HIR : eksepsi yang
Eksepsi ini, harus diajukan pada permulaan sidang, sebelum tergugat menjawab
pokok perkara. Jadi pada tingkat Jawaban. Bila diajukan setelah Replik yaitu
Eksepsi lainnya. Mis. tentang ne bis in idem, atau perkara yang sarna sedang
diperiksa di Pengadilan Agama yang lain; eksepsi tentang penggugat tidak punya
kwalitas, dsb. Eksepsi-eksepsi ini menurut pasal 136 HIR, harus diputus bersama
sarna dengan pokok perkara, untuk menghindari kelambatan yang tidak perlu,
Kapan suatu perkara dikatakan ne bis in idem bersama ini dikemukakan beberapa
yurisprudensi :
" Ada atau tidaknya ne bis in idem tidak semata-mata ditentukan oleh para
pihak saja, melainkan terutama bahwa obyek sengketa tersebut sudah ada
2. Putusan Mahkamah Agung RI No. 588 KlSip11973, tgl. 3 Oktober 1973 yang
46
" Karena perkara ini sama dengan perkara terdahulu, baik mengenai dalil
maka seharusnya gugatan penggugat dinyatakan tidak dapat diterima ... dst ".
lampau waktlJ.
Hanya soal "absolute competentie" yang boleh diajukan. Hal ini wajib
diputm, oleh hakim meskipun tidak ada pihak-pihak yang menggugat soal
tersebut.
sebaliknya
tua" anak tersebut yang harus bertanggung jawab terhadap perbuatan anaknya.
Dalam hal ini orang tua tersebut tidak dapat mengajukan gugatan rekonpensi
47
yang isinya tentang hutang piutang antara penggugat rekonpensi dan tergugat
asal.
Karena perkara sudah seJesai, tentu tidak pada tempatnya untuk mengajukan
gugatan rekonpensi;
balasan (rekonpensi).
2. Mempermudah pemeriksaan
48
F. Masalah Pembuktian
Bila jawab menjawab sudah st?lesai (Jawaban, Replik, DupIik) tibalah waktunya
untuk Pembuktian :
1. Bukti Tulisan
II. Saksi-saksi
III. Persangkaan
IV. Pengakuan
V. Sumpah
a. Akta otentik
c. Surat-surat lain.
Surat yang dibuat oleh atau dimuka seorang pejabat yang berwenang untuk surat
tersebut dengan maksud menjadikan surat sebagai bukti mis. Surat-surat yang
dibuat oleh Notaris, pegawai Catatan Sipil, Panitera Pengadilan dsb. Kekuatan
hukunmya : sebagai bukti yang sempuma bagi kedua belah pihak, ahli wansnya
serta orang yang mendapat hak dari padanya. Terhadap pihak ketiga, merupakan
Yaitu suatu surat yang ditandatangani dan dibuat dengan maksud untuk dijadikan
49
2. Hanya dapat mempunyai kekuatan pembuktian yang sempuma apabila diakui oleh
benar, kecuali ada pembuktian sebaliknya dari lawan yang dapat melumpuhkannya.
Misalnya , Adanya Akta Otentik atau adanya akta di bawah tangan tersebut diakui,
tetapi hutang tersebut telah dibayar lunas. Akta di bawah tangan ini merupakan alat
bukti bebas.
3. Bagi akta otentik, penandatangan dan tanggal pebuatan Akta, telah cukup terbukti
tulisan dan penandatanganan dapat dipungkiri dengan a.1. menyatakan tanda tangan
Bilamana tidak ada bukti-bukti tulisan atau bilamana bukti-bukti tertulis dianggap
belum cukup untuk membuktikan dalil-daiil yang dikemukakan, maka untuk memperkuat
50
Menurut pasal 169 HIR, keterangan seorang saksi saja dengan tidak ada sesuatu
alat bukti lainnya tidak dapat dianggap sebagai bukti yang cUkup. Adagiumnya "satu
Ad Hl. Persangkaan.
HIR tidak menerangkan apa yang dapat dianggap sebagai Persangkaan. Untuk itu kita
dapat melihat definisi yang dimuat dalam pasal 1915 B W sebagai berikut :
Persangkaan yaitu kesimpulan yang oleh undang-undang atau oleh Hakim ditarik dari
dalam HIR diatur dalam pasal 173 yang berbunyi sebaga berikut :
Persangkaan saja yang tidak berdasarkan suatu peraturan undang-undang yang tertentu,
hanya diperhatikan oleh Hakim waktu menjatuhkan keputusan, jika persangkaan itu
Sumpah yang diperhatikan oleh Hakim untuk melengkapi pembuktian yang telah ada
c. Sumpah yang menentukan (decisoire eed), disebut pula sumpah pemutus, yang tidak
diperintahkan oleh Hakim tetapi oleh salah satu pihak kepada lawannya. Sumpah ini
dapat dibebankan meskipun tidak ada bukti samasekali. Bila pihak yang disuruh
51
Pocong.
G. Keputusan Hakim
Setelah seluruh proses perkara dijalankan, yaitu terakhir setelah pihak-pihak mengajukan
Ciri-cirinya pada
menyerahkan sesuatu
pelaksanaannya
tanpa suatu penghukuman untuk memberikan suatu prestasi. Dalam keputusan ini
dinyatakan bahwa keadaan hukum tertentu itu betul-betul ada tanpa pengakuan hak
atas suatu pre stasi tertentu atau keadaan hukum itu tidak ada. Umumnya diberikan
tentang sah tidaknya seorang anak dan tuntutan supaya dinyatakan batal suatu
perkawinan.
52
Atau suatu keputusan yang me.mbentuk sesuatu dengan mana dihapuskan suatu
keadaan hukum yang sedang berjalan atau diciptakan suatu keadaan hukum yang
baru. Misalnya putusan yang membatalkan suatu perkawinan, atau keputusan tentang
Putusan-putusan 2 dan 3 tidak bersifat eksekutorial, jadi tidak bisa dimohon pelaksanaan
pelaksanaannya.
Jenis-jenis Keputusan
1. Keputusan Antara
a.l. keputusan dengan mana salah satu I kedua belah pihak dperintahkan
membuktikan dalil-dalilnya
a.2. keputusan dengan mana salah satu I kedua pihak diperintahkan mengangkat
sumpah/membuka pembukuan
53
mengangkat sumpah, dan keputusan tentang pennohonan
lain.
Kedua putusan ini tidak diatur oleh HIR, tetapi diatur dalam RV, pasal 48.
Tujuannya adalah untuk menyiapkan Putusan akhir. Keputusan antara ini, baik
preparatoir maupun interlocutoir tidak pakai "Atas Nama Keadilan", karena kata
-0
54