PRODUKSI BENIH
Oleh:
GOLONGAN/KELOMPOK
C/5b
2.1 Alat
1. Timbangan analitik
2. Pinset
3. ATK
4. Lembar pengamatan
5. Cutter
2.2 Bahan
1. Benih kedelai, jagung, kacang hijau, dan kangkung
2. Benih kakao dan benih nangka
3. Benih kedelai dan benih kacang panjang
4. Kertas label
2.3 Metode
2.3.1 Sortasi
1. Siapkan benih yang akan dilakukan uji kemurnian benihnya.
2. Timbang benih tersebut, kemudian hamparkan.
3. Pisahkan antara benih murni (BM), benih tanaman lain (BTL), dan kotoran
benih (KB).
4. Timbang masing-masing benoh murni, benih tanaman lain, dan kotoran
benih yang ditemukan kemudian hitung presentasenya.
5. Deskripsikan ciri fisik dari masing-masing benih murni (BM), benih
tanaman lai (BTL), dan kotoran benih (KB).
2.3.2 Pengenalan benih ortodoks dan rekalsitran
1. Siapkan benih ortodoks dan rekalsitran yang akan dilakukan uji
fisiologisnya.
2. Pisahkan benih ortodoks dan rekalsitran yang tercampur.
3. Identifikasi fisiologi benih ortodoks dan rekalsitran.
4. Gambar hasil identifikasi benih ortodoks dan rekalsitran.
3.1 Hasil
3.1.1 Hasil Pengamatan Sortasi Benih
Benih yang diamati memiliki ciri yang berbeda, yang terbagi menjadi dua
yaitu benih ortodoks dan benih rekalsitran. Benih yang termasuk dalam benih
ortodoks antara lain jagung dan kedelai. Ciri khusus dari biji jenis ini antara lain
benih berukuran kecil, memiliki kadar air dibawah 20%, toleran terhadap suhu
rendah dan beku, periode penyimpanan lama, tidak mudah berkecambah saat
penyimpanan, dan tidak mudah terkontaminasi mikroorganisme. Benih rekalsitran
yang diamati pada praktikum ini yaitu benih nangka dan kakao dengan ciri khusus
benih berukuran besar, memiliki kadar air tinggi (36-90%), mudah berkecambah
saat penyimpanan, periode penyimpanan singkat, tidak bisa disimpan dalam kadar
air rendah. Pada hasil pengamatan benih ortodoks dan rekalsitran terdapat
perbedaan warna kotiledon pada setiap biji yang diamati, pada biji jagung
kotiledonnya berwarna oren, pada kedelai putih kekuningan, pada kakao berwarna
coklat keunguan, dan pada nangka berwarna putih.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Sortasi Benih
Benih merupakan suatu unit perbanyakan tanaman yang diharuskan
memiliki kualitas yang baik, karena kegunaannya sebagai bahan tanam. Benih
adalah bakal biji yang dibuahi secara struktural yang kemudian digunakan untuk
pertanaman sebagai sarana untuk mencapai produksi yang maksimum. Benih
untuk bahan tanam diperlukan mempertahankan kemurniannya untuk menjaga
dari adanya kemunduran pada kualitas. Produksi maksimum memerlukan benih
Laporan Praktikum Teknologi dan Produksi Benih
berkualitas baik yang dalam penggunaannya dibutuhkan adanya sortasi. Sortasi
merupakan kegiatan memilah – milah benih dilakukan dengan pembersihan dari
kotoran dan benih tanaman lain (Ningsih dkk., 2015). Tujuan lain sortasi benih
adalah untuk pemilihan benih yang sudah rusak ataupun busuk dan membuangnya
karena dapat mejadi jalan masuknya hama atau cendawan yang dapat
mengakibatkan kemurnian benih menurun.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada sortasi benih,
yaitu benih jagung, benih kedelai, dan benih kacang hijau dapat dibedakan antara
benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih. Pada benih jagung pertama
dapat diketahui bahwa presentase berat benih murni yaitu 68% dari berat benih
total. Pada benih jagung kedua diperoleh presentase berat benih murni 65,58%
dari benih total. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa benih murni tanaman
jagung mempunyai kualitas dan mutu fisik yang baik karena salah satu tujuan dari
sortasi pada benih yaitu untuk mendapatkan benih yang mempunyai kualitas dan
viabilitas yang baik (Yuniarti dkk., 2015). Sortasi pada benih juga memiliki tujuan
menghindari benih dari kontaminasi patogen yang berasal dari benih lain yang
terinfeksi dan sisa – sisa tanaman seperti kotoran yang terbawa benih. Sortasi
benih juga dapat meningkatkan nilai jual suatu benih, semakin terbebas dari
kotoran benih berat benih murni semakin besar dan nilai jual akan semakin tinggi.
Pada benih kedelai pertama perentase benih murni dan benih tanaman lain
terdapat selisih yang tidak terlalu jauh. Tingginya persentase benih tanaman lain
dapat menurunkan kemurnian benih. Benih tanaman juga dapat membawa sisa-
sisa panen atau kotoran benih sehingga ada kemungkinan benih terkontaminasi
oleh patogen yang terbawa oleh kotoran benih. Benih kedelai pertama memiliki
presentase 41,4% benih murni, sedangkan benih tanaman lain memiliki presentase
38%. Pada benih kedelai kedua benih murni mempunyai presentase yang cukup
tinggi yaitu 57,97%. Tingginya presentase benih murni menandakan bahwa
kemurnian pada benih tersebut cukup tinggi.
Pada benih kacang hijau presentase benih murninya adalah 53,85% yang
juga menandakan bahwa benih tersebut mempunyai kemurnian benih yang cukup
tinggi serta benih tersebut dapat dikatakan mempunyai kualitas yang baik. Sortasi
Laporan Praktikum Teknologi dan Produksi Benih
benih tidaknya hanya memisahkan antara benih murni, benih tanaman lain dan
kotoran benih tetapi sortasi juga dilakukan dengan memisahkan benih yang rusak
karena hama atau patogen dan benih yang tidak berisi (Ningsih dkk., 2015).
Ada beberapa teknik dalam sortasi benih yaitu dengan manual atau
menggunakan mesin. Sortasi benih yang dilakukan yaitu secara manual dapat
memilah atau menyeleksi benih secara kasat mata dengan mengamati sifat fisik
benih sehingga dapat terlihat benih murni, benih tanaman lain, kotoran benih dan
benih yang rusak. Sortasi benih yang dilakukan untuk menentukan benih yang
berisi, setengah berisi dan tidak berisi dapat menggunkan perendaman air yang
telah dicampur dengan garam sehingga dapat diketahui benih mengapung yang
berarti benih tersebut tidak berisi atau setengah berisi. Benih yang belum cukup
matang dan terisi endosperma merupakan bnih terpilih dan memiliki kualitas baik
(Bashar dkk., 2014). Pemberian garam terlalu berlebihan dapat merusak benih
sehingga dosis pemberian garam harus disesuaikan. Tekhnik sortasi benih dapat
dilakukan dengan menggunakan ayakan sehingga benih yang berukuran besar dan
berukuran kecil dapat dipisahkan sehingga akan mendapatkan benih yang
mempunyai cadangan makanan yang cukup. Tekhnik sortasi benih yang biasanya
dilakukan oleh perusahaan benih yaitu menggunkan mesin sehingga menyeleksi
benih dengan mudah dan dengan membutuhkan waktu yang tidak lama.
3.2.1 Benih Ortodoks dan Benih Rekalsitran
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan bahwa terdapat perbedaan secara
fisik dan bagian dalam antara benih ortodoks dan rekalsitran. Benih rekalsitran
mempunyai ukuran benih yang lebih besar jika dibandingkan dengan benih
ortodoks karena benih rekalsitran mempunyai kadar air yang cukup tinggi
sehingga benih rekalsitran mempunyai ukuran yang lebih besar. Benih ortodoks
bersifat lebih keras dibandingkan dengan benih reklasitran karena benih ortodoks
mempunyai kadar air yang cukup rendah yaitu bisa dibawah 20% sehingga benih
ortodoks sangat keras saat dibelah. Hal tersebut menyebabkan benih ortodoks
tidak mudah rusak dan bisa disimpan dalam waktu yang cukup lama seddangkan
benih rekalsitran mudah rusak serta tidak dapat disimpan pada waktu yang lama.
Benih rekalsitran akan terjadi penurunan vigor dan viabilitas apabila kadar air
Laporan Praktikum Teknologi dan Produksi Benih
yang terkandung dalam benih berkurang sehingga dibutuhkan kondisi serta suhu
yang optimum pada saat penyimpanan benih rekalsitran sehingga tidak terjadi
penurunan vigor dan viabilitas (Yuniarti dkk., 2016).
Benih rekalsitran mempunyai kadar air yang tinggi sehingga mudah
berkecambah saat penyimpanan sehingga benih rekalsitran tidak dapat disimpan
dalam waktu yang lama. Pengeringan benih rekalsitran tidak dapat dilakukan
dengan suhu yang terlalu tinggi dan penurunan kadar air juga akan mempengaruhi
vigor dan viabilitas dari benih tersebut (Suita dan Syamsuwida, 2016)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bahwa benih nangka dan benih
kakao merupakan benih rekalsitran karena benih tersebut mengandung kadar air
yang cukup tinggi, berukuran besar dan bersifat lunak sehingga mudah dibelah.
Benih ortodoks dapat dikakukan pengeringan meskipun kadar air dibawah 20%
serta tidak akan mempengaruhi vigor dan viabilitasnya sehingga benih ortodoks
dapat disimpan dalam waktu yang lama serta tidak menurunkan kualitas dari
benih tersebut. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bahwa benih
kedelai dan benih jagung merupakan benih ortodoks karena benih tersebut
berukuran kecil, mempunyai kadar air yang rendah dan bersifat keras sehingga
sulit saat dilakukan pembelahan.
1. Hasil sortasi yang didapatkan yaitu paling besar presentasenya yaitu benih
murni, hal ini menandakan benih yang di sortasi memiliki kemurnian benih
sedang sampai tinggi.
2. Benih tanaman lain ditemukan terbanyak pada benih kacang hijau yaitu sebesar
43,76%.
3. Kotoran benih paling banyal terdapat pada benih kedelai yitu sebesar 20,3%
pada kelompok 2 dan 12,48% pada kelompok 4.
4. Benih ortodoks memiliki ciri-ciri ukuran yang relatif kecil, kadar air minim dan
dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama.
5. Benih rekalsitran memiliki ciri-ciri ukuran yang relatif besar jika dibanding
benih ortodoks, kadar air tinggi dan mudah berkecambah saat penyimpanan
dalam waktu yang lama.
Dussert, S., Serret, J., Siquera, A. B., Morcillo, F., Dechamp, E., Rofidal, V.,
Lashermes, P., Etienne, H., and Joet, T. 2018. Integrative analysis of the
late maturation programme and desiccation tolerance mechanisms in
intermediate coffee seed. Journal of Experimental Botany, 69(7): 1583–
1597.
Ningsih, M. K., Biantary, M. P., dan Jumani. 2015. Uji Mutu Fisik dan Fisiologis
Benih Pohon Penghasil Gaharu (Aquilaria Microcarpa Baill.) Berdasarkan
Fenotipe Pohon Induk di Khdtk Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara.
Agrifor, 14(2): 221-238.
Ningsih, M.K., M.P. Biantary, dan Jumani. 2015. Uji Mutu Fisik dan Fisiologis Benih
Pohon Penghasil Gaharu (Aquilaria microcarpa Baill.) Berdasarkan Fenotipe
Pohon Induk di KHDTK Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Agrifor, 14(2):
221-240.
Rahmianna, A. A., Purnomo, J., dan Harnowo, D. 2015. Pemanfaatan Biji Keriput
Kacang Tanah sebagai Benih. Iptek Tanaman Pangan, 10(2): 57-67.
Sudrajat, D. J., Yuniarti, N., Nurhasybi, Syamsuwida, D., Danu, Pramono, A. A.,
dan Putri, K. P. 2017. Bunga Rampai Karakteristik dan Prinsip
Penanganan Benih Tanaman Hutan Berwatak Intermediet dan Rekalsitran.
Bogor: IPB Press.
Yuniarti, N. 2016. Penentuan Metode Ekstraksi Dan Sortasi Terbaik Untuk Benih
Mangium (Acacia mangium). Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 2(1): 32-
36.
Yuniarti, N., Nurhasybi, dan Darwo. 2016. Karakteristik Benih Kayu Bawang
(Azadirachta excelsa (Jack) Jacobs) Berdsarkan Tingkat Pengeringan dan
Ruang Penyimpanan. Penelitian Hutan Tanaman, 13(2): 105-112.
KELOMPOK 1 (JAGUNG)
KELOMPOK 2 (KEDELAI)
KELOMPOK 5 (JAGUNG)
Kedelai Nangka