PENDAHULUAN
menjaga agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari, dan juga untuk
sangat penting, karena menyangkut soal penyerahan hak atas tanah, dan hal
merupakan asasi seseorang manusia atau badan hukum yang harus dijunjung
tinggi dan dihormati oleh sesama manusia lainnya yang bertujuan untuk adanya
1
Dengan demikian atas dasar hak menguasai dari negara maka menjadi
ditentukan bahwa untuk menjamin kepastian hukum hak-hak atas tanah harus
status sebidang tanah, siapa pemiliknya, apa haknya, berapa luasnya, untuk apa
dipergunakan dan sebagainya, dengan kata lain pendaftaran tanah bersifat land
hukum akan memperoleh sertipikat hak atas tanah. Sesuai ketentuan Pasal 32
ayat (1) PP No.24 Tahun 2004, sertipikat merupakan tanda bukti hak yang kuat
dalam arti selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya data fisik dan data yuridis
Tanah, bahwa : Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun
melalui jual beli, tukar menukar, hibah, waris, pemasukan dalam perusahaan
milik atas tanah yang dikuasainya di pesisir pantai, sedangkan sebagian yang
lainnya ditolak dengan alasan penguasaan tanah berada pada kawasan lindung
(sempadan pantai).
C. Tujuan Penelitian
berikut :
Riau.
(SKPT).
Kepulauan Riau.
4. Untuk mengungkapkan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh
D. Kerangka Pemikiran
1. Tinjauan Pustaka
“Hak menguasai dari negara termasuk dalam ayat (1) pasal ini
memberikan wewenang kepada :
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa;
b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa tersebut.
c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi,
air dan ruang angkasa”.1
tanah dan memberikan atau menerbitkan sertipikat sebagai alas hak yang
UUPA menegaskan :
Hal ini berarti sertipikat adalah merupakan bukti yang terkuat atas hak
pendaftaran tanah oleh pemegang hak, dan dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan
penerbitan sertifikat oleh Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota dan untuk
sebelumnya) dasar alas hak yang dijadikan dasar untuk pendaftaran dapat
yang diatur dalam Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun
melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan
dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan
hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan
akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.4
dimaksudkan dengan pesisir adalah bagian daratan antara batas air laut
pada waktu pasang surut yang terendah dan pasang naik yang
tertinggi.6
meliputi :
lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100
dengan fungsi kawasan dalam rencana tata ruang wilayah dan tidak boleh
alami.
Natuna.
2. Kerangka Konsep
adalah surat tanda bukti yang kuat bagi pemilikan hak atas tanah, dan di
dan nama pemegang hak atas tanah tersebut. Dengan adanya sertifikat hak
atas tanah berarti adanya jaminan kepastian hukum bagi pemilikan hak atas
tanah.
yang berwenang untuk menerbitkan sertifikat hak milik atas yang diajukan
oleh penguasa tanah (pemilik tanah) setelah melalui prosedur dan telah
dengan air laut pada waktu air pasang surut yang terendah, sedangkan
pesisir adalah bagian daratan antara batas air laut pada waktu pasang surut
sebagai jawaban atas masalah penelitian yang masih perlu dibuktikan akan
F. Metode Penelitian
terjadi pada saat penelitian ini dilakukan, kemudian menganalisis fakta dan
1. Bentuk Penelitian
wawancara (interview).
a. Populasi
ini. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Kepulauan Riau.
Penguasaan Tanah (SKPT) dari Januari 2009 sampai dengan Juli 2013
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam
dipilih dapat mewakili populasi yang ada. Mengenai jumlah sampel yang
bahwa :
Kepulauan Riau.
Penguasaan Tanah (SKPT) dari Januari 2009 sampai dengan Juli 2013
masyarakat yang hendak melakukan pendaftaran hak atas tanah untuk pertama
atas tanahnya.
pembebanannya dengan hak lain, maka harus dibuktikan dengan suatu akta.
Dalam akta tersebut dimuat data yuridis tanah yang bersangkutan yaitu
mengenai apa perbuatan hukumnya, haknya, penerimaan haknya, dan hak apa
Tanah.
data yang disebut dalam akta yang didaftar. Jadi, di dalam sistem pendaftaran
akta, jika terjadi perubahan, wajib dibuatkan akta sebagai buktinya. Maka
dalam sistem pendaftaran akta, data yuridis yang diperlukan harus dicari
dalam akta-akta yang bersangkutan. Apabila terjadi cacat hukum pada suatu
akta yang dibuat kemudian. Sedangkan untuk memperoleh data yuridis, harus
dilakukan dengan cara title search yang memakan waktu relatif lama, di
samping dana yang lebih banyak, karena diperlukan campur tangan dari ahli.
daftar isian. Pada sistem pendaftaran hak, pejabat pendaftaran tanah akan
hak di dalam buku tanah. Jadi, pejabat pendaftaran tanah, dalam hal ini
bersikap aktif.
yang disajikan kegiatan pendaftaran tanah, yaitu dapat dilihat dari sistem
tanah, ada dikenal dua sistem publikasi, yaitu sistem publikasi positif
penyajian data yuridis, dan sertifikat hak sebagai tanda bukti hak. Untuk
mengikuti siapa pemegang hak, yaitu dengan melihat nama siapa yang
publikasi negatif yang berunsur positif. Jadi sistem yang digunakan adalah
tanah, harus berusaha sedapat mungkin untuk menyajikan data yang benar
dalam buku tanah dan peta pendaftaran, selama tidak terdapat pembuktian
yang lain, maka data yang terdapat dalam buku tanah dan yang ada pada
sebagai berikut :
hukum tanah nasional yang bersifat nasional baik dari segi formal
Dari segi formal, hukum tanah nasinal dapat dilihat dalam peraturan
Indonesia.
L.N. 1997 Nomor 59 tanggal 8 Juli 1997 dan baru berlaku aktif tanggal 8
Oktober 1997 (Pasal 66), yang merupakan perintah dari Pasal 9 UUPA yakni
pendaftaran tanah.
berarti suatu daftar yang menggambarkan semua persil tanah yang ada
cermat, dengan kata lain suatu rekaman yang menunjukan luas, nilai
kepada masyarakat luas, nilai dan kepemilikan atau lain-lain atas hak
kadaster, relatif tidak penting hingga suatu saat baru menyadari bahwa lokasi
suatu proses legal dan bukan pula sepenuhnya sebagai proses ilmiah, akan
sebelumnya harus mengetahui deskripsi legal dan setiap konflik serta yang
dengan baik untuk mencari dan menggambarkan apa yang ditemukannya, dan
persil yang dikaitkan dengan catatan lain mengenai kepentingan yang terkait
kepentingan tersebut, selain itu sering pula berisi informasi mengenai nilai
bidang tanah dan pengembangan yang telah dilakukan di atas bidang tanah
tersebut.
Identifikasi dari lahan tersebut dan juga sebagai continueous recording atau
rekaman yang berkesinambungan dari hak atas tanah. Namun secara umum
pihak pemilik tanah terhadap hak atas tanahnya, baik dalam pemindahan hak
pendaftaran tanah.
Pada dasarnya yang didaftarkan terhadap tanah itu adalah hak. Fungsi
hak ini lebih dominan dalam pendaftaran tanah yang terdaftar bukan hak
tetapi fungsi hak, dimana tujuan akhir dari pendaftaran tanah adalah untuk
telah dimiliki seseorang atau suatu badan dengan hak tertentu ke Kantor
Pertanahan.
proses pengeluaran sertifikat hak atas tanah melalui tiga pola seperti
berikut :
Kota/Kabupaten).
2. Surat ukur;
Pola kedua, dimana pemilik tanah tidak mempunyai alat bukti yang
sertifikat tanah.
pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan tata fisik dan data yuridis
dari letak, batas, luas, status tanah dan orang yang berhak menerima hak
atas tanah tersebut, serta tujuan akhirnya menerbitkan sertifikat hak atas
sertifikat tersebut.
yakni :
1. Pendaftaran tanah; merupakan kewajiban kepada pemerintah untuk
letak, batas, luas, status tanah, yang berhak atas tanah dan hanya
dilakukan satu kali khusus untuk tanah yang bersangkutan, dalam arti
pendaftaran”.
hak atas tanah yang bersangkutan dan dilakukan setiap kali ada
peralihan hak atas tanah tersebut, seperti karena jual beli, hibah atau
karena diperoleh secara waris dan lain-lain. Disin tampak dengan jelas
dipenuhi oleh pemegang atau pihak yang menguasai tanah barulah pihak
Badan Pertanahan menerbitkan sertifikat hak atas tanah dari pemegang hak
kawasan pesisir pantai ada ketentuan tambahan yang harus dipenuhi, yakni
Nasional.
belum terdaftar;
b) Tanah negara
tata ruang wilayah. Penggunaan dan pemanfaatan tanah yang tidak sesuai
atas dapat dikaitkan dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang terdiri
budidaya.
dengan fungsi kawasan dalam rencana tata ruang wilayah dan tidak boleh
alami.
a) Kawasan pantai;
b) Kawasan sungai;
berfungsi lindung.
Kemudian dalam Pasal 34 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 47
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf a yaitu daratan sepanjang tepian
tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai budaya dan sejarah bangsa
dan
keunikan alam.
pantai.
dalam area 100 meter dan data fisik tidak lengkap sehingga Badan
yang berhak atas tanah. Untuk mendapatkan data mengenai letak dengan
bersangkutan.
Setelah data fisik dan yuridis didaftarkan dan lengkap serta tidak
ada catatan dalam arti data fisik dan atau yuridis tidak disengketakan baru
diterbitkan sertifikat hak atas tanah sebagai bukti yang kuat sebagai
segera melakukan pendaftaran hak itu pada buku tanah. Pada saat
yang telah ditentukan dalam artian data fisik dan atau yuridis lengkap dan
30 ayat (1)”.21
(1).22
tanah, sudah lengkap data fisik dan yuridis dan tidak ada sengketa
mengenai data fisik dan atau data yuridis baru dikeluarkan sertifikat hak
atas tanah dan diketahui bahwa sertifikat adalah merupakan alat bukti yang
kuat bagi kepemilikan hak atas tanah, maka akibat hukum apabila tidak
ada sertifikat hak milik atas tanah maka tidak akan ada bukti atas
kepemilikan tanah.
sebidang tanah.
atas, tidak akan ada, karena sertifikat merupakan alat bukti yang kuat bagi
mengemukakan :
terhadap tanah dalam kawasan lindung yang belum ada hak atas tanahnya
dapat diberikan hak atas tanah, kecuali pada kawasan hutan. Namun
kawasan lindung harus sesuai dengan fungsi kawasan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah dan tidak boleh mengganggu fungsi alam, tidak mengubah
fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak boleh
alami.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bab III, maka kita dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
atas tanah pesisir pantai, yang diajukan poleh pemegang Surat Keterangan
57
58
fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak boleh
B. Saran