(LAW 305)
MODUL 3
PENGAJUAN GUGATAN
DISUSUN OLEH
NIN YASMINE LISASIH S.H., M.H.
1
Gatot Supramono, Hukum Pembuktian di Peradilan Agama, Bandung: Alumni, 1993, Hal.14.
2
Wahju Muljiono, 2012, Teori dan Praktek Peradilan Perdata di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka
Yustisia,Hal. 53
3
Sarwono, 2012, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik, Jakarta: Sinar Grafika,Hal. 31.
4
Mukti Anto, 2004, Praktek Perkara Perdata, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,Hal 39
5
John Z., Loudoe, Beberapa Aspek Hukum Material Dan Hukum Acara Dalam Praktek, Jakarta:
PT Bina Aksara, 1981, Hal. 162-163.
6
Ibid.
7
Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998, Hal.
229.
8
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta : Liberty. 2002, Hal. 52.
C. Jenis-jenis Gugatan
c. Tidak ada pihak lain atau pihak ketiga yang ditarik sebagai
lawan.
9
Mulyadi, Tuntutan Provisionil Dalam Hukum Acara Perdata, Jakarta: Djambatan, 1996, Hal. 15-
16
10
M. Yahya Harahap, Hukum, Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Hal. 28-137
11
Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan, Buku II, MA RI: Jakarta, April 1994,
hal. 110
c. Terdapat lawan atau pihak lain yang bisa ikut diseret dalam gugatan
ini.
D. Bentuk Gugatan
12
Elise T. Sulistini dan Rudy T Erwin, Petunjuk Praktis Menyelesaikan Perkara-Perkara Perdata,
Jakarta: Bina Aksara, Cet. II, 1987, Hal. 17.
13
M. Fauzan, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata Peradailan Agama dan Mahkamah Syari’ah di
Indonesia, Jakarta: Kencana, Cet.II, 2005, Hal. 13.
14
Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan Dan Acara Peradilan Agama UU No. 7 Tahun 1989,
Edisi II, Jakarta: Sinar Grafiak, Hal. 188
15
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta:
Yayasan Al hikmah, 200, hal. 24
E. Prinsip-Prinsip Gugatan.
16
Ropaun Rambe, Hukum Acara Perdata Lengkap, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. III, 2004, Hal. 241.
17
Ibid, Hal. 191
18
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama, 2000, Hal. 18.
19
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Hal 53
F. Macam-macam gugatan.
1. Gugatan dikabulkan
20
HIR/ Reglemen Indonesia Yang Diperbaharui (RIB), (S. 1949 No. 16, S,1941 No.44)
21
Yahya Harahap, Op Cit, Hal. 812
22
Ibid , Hal. 811
Dzulhifli Umar dn Utsman Handoyo, 2000, Kamus Hukum, Surabaya: Quantum Media Press,
23
Hal 288.
24
M. Yahya Harahap, 1994, Beberapa Permasalahan Hukum Acara Peradilan, Jakarta:
YayasanAl-Hikmah, Hal 18.
25
M. Romdlon, 1998, Pokok-Pokok Hukum Acara Pedata, Surabaya: IAIN Sunan Ampel, Hal 16
26
Abdul Manan, Op Cit, Hal 8
27
Ibid, Hal 26
28
Yurisprudensi MA Nomor 556/K/Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1974
29
Yurisprudensi MA Nomor 81 K/Sip/1971 tanggal 9 Juli 1973
30
Yurisprudensi MA Nomor 1159 K/PDT/1983 tanggal 23 Oktober 1984
Petitum atau tuntutan harus jelas dan tegas. HIR dan RBg
sendiri hanya mengatur menegenai cara mengajukan gugatan. Tuntutan
atau petitum adalah segala hal yang dimintakan atau dimohonkan oleh
penggugat agar diputuskan oleh majelis hakim. Jadi, petitum itu akan
terjawab di dalam amar atau diktum putusan.Oleh karenanya, petitum
harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
Apabila petitum yang tidak jelas atau tidak sempurna dapat
berakibat tidak diterimanaya petitum tersebut. Demikian pula gugatan
yang berisi penyataan-pernyataan yang bertentangan satu sama lain
disebut obscuur libel (gugatan yang tidak jelas atau gugatan kabur),
yang berakibat tidak diterimanya atau ditolaknya gugatan tersebut.31
Menurut Yurisprudensi MA Nomor 492.K/Sip/1970 tanggal 21
Nopember 1970 menyatakan bahwa, “Gugatan yang tidak sempurna
karena tidak menyebutkan dengan jelas apa-apa yang dituntut, harus
dinyatakan tidak dapat diterima”.32 Dan Yurisprudensi MA
Nomor582.K/Sip/1973 tanggal 18 Desember 1975 menyatakan bahwa,
31
Ibid, Hal 2
32
Yurisprudensi MA Nomor 492.K/Sip/1970 tanggal 21 Nopember 1970
G. Kunci Jawaban
1. F
2. T
3. F
4. T
5. T
H. DAFTAR PUSTAKA
33
Yurisprudensi MA Nomor 582.K/Sip/1973 tanggal 18 Desember 1975
HIR/ Reglemen Indonesia Yang Diperbaharui (RIB), (S. 1949 No. 16,
S,1941 No.44)
John Z., Loudoe, Beberapa Aspek Hukum Material Dan Hukum Acara
Dalam Praktek, Jakarta: PT Bina Aksara, 1981
Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik, Jakarta: Sinar Grafika ,
2012