Anda di halaman 1dari 7

Hukum Perdata

Hukum Perkawinan *
UU No 16/2019 – Pasal 6 tentang umur
UU No 1/1974 – PP No 9/1975

Sejarah UU Perkawinan
 Indo Asli, Islam – hukum agama – dalam hukum adat
 Indo asli lainnya – Hukum adat
 Indo asli Kristen – HOCI 1933
 Timur asing lainnya & WNI keturunan Timur asing lainnya – Hukum adat mereka
 Eropa & WNI keturunan Eropa – KUHPerdata
 GHR (1898 No 158 – Perkawinan campuran (Pasal 1 :
Perkawinan antar 1. Negara/internasional 3. Adat
2. Beda golongan (yang diatas) 4. Agama
Setelah UU No 1/75 :
 Pasal 66 : ketentuan yang diatur dalam KUHPerdata
 HOCI
 GHR – Perkawinan campuran
 Peraturan lain tentang perkawinan yang sudah berlaku – tidak berlaku
PP No 9/75 mengatur :
 Pencatatan
 Tata cara
 Akta
 Tata cara perceraian
 Pembatalan perkawinan
 Waktu tunggu
 Poligami
Yang belum diatur/tidak :
 Harta benda
 Hak dan kewajiban OT & anak
 Kedudukan anak
 Perwalian
Catatan sipil – UU No 23/2006, UU No 24/2013
Berupa catatan penting tentang peristiwa penting mengenai keperdataan seseorang
Fungsi : menetapkan kedudukan & ststus seseorang

Domisili, tempat tinggal seseorang atau tinggal badan hukum


Dalam ilmu hukum domisili ditentukan 2 hal :
1. Animus (kehendak)
2. Corpus (Perbuatan) – Tingkah laku
Dalam BW : pasal 17-25
1. Tempat tinggal sesungguhnya, Pasal 17-20
2. Tempat tinggal tidak bebas Pasal 21-22
3. Tempat tinggal dipilih, Pasal 24-25

Orang yang menikah menimbulkan hubungan suami istri


Akan menimbulkan 3 efek hukum : - Harta kekayaan
- Hubungan OT dengan anak
- Hak dan Kewajibanu
Tugas Rabu. Perjanjian Kawin, bagaimana kah perbedaaan perjanjian kawin menurut UUP
dengan Putusan MK. Bagaimana pandangan saudara (Di folio dari akademik)

Poligami
Pengertian, Alasan, Syarat, Tata cara *
Asas dasar UUP adalah monogamy

 Alasan – Pasal 4(2) UUP (bisa salah satu) yaitu :


- Istri tidak mendapat menjalankan kewajiban nya sebagai istri
- Istri mendapat cacat badan/penyakit yang tidak dapat disembuhkan
- Istri tidak dapat melahirkan keturunan
 Syarat-syarat nya pasal 5 (1) UUP :
- Adanya persetujuan dari istri/istri-istrinya
- Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan
anak anak mereka
- Adanya jemninan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak
mereka
# - Surat Kartu penghasilan
- SKPP (surat keterangan pembayaran pajak)
- Surat ket. Lainnya
 Tata cara
- Mengajukan izin pengadilan
- Pengadilan memeriksa alasan dan syarat tsb. – istri/istri-istri dipanggil
- Pengadilan memberikan izin – izin berupa “penetapan”
- Izin dibawa ke P3 – kalau dilanggar menurut PP 9/75 didenda Rp7.500 dalam
praktek diberlakukan Pasal 279 KUHP (agi PNS ada ancaman lagi yaitu
diberhentikan)
Bagi PNS menurut Pasal 10 PP No 10 1983
Izin PNS beristri lebih dari seorang hanya dapat diberikan oleh pejabat, apablia sekurang-
kurangnya salah satu syarat alternated dan ketiga syarat komulatif dipenuhi.
Catatan :
- S.E No 08/SE/83 dari Kep. BAKN tentang izin perkawinan dan perceraian dan
perkawinan bagi PNS
- Diberhentikan dgn hormat tidak atas permintaan sendiri sbg PNS :
: Melakukan perceraian tanpa memperoleh izin dahulu dari pejabat yang
berwenang
: Beristri lebih dari seorang tanpa izin
: Menjadi istri kedua/ketia/keempat dari PNS
: Menjadi istri kedua/ketiga/keempat dari pria yang bukan PNS tanpa izin dari
pejabat
: Melakukan Hidup bersama diluar ikatan perkawinan yang sah dan setelah
diperingatkan secara tertulis oleh pejabat, tidak menghentikan hidup bersama
tersebut.

Perkawinan Campuran (pasal 57)


Dalam UUP diatur dalam Pasal 57-62
Perkawinan campuran adalah prkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hak
yang berlainan karena perbedaan kewarganegaraan dimana salah satu pihak
berkewarganegaraan Indonesia
Perbedaan agama ? ada 3 solusi
- Masing masinh masuk salah satu agama
- Kawin diluar negeri
- Minta penetapan ke pengadilan – kalau dikabulkan maka penetapan tersebut bisa
dikabulkan dan dicatatkan (dlm praktek banyak yg g bisa)
Pasal 1 PPC, perkawinan campuran adalah perkawinan antara orang-orang di Indonesia
tundukpada hukum yang berlainan- dijabarkan :
1. Perkawinan internasional
2. Perkawinan antar
Perkawinan campuran – Uup
1. Perkawinan campuran dilangsungkan di Indonesia berlaku UUP
2. Syarat bagi masing masing hukum parea pihak
3. Surat keterangan bahwa syarat telah terpenuhi
4. DItolak – pengadilan tidak berasalasm – keputusan menjadi pengganti surat
keterangan
5. Surat ket./keputusan pengganti keterangan tidak berlaku kalau 6 bulan tidak
digunakan
6. Perkawinan campiran dicatat oleh pegawai pencatat yang berwenang
- Ancaman : melamggar – para pihak – max 1 bula kurungan
Melanggar – P3 – Max 3 bulan kurungan+sanksi jabatan
Jika dilangsungkan diluar negeri maka berlaku hukum dimana ia melakukan tindakan
tersebut. Tetapi harus memenuhi persayaratan dengan memenuhi syarat surat melalui
kedutaan. (pasal 56)
Akibat Perkawinan Campuran :
1. Terhadap istri, pasal 58 dan 59 UUP – mengikuti status suami (lihat UU no 12/2006
ttg kewarganegaraan)
2. Terhadap anak
UU no 62 1958 – anak mengikuti kewarganegaraan ayah – 17 th boleh menentukan
pilihan
UU No 12 2006 – anak kewarganegaraan ayah ibunya – warga negara ganda – usia 18
th boleh menentukan pilihan
3. Harta jika tidak ada perjanjian kawin maka menjadi harta persatuan atau bersama jika
tidak ada perjanjian maka harta sendiri. Akibat hukum perjanjian kawin adalah harta
bersama. Lantas bagaimana dengan Hak milik? Maka keluar putusan MK.

Putusnya perkawinan
Putusnya perkawinan – Pasal 38 UUP, Perkawinan dapat putus karena
1. Kematian : harta perkawinan menjadi harta waris
2. Perceraian
3. Keputusan pengadilan
Perceraian adalah terputusnya menurut hukum hubungan perkawinan antara hubungan suami
istri pada saat keduanya masih hidup
- Diatur Pasal 39-41 UUP jo Pasal 14-36PP
- Alasan perceraian – Pasal 19 PP :
Zina, pemabuk, pemadat, pendjudi, dll
2 tahun tanpa kabar
5 tahun hukuman
Kekejaman dan penganiayaan
Cacat badan/penyakit – tidak dapat melakukan kewajiban
Terjadi perselisihan terus menerus (keduanya, soalnya yg atas ckp salah 1 aja)
Macam cerai :
1. Cerai talak – suami – islam
2. Cerai gugat – istri – Islam dan non Islam
Suami – Non islam
Cerai talak turunan
1. Pemberitahuan menjatuhkan talak
2. PA mempelajarinya 30 hari memanggil suami istri
3. Mendamaikan, melibatkan BP4 (Badan Penyelesaian Perceraian pernikahan)
4. Tidak dapat damai, alasan terpenuhi – siding
5. Suami mengikrarkann talaknya, hadir istri/kuasanya – ditandatangani
6. Ketua PA – surat ket. Terjadinya talak, rangkap 4 untuk p3, suami, istri arsip PA
7. Suami istri datang ke p3 wil sami berdomisisili – kutipan buku pendaftaran talak
8. Jika berbeda wil tembusan pada tempat P3 perk. Dilangsungkan
9. Kutipan akta nikah suami istri ditahan PA, dibuat cat. Bahwa ybs telah
menjatuhkan/dijatuhi talak
10. Diberi ket. – putusan perceraian
Cerai Gugat
1. Pendaf. Gugatan – surat gugatan
2. Diperiksa surat gugatan 30 hari bila T diluar negeri 6 bulan
3. Bisa tanpa dihadiri tergugat
4. Sidang tertutup
5. Damai
6. Putusan dst
Pengadilan dapat menentukan atas permintaan P/T sbb (Atas permintaan suami/istri saat ingin
cerai) :
1. Nafkah yang harus ditanggung suami
2. Menentukan hal hal untuk menjamin pemeliharaan dan pendidikan anak
3. Hal ha yang perlu – harta benda
Dapat meminta “Sita marital “, yang dapat diajukan apabila ada gugatan cerai. Sita Marital
dimohonkan oleh pihak istri terhadap harta perkawinan baik yang bergerak atau tidak
bergerak, sebagai jaminan untuk memperoleh bagiannya sehubungan dengan gugatan
perceraian, agar selama proses berlangsung barang-barang tersebut tidak dialihkan suami.
Akibat perceraian Pasal 41 UUP
1. Ibu dan bapak wajib memelihara anak – perselisihan – pengadilan memberikan
keputusan
2. Bapak berjb. Atas biaya pemeliharaan anaknya, bila tidak mampu ibu juga ikut
menanggung
3. Pengadilan dapat mewajibkan suami untuk memberikan nafkah pada bekas istrinya
Catatan :
- Kewajiban hilang/selesai apabila anak sudah dewasa/nikah (kewajiban OT)
- Istru sudah menikah lagi (kewajiban suami untuk menghidupi istri)

Akibat perceraian pasal 41 UUP :


1. Ibu dan bapak wajib memelihara anak – perselisihan – pengadlian memberi putusan
2. Bapak bertanggung jawab atas biaya pemeliharaan anak, bila tidak mampu ibu juga
ikut menanggung
3. Pengadilan dapat mewajibkan suami untuk mmeberikan nafkah pada bekas istrinya
Catatan :
 Kewajiban hilang/selesai apabila anak sudah dewasa/menikah
 Istri sudah menikah lagi

Perjanjian Kawin (PK)


Perjanjian kawin adalah perjanjian yang dibuat oleh calon suami istri untuk mengatur akibat
harta perkawinan kekayaan mereka
Perbedaan aturan PK
UUP : sebelum/pada sat perkawinan, akta dibawah tangan/akta
notaris, boleh diubah asalkan perjanjian tidak merugikan
KUHPerdata : Sebelum perkawinan, akta notaris, tidak boleh diubah
MK No 69/PUU/XII/2015 : setelah perkawinan dan sebelum

Tujuan pembuatan PK
1. Untuk membatasi/meniadakan sama sekali harta persatuan
2. Untuk pemberian hibah sisuami kepada si istri atau sebaliknya atau pemberian hibah
timbal baliknya antara suami istri
3. Untuk membatasi kekuasaan suami terhadap barang-barang persatuan sehingga si
suami tanpa bantuan si istri tidak boleh nelakukan perbuatan yang memutus, pasal 124
ayat 2
4. Sebagai testamen dari suami untuk istri atau sebaliknya
5. Untuk pemberian hibah oleh orang ketiga kepada si suami atau istri
6. Sebagai terstamen dari orang ketiga kepada suami atau si istri
7. Memiliki kesempatan bagi perkawinan campuran memiliki HM

Cat : Perjanjian harta Kawin (PHK

Hibah : pemberian waktu masih hidup


Wasiat/testament : dilakukan saat sudah meninggal

Kecakapan membuat PK :
 Harus memnuhi Pasal 1330
 Jadi harus sudah cakap, artinya harus sudah dewasa atau tidak berada dibawah
pengampuan
 Ada pengecualian – pasal 151 BW (halal)
Syarat Perjanjian pasal 1320
 Kesepakatan tanpa ada paksaan
 Kecakapan (mampu membuat perjanjian) pasal 1330
 Objek
 Sesuatu yang halal/tidak dilarang oleh UU
Cat : KUHPerdata mengharuskan perjanjian harus berumur21 tahun agar dianggap dewasa,
sedangkan perjanjian perkawinan cukup 19 karena berdasarkan UUP
Perbedaan PK yang diatur dalam UUP dan BW
1. BW : pasal 147, harus dibuat dengan akta notaris dan dibuat sebelum perkawinan
UUP : pasal 29 (1) dibuat secara tertulis dan bisa dibuat dengan akta dibawah tangan atau
notaris tetapi idsahkan oleh P3 dapat dibuat sebelum atau pada saat perkawina
2. Saat berlakunya PK
BW : pasal 147 (2) untuk kedua belah ppihak berlaku sejak perakiwnan dilanhsumhkam unyil
pihal keyiha berlaku sejak dicatat dipaniteraan PN di wilayah hukum dimana perkawinan
dilangsungkan
UUP : berlakunya sejak perkawinan dilangsunhkan baik

Persatuan harta kekayaan (PHK) ini pakai KUHPerdata


Menjadi harta persatuan karena tidak ada perjanjian jadi otomatis
Harta wasiat turun sampai ke generasi ke 6
Menuut BW : calon suami istru mempunyai kebebasan yang besar sekali untuk mennetukan
sendiri akibat perkawinannya menganai harta benda mereka yaitu menentukan apakah seluruh
harta benda mereka akan bercampur atau sebagian akan bercapur dan sebagian terpisah atau
sma sekali tidak akan ada persatuan perst. Harta bennda, sehingga masing-masing akan
memp. Harta bendanya sendiri.
Pasasl 119 BW : apabila … dst
Sifat PHK meruoaka ,,milik bersama terikat artinya masing-masing menpunyai hak atas harta
namun mereka tidak daoay melakukan oenhgisaan ayas bagian masing-masing – kalau UUP
batrang bawaan yeyap dikuasia masing-masing

Jadi dalam perkawinan mungkinhg terjadi beberapa macam harta


1. PHK
2. Tidak terjadi PHK
3. PHK terbatas – seperti yang ada dalam pasal 35 UUP artinya terbatas pada apa yang
terjadi sepanjang perkawinan
Ada 2 macam :
- Persetujuan untung rigi, pada 155 BW semua aktiva dan pasiva menjadi tanggung
jawab bersama
- Persatuan hasil dan pendapatan, padal 166 BW hanya keuntungan saja yang
dubagu 2 sedangkan kerugian dibebankan pada suami
Yang mengurus PHK adalah suami baik menut=rut UUP/BW
BW : suami dapat secara bebas membebani memindah tanganan harta persatuan tanpa sizin
istri
UUP harus izin istri

Kkeuasaan suami besar – istri dapay melkukan upaua hukum yaitu :

Bubarnya PHK:
1. Dalam hal masih terikat perkawinan
- Adanya pemisahan harta kekayaan
- Adanya pemisahan meja dan tempat tidur
2. DAlam hak perkawinan telah bubar/telah putus
- Dalam kematian pasal 127
- Karena keadaaan tak hadir (itu bahasa hukum, yang berarti menghilang tanpa ada
kabar, pasal 19 PP perkawinan)
- Karena keputusan hakim setelah adanya perpisahan meja dan ranjang
- Karena perceraian
Pembatasan kekuasaan suami terhadap PHK
- Pasal 140 ayat 3
- Pasal 124 ayat 3,4
- Pasal 125
Catatan :Kekuasaan ayah itu sangat besar, ia memiliki kekuasaan atas harta perkawinan tanpa
izin istri. Ayah berhak memberikan batasan harta pada anak apabila harta tersebut
membahayakan anaknya.

Kedudukan Anak
Dalam KUHPerdata/BW dikenal :
1. Anak sah
2. Anak luar kawin/anak tak sah
- Dalam arti luas : termasuk anak zinah dan sumbang
- Dalam arti sempit : tidak termasuk anak zinah dan sumbang
Catatan : anak tidak sah ada anak incent (sumbang), zinah dan ALD
Anak zina merupakan anak yang kahir yang datang diluar pernikahan dan dia terikat
perkawinan
Put. MK 46/PUU-VIIIX/2010

 Anak sah adalah anak yang dilahirkan atau ditumbuhkan sepanjang perkawinan pasal
250. Ayah bisa mengingkari anak apabila anak lahir sebelum 180 hari perkawinan.
Dan bisa mengingkari anak lahir padahal ayah tidak hadir
 Anak luar kawin adalah anak yang lahir diluar perkawinan
 Anak zinah adalah anak yang dilahirkan dalam hubungan zinah
 Anak sumbang adalah anak yang dilahirka dari hgubungan antara laki perempuan
Jadi bil ada ksusu ttg anak luar kawin maka
- Tunduk BW pecahkan pasal 272 BW
- IND asli : UUP\
- Sebab antara BW dan UUP ttg anak luar kawin berbeda
- Ada put MK 46/PUU-VIIIX/2010

Anak sah
…..

Anda mungkin juga menyukai