Menurut Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, harta kekayaan yang
dimiliki sebelum perkawinan (harta bawaan) tidak termasuk dalam harta bersama dengan demikian, pada
dasarnya, harta bawaan suami tetap menjadi milik suami dan harta bawaan istri tetap menjadi milik istri. Selain
itu, warisan, hadiah, mahar dan hibah yang didapat selama perkawinan bukanlah termasuk harta bersama.
Pengadilan Agama berwenang memutuskan pembagian harta bersama berdasarkan Kompilasi Hukum Islam.
Menurut Kompilasi Hukum Islam, apabila terjadi cerai mati, maka separuh harta bersama menjadi hak pasangan
yang hidup lebih lama. Pembagian harta bersama bagi seorang suami atau istri yang pasangannya hilang harus
ditangguhkan sampai adanya kepastian matinya yang hakiki atau matinya secara hukum atas dasar putusan
Pengadilan Agama. Sementara, janda atau duda cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta bersama
sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan.
Pembagian harta bersama menurut pasal tersebut diatas memang tidak mengatur mengenai berapa persentasi
bagian masing-masing suami atau isteri namun, Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 424.K/SIP/1959
tertanggal 9 Desember 1959 dalam pertimbangannya menyatakan bahwa harta bersama suami isteri kalau
terjadi perceraian maka masing-masing pihak mendapat masing-masing setengah bagian dari seluruh harta
bersama atau keputusan mengenai pembagian harta bersama tersebut akan diserahkan kepada kebijaksanaan
hakim.
Setiap Putusan Pengadilan bersifat mutlak dan harus dijalankan, apabila salah satunya tidak melaksanakan
putusan baiknya dimusyawarahkan dengan keluarga terlebih dahulu, sebelum melakukan upaya eksekusi
putusan harta bersama yang telah memiliki kekuatan hukum tetap ke Pengadilan. Putusan harta bersama yang
dijatuhkan oleh Pengadilan Agama atau Pengadilan Negeri dapat mengajukan upaya hukum banding dalam
jangka waktu 14 hari sejak Anda mengetahui atau menerima putusan Pengadilan tingkat pertama.
http://www.pengacaraindonesia.info/2014/01/pembagian-harta-gono-gini.html 1/1