oleh
Dr. M. Syahrul Borman, SH MH
• Pengertian Hukum Acara Perdata :
Prof. Wiryono Projodikoro adalah rangkaian peraturan
yang memuat cara bagaimana orang harus bertindak
terhadap dan dimuka pengadilan dan seperangkat
hukum perdata formil yang mengatur cara dan
prosedur hukum dalam mengajukan, memeriksa,
memutuskan dan melaksanakan putusan tentang
tuntutan hak dan kewajiban tertentu sehingga
menjamin terlaksananya hukum perdata (materiel)
melalui lembaga peradilan.
• Sumber Hukum Acara Perdata:
1. RV (Reglement op de Burgerlijk Rechtsvordering) untuk golongan
Eropah
2. HIR (Herziene Indlandsch Reglement) untuk golongan Bumi Putra-Timur
Asing di Pulau Jawa-Madura);
3. RBG ( Reglement Voor de Buitengewesten )untuk golongan Bumi Putra-
Timur Asing di luar Jawa-Madura);
Saat ini yang masih berlaku
1. HIR dan RBG
2. UU No. 20 Tahun 1947 (Prosedur banding untuk Jawa & Madura, tapi
praktek berlaku juga
seluruh Indonesia);
3. UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan PP 9/ 1975
4. UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman
• ASAS-ASAS HUKUM PERDATA :
• 1. Hakim bersifat menunggu > inisiatif
mengajukan tuntutan hak diserahkan sepenuhnya
kepada yang berkepentingan (pasal 118 HIR) dan
(Pasal 142 RBg).
• Perkara yang diajukan kepada hakim tidak boleh
menolak dengan alasan tidak ada hukumnya.
Hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami
nilai-nilai hukum dan rasa keadilan dalam
masyarakat.
2. Hakim Bersifat Pasif >ruang lingkup atau luas
sempitnya pokok perkara ditentukan para pihak
berpekara bukan oleh hakim. Pengadilan
membantu para pencari keadilan dan berusaha
mengatasi segala hambatan dan rintangtan
untuk tercapainya peradilan yang sederhana
cepat dan biaya ringan Pasal 4 ayat 2 UU 48/2009
dan Hakim tuidak boleh menjatuhkan putusan
melebihi dari yang dituntut (pasal 178 ayat 2,3
HIR/Ps 189 ayat 2,3 RBg.
• Persidangan terbuka untuk umum >pasal 13
ayat 1 UU 48 tahun 2009 setiap orang
diperbolehkan hadir dan mendengarkan
pemeriksaan perkara, walaupun ada beberapa
perkara yang dilakukan pemeriksaanya secara
tertutup (contoh perkara perceraian.
• Mendengarkan kedua belah pihak
• Putusan harus disertai dengan alasan –alasan
• Bayar biaya perkara
• Tidak ada keharusan untuk diwakilkan.
• Beracara tidak harus diwakilkan >bisa
langsung pihak yang berpekara beracara di
Pengadilan atau dapat diwakilkan
• Peradilan dilakukan “demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan YME”
• Asas Objektivitas> pengadilan mengadili
menurut Hukum dengan tidak membedakan-
bedakan orang >pasal 4 ayat 1 UU 48 tahun
2009
• Asas Persidangan berbentuk Majelis >Pasal
11 ayat 1 UU 48 Tahun 2009 Pengadilan
memeriksa dengan susunan majelis sekurang-
kurang 3 orang hakim, kecuali UU
menentukan lain.
. Pemeriksaan dalam dua tingkat Tk Pertama
>Original Yurisdiksion. Tk Banding >Apellate
Yuridiction)>Judex Fakctie. >mahkamah Agung
>Judex Iuris
• Pengertian Gugatan :
• Sudikno Mertokusumo : Tuntutan Hak adalah tindakan
yang bertujuan memperoleh perlindungan yang
diberikan oleh Pengadilan untuk mencegah main hakim
sendiri.
• Darwan Prinst adalah suatu permohonan yang
disampaikan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang
berwenang mengenai suatu tuntutan terhadap pihak
lainnya dan harus diperiksa menurut tatacara tertentu
oleh pengadilan serta kemudian diambil putusan
terhadap gugatan tersebut.
• Gugatan pada prinsipnya didefinisikan
merupakan tuntutan hukum guna pemenuhan
hak dan kewajiban tertentu, yang diajukan
oleh seseorang atau lebih (sebagai penggugat)
terhadap seseorang /suatu badan hukum
sebagai tergugat.
• Gugatan dapat diajukan, baik itu secara lisan
(Ps 120 HIR) ataupun tertulis (Ps 118 HIR) oleh
seseorang/pihak yang dirugikan.
• Syarat dan isi Gugatan
• Syarat Gugatan
1. Gugatan dalam bentuk tertulis ps 118 HIR
ayat 1
2. Diajukan oleh orang yang berkepentingan
hukum >legal standing
3. Diajukan ke pengadilan yang berwenang
memeriksa dan memutus
• Isi Gugatan
1. Identitas para pihak
2. Dasar dan dalil
gugatan/posita/fundamentum petendi berisi
tentang kejadian, peristiwa menjelaskan
duduk perkara dan menguraikan tentang
hukumnya.
3. Tuntutan/petitum terdiri dari tuntutan
primer dan tjtutan subsider/tambahan
• Syarat materiil gugatan
• Menurut Yurisprudensi MA No.
547K/SIP/1972.
• Pada dasarnya orang bebas menyusun dan
merumuskan surat gugatan, asal cukup
memberikan gtambran tentang kejadian
materiil yang menjadi dasar tuntutan
(Gugatan)
• Syarat Formil Suatu Gugatan
• Syarat Formil tidak dipenuhi maka akan
mengakibatkan gugatan tidak sah > Gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima (Niet
onvankelijke verklaard) atau pengadilan tidak
berwenang mengadili.
• Syarat formil yang harus dipenuhi :
1. Tidak melanggar kompetensi absolut dan
relatif
4. Tdk melanggar azas nebis in idem misalnya
perkaranya sama dimana perkara pertama sudah
ada putusan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap yang bersifat positif/negatif (mengabulkan
atau menolak gugatan.
5. Gugatan prematur belum waktunya diajukan
gugatan,
6. Tidak menggugat sesuatu yg telh
dihapuskan/dikesampingkan oleh P >P telah
menghapuskan sendiri haknya dengan cara
penolakan ataupun karena verjaring (Daluwarsa)
• SURAT KUASA
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Surat Kuasa untuk mengajukan
Gugatan:
1. Identitas dan alamat pemberi kuasa dan penerima kuasa;
2. Kewenangan pemberi kuasa;
3. Dibuat secara khusus, dlam hal:
- khusus menangani suatu pokok/objek perkara;
- khusus dalam hal untuk apa kuasa diberikan;
- khusus satu tingkat peradilan atau di pengadilan mana suatu gugatan diajukan;
- kusus mengenai dasar hukum suatu gugatan;
- khusus mengenai pihak-pihak yang digugat;
4. Surat Kuasa cukup dibuat dibawah tangan dan bermeterai cukup;
5. Surat Kuasa yang dibuat di luar negeri harus dilegalisasi oleh perwakilan RI di
Negara setempat;
• Surat Edaran MARI No. 6 Tahun 1994 tentang
Surat Kuasa khusus mengatur tentang sangat
perlunya kekhususan sebuah Surat Kuasa.
• Nama
• Tempat tanggal lahir
• Umur
jenis kelamin
• Agama
• Warganegara
• Alamat
• Pekerjaan
• Status perkawinan
• Pendidikan
•
• Dalam hal ini memilih tempat kediaman
(domisili) di tempat Kuasanya yang tersebut
dibawah ini,
• Dengan ini menerangkan memberikan Kuasa kepada,
• Nama
• Tempat tanggal lahir
• Umur
• jenis kelamin
• Agama
• WargaNegara
• Alamat
• pekerjaan
• status Perkawinan
• Pendidikan
• No. Induk KTPA :
• Tanggal mulai berlakunya KTPA :
• Tanggal berakhirnya :
• adalah Advokat dan Konsultan Hukum yang
berkantor di Jalan.
• Baik secara bersama-sama maupun sendiri –
sendiri,
• KHUSUS
• Surabaya,
AANMANING 1. Penetapan
2. panggilan
kepada Termohon Eksekusi.
3. Ditegur dalam
waktu 8 hari
SITA EKSEKUSI 1. Permohonan
Sita
2. Biaya
Sita
3. Penetapan
sita
4. Berita Acara
Sita
HAMBATAN-HAMBATAN LELANG