Anda di halaman 1dari 4

MATERI KISI-KISI HUKUM ACARA PERDATA

Permohonan adalah tututan hak yang tidak mengandung sengketa, dimana hanya
terdapat satu pihak saja yang disebut sebagai pemohon. Ciri khas permohonan adalah
bersifat reflektif, yaitu hanya demi kepentingan pihaknya sendiri tanpa melibatkan orang
lain. Contohnya: permohonan adopsi anak, ganti nama, menjadi wali, dan sebagainya.

Gugatan adalah tuntutan hak yang mengandung sengketa, dimana sekurang-


kurangnya terdapat dua pihak, yaitu penggugat dan tergugat. Ciri khas dari gugatan
adalah bersifat berbalasan, tergugat kemungkinan besar akan membalas lagi gugatan
dari penggugat. Contohnya: sengketa jual beli tanah dan sengketa warisan.

*Perbedaan permohonan dan gugatan

 Masalah yang diajukan bersifat  Masalah yang diajukan


kepentingan sepihak saja. mengandung sengketa.
 Permasalahan yang dimohon pada  Terjadi sengketa di antara dua
prinsipnya tanpa sengketa dengan pihak atau lebih.
pihak lain.
 Tidak ada orang lain atau pihak  Pihak yang satu berkedudukan
ketiga yang ditarik sebagai lawan, sebagai penggugat dan pihak yang
tetapi bersifat bebas murni dan lainnya berkedudukan sebagai
mutlak satu pihak. tergugat.
 Hakim mengeluarkan satu  Hakim mengeluarkan putusan untuk
penetapan. dijatuhkan kepada pihak yang
berperkara.

*Perbedaan perkara perdata dan pidana

Perkara perdata timbul karena terjadi pelanggaran terhadap hak seseorang seperti
yang telah diatur dalam perkara perdata.

Perkara pidana timbul karena terjadi pelanggaran terhadap perbuatan pidana yang
telah ditetapkan dalam hukum pidana.

*Perbedaan hukum acara perdata dan hukum acara pidana


Hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mengatur proses penyelesaian
perkara perdata lewat hakim (pengadilan) sejak dimajukan gugatan sampai dengan
pelaksanaan keputusan hakim

Hukum acara pidana adalah kumpulan ketetapan hukum yang mengatur negara
terhadap adanya dugaan terjadinya pelanggaran pidana, dan untuk mencari kebenaran
melalui alat-alatnya dengan cara diperiksa di persidangan dan diputus oleh hakim
dengan menjalankan putusan tersebut.

*Asas-asas hukum perdata ada 10 yaitu:

1. Hakim bersifat menunggu


Hakim hanya menunggu datangnya tuntutan yang diajukan kepadanya, namun
sekali datang perkara yang diajukan kepadanya, hakim tidak boleh menolak
untuk memeriksa dan mengadilinya, meski dengan dalil hukum yang kurang
jelas.
2. Hakim bersifat pasif
Berdasarkan pasal 4 ayat 2 UU Nomor 48 Tahun 2009 hakim hanya membantu
para pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan
untuk dapat tercapainya peradilan cepat sederhana dan biaya ringan.
3. Hakim bersifat aktif
Sejak perkara dimasukkan ke pengadilan, dalam artian untuk memimpim siding,
melancarkan jalannya persidangan, membantu para pihak mencari kebenaran,
sampai dengan pelaksanaan putusan.
4. Persidangan terbuka untuk umum
Masyarakat boleh menyaksikan jalannya persidangan yang terbuka untuk umum,
kecuali telah ditentukan bahwa persidangan telah ditutup.
5. Mendengarkan kedua belah pihak
Pada pasal 4 ayat 1 UU Nomor 48 Tahun 2009 dan pasal 121 serta 132 HIR,
pengadilan harus memperlakukan kedua belah pihak sama, memberi
kesempatan kepada kedua belah pihak untuk menyatakan pendapat dan tidak
memihak.
6. Putusan harus disertai dengan alasan
Alasan ini merupakan suatu pertanggung jawaban hakim pada putusannya
terhadap para pihak, masyarakat, pengadilan yang tinggi dan ilmu hukum.
7. Hakim harus menunjuk dasar hukum putusannya
Hakim (pengadilan) tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih hukum yang tidak ada atau
kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.
8. Beracara dikenakan biaya
Dalam acara hukum perdata, perkara dikenakan biaya kepaniteraan, panggilan,
pemberitahuan, dan material.
9. Tidak ada keharusan mewakilkan
Setiap orang yang berkepentingan dapat melewati dan menjalani pemeriksaan di
persidangan secara langsung. Para pihak juga dapat diwakili oleh pengacara
selama beracara di muka pengadilan.
10. Hakim harus memutus semua tuntutan
Hakim harus memutus semua tuntutan penggugat. Hakim tidak boleh memutus
lebih atau lain dari pada yang dituntut. Misalnya penggugat mengajukan tuntutan
agar tergugat dihukum mengembalikan utangnya, tergugat dihukum membayar
ganti rugi, dan tergugat dihukum membayar bunga. Maka, tidak ada satu pun
dari tuntutan tersebut yang boleh diabaikan hakim.

*Bukti utama dalam persidangan

1. Surat
2. Saksi
3. Persangkaan
4. Pengakuan
5. Bukti alat sumpah

*Bukti penting dalam persidangan

1. Alat bukti pemeriksaan setempat


2. Saksi ahli
3. Alat bukti pembukuan
4. Pengetahuan hakim
*Alat bukti diluar UU

1. Foto
2. Cctv
3. Rekaman suara
4. Televisi
5. Radio

*Pemanggilan para pihak yang patut

1. Dipanggil oleh juru sita


2. Panggilan dalam bentuk tertulis/surat
3. Pemanggilan dilakukan dengan sah
4. Pemanggilan paling telat 3 hari sebelum hari persidangan

*Replik dan duplik

Replik adalah jawaban penggugat baik tertulis maupun lisan terhadap jawaban tergugat
asas gugatannya.

Duplik adalah jawaban tergugat atas replik yang diajukan penggugat.

Anda mungkin juga menyukai