Anda di halaman 1dari 13

HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA

Disampaikan oleh :
FARIZ RIFQI HASBI S.H.,M.H.
DAFTAR MATERI
Kewenangan Peradilan Agama
Menurut M Yahya Harahap, tugas dan kewenangan
peradilan agama:
Fungsi kewenangan mengadili
Memberi keterangan, pertimbangan, dan nasihat
tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah
Kewenangan lain oleh atau berdasarkan undang-
undang
Kewenangan PTA mengadili perkara dalam tingkat
banding dan mengadili sengketa kompetensi relatif
Bertugas mengawasi jalannya peradilan.
Kompetensi Peradilan Agama
 Kompetensi relatif:
 Ps 118 HIR atau Ps 142 RBg jo Ps 66 dan Ps 73 UU 7/1989
 Kompetensi absolut:
 Ps 49 UU 7/1989:
 Perkawinan
 Waris

 Wasiat

 Hibah

 Wakaf

 Zakat

 Infaq

 Shadaqah

 Ekonomi syariah
Kompetensi Relatif Peradilan Agama
Ps 118 HIR:
 Secara umum, pengadilan yang berwenang mengadili
adalah pengadilan di tempat kediaman Tgg (asas actor
sequitur forum rei)
 Apabila Tgg lebih dari satu, maka gugatan diajukan kepada
pengadilan di tempat salah seorang Tgg
 Apabila tempat tinggal Tgg tidak diketahui maka gugatan
diajukan kepada pengadilan di tempat tinggal Pgg
 Apabila gugatan mengenai benda tidak bergerak maka
gugatan diajukan kepada pengadilan di wilayah hukum
dimana barang tsb terletak
 Apabila ada temapt tinggal yang dipilih dengan akta maka
gugatan diajukan kepada pengadilan yang dipilih dalam
akta tsb
Kompetensi Relatif Peradilan Agama - 2
 Ps 66 UU 7/1989:
 Cerai talak (suami):
 Ditentukan oleh tempat kediaman termohon
 Pengecualian: di tempat kediaman pemohon bila:
 Termohon meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin pemohon
 Termohon bertempat tinggal di luar negeri

 Ps 73 UU 7/1989:
 Cerai gugat (istri):
 Ditentukan oleh tempat kediaman Pgg
 Pengecualian:
 Pgg sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin Tgg: di tempat
kediaman Tgg
 Pgg bertempat kediaman di luar negeri: di tempat kediaman Tgg
 Suami istri bertempat kediaman di luar negeri: tempat perkawinan dilangsungkan
atau ke PA Jakpus
Kompetensi Absolut Peradilan Agama
Bidang perkawinan:
1. izin beristri lebih dari seorang;
2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua
puluh satu) tahun, dalam hal orang tua wali, atau keluarga dalam garis
lurus ada perbedaan pendapat;
3. dispensasi kawin;
4. pencegahan perkawinan;
5. penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah;
6. pembatalan perkawinan;
7. gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan istri;
8. perceraian karena talak;
9. gugatan perceraian;
10.penyelesaian harta bersama;
11.penguasaan anak-anak;
12.ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana
bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya;
Kompetensi Absolut Peradilan Agama - 2
13. penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas
istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri;
14. putusan tentang sah tidaknya seorang anak;
15. putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua;
16. pencabutan kekuasaan wali;
17. penunjukan orang lain sebagai wall oleh pengadilan dalam hal kekuasaan
seorang wali dicabut;
18. penunjukan seorang wall dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18
(delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya;
19. pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di
bawah kekuasaannya;
20. penetapan asal-usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak
berdasarkan hukum Islam;
21. putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan
perkawinan campuran;
22. pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dijalankan menurut peraturan
yang lain.
Kompetensi Absolut Peradilan Agama - 3
 Bidang waris
 penentuan siapa yang menjadi ahli waris
 penentuan mengenai harta peninggalan
 penentuan bagian masing-masing ahli waris
 melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut
 penetapan pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuan
siapa yang menjadi ahli waris, penentuan bagian masing-masing ahli
waris.

 Bidang wasiat: perbuatan seseorang memberikan suatu benda atau


manfaat kepada orang lain atau lembaga/badan hukum, yang berlaku
setelah yang memberi tersebut meninggal dunia.

 Bidang hibah: pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan
dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum
untuk dimiliki.
Kompetensi Absolut Peradilan Agama - 4
 Bidang wakaf: perbuatan seseorang atau sekelompok orang (wakif) untuk
memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum
menurut syari'ah.

 Bidang zakat: harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau
badan hukum yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan
syari'ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

 Bidang infaq: perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang


lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, minuman,
mendermakan, memberikan rezeki (karunia), atau menafkahkan sesuatu
kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas, dan karena Allah Subhanahu
Wata'ala.
Kompetensi Absolut Peradilan Agama - 5
 Bidang shadaqah: perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang
lain atau lembaga/badan hukum secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi
oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridho Allah Subhanahu
Wata'ala dan pahala semata.

 Bidang ekonomi syariah:


 bank syari'ah
 lembaga keuangan mikro syari'ah
 asuransi syari'ah
 reasuransi syari'ah
 reksa dana syari'ah
 obligasi syari'ah dan surat berharga berjangka menengah syari'ah
 sekuritas syari'ah
 pembiayaan syari'ah
 pegadaian syari'ah
 dana pensiun lembaga keuangan syari’ah
 bisnis syari'ah.
Kompetensi Absolut Peradilan Agama - 6
Wewenang yang lainnya:
Ps 52A UU 3/2006: Pengadilan agama memberikan
istbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal
bulan pada tahun Hijriyah.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai