Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemampuan organisme untuk mempunyai keturunan disebut
berkembang biak (reproduksi). Perkembangbiakan pada makhluk hidup
dibagi menjadi dua cara, yaitu dengan cara generatif (seksual) dan cara
vegetatif (aseksual). Perkembangbiakan secara vegetatif dibagi menjadi 2,
yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan.
Alasan penulis memilih karya tulis ilmiah ini, karena penulis ingin
mempraktikkan sendiri bagaimana cara menyetek tanaman boegenvile
serta sebagai syarat ketuntasan pelajaran biologi semester 1.
Di dalam karya tulis ilmiah ini, penulis akan memberikan informasi
tentang macam-macam perkembangbiakan Generatif dan Vegetatif. Serta
penulis juga akan memberikan contoh-contohnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses menyetek tanaman boegenvile?
1.3 Tujuan Penelitian
1.

Ingin mempraktikkan bagaimana proses menyetek tanaman


boegenville

1.4 Manfaat Penelitian


Dapat membuktikan bagaimana cara menyetek dari
perkembangbiakan vegetatif.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Perkembangbiakan Generatif (Seksual)
1

Perkembangbiakan generatif atau secara kawin adalah terbentuknya


individu baru yang didahului dengan meleburnya 2 sel kelamin (gamet).
Hal ini disebut dengan proses pembuahan. Organisme hasil
perkembangbiakan generatif memiliki sifat yang tidak sama persis dengan
induknya.
2.2 Perkembangbiakan Vegetatif (Aseksual)
Perkembangbiakan vegetatif atau tak kawin adalah terjadinya
organisme baru tanpa didahului oleh peleburan sel gamet. Dengan kata
lain, organisme baru berasal dari satu organisme. Organisme hasil
perkembangbiakan vegetatif memiliki sifat yang sama persis dengan
induknya, sehingga tidak ada variasi sifat pada organisme keturunannya.
a). Pembelahan Biner
Organisme bersel satu pada umumnya berkembang biak dengan
cara membelah diri (pembelahan biner). Contohnya amoeba, alga biru,
bakteri, dan paramecium. Setelah dewasa, tubuh organisme tersebut
membelah menjadi dua dan masing-masing akan tumbuh menjadi
organisme baru.
b). Tunas
Pisang berkembang biak dengan anakan yang tumbuh tidak jauh
dari induknya. Anakan pisang ini merupakan tunas pisang. Bonggol
pisang sebenarnya adalah batang didalam tanah yang mempunyai calon
atau bakal tunas. Anakan pisang berasal dari bakal tunas pada bonggol
pisang.
Salah satu contoh hewan yang berkembang biak dengan tunas
adalah Hydra.
c). Spora
Contoh organisme yang berkembang biak dengan spora adalah
cendawan, tumbuhan paku, dan kapang Rhizopus.
2

Pada tumbuhan paku, spora hanya terdapat disebelah bawah daun


yang subur (daun fertil). Daun yang tidak menghasilkan spora disebut
daun steril (mandul). Spora yang jatuh ditempat berair atu lembab akan
tumbuh menjadi protalium yang selanjutnya menjadi tumbuhan paku.
d). Fragmentasi
Fragmentasi berasal dari kata Fragmen yang artinya bagian. Pada
fragmentasi, individu baru terbentuk dari bagian tubuh induknya, yang
terbagi-bagi baik secara sengaja atau tidak. Contohnya, cacing Planaria
(cacing pipih yang hidup di air tawar).
Jika tubuh cacing planaria sudah dewasa, cacing akan terbagi
menjadi beberapa bagian. Setiap bagian kemudian tumbuh dan
berkembang sehingga terbentuk individu baru yang utuh (lengkap).
2.3 Perkembangbiakan Generatif Pada Tumbuhan Biji
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan diawali dengan
penyerbukan (polinasi) yang diikuti dengan pembuahan (fertilisasi).
Perkembangbiakan ini melibatkan penyatuan gamet jantan dan betina.
Gamet pada tumbuhan dihasilkan pada organ bunga. Jadi, bunga
merupakan alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan berbiji.
Alat perkembangbiakan generatif
a). Alat kelamin betina (putik)
b). Alat kelamin jantan (benang sari)
c). Bunga lengkap dan tidak lengkap
d). Bunga sempurna dan tidak sempurna
Penyerbukan pada tumbuhan biji
Peristiwa jatuhnya serbuk sari dikepala putik disebut
penyerbukan atau persarian. Serbuk sari dapat berasal dari bunga
3

lain, bahkan berasal dari tumbuhan berbeda. Ditinjau dari asal serbuk
sari, penyerbukan dibagi menjadi 3, yaitu :
a). Penyerbukan sendiri (autogami), terjadi jika serbuk sari dan
putik berasal dari satu bunga.
b). Geitonogami, terjadi jika serbuk sari dan putik berasal dari
bunga lain.
c). Penyerbukan silang (alogami), terjadi jika serbuk sari dan putik
masing-masing berasal dari tanaman lain.
Sedangkan ditinjau dari jenis perantaranya, penyerbukan dibagi
menjadi 4, yaitu :
a). Penyerbukan oleh angin
b). Penyerbukan oleh hewan
c). Penyerbukan oleh air
d). Penyerbukan oleh manusia
Proses pembuahan pada tumbuhan biji
Tahap-tahap pembuahan:
1. Setelah penyerbukan, kepala putik menghasilkan cairan
bergula untuk memberi makan serbuk sari yang melekat.
2. Dari butir serbuk sari akan tumbuh pembuluh panjang yang
disebut tabung serbuk sari.
3. Tabung serbuk sari menuju ke inti sel telur didalam bakal
biji. Dan didalam tabung serbuk sari ada 3 inti sperma.
4. Satu inti sperma mengatur pertumbuhan tabung serbuk sari.
Satu inti sperma lainnya membuahi inti sel telur lalu
membentuk zigot dan berkembang menjadi embrio.

Sedangkan satu inti sperma lagi melebur dengan dua inti


polar membentuk endosperma, yaitu tempat cadangan
makanan bagi embrio.
5. Setelah pembuahan terjadi, benang sari, mahkota, dan
kelopak bunga akan layu dan gugur. Bakal biji berkembang
menjadi bii yang dilindungi oleh bakal buah.
2.4 Perkembangbiakan Vegetatif Pada Tumbuhan
Perkembangbiakan vegetatif adalah secara tak kawin atau aseksual.
Disebut perkembangbiakan aseksual karena pada perkembangbiakan
vegetatif ini tidak membutuhkan adanya proses perkawinan/penyerbukan
dan pembuahan yang memerlukan pertemuan antara sel kelamin jantan
dan sel kelamin betina untuk menciptakan individu baru.
Perkembangbiakan vegetatif di sebut juga reproduksi vegetatif dan hanya
dapat terjadi pada tumbuhan tertentu dan hewan tingkat rendah.
Saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, perkembangbiakan
vegetatif sudah dapat di lakukan pada hewan tingkat tinggi dan juga pada
manusia melalui suatu prosedur yang disebut dengan istilah kloning atau
pembuatan klon. Kloning adalah salah satu contoh proses
perkembangbiakan vegetatif buatan. Klon sebenarnya adalah salinan
penuh dari suatu individu. Kloning adalah tindakan menggandakan atau
mendapatkan keturunan dengan cara mengambil sel dari induk untuk di
proses sedemikian rupa sehingga didapat keturunan yang mempunyai
susunan (jumlah dan gen) yang sama dan kemungkinan besar mempunyai
fenotip yang sama dengan induknya.
Perkembangbiakan secara vegetatif hanya terjadi pada tumbuhan dan
hewan tingkat rendah. Perkembangbiakan ini dibagi menjadi :
1. Reproduksi vegetatif alami, adalah reproduksi aseksual yang
terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia. Sehingga
dapat terjadi dengan sendirinya.
5

2. Sedangkan Reproduksi vegetatif buatan merupakan proses


perkembangbiakan aseksual dengan bantuan manusia. Berikut
adalah macam-macam cara perkembangbiakan vegetatif secara
alami dan buatan.
Macam-macam cara dan contoh perkembangbiakan vegetatif alami pada
tumbuhan
1. Tunas. Contoh: pisang, bambu, tebu
2. Tunas adventif. Contoh: cocor bebek (pada daun), cemara (pada akar)
3.

Umbi batang. Contoh: bengkuang, kentang, dan ubi jalar

4.

Umbi lapis. Contoh: bawang merah dan bawang putih

5.

Umbi akar. Contoh: wortel dan lobak

6.

Geragih atau stolon. Contoh: strawberri dan rumput teki

7.

Rizoma atau akar tinggal. Contoh: jahe dan kunyit

Macam-macam cara perkembangbiakan vegetatif buatan pada tumbuhan


1.

Mencangkok.
Caranya: buanglah kulit cabang pada bagian yang akan dicangkok.
Tujuannya adalah agar pengangkutan dari dahan tersebut kebagian
lain terputus. Lalu buang kambium pada batang agar terbentuk kulit
baru dan cangkokan berhasil.
Cagkokan dibuat pada cabang batang yang tidak terlalu besar, kirakira bergaris tengah 2,5 cm. Tidak jauh dari pangkal dahan, kulit
batang dibuang menurut lingkaran batang sepanjang kira-kira 10 cm.
Kambium dikikis dan dibersihkan. Setelah terasa tidak licin, bagian
kayu yang terbuka ditutup dengan tanah lembap. Kemudian, tanah
lembap itu dibungkus dengan sabut kelapa atau plastik lalu diikat
dikedua ujungnya.
Biasanya tanaman yang dicangkok adalah mangga, jambu, dan
belimbing.
6

2.

Merunduk
Perkembangbiakan dengan merunduk bisa dilakukan pada tanaman
alamanda, melati, dan apel. Tumbuhan ini umumnya mempunyai
ranting yang panjang dan kecil. Jika ranting tersebut dibengkokkan
kedalam tanah dengan ujung tersembul dipermukaan, dibagian yang
tertimbun tanah akan tumbuh akar. Setelah akar itu kuat, batang yang
menghubungkan dengan induknya dapat dipotong.

3.

Setek
Setek bisa dilakukan pada tumbuhan berbunga, misalnya mawar,
melati, boegenvile, kamboja, dll. Untuk membuat setek, dahan atau
ranting yang sudah dewasa dipotong. Potongan dahan tersebut
kemudian ditancapkan ke tanah yang cukup gembur. Setelah beberapa
hari, potongan batang tersebut berakar sehingga menjdi tumbuhan
baru. Cara ini disebut setek batang.

4. Okulasi atau menempel


Okulasi adalah menempelkan mata tunas dari dua tanaman yang
sejenis, tetapi berbeda sifat misalnya mangga manalagi dengan
mangga gadung. Pada dasarnya tujuan okulasi atau menempel sama
dengan tujuan menyambung, yaitu menggabungkan sifat-sifat unggul
dari dua tanaman sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki
gabungan sifat unggul.
5. Menyambung atau mengenten
Menyambung atau mengenten adalah menggabungkan batang
bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis. Tujuannya adalah
menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman sehingga
diperoleh satu tanaman yang memiliki gabungan sifat unggul.

Cara perkembangbiakan vegetatif buatan ini banyak digunakan,


karena memiliki banyak kelebihan dari pada perkembangbiakan tumbuhan
secara generatif atau kawin. Kelebihan cara perkembangbiakan
vegetatif adalah:

Akan diperoleh individu baru dengan waktu yang lebih singkat

Akan diperoleh individu baru yang sama persis seperti induknya

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah penulis, desa petahunan kecamatan
sumbersuko.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu pada bulan November 2014
minggu ke-1.
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
Tabel 1 Alat-alat penelitian.

NO.

Nama Alat

Jumlah

1.

Gayung

1 buah

2.

Pot plastik bekas

1 buah

3.

golok

1 buah

4.

sendok besar

1 buah

b. Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
Tabel 2 Bahan penelitian.

NO.
1.

Nama Bahan
Tanah gembur yang dicampur dengan
pupuk kompos

2.

Dahan atau ranting tanaman boegenvile


yang sudah dipotong

Jumlah
pot plastik

3 potong

3.3 Langkah-langkah Penelitian


1. Menyiapkan alat, diantaranya: Gayung, pot plastik bekas, golok, dan
sendok besar.
2. Menyiapkan tanah yang gembur dan dicampur dengan pupuk kompos
menggunakan sendok besar.
3. Menentukan tanaman boegenvile yang akan disetek.
4. Potong dahan atau ranting tanaman boegenvile tersebut dengan golok
kira-kira dengan tinggi 30 cm.
5. Tancapkan potongan tersebut kedalam pot yang telah berisi tanah
gembur tadi.
6. Lalu rawat dan siram menggunakan gayung setiap hari dengan teratur.
7. Tunggu sampai 2 minggu.
8. Setelah dua minggu, tanaman boegenvile tersebut akan tumbuh tunas,
daun, dan akar.
3.4 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan menyetek tanaman boegenvile, dapat
diketahui bahwa tanaman yang telah ditanam dengan cara setek tersebut
telah tumbuh tunas, daun, dan akar. Oleh karena itu, berarti tanaman
tersebut telah tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
LAMPIRAN
4.1 Gambar Alat dan Bahan

1.

4.2 Gambar Proses Menyetek Tanaman Boegenvile

10

DAFTAR PUSTAKA

Sumarwan, Sumartini, dan Kusmayadi. 2012. Bilingual Science Biology For


Junior High School Grade IX. Jakarta: Erlangga.
Harwati, Tati. Perkembangbiakan Tumbuhan Vegetatif dan Generatif.
http://www.kumpulantugasekol.blogspot.com, diakses pada 24 november 2014.

11

Anda mungkin juga menyukai